Ayat Syifa (Penyembuh Penyakit)
Yang dimaksud dengan ayat syifa adalah beberapa ayat tertentu dalam Qur’an, yang dikhususkan untuk menyembuhkan penyakit (sebagai penawar). Banyak dari saudara kita yang mengamalkan ayat ini, dibaca sekian kali dengan tata cara tertentu yang tidak ada dalilnya dari hadits yang shahih sama sekali. Alias, semuanya hanya mengarang tanpa dasar yang dibenarkan dalam syari’at.
Hal ini tidak boleh, karena tidak layak bagi kita untuk mengada-ngadakan kegiatan ibadah sendiri atau ritual sendiri di dalam agama Islam yang tidak pernah dicontohkan atau diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yang demikian itu bisa membuat kegiatan yang kita lakukan menjadi tertolak (tidak diterima oleh Allah Ta’ala) dan disebut sebagai sebuah ibadah yang bid’ah (mengada-ngada).
Adapun jika ingin dibaca saat ruqyah, sekedar dibaca karena dirasa berkesesuaian dengan isi kandungan insyaaAllah tidak mengapa. Karena memang isinya tentang penyakit dan pengobatannya.
Adapun jika sekedar ingin tahu dan ingin faham tafsirnya, maka berikut penjelasan dari ayat syifa (penyembuh) yang dimaksud:
قَٰتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ ٱللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ
Arab-Latin: qātilụhum yu'ażżib-humullāhu bi`aidīkum wa yukhzihim wa yanṣurkum 'alaihim wa yasyfi ṣudụra qaumim mu`minīn
Artinya: Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
Arab-Latin: yā ayyuhan-nāsu qad jā`atkum mau'iẓatum mir rabbikum wa syifā`ul limā fiṣ-ṣudụri wa hudaw wa raḥmatul lil-mu`minīn
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Syifa (Penyembuh Penyakit)
Didapati beraneka penafsiran dari banyak ulama terhadap makna ayat syifa (penyembuh penyakit), misalnya seperti tertera:
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian nasihat dari tuhan kalian yang memperingatkan kalian dari siksaan Allah dan menakuti kalian dengan ancamanNYa, yaitu al-qur’an dan apa yang dikandungnya berupa ayat-ayat dan nasihat-nasihat untuk memperbaiki akhlak-akhlak kalian dan amal perbuatan kalian. Dan di dalamnya juga terdapat obat bagi hati dari kebodohan, kesyirikan dan seluruh penyakit, ,serta merupakan petunjuk lurus bagi orang yang mengikutinya dari seluruh makhluk, sehingga menyelamatkannya dari kebinasaan. Allah menjadikannya sebagai kenikmatan dan rahmat bagi kaum mukminin dan mengistimewakan mereka dengan itu secara khusus; karena merekalah yang dapat mengambil manfaat dengan iman, sedangkan orang-orang kafir,maka ia adalah kegelapan bagi mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Wahai manusia, telah datang kepada kalian Kitab Suci Al-Qur`ān yang berisi peringatan, anjuran dan larangan. Al-Qur`ān adalah obat penawar untuk penyakit bimbang dan ragu yang bersarang di dalam hati. Al-Qur`ān adalah petunjuk ke jalan yang benar. Dan Al-Qur`ān mengandung rahmat bagi orang-orang yang beriman, karena merekalah yang memanfaatkannya. (Tafsir al-Mukhtashar)
57 Hai manusia, sesungguhnya pelajaran dari Tuhanmu telah datang kepadamu dengan begitu jelas. Yaitu pelajaran yang telah dikandung dalam Alquran menuju jalan kebenaran dan menjauhi keburukan dengan metode kabar gembira tentang nikmat surga dan ancaman atas azab neraka. Juga sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada berupa keyakinan yang keliru dan rusak. Juga petunjuk serta rahmat Allah bagi orang-orang yang beriman menuju jalan kebenaran yang menuntun ke surga (Tafsir al-Wajiz)
مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ(pelajaran dari Tuhanmu) Al-Qur’an mengandung peringatan tentang kesudahan seseorang dengan sesuatu yang menyenangkan atau dengan sesuatu yang menakutkan. وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى الصُّدُورِ(dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada) Berupa keraguan-keraguan yang menimpa orang-orang yang bingung. Dan al-Qur’an yang mengandung bantahan terhadap akidah-akidah yang sesat. وَهُدًى (dan petunjuk) Yakni pemberi petunjuk bagi orang yang mengikuti dan memahami al-Qur’an kepada jalan yang mengantarkan menuju surga. وَرَحْمَةٌ (serta rahmat) Yakni hal-hal dalam al-Qur’an yang menjadi sebab turunnya rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya. (Zubdatut Tafsir)
ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Arab-Latin: ṡumma kulī ming kulliṡ-ṡamarāti faslukī subula rabbiki żululā, yakhruju mim buṭụnihā syarābum mukhtalifun alwānuhụ fīhi syifā`ul lin-nās, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy yatafakkarụn
Artinya: kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Dan kemudian makanlah dari setiap buah apa yang kamu sukai lalu tempuhlah jalan-jalan tuhanmu yang telah ditundukan bagimu untuk mendapatkan rizki di gunung-gunung dan sela-sela antara pepohonan, Sesungguhnya Allah telah menjadikannya mudah bagimu kamu tidak akan salah jalan untuk kembali meskipun berjarak jauh. Akan keluar dari perut-peru lebah itu cairan madu dengan berbagi warna yang berbeda-beda seperti putih, kuning, merah, dan warna lainnya. Didalamnya terdapat sumber kesembuhan bagi manusia dari penyakit-penyakit. Sesunggguhnya dalam hal-hal yang dilakukan oleh lebah benar-benar terkandung bukti kuat yang menunjukan kuasa penciptanya bagi orang yang berpikir dan kemudian mengambil pelajaran. (Tafsir al-Muyassar)
Kemudian makanlah makanan yang kalian inginkan berupa buah-buahan, titilah jalan-jalan yang diilhamkan oleh Tuhanmu agar kamu menitinya dengan mudah. Dari perut lebah itu keluar madu yang warnanya berbeda-beda, ada yang putih, kuning dan lainnya, ia mengandung kesembuhan bagi manusia, dengannya mereka mengobati berbagai macam penyakit. Sesungguhnya dalam ilham Tuhanmu kepada lebah dan pada madu yang keluar dari perutnya terdapat bukti kemahakuasaan Allah dan pengaturan-Nya terhadap urusan makhluk-makhluk-Nya bagi kaum yang memikirkan, mereka adalah orang-orang yang mengambil pelajaran. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan lebah itu diberi ilham agar memakan sari bunga dan buah-buahan seraya berjalan keluar masuk melalui jalan menuju sarang dengan tunduk kepada kemudahan yang diberikan Allah untuk mengisap sari bunga dan buah dan mengubah nektar menjadi madu yang baik dengan kuasa Allah. Dari perut lebah itu keluar madu dengan warna yang berbeda-beda, yaitu putih, kuning dan merah sesuai jenis bunganya. Di dalamnya terdapat obat penyakit bagi manusia sesuai izin Allah, seperti penyakit pencernaan. Sesungguhnya di dalam hal yang disebutkan itu, berupa perkara lebah dan proses pembuatan madu dan sarang-sarang itu merupakan petunjuk yang jelas atas kekuasaan Allah bagi kaum yang merenungi keajaiban makhluk-makhluk Allah SWT. (Tafsir al-Wajiz)
ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ الثَّمَرٰتِ (kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan) Yakni dari berbagai macam bunga dan buah. فَاسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ(dan tempuhlah jalan Tuhanmu) Yakni olahlah apa yang kamu makan di jalan Tuhanmu; yakni apa yang ada di perut lebah yang Allah olah menjadi madu dengan kekuasaan-Nya. Atau maknanya adalah apabila kamu memakan sari buah-buahan di tempat yang jauh maka tempuhlah jalan Tuhanmu kembalilah ke sarangmu dan janganlah kamu tersesat. ذُلُلًا ۚ( yang telah dimudahkan) Yakni yang tidak sulit ditempuh. شَرَابٌ (minuman) Yakni madu. مُّخْتَلِفٌ أَلْوٰنُهُۥ(yang bermacam-macam warnanya) Ada yang berwarna putih, merah, biru, dan kuning. فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ( di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) Menurut beberapa ulama bahwa ini hanya untuk beberapa penyakit. إِنَّ فِى ذٰلِكَ(Sesungguhnya pada yang demikian itu) Yakni pada fenomena yang ada pada lebah ini. لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan) Yakni yang menggunakan fikiran mereka untuk memikirkan ciptaan-ciptaan Allah yang menakjubkan. Dan lebah termasuk ciptaan yang paling menakjubkan, mengherankan, paling teliti, dan teratur. (Zubdatut Tafsir)
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Arab-Latin: wa nunazzilu minal-qur`āni mā huwa syifā`uw wa raḥmatul lil-mu`minīna wa lā yazīduẓ-ẓālimīna illā khasārā
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Dan kami menurunkan dari ayat-ayat al-qur’an al-azhim ayat-ayat yang menyembuhkan hati dari semua penyakit, seperti keraguan, kemunafikan dan kebodohan, dan akan menyembuhkan jasmani melalui bacaan ruqyah dengannya, dan hal-hal yang menjadi penyebab teraihnya rahmat Allah melalui kandungan keimanannya. Dan tidaklah al-qur’an ini menambah bagi orang-orang kafir ketika mendengarnya, kecuali kekafiran dan kesesatan. Kaarena pendustaan mereka terhadapnya dan tidak ada keimanan dalam diri mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Dan Kami turunkan dari Al-Qur`ān sesuatu yang menjadi obat penawar bagi hati dari penyakit kebodohan, kekafiran dan keraguan, dan sesuatu yang menjadi obat bagi badan bila melakukan ruqyah dengannya, juga dari Al-Qur`ān itu Kami turunkan sesuatu yang menjadi rahmat bagi orang-orang mukmin yang beramal dengannya. Dan Al-Qur`ān ini tidaklah menambah pada orang-orang kafir kecuali kebinasaan; karena mendengarkannya membuat mereka semakin dengki, semakin mendustakan dan berpaling darinya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan telah turun kepadamu ayat dari Al-Qur’an yang merupakan obat bagi hati dari kegelisahan, kesyirikan dan kesesatan serta rahmat yang melimpah bagi orang-orang mukmin. Dan tidak memberi tambahan kepada orang-orang kafir melainkan semakin celaka dan menyimpang akibat pendustaan dan pengingkaran mereka terhadap Al-Qur’an. (Tafsir al-Wajiz)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ (Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar) Yakni obat bagi hati yang dapat menghilangkan kejahilan darinya dan mengusir keraguan, syubhat, dan kesesatan. وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ( dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) Karena mengandung ilmu yang bermanfaat yang meliputi urusan kebaikan keagamaan dan duniawi, dan karena dalam membacanya mentadabburinya terdapat pahala yang besar serta ampunan dan keridhaan Allah. وَلَا يَزِيدُ(dan Al Quran itu tidaklah menambah) Yakni al-Qur’an itu. الظّٰلِمِينَ(kepada orang-orang yang zalim) Yakni orang-orang yang meletakkan kedustaan pada posisi pembenaran yang harus mereka lakukan terhadap al-Qur’an. إِلَّا خَسَارًا(selain kerugian) Yakni kebinasaan, sebab bacaan al-Qur’an yang mereka dengar membuat mereka murka dan mencekik mereka dan hal ini membuat mereka semakin menambah keburukan mereka, sehingga mereka akan binasa oleh sebab hal tersebut. (Zubdatut Tafsir)
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
Arab-Latin: wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīn
Artinya: dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
Ibrahim berkata, “Apakah kalian sudah melihat dengan penuh perhatian apa yang kalian sembah berupa berhala-berhala yang tidak mendengar, tidak memberi manfaat dan tidak dapat mendatangkan mudarat terhadap kalian dan nenek moyang kalian terdahulu sebelum kalian? Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah itu adalah musuh-musuhku, dan Tuhan alam semesta dan Pemilik urusan mereka, itulah semata yang aku sembah. Dia-lah Yang menciptakanku dalam bentuk terbaik, lalu Dia menunjukkan kepadaku jalan menuju kemaslahatan dunia dan akhirat. Dan Dia-lah Yang melimpahkan kepadaku kenikmatan makanan dan minuman. Dan apabila suatu penyakit menimpaku, maka Dia-lah yang menyembuhkanku dan menyehatkanku darinya. Dan Dia-lah Yang mematikanku di dunia dengan mencabut ruhku, kemudian Dia akan menghidupkanku pada Hari Kiamat. Tidak ada yang kuasa untuk melakukan semua itu selain Dia. Dan Dia-lah satu-satunya yang aku amat berharap akan mengampuni dosa-dosaku pada Hari Pembalasan.” (Tafsir al-Muyassar)
Dan apabila aku sakit, Dia lah satu-satunya Yang menyembuhkan aku dari sakit, tidak ada penyembuh bagiku selain-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan sifat keempat adalah pemberi kesembuhan. Jika aku sakit, Allah adalah Dzat yang menyembuhkanku dari penyakit setelah aku menerima beberapa sebab (kesembuhan) seperti obat. (Tafsir al-Wajiz)
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ. والذي يميتني ثم يحيين (Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan yang mematikanku kemudian membangkitkanku) Dan Dia yang mengampuni dosa. Semua ini merupakan kenikmatan yang wajib disyukuri dengan segala bentuk syukur, dan yang paling utama adalah dengan menyembah-Nya. Ibrahim menisbatkan sakit kepada dirinya sebagai bentuk adabnya dengan Tuhannya. Meski sebenarnya penyakit dan yang lainnya datang dari Allah. (Zubdatut Tafsir)
وَلَوْ جَعَلْنَٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايَٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ
Arab-Latin: walau ja'alnāhu qur`ānan a'jamiyyal laqālụ lau lā fuṣṣilat āyātuh, a a'jamiyyuw wa 'arabiyy, qul huwa lillażīna āmanụ hudaw wa syifā`, wallażīna lā yu`minụna fī āżānihim waqruw wa huwa 'alaihim 'amā, ulā`ika yunādauna mim makānim ba'īd
Artinya: Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".
Sekiranya Kami menjadikan al-Quran yang telah Kami turunkan kepadamu ini (wahai Rasul) dengan bahasa Ajam (selain Arab), niscaya orang-orang musyrik akan berkata, “Mengapa ayat-ayatnya tidak dijelaskan kepada kami agar kami bisa memahami dan mengetahuinya?” apakah patut al-Quran ini dengan bahasa Ajam sedangkan ia diturunkan kepada pemilik lisan Arab? Hal ini tidak terjadi. Katakanlah kepada mereka (wahai Rasul) “Al-Quran ini bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya adalah hidayah dari kesesatan, kesembuhan bagi apa yang ada di dalam dada berupa keragu-raguan dan penyakit. Dan orang-orang yang tidak beriman kepada al-Quran, telinga mereka tuli sehingga tidak mendengarnya dan tidak merenungkannya, sedangkan hati mereka juga buta terhadap al-Quran sehingga tidak mengambil petunjuk darinya. Orang-orang musyrik itu adalah seperti orang yang dipanggil dari tempat yang jauh, dia tidak mendengar suara pemanggilnya dan tidak pula menjawabnya.” (Tafsir al-Muyassar)
Seandainya Kami menurunkan Al-Qur`ān ini bukan dengan bahasa Arab, niscaya orang-orang kafir akan berkata, "Seandainya ayat-ayatnya dijelaskan agar kami memahaminya. Apakah Al-Qur`ān hadir dengan bahasa Ajam sedangkan orang yang membawanya adalah orang Arab?" Katakankah kepada mereka -wahai Rasul-, “Al-Qur`ān bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul adalah hidayah dari kesesatan dan penyembuh bagi apa yang ada di dalam dada berupa kebodohan dan dampaknya.” Dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, telinga mereka tersumbat, mata mereka buta sehingga mereka tidak memahaminya. Orang-orang yang memiliki sifat-sifat demikian seperti orang yang diseru dari tempat yang jauh, bagaimana mungkin mereka mendengar seruan tersebut? (Tafsir al-Mukhtashar)
Kalaupun Kami menjadikan Al-Qur’an selain bahasa Arab, maka orang-orang musyrik Arab itu akan berkata: “Tidakkah sebaiknya ayat-ayatnya menggunakan bahasa kami sehingga kami bisa memahaminya?!”. Mereka juga berkata: “Bagaimana bisa kalam asing selain Arab sedangkan rasulnya orang Arab?” Katakanlah kepada mereka wahai rasulallah: “Bagi orang-orang mukmin, Al-Qur’an ini adalah petunjuk menuju kebenaran dan kebaikan, obat hati dan jiwa dari kebodohan, keragu-raguan dan kesamaran” Adapun orang-orang yang tidak mengimani Al-Qur’an, maka di dalam pikiran mereka itu ada kebuntuan untuk mendengarnya dan memahami maknanya. Hati mereka dibutakan tentangnya sehingga mereka tidak bisa memahaminya, karena mereka pura-pura buta tentang ayat-ayat Al-Qur’an. Orang-orang yang tidak mengimani Al-Qur’an itu seperti orang yang diseru dari kejauhan sehingga mereka tidak mampu mendengar dan memahami apa yang diserukan kepadanya (Tafsir al-Wajiz)
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا (Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab) Yakni seandainya Kami menjadikan al-Qur’an ini menggunakan selain bahasa Arab. لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايٰتُهُۥٓ ۖ( tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”) Yakni mengapa tidak dijelaskan dengan bahasa kami, karena kami adalah orang-orang arab yang tidak memahami bahasa selain arab. ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ( Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?) Ini adalah lanjutan dari perkataan mereka. Yakni mereka tentu mengatakan “mengapa menggunakan bahasa selain Arab, sedangkan rasul adalah orang Abar? Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah mengapa ayat-ayatnya tidak dibagi dan dijadikan sebagiannya berbahasa selain arab agar orang yang bukan arab dapat memahaminya. Yakni seandainya Kami melakukan itu nicaya mereka akan mengatakan perkataan yang campur aduk. قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ( Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin) Yang dapat menjadi petunjuk mereka kepada kebenaran dan menyembuhkan mereka dari keraguan dan syubhat. وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ(Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan) Yakni sumbatan yang menghalangi mereka untuk mendengarnya dan memahami maknanya. Oleh sebab itu mereka saling menganjurkan agar membuat hiruk pikuk ketika al-Qur’an dibacakan. وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ( sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka) Yang menghalangi mata mereka sehingga tidak mampu melihat kebenaran. Mereka menjadi buta dan tuli terhadap al-Qur’an. أُو۟لٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ(Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”) Yakni mereka seperti orang yang dipanggil orang lain dari tempat yang jauh, yang dapat mendengar sedikit suara itu tanpa dapat memahami apa yang dikatakan. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah kumpulan penjabaran dari para pakar tafsir mengenai makna dan arti ayat syifa (penyembuh penyakit) (arab, latin, artinya), moga-moga berfaidah bagi kita. Support perjuangan kami dengan memberikan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.