Surat Ar-Ra’d Ayat 20
ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلْمِيثَٰقَ
Arab-Latin: Allażīna yụfụna bi'ahdillāhi wa lā yangquḍụnal-mīṡāq
Artinya: (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Tentang Surat Ar-Ra’d Ayat 20
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra’d Ayat 20 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasikan pelbagai penjabaran dari kalangan pakar tafsir mengenai makna surat Ar-Ra’d ayat 20, antara lain sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
19-20. Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang datang kepadamu (wahai rasul), dari sisi Allah merupakan kebenaran, lalu mengimaninya, sama seperti orang buta yang tidak dapat melihat kebenaran yang dia tidak Imani? sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran hanyalah orang-orang yang berakal lurus. Yaitu orang-orang yang memenuhi perjanjian dengan Allah yang telah diperintahkanNya kepada mereka, dan tidak membatalkan perjanjian teguh yang telah mereka kukuhkan kepada Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
20. Orang-orang yang menjawab panggilan Allah adalah orang-orang yang memenuhi apa yang telah mereka janjikan kepada Allah atau kepada hamba-hamba-Nya, mereka tidak melanggar perjanjian yang disepakati dengan Allah dengan lain-Nya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
20. الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللهِ (orang-orang yang memenuhi janji Allah)
Yakni memenuhi janji yang mereka buat dengan Tuhan mereka, atau dengan sesama makhluk jika mereka berjanji atas nama Allah.
وَلَا يَنقُضُونَ الْمِيثٰقَ(dan tidak merusak perjanjian)
Yakni perjanjian yang telah mereka teguhkan dan tekankan dengan keimanan dan lain sebagainya.
Dan termasuk didalamnya adalah segala yang diwajibkan seseorang atas dirinya sendiri seperti nazar dan lainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
20 Orang-orang yang berakal dan mau berfikir adalah mereka yang memenuhi janji Allah dan janji sebagai hamba. Sehingga mereka melaksanakan kewajiban yang telah Allah berikan, memenuhi hak sesama, dan tidak merusak poin perjanjian yang telah ditetapkan. Mitsaq adalah janji yang teguh
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak membatalkan perjanjian} perjanjian yang dibuat dengan Allah atau bersama makhlukNya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
19-20. Allah berfirman untuk membedakan antara orang-orang yang berilmu dan mengamalkannya dengan orang yang tidak demikian adanya, “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu benar,” lalu dia memahami dan mengamalkannya “sama dengan orang yang buta,” yang tidak mengetahui kebenaran sehingga tidak mengamalkannya? Perbedaan antara keduanya bak perbedaan antara langit dan bumi. Oleh karenanya, sudah semestinya seorang hamba mengingat dan berpikir, siapakah di antara dua macam orang itu yang paling bagus kondisinya dan terbaik penghujung kehidupannya, sehingga jalannya diikuti dan dititi di belakang golongannya. Namun, tidak setiap orang mengingat-ingat hal yang bermanfaat dan berbahaya baginya.
“Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,” yaitu orang-orang yang mempunyai akal yang matang dan pemikiran yang sempurna, yang merupakan unsur penting alam semesta dan keturunan Adam yang terpilih. Jika engkau menanyakan tentang karakteristik mereka, maka engkau tidak akan menumpai sifat yang lebih baik dari sebutan Allah bagi mereka dengan FirmanNya, “orang-orang yang memenuhi janji Allah,” yang telah Allah amanatkan kepada mereka dan mengikat mereka dengan janji itu, berupa pelaksanaan hak-hakNya secara sempurna lagi komplet. Yang dimaksud dengan menepatinya ialah memenuhi hak-haknya dalam bentuk menyempurnakan dan bersikap tulus terhadapnya. Dan termasuk indikasi pemenuhan hak tersebut, bahwa mereka “tidak merusak perjanjian,” perjanjian yang telah mereka tetapkan sendiri dengan Allah. Seluruh akad, perjanjian, sumpah dan nadzar yang telah diikrarkan seseorang masuk ke dalamnya. Seseorang tidak termasuk dalam kategori ‘ulul albab’ (orang-orang yang berakal) yang mendapatkan pahala kecuali dengan melaksanakannya secara utuh, tidak membatalkan dan menguranginya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 20-24
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang yang disifati oleh sifat-sifat terpuji ini; bahwa mereka memperoleh akibat yang baik, yaitu kemenangan di dunia dan akhirat: ((yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian (20)) Mereka tidak seperti orang-orang munafik yang ketika salah satu dari mereka melakukan perjanjian, maka dia melanggarnya, jika berselisih, dia curang, dan jika berbicara dia berdusta, dan jika dipercaya, dia berkhianat (dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkannya) berupa silaturahmi, berbuat baik kepada kaum mereka, orang-orang fakir, orang-orang yang membutuhkan, dan memberikan kebaikan (dan mereka takut kepada Tuhannya) yaitu dalam mengerjakan amal perbuatan dan mereka merasa di bawah pengawasan Allah dalam hal itu (dan mereka merasa takut akan hisab yang buruk) di akhirat. Oleh karena itu Allah memerintahkan mereka untuk tetap berada dalam jalan yang lurus dalam semua gerakan dan keadaan diam mereka, semua keadaan sebentar dan keadaan lama (Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya) terhadap hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa. Mereka memisahkan diri dari hal itu karena mengharapkan ridha Allah dan pahalaNya yang melimpah (mendirikan salat) dengan memelihara batasan, waktu, rukuk, sujud, dan khusyuknya sesuai dengan syariat yang diridhai (dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka) yaitu terhdap orang-orang yang harus mereka beri sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka berupa istri, kaum kerabat, dan orang-orang sekeliling mereka berupa orang-orang fakir, orang-orang yang membutuhkan, dan orang-orang miskin (secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan) yaitu secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan; tidak ada suatu keadaan pun yang menghalangi mereka untuk melakukan hal itu, baik di malam atau siang hari. (serta menolak kejahatan dengan kebaikan) yaitu, mereka membalas keburukan dengan kebaikan. Maka ketika seseorang menyakiti mereka, maka mereka membalasnya dengan kebaikan karena kesabaran dan pemaafan. sebagaimana firmanNya: (Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah teman yang sangat setia (34) Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar (35)) (Surah Fushshilat) Oleh karena itu Allah memberitahukan tentang mereka yang berbahagia yang disifati dengan sifat-sifat baik itu bahwa mereka mendapatkan akibat yang baik. Kemudian hal itu dijelaskan dengan firmanNya: ((yaitu) surga 'Adn) kata “Al- 'Adn” adalah tempat bermukim, yakni surga-surga tempat tinggal; mereka kekal di dalamnya.
Firman Allah: (bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya) yaitu, Dia mengumpulkan mereka dengan kekasih-kekasih mereka di dalamnya, yaitu orang tua, keluarga, dan anak-anak yang termasuk orang yang layak masuk surga dari kalangan orang-orang mukmin, agar hati mereka senang. Sehingga Allah mengangkat dalam hal ini derajat orang yang rendah menuju derajat yang tinggi sebagai tanpa mengurangi derajat ketinggian seseorang. melainkan hal ini karena anugerah dan kebaikan dari Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka) (Surah Ath-Thur: 21)
Firman Allah: (sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), "Salaamun 'Alaikum Bimaa Shabartum” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu (24)) yaitu para malaikat masuk ke tempat mereka dari sini dan dari sana untuk mengucapkan,"Selamat masuk surga" kepada mereka. Ketika mereka masuk ke dalam surga, maka para malaikat datang mengucapkan selamat atas apa yang telah mereka peroleh dari Allah, berupa kedekatan, nikmat, dan bermukim di dalam rumah keselamatan di dekat orang-orang yang benar, para nabi, dan para rasul yang mulia.
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna ayat :
Firman-Nya : (ٱلَّذِينَ يُوفُونَ) ini adalah awal penjelasan akan sifat-sifat mereka yang membuahkan datangnya kenikmatan dan kemuliaan, kemudian menyebutkan delapan sifat yang mereka miliki, sebagai berikut :
• Menepati janji dan tidak mengingkarinya : (ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلۡمِيثَٰقَ) karena agama seseorang tidak dianggap jika ia tidak ada perjanjian sebelumnya.
Pelajaran dari ayat :
• Keutamaan delapan sifat yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas. Yang paling tinggi, memenuhi janjinya kepada Allah, dan yang terendah menutup kesalahan dengan kebaikan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Ar-Ra’d ayat 20: Yang diambil dari mereka dahulu (lihat Al A’raaf: 172), atau setiap perjanjian yang mereka buat dengan Allah seperti sumpah, nadzar, dsb.
Dengan tidak beriman atau dengan meninggalkan kewajiban.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Ra’d Ayat 20
Lul albab yaitu orang yang senantiasa memenuhi janji dengan sesama manusia yang dikukuhkan dengan nama Allah dan tidak melanggar perjanjian tersebut, dan orang-orang yang senantiasa menghubungkan apa yang diperintahkan oleh Allah agar dihubungkan, seperti kekerabatan, dan mereka takut kepada tuhannya dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan takut kepada hisab yang buruk dan berat pada hari kemudian, .
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penafsiran dari para mufassir berkaitan kandungan dan arti surat Ar-Ra’d ayat 20 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi ummat. Sokonglah perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.