Surat Yusuf Ayat 110
حَتَّىٰٓ إِذَا ٱسْتَيْـَٔسَ ٱلرُّسُلُ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا۟ جَآءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّىَ مَن نَّشَآءُ ۖ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْمُجْرِمِينَ
Arab-Latin: ḥattā iżastai`asar-rusulu wa ẓannū annahum qad kużibụ jā`ahum naṣrunā fa nujjiya man nasyā`, wa lā yuraddu ba`sunā 'anil-qaumil-mujrimīn
Artinya: Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Terkait Surat Yusuf Ayat 110
Paragraf di atas merupakan Surat Yusuf Ayat 110 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran penting dari ayat ini. Tersedia beragam penafsiran dari beragam ahli ilmu terhadap makna surat Yusuf ayat 110, misalnya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan janganlah kamu (wahai Rasul), tergasa-gesa mengharapkan pertolongan atas orang-orang yang mendustakanmu. Sebab sesungguhnya rasul-rasul sebelummu, tidaklah datang kepada mereka pertolongan dengan segera, dikarenakan satu hikmah yang Kami ketahui, sampai akhirnya rasul-rasul putus harapan dari keimanan kaum mereka dan menyangka bahwa apa yang diutus kepada mereka sungguh telah mereka dustakan mereka dalam apa yang diberitakan kepada mereka, maka datanglah kepada rosul-rosul Kami pertolongan dari Kami, ketika kesulitan kian berat. Kemudian Kami menyelamatkan rasul-rasul dan para pengikut mereka yang kami kehendaki, dan siksaan Kami tidak dapat di tolak dari orang-orang yang berbuat kejahatan dan berani lancing terhadap Allah. Disini terkandung hiburan bagi Nabi .
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
110. Hai Rasulullah, janganlah kamu merasa kedatangan pertolongan sangat lama, karena para rasul sebelummu tidak pernah segera mendapat pertolongan; namun ketika para rasul itu telah putus asa dari keimanan para kaum mereka dan yakin kaum-kaum itu telah mendustakan dan menghinakan mereka, maka saat itu datang pertolongan dan janji Kami pada waktu yang sulit tersebut; sehingga Kami membinasakan orang-orang yang mendustakan dan menyelamatkan para rasul dan orang-orang beriman sebagaimana kehendak Kami; sungguh tidak ada yang dapat menolak siksaan yang menimpa orang-orang zalim.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
110. Orang-orang yang memusuhi para Rasul yang kami utus itu Kami tangguhkan hukumannya dan tidak kami segerakan untuk mengecoh mereka. Sampai ketika mereka tidak kunjung binasa dan para Rasul merasa putus asa dalam menanti kebinasaan mereka, sementara orang-orang kafir menyangka bahwa Rasul-rasul mereka telah mendustai mereka tentang ancaman hukuman bagi orang-orang yang ingkar maupun janji untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman, tiba-tiba pertolongan Kami datang kepada Rasul-rasul Kami, dan Kami selamatkan para Rasul dan orang-orang beriman dari azab yang menimpa orang-orang yang ingkar. Dan tidak ada seorangpun yang mampu menangkal azab Kami ketika Kami menurunkannya kepada mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
110. حَتَّىٰٓ إِذَا اسْتَيْـَٔسَ الرُّسُلُ (Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi)
Datangnya pertolongan dengan siksaan kepada kaumnya yang belum juga datang.
وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا۟( dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan)
Para rasul merasa bahwa kemenangan lama sekali kedatangannya, sehingga hati mereka berkata bahwa pertolongan yang dijanjikan kepada mereka itu tidak akan datang. Penafsiran ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas.
جَآءَهُمْ نَصْرُنَا (datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami)
Yakni pertolongan dari Allah datang kepada mereka dengan tiba-tiba.
فَنُجِّىَ مَن نَّشَآءُ ۖ (lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki)
Mereka adalah para rasul dan orang-orang yang beriman kepada mereka. Sedangkan orang-orang yang mendustakannya dibinasakan.
وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa)
Apabila siksa itu telah menimpa mereka.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). { حَتَّىٰ إِذَا اسْتَيْأَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا } “Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustaka” , { مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّ } "Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” [ Al-Baqarah : 214 ]. Apakah ada bukti yang menunjukkan kerasnya rintangan yang lebih dari ini? dan bahwasanya rinyangan itu telah menimpa manusia-manusia pilihan dan mereka adalah para Rasul, namun setelah rintangan itu terlewati pertolongan menghampiri mereka : { جَاءَهُمْ نَصْرُنَا } , { أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ }.
2 ). Ayat ini senantiasa mengantisipasi para da'i bahwa kelak mereka akan keluar dari kesempitan itu menuju kelapangan yang menggembirakan, sebagai kabar gembira akan kehidupan yang dinanti-nanti, dan masa depan yang menjanjikan, sekalipun ujian dan cobaan amat besar menimpa, dan berbagai masalah yang terus berdatangan; namun hakikatnya semua itu menjadi pensuci diri dosa dan kesalahan, sebagai penuntun dari kelalaian, dan semuanya adalah baik.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
110. Sehingga rasul putus asa dengan keimanan kaumnya dan meyakini bahwa kaumnya menganggap para rasul itu mengingkari apa yang mereka janjikan berupa pertolongan, maka akan datang seketika pertolongan Kami kepada mereka. Lalu Allah menyelamatkan hamba-hambanya yaitu nabi dan orang-orang yang beriman dari azab. Dan azab kami terhadap orang-orang musyrik yang mendustakan para rasul itu tidak bisa kembali.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sehingga apabila para rasul itu putus asa} para rasul itu putus asa atas keimanan kaum mereka {dan meyakini bahwa mereka benar-benar telah didustakan} Kaum itu meyakini bahwa para rasul itu telah dibohongi tentang apa yang dijanjikan kepada mereka berupa pertolongan {lalu datang kepada mereka pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang yang Kami kehendaki. Tidak dapat ditolak siksa Kami} azab Kami {dari kaum pendosa
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
110. Allah memberitahukan bahwa Dia mengutus para rasul ynag mulia. Namun kaum yang jahat lagi pencela mendustakan mereka. Allah masih menyediakan tempo bagi mereka agar kembali menuju kebenaran. Allah senantiasa menagguhkan mereka sampai pada level kekerasan sikap mereka yang dahsyat terhadap para rasul. Sampai-sampai para rasul meski memiliki keyakinan yang sempurna dan kekuatan kepercayaan mereka kepada janji Allah dan ancamanNya, boleh jadi terlintas pada hati mereka keputusasaan dan kelemahan dalam ilmu dan kepercayaan. Apabila kondisi mereka sudah mencapai tingkat ini “datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki.” Mereka itu adalah para rasul dan penganut mereka “Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari orang-orang yang berdosa”, maksudnya siksaan Kami tidak bisa ditampik dari orang-orang yang berbuat dosa dan nekat (berbuat buruk) terhadap Allah. Tiada kekuatan dan penolong bagi mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Allah SWT memberitahukan bahwa pertolonganNya diturunkan atas para rasulNya ketika mereka dalam kesempitan dan menunggu jalan keluar dari Allah dalam banyak waktu. Sebagaimana firman Allah SWT: (dan diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?”) (Surah Al-Baqarah: 214).
Terkait firman Allah: (mereka telah didustakan) ada dua bacaan tentang hal itu, salah satunya dengan tasydid yaitu (Qad Kudzdzibu) bacaan ini dibaca oleh Aisyah.
Diriwayatkan dari Ibnu Syihab, dia berkata,”Telah bercerita kepadaku Urwah bin Az-Zubair, dari Aisyah, bahwa dia bertanya kepada Aisyah tentang firman Allah SWT: (Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka)) dia berkata,”Aku bertanya,”Kuzibu” atau “kudzdzibu”? Lalu Aisyah menjawab,"Kudzdzibu" Aku berkata,"Para rasul yakin bahwa kaum mereka telah mendustakan mereka, lalu bagaimana dugaan itu?" Aisyah menjawab,"Demi umurku, para rasul itu yakin atas hal itu" Aku berkata kepadanya (dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan) Aisyah berkata,"Kami berlindung kepada Allah, para rasul itu tidak menduga hal seperti itu kepada Tuhannya" Aku berkata, "Lalu apakah yang dimaksud ayat ini?" Dia menjawab bahwa mereka adalah para pengikut rasul-rasul yang beriman kepada Tuhan mereka dan membenarkan para rasul. Lalu ketika bencana menimpa mereka dalam waktu yang lama dan menurut mereka, pertolongan Allah dirasa lambat (sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi) terhadap orang-orang yang mendustakan mereka dari kalangan kaumnya, dan para rasul menyangka bahwa para pengikutnya telah mendustakan mereka, maka datanglah pertolongan Allah saat itu.
Ibnu Juraij berkata,”Telah berkata kepadaku Ibnu Abi Mulaikah, telah berkata kepadaku Urwah dari Aisyah, bahwa dia menentang hal itu, dan berkata, "Tidak sekali-kali Allah menjanjikan kepada nabi Muhammad SAW sesuatu kecuali beliau telah yakin bahwa hal itu akan terjadi, hingga beliau wafat. Akan tetapi bencana terus-menerus menimpa para rasul sehingga mereka menyangka bahwa orang yang bersama mereka dari kalangan orang-orang mukmin telah mendustakan mereka" Ibnu Abi Mulaikah berkata dalam hadits Urwah, Aisyah membacanya “wa zhannu annahum qad kudzdzibu” ditasydid dari bentuk mashdar “At-Takdzib”
Ibnu Abi Hatim berkata, dari Yahya bin Sa’id berkata bahwa seseorang datang kepada Al-Qasim bin Muhammad, lalu berkata,"Sesungguhnya Muhammad bin Ka'b Al-Qurazhi membaca tentang ayat (hatta idza istai’asa ar-rusulu wa zhannu annahum qad kudzibu) Maka Al-Qasim berkata, (Beritahukanlah kepadanya dariku bahwa aku telah mendengar Aisyah adalah istri Nabi SAW membacanya: (hatta idza istai’asa ar-rusulu wa zhannu annahum qad kudzibu) yaitu dia berkata bahwa para pengikut rasul mendustakan mereka." Sanad yang shahih juga.
Bacaan kedua adalah bacaan tahfif. Para ulama berbeda pendapat mengenai tafsirnya. Ibnu Abbas berkata pendapat sebelumnya. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa dia membacanya (hatta idza istai’asa ar-rusulu wa zhannu annahum qad kudzibu) dengan ditahfif. Abdullah berkata bahwa ini adalah makruh.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
(ٱسۡتَيَۡٔسَ ٱلرُّسُلُ) istaiasar rusul : ketika mereka para rasul sudah putus asa dari keimanan kaumnya.
(وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُمۡ قَدۡ كُذِبُواْ) wa zhannuu annahum qad kudzibuu : umat-umat yang diutus para rasul kepada mereka merasa bahwa rasul-rasul mereka telah mengingkari apa yang mereka janjikan berupa kemenangan.
(وَلَا يُرَدُّ بَأۡسُنَا) wa laa yuraddu ba’sunaa : azab Kami yang pedih tidak akan bisa ditolak.
(عَنِ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡمُجۡرِمِينَ) ‘anil qaumil mujrimiin : orang-orang yang berbuat buruk kepada dirinya sendiri dengan kesyirikan dan maksiat serta kepada orang lain dengan menjauhkan mereka dari keimanan.
Makna ayat :
Ayat-ayat ini masih berkaitan dengan ajakan beriman dan tauhid, firman-Nya : (وَمَآ أَرۡسَلۡنَا) rasul yang Kami utus senantiasa berdakwah dan melanjutkannya, serta kemenangan mereka tertunda hingga keputus asaan merasuk ke dalam hati mereka. sehingga pengikut mereka mengira bahwa rasul-rasul ini telah mengingkari janji, yaitu datangnya pertolongan dan hancurnya para musuh-musuhnya (جَآءَهُمۡ) setelah mereka berputus asa, datanglah pertolongan Kami (نَصۡرُنَا فَنُجِّيَ مَن نَّشَآءُۖ وَلَا يُرَدُّ بَأۡسُنَا عَنِ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡمُجۡرِمِينَ) maka Kami selamatkan siapa saja yang Kami kehendaki, dan tidak ada yang dapat menolak siksaan Kami terhadap orang-orang yang jahat. Inilah penjelasan pada ayat yang pertama (حَتَّىٰٓ إِذَا ٱسۡتَيَۡٔسَ ٱلرُّسُلُ وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُمۡ قَدۡ كُذِبُواْ جَآءَهُمۡ نَصۡرُنَا فَنُجِّيَ مَن نَّشَآءُۖ وَلَا يُرَدُّ بَأۡسُنَا عَنِ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡمُجۡرِمِينَ) yaitu orang-orang yang melakukan kesyirikan dan maksiat.
Pelajaran dari ayat :
• Penjelasan ketentuan Allah, diundurnya pertolongan untuk rasul-rasul-Nya dan orang-orang beriman, sebagai bekal tambahan untuk akhirat, serta seleksi. Kemudian datanglah pertolongan Allah sehingga para wali-Nya menjadi mulia dan terhinalah musuh-musuhnya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Yusuf ayat 110: Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Dia telah mengutus para rasul kepada setiap umat, lalu kaumnya mendustakan, namun Allah menangguhkan mereka agar mereka kembali kepada kebenaran, dan Allah senantiasa menangguhkan mereka sampai pada saat rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan kaumnya, maka datanglah pertolongan-Nya dengan diselamatkan para rasul dan pengikutnya dan dibinasakan orang-orang yang mendustakan itu.
Yakni kaumnya tetap tidak akan beriman.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Yusuf Ayat 110
Dalam menunaikan tugasnya menyampaikan dakwah para nabi dan rasul tidaklah menempuh jalan yang mulus, melainkan penuh rintangan. Kebanyakan manusia bahkan tetap menentang ajakan tersebut, sehingga apabila para rasul menemukan berbagai halangan dan rintangan dalam tugas itu, seakan tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan kaumnya, dan telah meyakini bahwa mereka, para nabi dan rasul, telah didustakan oleh kaumnya, maka pada saat itu datanglah kepada mereka itu pertolongan kami, lalu diselamatkan-lah mereka dan orang yang kami kehendaki untuk selamat. Dan siksa kami tidak dapat ditolak ataupun dihindarkan dari orang-orang yang berdosa. Sebagai penutup surah yusuf, Allah kembali mengingatkan bahwa pada kisah para nabi dan rasul, termasuk kisah nabi yusuf, terkandung pesan-pesan untuk dipelajari dan dihayati manusia. Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. Kisah-kisah dalam Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat atau sekadar dongeng pelipur lara, tetapi kisah-kisah itu membenarkan kandungan kitab-kitab yang sebelumnya, yaitu taurat, zabur, dan injil, yang menjelaskan segala sesuatu tentang prinsip-prinsip nilai yang dibutuhkan manusia guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, dan sebagai petunjuk menuju jalan lurus dan rahmat yang penuh berkah bagi orangorang yang beriman. Surah yusuf dimulai dengan pernyataan bahwa Al-Qur'an adalah ayatayat dari kitab yang nyata. Al-qur'an menceritakan kisah-kisah terbaik sepanjang perjalanan sejarah kemanusiaan. Surah ini kemudian ditutup dengan ayat yang menegaskan kembali adanya pelajaran pada kisah-kisah itu bagi orang-orang yang berakal. Hal ini merupakan bukti keserasian dan keruntunan dari kandungan Al-Qur'an.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah bermacam penafsiran dari banyak ahli tafsir mengenai makna dan arti surat Yusuf ayat 110 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita bersama. Bantu syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.