Surat An-Nahl Ayat 126
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا۟ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِۦ ۖ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّٰبِرِينَ
Arab-Latin: Wa in 'āqabtum fa 'āqibụ bimiṡli mā 'ụqibtum bih, wa la`in ṣabartum lahuwa khairul liṣ-ṣābirīn
Artinya: Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Tentang Surat An-Nahl Ayat 126
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nahl Ayat 126 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah penting dari ayat ini. Tersedia kumpulan penjelasan dari beragam mufassirin mengenai makna surat An-Nahl ayat 126, misalnya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan bila kalian (wahai kaum mukmimin) hendak membalas terhadap orang-orang yang bertindak zhalim kepada kalian, maka janganlah membalas melebihi apa yang mereka perbuat terhadapt kalian. Dan bila kalian mau bersabar itu benar-benar lebih baik bagi kalian di dunia dengan mendapat kemenangan, dan di akhirat dengan mendapat pahala besar.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
126-128. Hai orang-orang beriman, jika kalian bertekad untuk membalas orang yang menzalimi kalian, maka balaslah dengan balasan yang setimpal dan jangan melebihi kezaliman yang kalian terima. Namun sungguh jika kalian memaafkan dan tidak membalas maka itu lebih baik bagi kalian, sehingga dengan begitu kalian dapat meraih derajat orang-orang yang bersabar.
Hai Muhammad, Bersabarlah atas apa yang menimpamu di jalan Allah karena kamu tidak akan meraih derajat yang tinggi kecuali dengan pertolongan Allah. Dan janganlah kamu bersedih terhadap orang-orang kafir yang tidak beriman kepadamu, serta janganlah kamu gundah akibat makar dan tipu daya mereka. Sungguh Allah bersama orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dengan mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan Allah bersama orang-orang yang baik dalam perkataan dan perbuatannya melalui pertolongan dan bantuan-Nya; dan cukuplah hal itu sebagai kebanggaan dan kemenangan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
126. Bila kalian hendak menghukum perlakukan musuh kalian maka hukumlah dengan hukuman seperti yang mereka lakukan terhadap kalian tidak lebih, namun bila kalian bersabar dengan tidak membalas mereka padahal kalian mampu untuk membalasnya, maka hal itu lebih baik bagi orang-orang yang sabar di antara kalian.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
126. وَإِنْ عَاقَبْتُمْ (Dan jika kamu memberikan balasan)
Yakni jika kalian ingin membalas seseorang.
فَعَاقِبُوا۟ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِۦ ۖ( maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu)
Yakni seperti apa yang dilakkukan terhadapmu tanpa melebihkannya.
وَلَئِن صَبَرْتُمْ(Akan tetapi jika kamu bersabar)
Dan tidak mengambil hak kalian atas orang yang telah menzalimi kalian pada saat kalian mampu membalasnya.
لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِينَ(sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar)
Yakni kesabaran lebih baik bagi kalian daripada menuntut balas.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
126. Dan jika kalian menghendaki untuk memberi balasan wahai orang-orang muslim, maka balaslah dengan tindakan dan balasan buruk yang serupa. Dan jika kalian memilih sabar dan tidak membalas, maka kesabaran itu lebih baik dari pada balas dendam. Ayat ini turun ketika Hamzah mati syahid di tangan seseorang dan disiksa, lalu Nabi SAW bersabda: “Sungguh aku akan kulakukan hal serupa kepada 70 orang di antara mereka seperti yang mereka lakukan kepada Hamzah” lalu Nabi bertaubat dari janjinya dan tidak jadi balas dendam. Dan kalimat {‘Uuqibtum bihi} yaitu kalian disakiti dengan hal serupa itu. Hal ini untuk menamai penyebab menggunakan nama akibat dan hasil dari tindakan itu, seperti contoh: Langit menyirami tanaman. Maksudnya yaitu air hujan yang menyebabkan tumbuhnya tanaman.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Jika kalian membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian. Sungguh jika kalian bersabar, hal itu benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
126. Allah berfirman untuk memperbolehkan (pembalasan yang) adil dan menganjurkan sikap utama dan kebaikan, “Dan jika kamu memberikan balasan,” barangsiapa yang melancarkan perbuatan buruk kepada kalian lewat ucapan dan tindakan, “maka balaslah dengan balasan yang sama dengan apa yang dia perlakukan kepada kalian. “Akan tetapi jika kamu bersabar,” (untuk tidak melakukan) pembalasan, dan kalian memaafkan kejahatannya, “sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar,” daripada melancarkan pembalasan. Pahala di sisi Allah lebih baik bagi kalian, dan lebih baik kesudahannya, sebagaimana Firman Allah, "barang siapa yang memafkan dan berbuat islah maka pahalanya disisi Allah" (Asy-Syura :40).
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 126-128
Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dalam qisas dan seimbang dalam menunaikan kebenaran, sebagaimana Abdur Razzaq berkata dari Ats-Tsauri, dari Khalid, dari Ibnu Sirin yang berkata tentang firmanNya: (maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu) Bahwa jika seseorang di antara kalian mengambil sesuatu, maka ambillah darinya yang semisal. Demikian yang dikatakan Mujahid, Ibrahim, Hasan Al-Bashri, dan lainnya. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. '
Ibnu Zaid berkata bahwa mereka diperintahkan memaafkan sikap orang-orang musyrik. Lalu setelah masuk Islam, banyak lelaki yang mempunyai kekuatan, lalu mereka berkata,"Wahai Rasulullah, sekiranya Allah memberi izin kepada kita tentulah kami akan balas anjing-anjing itu" Maka turunlah ayat ini, yang kemudian dinasakh oleh ayat jihad.
Ayat yang mulia ini mempunyai persamaan dengan ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya hal itu mengandung bersikap adil dan dianjurkan bersikap pemurah kepada keutamaanNya sebagaimana Allah berfirman: (Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa) (Surah Asy-Syura: 40) kemudian Allah berfirman (maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. (Surah Asy-Syura: 40). dan Allah berfirman (dan luka-luka (pun) ada qisasnya) kemudian (Barang siapa yang melepaskan (hak qisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya) (Surah Al-Maidah: 45) dan di ayat ini Allah berfirman (Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian) Kemudian Allah berfirman (Tetapi jika kalian bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar)
Firman Allah SWT: (Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah) penegasan perintah untuk bersabar, dan pemberitahuan bahwa kesabaran itu tidak dapat diraih melainkan dengan kehendak, pertolongan, upaya dan kekuatan Allah. Kemudian Allah SWT berfirman: (dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka) yaitu terhadap orang-orang yang menentangmu, karena sesungguhnya Allah telah memutuskan hal itu (dan janganlah kamu bersempit dada) yaitu berduka (terhadap apa yang mereka tipu dayakan) yaitu, terhadap upaya mereka dalam memusuhimu dan memasukkan kemusyrikan terhadapmu. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang mencukupi, menolong, mendukung, menampakkan, dan memenangkanmu atas mereka.
Firman Allah: (Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (128)) yaitu bersama mereka dengan dukungan, pertolongan, bantuan, petunjuk dan upayaNya. Kebersamaan ini bersifat khusus seperti firmanNya: ((Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”) (Surah Al-Anfal: 12) Dan firman Allah kepada nabi Musa dan nabi Harun (Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat) (Surah Thaha: 46) dan sabda Nabi SAW kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam gua: (Janganlah engkau berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita) (Surah At-Taubah: 40)
Adapun kebersamaan yang umum yaitu melalui pendengaran, penglihatan, dan pengetahuan, sebagaimana firman Allah SWT: (Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) (Surah Al-Hadid: 4) dan (Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada) (Surah Al-Mujadilah: 7) dan sebagaimana Allah berfirman (Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca ayat dari Al-Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu) (Surah Yunus: 61).
Makna firman Allah: (orang-orang yang bertakwa) yaitu meninggalkan hal-hal yang diharamkan (dan orang-orang yang berbuat kebaikan) yaitu mengerjakan ketaatan. Mereka adalah orang-orang yang dijaga, dipelihara, ditolong, didukung, dan dimenangkan Allah atas musuh-musuh mereka dan orang-orang yang menentang mereka.
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata: (لَهُوَ خَيۡرٞ لِّلصَّٰبِرِينَ) lahuwa khairul lish shaabiriin : lebih baik dari pada menghukum sebagai sanksi.
Makna ayat:
Firman-Nya ta’ala “Dan jika kalian membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian” tidak lebih “Tetapi jika kalian bersabar,” kalian tidak membalasnya “yang demikian” kesabaran kalian “lebih baik” bagi kalian dari membalas keburukan dan kejahatan.
Pelajaran dari ayat:
• Boleh menghukum dengan menyiksa sesuai dengan kadar yang dilakukan. Meninggalkannya karena kesabaran dan mengharap pahala adalah lebih baik.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nahl ayat 126: Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ubay bin Ka’ab ia berkata, “Ketika perang Uhud, 64 orang Anshar mendapat musibah (terbunuh), sedangkan dari kalangan muhajirin (yang terbunuh) ada enam orang, di antaranya Hamzah. Orang-orang musyrik mencincang mereka, maka orang-orang Anshar berkata, “Sungguh, jika suatu hari kami berhasil membunuh mereka, maka kami akan mencincang melebihi mereka.” Saat tiba penaklukkan Mekah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan ayat, “Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” Lalu ada seorang yang berkata, “Tidak ada orang Quraisy setelah hari ini.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tahanlah terhadap mereka selain empat orang.” (Hadits ini hadits hasan gharib dari hadits Ubay bin Ka’ab. Syaikh Muqbil berkata, “Hadits ini disebutkan pula dalam Musnad Ahmad dari Zawaa’id Abdullah juz 5 hal. 135, Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al Mawaarid hal. 411, Thabrani dalam Al Kabir juz 3 hal. 157, Hakim juz 2 hal. 359 dan 446, dan pada kedua tempat itu, ia berkata, “Shahih isnadnya”, dan didiamkan oleh Adz Dzahabi).
Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan kepada kita.
Dengan tidak membalas dendam.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nahl Ayat 126
Ayat ini memberi tuntunan kepada nabi Muhammad tentang tata cara berdakwah dan membalas perbuatan orang yang menyakitinya, dan jika kamu membalas terhadap siapa pun yang telah menyakiti atau menyiksamu dalam berdakwah, maka balas dan hukum-lah mereka dengan balasan yang sama, yakni setimpal, dengan siksaan atau kesalahan yang ditimpakan kepadamu; jangan kaubalas mereka lebih dari itu. Tetapi jika kamu bersabar dan tidak membalas apa yang mereka lakukan kepadamu, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar. Sabar adalah sikap yang mulia, karena itu Allah memerintahkan nabi Muhammad untuk bersabar. Allah berfirman, dan bersabarlah, wahai nabi Muhammad, dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup serta penolakan orang kafir terhadap seruanmu, dan ketahuilah bahwa kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah. Dan janganlah engkau bersedih hati terhadap penolakan dan kekafiran mereka, dan jangan pula engkau bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan untuk menghalagi seruanmu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian pelbagai penafsiran dari para ulama tafsir mengenai isi dan arti surat An-Nahl ayat 126 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita bersama. Dukunglah perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.