Surat An-Nahl Ayat 127
وَٱصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِى ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ
Arab-Latin: Waṣbir wa mā ṣabruka illā billāhi wa lā taḥzan 'alaihim wa lā taku fī ḍaiqim mimmā yamkurụn
Artinya: Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Terkait Surat An-Nahl Ayat 127
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nahl Ayat 127 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran berharga dari ayat ini. Ditemukan berbagai penjabaran dari beragam mufassir berkaitan kandungan surat An-Nahl ayat 127, di antaranya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan besabarlah kamu (wahai rasul), terhadap gangguan yang menimpamu di jalan Allah sampai datang kepadamu jalan keluar. Dan tidaklah kesabaranmu melainkan dengan pertolongan Allah yang menolongmu untuk tetap bersabar dan meneguhkan(hati) mu, dan janganlah kamu bersedih menghadapi orang yang menentangmu dan tidak menyambut dakwahmu, dan janganlah kamu berduka terhadap makar dan tipu daya mereka. Sesunggguhnya tindakan mereka itu akan berbalik kepada mereka dengan keburukan dan kejelekan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
127. Bersabarlah -wahai Rasul- atas apa yang menimpamu berupa gangguan mereka, pertolongan untuk sabar yang kamu dapatkan hanya karena taufik dari Allah kepadamu, maka jangan bersedih karena orang-orang kafir berpaling darimu, jangan sempit dada karena ulah mereka berupa tipu daya dan makar.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
127. وَاصْبِرْ (Bersabarlah)
Atas segala yang ditimpakan kepadamu yang bertujuan untuk menyakitimu.
وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللهِ ۚ( dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah)
Yakni dengan taufik dan peneguhan dari Allah.
وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ(dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka)
Yakni terhadap orang-orang kafir yang berpaling darimu.
وَلَا تَكُ فِى ضَيْقٍ (dan janganlah kamu bersempit dada)
Yakni janganlah merasa sempit dadamu.
مِّمَّا يَمْكُرُونَ (terhadap apa yang mereka tipu dayakan)
Tipu daya yang diarahkan kepadamu di masa mendatang.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
{ وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ } "Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah" mintalah dengan sabarmu pertolongan kepada Allah, dan keridhoan terhadap semua taqdir yang ditetapkan oleh-Nya, dan selalu menunggu kelapangan dari-Nya, dan mengharap balasan hanya dari-Nya saja: { إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ } "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" [ az-Zumar : 10 ] .
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
127. Wahai Nabi, bersabarlah atas penderitaan di jalan dakwahmu. Dan kesabaranmu itu tidak lain karena pertolongan dan penguatan Allah. Janganlah bersedih atas penolakan orang kafir terhadap dakwahmu. Dan jangan sampai hatimu ciut karena tipu daya mereka terhadapmu. Sesungguhnya Allah menolongmu atas mereka
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Bersabarlah dan kesabaranmu itu semata-mata dengan (pertolongan) Allah} dengan pertolongan dan bantuan Allah {dan janganlah bersedih terhadap mereka, dan janganlah} dan janganlah {bersempit hati} berduka {terhadap tipu daya yang mereka rencanakan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
127-128. kemudian Allah memerintahkan RosulNya untuk bersabar ketika mendakwahi umat manusia menuju Alah dan meminta pertolongan kepadaNya dalam menjalankannya, serta tidak bersandar pada diri sendiri semata. Allah berfirman “bersabarlah (hai Muhammad dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah,” Allah-lah yang menolong dan meneguhkanmu “dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka” jika engkau telah menyeru mereka, namun tidak melihat gejala sambutan terhadap dakwahmu. Maka sesungguhnya kesedihan sama sekali tidak berguna bagimu. “dan janganlah kamu bersempit dada: maksudnya kegetiran dan ketidaknyamanan “terhadap apa yang mereka tipudayakan”, karena susungguhnya perbuatan makar mereka hanya berbalik kepada mereka.
Engkau sendiri termasuk orang-orang yang bertaqwa lagi berbuat baik. Allah bersama orang-orang yang bertakwa lagi berbuat baik dengan pertolongan, taufik dan bimbinganNya. Mereka itu adalah orang-orang yang menjaga diri dari kekufuran dan maksiat, dan telah berbuat baik dalam ibadah mereka kepada Allah, dengan cara menyembahNYa seolah-olah melihatNYa, lalu jika mereka tidak melihatNya, maka (mereka yakin) bahwa Allah melihat mereka, dan mereka berbuat ihsan kepada sesame dengan mencurahkan kemanfaatan bagi mereka dari semua sisi.
Kami memohon kepada Allah untuk menjadikan kita sekalian dari kalangan orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 126-128
Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dalam qisas dan seimbang dalam menunaikan kebenaran, sebagaimana Abdur Razzaq berkata dari Ats-Tsauri, dari Khalid, dari Ibnu Sirin yang berkata tentang firmanNya: (maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu) Bahwa jika seseorang di antara kalian mengambil sesuatu, maka ambillah darinya yang semisal. Demikian yang dikatakan Mujahid, Ibrahim, Hasan Al-Bashri, dan lainnya. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. '
Ibnu Zaid berkata bahwa mereka diperintahkan memaafkan sikap orang-orang musyrik. Lalu setelah masuk Islam, banyak lelaki yang mempunyai kekuatan, lalu mereka berkata,"Wahai Rasulullah, sekiranya Allah memberi izin kepada kita tentulah kami akan balas anjing-anjing itu" Maka turunlah ayat ini, yang kemudian dinasakh oleh ayat jihad.
Ayat yang mulia ini mempunyai persamaan dengan ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya hal itu mengandung bersikap adil dan dianjurkan bersikap pemurah kepada keutamaanNya sebagaimana Allah berfirman: (Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa) (Surah Asy-Syura: 40) kemudian Allah berfirman (maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. (Surah Asy-Syura: 40). dan Allah berfirman (dan luka-luka (pun) ada qisasnya) kemudian (Barang siapa yang melepaskan (hak qisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya) (Surah Al-Maidah: 45) dan di ayat ini Allah berfirman (Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian) Kemudian Allah berfirman (Tetapi jika kalian bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar)
Firman Allah SWT: (Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah) penegasan perintah untuk bersabar, dan pemberitahuan bahwa kesabaran itu tidak dapat diraih melainkan dengan kehendak, pertolongan, upaya dan kekuatan Allah. Kemudian Allah SWT berfirman: (dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka) yaitu terhadap orang-orang yang menentangmu, karena sesungguhnya Allah telah memutuskan hal itu (dan janganlah kamu bersempit dada) yaitu berduka (terhadap apa yang mereka tipu dayakan) yaitu, terhadap upaya mereka dalam memusuhimu dan memasukkan kemusyrikan terhadapmu. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang mencukupi, menolong, mendukung, menampakkan, dan memenangkanmu atas mereka.
Firman Allah: (Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (128)) yaitu bersama mereka dengan dukungan, pertolongan, bantuan, petunjuk dan upayaNya. Kebersamaan ini bersifat khusus seperti firmanNya: ((Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”) (Surah Al-Anfal: 12) Dan firman Allah kepada nabi Musa dan nabi Harun (Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat) (Surah Thaha: 46) dan sabda Nabi SAW kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam gua: (Janganlah engkau berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita) (Surah At-Taubah: 40)
Adapun kebersamaan yang umum yaitu melalui pendengaran, penglihatan, dan pengetahuan, sebagaimana firman Allah SWT: (Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) (Surah Al-Hadid: 4) dan (Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada) (Surah Al-Mujadilah: 7) dan sebagaimana Allah berfirman (Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca ayat dari Al-Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu) (Surah Yunus: 61).
Makna firman Allah: (orang-orang yang bertakwa) yaitu meninggalkan hal-hal yang diharamkan (dan orang-orang yang berbuat kebaikan) yaitu mengerjakan ketaatan. Mereka adalah orang-orang yang dijaga, dipelihara, ditolong, didukung, dan dimenangkan Allah atas musuh-musuh mereka dan orang-orang yang menentang mereka.
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata: (وَلَا تَكُ فِي ضَيۡقٖ مِّمَّا يَمۡكُرُونَ) wa laa taku fi dhaiqim mimmaa yamkuruun : jangan hiraukan makar mereka dan janganlah hatimu menjadi sempit.
Makna ayat:
Firman-Nya ta’ala “Dan bersabarlah” untuk tidak menyiksa kaum musyrikin sebagaimana yang mereka lakukan kepada pamanmu Hamzah. Allah memerintahkannya untuk bersabar, dan mengaruskannya untuk tidak membalas dan menyiksa mereka pada waktu yang sama. Firman-Nya ta’ala “dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah” dengan taufik dan bantuan-Nya, maka berdoalah kepada Rabbmu kesabaran, sebagaimana Dia telah memberikan engkau pertolongan dan kemenangan. Firman-Nya ta’ala “dan janganlah engkau bersedih hati” karena mereka tidak mendapat hidayah menuju kebenaran dan meniti jalan-Nya; Islam “dan jangan pula bersempit dada” sehingga menyakitkanmu “terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.” Untukmu, karena Allah ta’ala yang akan menjagamu dari makar dan keburukan mereka, Allah bersamamu, maka janganlah takut dan bersedih hati, karena Allah bersama orang-orang yang berbuat kebaikan, dan engkau termasuk dari mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nahl ayat 127: Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya untuk bersabar ketika mengajak manusia kepada Allah serta meminta pertolongan kepada-Nya dan tidak bersandar kepada diri.
Yakni Dialah yang membantumu untuk bersabar dan meneguhkanmu di atasnya.
Yakni jangan bersedih ketika kamu berdakwah kemudian dakwahmu ditolak.
Yakni jangan pedulikan.
Karena makar tersebut kembalinya kepada mereka. Adapun engkau, maka engkau termasuk orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan, sedangkan Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan. Bertakwa adalah dengan menjauhi kufur dan kemaksiatan, sedangkan berbuat ihsan adalah dengan beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, atau merasakan pengawasan dari-Nya. Termasuk pula berbuat ihsan kepada manusia, yaitu dengan memberikan manfaat dari berbagai sisi. Kita meminta kepada Allah agar Dia menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nahl Ayat 127
Sabar adalah sikap yang mulia, karena itu Allah memerintahkan nabi Muhammad untuk bersabar. Allah berfirman, dan bersabarlah, wahai nabi Muhammad, dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup serta penolakan orang kafir terhadap seruanmu, dan ketahuilah bahwa kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah. Dan janganlah engkau bersedih hati terhadap penolakan dan kekafiran mereka, dan jangan pula engkau bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan untuk menghalagi seruanmu. Ketahuilah bahwa sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa, yang menjaga diri dari murka-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, dan bersama orang-orang yang berbuat kebaikan kepada orang lain yang pernah berbuat buruk kepada mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beraneka penafsiran dari kalangan mufassirin terkait makna dan arti surat An-Nahl ayat 127 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi ummat. Support kemajuan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.