Surat Al-Kahfi Ayat 35
وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ قَالَ مَآ أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَٰذِهِۦٓ أَبَدًا
Arab-Latin: Wa dakhala jannatahụ wa huwa ẓālimul linafsih, qāla mā aẓunnu an tabīda hāżihī abadā
Artinya: Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Kahfi Ayat 35
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Kahfi Ayat 35 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan berharga dari ayat ini. Didapati berbagai penafsiran dari banyak ahli tafsir berkaitan isi surat Al-Kahfi ayat 35, misalnya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
35-36. Dan dia memasuki kebunnya, sedang dia berbuat zhalim kepada dirinya dengan kekafiran terhadap kebangkitan makhluk pasca kematiannya dan keragu-raguannya terhadap kedatangan hari kiamat. Buah-buah di kebun mencengangkan dirinya. Dan dia pun berkomentar, ”aku tidak yakin kebun ini akan binasa sepanjang hidupku. Dan aku tidak yakin bahwa sesungguhnya hari kiamat akan terjadi. Bila memang akan terjadi (sebagaimana yang engkau sangkakan wahai orang mukmin) dan aku akan dikembalikan kepada tuhanku, pasti aku akan mendapatkan di sisiNya tempat kembali dan tempat berpulang yang lebih baik daripada kebun ini, karena kemuliaaan diriku dan kedudukanku di sisiNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
35-36. Orang yang angkuh itu kemudian memasuki kebunnya dalam keadaan menzalimi diri sendiri dengan kekafirannya, dia berkata: “Aku yakin kebun ini tidak akan rusak selamanya, dan aku yakin hari kiamat tidak akan terjadi. Dan sungguh jikalau aku kembali kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat balasan yang paling baik dari-Nya.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
35. Lalu orang kafir itu memasuki kebunnya bersama orang mukmin untuk memperlihatkan kebunnya padanya, sementara dia menzalimi dirinya sendiri dengan kekafiran dan keangkuhannya. Orang kafir itu berkata, "Aku kira kebun yang engkau lihat ini tidak akan binasa, karena aku selalu memeliharanya agar langgeng.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
35. وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ (Dan dia memasuki kebunnya)
Para ahli tafsir mengatakan bahwa pemilik kebun ini menarik tangan saudaranya yang beriman untuk diajak masuk kebunnya dan berkeliling di dalamnya serta memperlihatkan segala hal menakjubkan yang ada di kebun itu.
وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ (sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri)
Sengan kekafiran dan kecongkakannya.
قَالَ مَآ أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هٰذِهِۦٓ أَبَدًا(ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya)
Yakni pemilik kebun yang kafir ini karena tinggi angan dan lalai dari rasa syukur ia mengatakan “aku yakin kebun yang kamu saksikan ini tidak akan binasa.”
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Firman Allah tentang seorang pemilik dua kebun : { وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ } disebutkan dengan ifrod padahal diketahui ia memiliki dua kebun, karena ayat ini tidak menjelaskan ketika pemilik kebun itu memasuki kedua kebunya secara bersamaan, dan itu tidak mungkin, namun Imam az-Zamakhsari memiliki jawaban lain namun dibantah oleh asy-Syanqithi.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
35. Dia (si kaya lagi kafir) memasuki kebunnya dengan Zhalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, karena di dunia dia lenyap
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Dia memasuki kebunnya dengan menzalimi diri sendiri} membahayakan diri sendiri dengan keangkuhan dan kekufurannya {Dia berkata,“Aku mengira bahwa kebun ini tidak akan binasa} kebun ini tidak hilang {selama-lamanya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
35-36. Lalu rasa bangga di hadapan temannya itu tidak cukup sampai di situ, sampai akhirnya dia menetapkan dengan kejahilan dan kebodohannya dan menyangka tatkala masuk ke dalam kebunnya “Ia berkata, ‘Aku kira kebun ini tidak akan binasa’ ,” yaitu terputus dan sirna “selama-lamanya.” Dia merasa tenang dan ridha dengan dunia serta mengingkari Hari Kebangkitan.
Dia berkata, “Dan aku tidak mengira Hari KIamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembaikan kepada Rabbku,” sebagai prediksinya “pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu,” maksudnya Dia akan memberikan kepadaku yang lebih baik daripada kedua kebun ini! Perkataan ini tidak lepas dari dua perkara, boleh jadi dia mengetahui kepastian keadaan , jadi perkataannya ini ditujukan untuk mengejek dan mengolok-olok, sehingga menjadi bentuk tambahan kekufuran kepada kekufuran (sebelumnya), atau perkataannya itu adalah benar-benar prasangka murni terhadap sebuah kepastian.
Maka, jadilah dia orang yang paling bodoh, lagi pincang akalnya. Apakah terdapat korelasi antara kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat, hingga dia menyangka dengan kebodohannya, barangsiapa diberi kenikmatan di dunia, pasti akan diberi kenikmatan pula di akhirat?! Bahkan pada umumnya, Allah menjauhkan dunia dari wali-wali dan orang-orang pilihanNya, lalu memudahkannya bagi musuh-musuhNYa yang tidak memiliki apa-apa di akhirat.
Secara tekstual, dia mengetahui kepastian keadaan. Akan tetapi, dia mengatakan perkataan ini dalam rangka melontarkan ejekan dan olokan dengan dalil Firman Allah, “Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zhalim terhadap dirinya sendiri.” Penetapan bahwa dia bersifat zhalim ketika memasukinya, yang kemudian muncul ucapannya yang telah terjadi itu, menunjukkan kesombongan dan kecongkakannya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 32-36
Allah berfirman sesudah menyebutkan tentang orang-orang musyrik yang sombong dari duduk dengan orang-orang yang lemah dan miskin dari kalangan orang-orang muslim. Mereka angkuh dengan harta dan kedudukan mereka, jadi Allah membuat perumpamaan dengan menggambarkan kedua golongan tersebut dengan dua orang laki-laki. Salah seorang di antaranya diberi Allah dua buah kebun, yaitu kebun anggur yang dikelilingi dengan pohon-pohon kurma, dan di antara keduanya terdapat ladang. Masing-masing pohon dan tanaman itu menghasilkan buah yang sangat baik, Oleh karena itu Allah berfirman: (Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya) yaitu, menghasilkan buah (dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikit pun) yaitu hasilnya tidak berkurang sedikit pun (dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu) yaitu sungai-sungai mengalir bercabang-cabang di sini dan di sana (dan dia mempunyai kekayaan besar) Dikatakan bahwa yang dimaksud adalah harta. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah.
Dikatakan bahwa buah-buahan adalah makna yang lebih tampak di sini, dan diperkuat dengan bacaan lainnya (wa kaana lahu tsumrun) dengan didhammah huruf tsa’nya dan disukun huruf mimnya, bentuk jamak dari dati “tsamratun”, seperti kata “khasybatun” dan jamaknya “khasybun”. dan lainnya membaca (tsamaru) dengan difathah huruf tsa’nya dan mimnya. maka pemilik dua kebun ini berkata kepada yang lainnya (maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengan dia) yaitu mendebat, memusuhi, angkuh dan sombong (Hartaku lebih banyak daripada hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat) yaitu pembantu, pelayan dan anakku lebih banyak darimu. Qatadah berkata, "Demi Allah, hal seperti itu yang dicita-citakan orang yang durhaka, berupa harta yang banyak dan pengikut-pengikut yang kuat"
Firman Allah: (Dan dia memasuki kebunnya, sedangkan dia zalim terhadap dirinya sendiri) yaitu dengan kekafiran, pembangkangan, kesombongan, dan keingkarannya terhadap hari kiamat ("Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya”) teperdaya ketika melihat kesuburan tanaman, buah-buahan, dan pepohonannya; dan sungai-sungai yang mengalir di antara kebun-kebunnya itu, dan dia menduga bahwa kebun-kebun itu tidak akan lenyap, habis, rusak, dan binasa. Demikian itu karena kedangkalan akal, dan kelemahan keyakinannya kepada Allah, serta kekagumannya dengan kehidupan dan perhiasan dunia, serta keingkarannya terhadap akhirat. Oleh karena itu dia berkata: (dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang) yaitu, akan terjadi (dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu) yaitu seandainya hari kembali itu ada dan semuanya dikembalikan kepada Allah, maka aku di sana mendapat bagian yang lebih baik daripada yang ada di sisi Tuhanku. Seandainya tidak ada kemuliaan bagiku di sisiNya, maka Dia tidak akan memberiku semua ini. Sebagaimana Allah berfirman di ayat lain: (Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisiNya) (Surah Fushshilat: 50)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Kahfi ayat 35: Mengajak kawannya mengelilingi kebunnya untuk memperlihatkan buah-buahannya.
Yaitu dengan keangkuhan dan kekafirannya.
Ia merasa tenteram dengan dunia ini, merasa ridha terhadapnya, dan sampai mengingkari adanya kebangkitan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Kahfi Ayat 35
Dan dia memasuki salah satu dari dua kebunnya mengajak temannya yang mukmin untuk melihat sambil membanggakan kekayaannya sedang ia zalim terhadap dirinya sendiri karena keangkuhan dan kekufurannya atas nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya; ia berkata kepada temannya dengan penuh keangkuhan, aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, ia terus membuahkan hasilnya sepanjang masa tidak putus-putusnya, dan aku tidak mengira bahwa hari kiamat itu akan datang dan tidak percaya kepada kebangkitan, dan sekiranya hari kiamat dan kebangkitan itu benar-benar datang seperti yang engkau katakan, lalu aku dikembalikan kepada tuhanku pada hari kebangkitan, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada ini, yakni lebih baik daripada keadaanku di dunia pada saat ini.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penjabaran dari berbagai mufassirin berkaitan makna dan arti surat Al-Kahfi ayat 35 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi ummat. Bantu usaha kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.