Surat Hud Ayat 109
فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هَٰٓؤُلَآءِ ۚ مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُهُم مِّن قَبْلُ ۚ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ غَيْرَ مَنقُوصٍ
Arab-Latin: Fa lā taku fī miryatim mimmā ya'budu hā`ulā`, mā ya'budụna illā kamā ya'budu ābā`uhum ming qabl, wa innā lamuwaffụhum naṣībahum gaira mangqụṣ
Artinya: Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Dengan Surat Hud Ayat 109
Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 109 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir menarik dari ayat ini. Didapatkan beraneka penafsiran dari para pakar tafsir berkaitan kandungan surat Hud ayat 109, di antaranya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka janganlah kamu wahai rasul, merasa ragu-ragu terhadap kebatilan tuhan-tuhan sesembahan yang disembah oleh kaum musyrikin dari kaummu. mereka itu tidaklah menyembah berahal-berhala, kecuali serupa dengan apa yang disembah oleh nenek moyang mereka sebelumnya. Dan kami sungguh-sungguh akan memenuhi bagi mereka apa yang telah kami janjikan kepada mereka dengan sepenuhnya tanpa berkurang sedikitpun. Dan ini merupakan ketentuan yang tertuju kepada seluruh umat manusia sekaliapun lafazhnya hanya tertuju kepada Rasulullah .
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
109. Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk tidak meragukan kesesatan ibadah orang-orang musyrik karena mareka telah berjalan di atas ajaran nenek moyang mereka; dan janganlah tertipu dengan penampilan dan perkataan dusta yang mereka lakukan; serta janganlah tergoda dengan kenikmatan dan perhiasan dunia yang diberikan kepada mereka, karena Allah membalas usaha mereka di dunia, sedangkan di akhirat mereka akan mendapatkan siksaan sesuai dengan hak mereka sebagai balasan yang adil.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
109. Maka janganlah engkau -wahai Rasul- merasa bimbang dan ragu terhadap rusaknya tuhan-tuhan yang disembah oleh orang-orang musyrik. Tidak ada satupun dalil aqli dan syar'i yang membenarkan anggapan mereka. Satu-satunya faktor yang mendorong mereka untuk menyembah tuhan-tuhan selain Allah ialah mengikuti adat leluhur mereka. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan memberikan azab yang menjadi hak mereka secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
109. فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هٰٓؤُلَآءِ ۚ (Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka)
Yakni janganlah kamu ragu tentang kebatilan apa yang mereka sembah. Patung-patung mereka tidak akan mampu memberi manfaat atau mudharat.
مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُهُم (Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu)
Yakni yang membuat mereka menyembah patung-patung bukanlah wahyu yang disampaikan kepada mereka dengan cara yang benar dan bukan pula hasil pemikiran akal sehat; namun karena mereka mengikuti apa yang mereka dapatkan dari nenek moyang.
وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ (Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka)
Dengan azab, sebagaimana Kami sempurnakan azab bagi nenek moyang mereka tanpa ada pengurangan sedikitpun.
Pendapat lain mengatakan, yakni balasan kebaikan atau keburukan bagi mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
109. Janganlah kamu gelisah wahai Nabi terhadap apa yang orang-orang musyrik itu sembah. Tidak ada manfaat dalam berhala-berhala mereka. Dan tempat kembali mereka itu seperti para pendahulu mereka yang kufur, yaitu ke dalam neraka. Ibadah mereka terhadap berhala-berhala itu meniru ayah-ayah mereka yang dahulu. Sungguh Allah memberi mereka takdir yang layak berupa azab yang sempurna tanpa kurang sedikitpun.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Maka janganlah kamu} maka janganlah kamu {dalam keragu-raguan} keraguan {tentang apa yang mereka sembah. Mereka tidak lain hanya menyembah sebagaimana nenek moyang mereka sebelumnya. Sesungguhnya Kami benar-benar akan menyempurnakan balasan mereka} bagian mereka berupa azab {tanpa dikurangi sedikit pun
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
109 Allah berfirman kepada RasulNya, Muhammad “maka janganlah kamu berada dalam keragu raguan tentang apa yang disembah oleh mereka” yaitu orang orang musyrik, maksudnya jnagan meragukan mereka, dan bahwa apa yang mereka kerjakan itu adalah kebatilan. Mereka tidak memilki dalil aqli dan tidak pula syar’i. Dalil dan syubhat mereka adalah terbatas pada tindakan mereka mengikuti nenek moyang mereka saja, maka mereka menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang mereka sebelumnya, dan termasuk hal yang sudah dimaklumi bahwa ini bukanlah syubhat, terlebih lagi menjadi dalil, karena ucapan selain Nabi bukanlah dalil, khususnya (ucapan) semisal orang orang yang sesat itu yang kesalahannya banyak, pendapat mereka rusak dalam perkara pokok agama, karena pendapat mereka, meskipun mereka bersepakat, ia tetap salah dan sesat. ”dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun” maksudnya, mereka pasti mendapatkan bagian mereka di dunia dari apa yang telah ditulis untuk mereka meskipun bagian tersebut melimpah ruah dalam pandanganmu, karena ia tidak menunjukan kebaiakn mereka, karena Allah memberikan dunia kepada orang yang dicintaiNya dan yang tidak dicintaiNya, sementara dia tidak memberikan iman dan agama yang benar kecuali kepada yang dicintaiNya. Alhasil, jangan terkecoh dengan kesepakatan orang orang sesat atas perkataan orang orang yang sesat dari kalangan nenek moyang, dan jangan pula terkecoh dengan sesuatu yang Allah berikan kepada mereka di dunia ini.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 109-111
Allah SWT berfirman (Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka) yaitu orang-orang musyrik bahwa sesungguhnya itu bathil, bodoh, dan sesat. Mereka hanya menyembah apa yang dahulu disembah oleh nenek moyang mereka. yaitu, mereka tidak mempunyai sandaran dalam melakukan apa yang mereka lakukan, melainkan hanya mengikuti kebodohan nenek moyang mereka. Allah akan membalas mereka atas hal itu dengan balasan yang penuh. Lalu Dia mengazab orang kafir mereka dengan azab yang tidak pernah Dia timpakan kepada seorang pun. Jika mereka mempunyai kebaikan-kebaikan, maka Allah sudah memenuhinya di dunia sebelum di akhirat.
(Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi) Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan,"Sungguh Dia memenuhi mereka dengan azab dari bagian mereka tanpa dikurangi"
Kemudian Allah SWT menyebutkan bahwa Dia telah memberi nabi Musa kitab, lalu orang-orangnya berselisih tentang hal itu. Maka ada yang beriman kepadanya dan mengingkarinya. Wahai Muhammad, maka kamu mempunyai tauladan dari para nabi sebelummu. Maka janganlah sekali-kali membuatmu marah, pendustaan mereka terhadapmu dan dan menggoyahkanmu.
(Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka) Ibnu Jarir berkata,"Seandainya tidak sesuatu yang terdahulu berupa menangguhkan azabNya sampai kepada waktu yang telah ditentukan, maka Allah menetapkan hukuman di antara mereka"
Bisa juga bahwa maksudnya adalah Allah tidak mengazab seseorang melainkan setelah ditegakkan hujjah atasnya dan pengutusan seorang rasul kepadanya, sebagaimana Allah berfirman: (dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul) (Surah Al-Isra: 15) Sesungguhnya Allah berfirman dalam ayat lain: (Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan pasti (azab itu) menimpa mereka (129) Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan) (Surah Thaha) Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa orang-orang kafir dalam keraguan dengan apa yang dibawa oleh seorang Rasul dengan kuat kepada mereka lalu Allah berfirman (mereka (orang kafir Mekah) benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya (Al-Qur'an)) Kemudian Allah memberitahukan bahwa Allah SWT akan mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang yang kemudian dari semua umat, lalu Dia membalas mereka sesuai dengan amal mereka. Jika baik maka balasannya baik, dan jika buruk maka balasannya buruk. Lalu Allah berfirman: (Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup (balasan) pekerjaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (111)) yaitu Maha Mengetahui semua amal mereka yang mulia dan rendah serta yang kecil dan besar.
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
(فَلَا تَكُ فِي مِرۡيَةٖ مِّمَّا يَعۡبُدُ هَٰٓؤُلَآءِۚ) falaa taku fii miryatim mim maa ya’budu haa’ulaa : jangan engkau ragu akan batilnya ibadah mereka orang-orang musyrik.
(نَصِيبَهُمۡ غَيۡرَ مَنقُوصٖ) nashiibahum ghaira manquush : bagian mereka berupa kebaikan, keburukan, rahmat, atau azab.
Makna ayat :
Firman-Nya : (عَطَآءً غَيۡرَ مَجۡذُوذٖ) sebuah pemberian yang tidak terputus dari Rabb mu untuk orang-orang yang taat. Ini adalah dalil kekalnya mereka di dalam surga.
Firman-Nya : (فَلَا تَكُ فِي مِرۡيَةٖ مِّمَّا يَعۡبُدُ هَٰٓؤُلَآءِۚ) Allah berfirman kepada Rasul-Nya shallahu ‘alaihi wa sallam, melarangnya agar jangan ragu terhadap batilnya peribadatan para musyrikin kepada berhala mereka, karena mereka tidak punya dalil legalitas ibadah tersebut. Mereka hanya mengikuti nenek moyang mereka, menyembah apa yang mereka sembah berupa berhala-berhala. Firman-Nya : (وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمۡ نَصِيبَهُمۡ غَيۡرَ مَنقُوصٖ) Allah mengkabarkan bahwa Dia akan membalas segala yang mereka—kaum musyirikin—lakukan dengan kebaikan, keburukan, rahmat, atau azab yang sempurna, tidak dikurangi sama sekali.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Hud ayat 109: Maksudnya jangan ragu-ragu bahwa menyembah berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan buruk akibatnya, mereka akan diazab karenanya sebagaimana generasi sebelum mereka. Ayat ini merupakan hiburan bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Yakni tidak ada alasan mereka menyembah berhala selain karena mengikuti nenek moyang mereka dahulu, padahal yang demikian bukanlah alasan.
Maksudnya azab. Ada pula yang menafsirkan, bahwa mereka akan memperoleh bagian yang ditentukan untuk mereka di dunia dengan sempurna meskipun bagian (kenikmatan) yang ditentukan untuk mereka banyak. Namun yang demikian tidaklah menunjukkan baiknya keadaan mereka, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan yang tidak Dia cintai, dan tidak memberikan iman dan amal saleh keculai kepapa orang yang Dia cintai. Kesimpulan ayat ini adalah, janganlah kita tertipu oleh orang-orang zalim karena sepakatnya mereka dengan orang-orang terdahulu yang tersesat dan jangan pula tertipu karena kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 109
Karena begitu dahsyatnya keadaan hari kiamat itu, maka janganlah engkau wahai orang-orang yang mendengar seruan ini ragu-ragu tentang apa yang mereka sembah, yaitu berhala, karena sesembahan mereka tidak dapat mendatangkan manfaat dan menolak mudarat. Tindakan mereka menyembah berhala atau sejenisnya sebagaimana nenek moyang mereka dahulu menyembah, benar-benar dapat menghantarkan mereka masuk ke dalam neraka. Kami pasti akan menyempurnakan pembalasan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia dengan sempurna tanpa dikurangi sedikit pun. Setelah dijelaskan tentang keingkaran penduduk mekah terhadap risalah nabi Muhammad serta penolakan mereka terhadap Al-Qur'an, berikut ini dijelaskan tentang keberadaan umat nabi musa terhadap kitab suci yang diturunkan kepadanya. Dan sungguh, kami telah menurunkankan kitab taurat kepada musa, lalu diperselisihkannya tentang isi kitab itu oleh bani israil, sehingga ada yang mempercayainya ada juga yang mengingkarinya, mereka yang mengingkari karena mengikuti hawa nafsunya. Dan kalau tidak ada ketetapan yang terdahulu dari tuhanmu untuk menunda siksaan hingga hari kiamat, niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka berupa azab pada waktu itu juga. Sungguh, mereka orang kafir mekah dan orang-orang yang mengingkari kitab taurat benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya yakni kebenaran isi kandungan kitab suci yang diturunkan Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah pelbagai penafsiran dari beragam ulama mengenai isi dan arti surat Hud ayat 109 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita semua. Sokonglah dakwah kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.