Surat At-Taubah Ayat 98
وَمِنَ ٱلْأَعْرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغْرَمًا وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ ٱلدَّوَآئِرَ ۚ عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ ٱلسَّوْءِ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Arab-Latin: Wa minal-a'rābi may yattakhiżu mā yunfiqu magramaw wa yatarabbaṣu bikumud-dawā`ir, 'alaihim dā`iratus-saụ`, wallāhu samī'un 'alīm
Artinya: Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
« At-Taubah 97 ✵ At-Taubah 99 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Tentang Surat At-Taubah Ayat 98
Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 98 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah berharga dari ayat ini. Didapati beragam penjelasan dari banyak ulama mengenai isi surat At-Taubah ayat 98, misalnya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan di antara orang-orang Badui itu ada yang mengira bahwa apa yang di keluarkan di jalan Allah sebagai bentuk jeratan dan kerugian yang tidak mendatangkan pahala baginya dan tidak menolak siksaan dari diriNya, dan diapun menunggu-nunggu kejadian-kejadian buruk dan bencan-bencana menimpa kalian. Akan tetapi, keburukan berputar atas mereka, bukan pada kaum muslimin. Dan Allah Maha Mendengar apa yang mereka katakan , juga MahaMengatahui niat-niat buruk mereka
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
98. Sebagian orang baduwi menganggap berinfak di jalan Allah merupakan suatu kerugian. Dan mereka senantiasa menunggu turunnya musibah kepada kalian; namun Allah mengembalikan harapan mereka itu kepada mereka sendiri. Allah Maha Mendengar segala perkataan dan Maha Mengetahui segala perbuatan dan niat.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
98. Sebagian dari orang-orang badui yang munafik itu beranggapan bahwa harta yang mereka infakkan di jalan Allah adalah kerugian dan beban yang memberatkan, karena ia beranggapan bahwa Allah tidak akan memberinya balasan apabila ia menginfakkan hartanya dan tidak akan memberinya hukuman apabila ia enggan menginfakkan hartanya di jalan Allah. Meskipun demikian ia terkadang berinfak dengan tujuan ria dan berpura-pura. Ia selalu menunggu-nunggu waktu dimana kalian -wahai orang-orang mukmin- ditimpa bencana supaya ia bisa melepaskan diri dari kalian. Akan tetapi Allah justru membuat musibah serta perputaran masa yang akhirnya tidak terpuji yang mereka harapkan menimpa orang-orang mukmin itu menimpa mereka sendiri, bukan menimpa orang-orang mukmin. Allah Maha Mendengar apa yang mereka ucapkan dan Maha Mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
98. وَمِنَ الْأَعْرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغْرَمًا (Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian)
Yakni ia menyangka bahwa harta yang ia infakkan di jalan Allah adalah sebuah kerugian namun tetap mengeluarkan infak untuk riya’ dan taqiyah (menyembunyikan jati dirinya).
وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ الدَّوَآئِرَ (dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu)
Yakni menanti perputaran keadaan dari kenikmatan menjadi musibah.
عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ السَّوْءِ ۗ( merekalah yang akan ditimpa marabahaya)
Allah menjadikan balasan bagi mereka seperti apa yang mereka inginkan bagi kaum muslimin, merekalah yang ditimpa kekalahan dan keburukan, azab dan musibah, dan hal-hal yang tak diinginkan.
وَاللهُ سَمِيعٌ (Dan Allah Maha Mendengar)
Mendengar apa yang mereka katakan.
عَلِيمٌ (lagi Maha Mengetahui)
Mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam hati.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
98. Sebagian orang Baduwi yang menganggap bahwa nafkahnya di jalan Allah itu merupakan sebuah hukuman dan kerugian itu karena tidak berpedoman pada pahala yang diterimanya, melainkan mendapatkan dorongan untuk pamer dan menunjukkan kekuatan. Dia menunggu waktu dimana musibah akan melingkupi kalian, sehingga dia terlepas dari infaq. Tapi dialah yang akan menerima waktu musibahnya berupa kekalahan, bencana dan hal yang buruk. Itu adalah doa yang serupa dengan apa yang dia tunggu-tunggu dari orang-orang muslim. Allah itu maha Mendengar ucapan mereka lagi Maha mengetahui perbuatan dan niat-niat buruk mereka.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Di antara orang-orang Arab Badui ada yang menganggap apa yang diinfakkannya sebagai suatu kerugian} kerugian {dan menunggu} menunggu {kalian mendapat giliran} perubahan waktu yang disertai bencana {Merekalah yang pasti akan ditimpa giliran buruk} musibah yang selalu berputar dan menyakiti mereka {Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
98. Di antara sebab yang lain juga adalah bahwa orang-orang Arab Badui lebih kikir dan lebih berambisi dalam urusan harta, di antara mereka terdapat “orang yang memandang apa yang di nafkahkannya (di jalan Allah)”, berupa zakat, nafkah di jalan Allah, dan lain-lain “sebagai suatu kerugian.” Yakni dia memandangnya sebagai kerugian dan kekurangan, tidak berharap pahala dari Allah, tidak berharap dengannya Wajah Allah, dan hampir tidak dilaksanakan kecuali dengan terpaksa. “Dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu.” Yakni di antara bukti permusuhan dan kebencian mereka kepada orang-orang yang beriman adalah bahwa mereka menginginkan dan menanti-nantikan musibah dan marabahaya yang ditimpakan kepada orang-orang Mukmin. Justru yang terjadi sebaliknya. “Merekalah yang akan ditimpa marabahaya.” Adapun orang-orang Mukmin, maka mereka akan meraih hasil baik atas musuhnya dan akibat yang menggembirakan. “Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Mengetahui niat manusia dan amal yang dilakukannya, apakah ia ikhlas atau tidak.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 97-99
Allah SWT memberitahukan bahwa di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang-orang kafir, orang-orang munafik, dan orang-orang mukmin. Dan kekufuran dan kemunafikan pada mereka itu lebih besar, lebih dahsyat dan lebih dominan daripada yang lainnya. yaitu mereka tidak mengetahui hukum-hukum yang telah diturunkan Allah kepada RasulNya.
Berdasarkan sifat keras dan kasar penduduk Badui, maka Allah tidak mengutus seorang rasul pun dari kalangan mereka, dan sesungguhnya pengutusan itu hanya terjadi di kalangan penduduk kota, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk kota) (Surah Yusuf: 109) Dan ketika orang Arab Badui itu memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW membalasnya berlipat ganda sampai dia puas. Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya aku berniat untuk tidak menerima suatu hadiah pun kecuali dari orang Quraisy, atau orang Tsaqafi atau orang Anshar atau orang Dausiy” karena mereka tinggal di kota-kota, yaitu Makkah, Thaif, Madinah, dan Yaman. Mereka lebih lembut akhlaknya daripada orang-orang Arab Badui, karena wataknya orang-orang Arab Badui itu kasar.
Firman Allah SWT: (Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana) yaitu Maha Mengetahui orang yang pantas Dia ajari keimanan dan ilmu, dan Maha Bijaksana dalam pembagian ilmu, kebodohan, keimanan, kekufuran, dan kemunafikan di antara hamba-hambaNya. Tidak ada yang meminta pertanggungjawaban kepadaNya tentang apa yang Dia perbuat karena ilmu dan kebijaksanaanNya.
Allah SWT memberitahukan bahwa di antara mereka: (ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya) yaitu di jalan Allah (sebagai suatu kerugian) yaitu kebangkrutan dan kerugian (dan dia menanti-nanti mara bahaya menimpa kalian) yaitu menunggu kalian ditimpa kejadian dan malapetaka (merekalah yang akan ditimpa mara bahaya) yaitu sebaliknya menimpa mereka dan keburukan mengelilingi mereka (Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) yaitu Maha Mendengar doa hamba-hambaNya, dan Maha Mengetahui siapa yang layak mendapat kemenangan dan siapa yang layak mendapat kehinaan.
Firman Allah: (Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul) Ini merupakan golongan yang terpuji dari kalangan orang-orang Arab Badui. Mereka adalah orang-orang yang menjadikan harta yang mereka nafkahkan di jalan Allah sebagai sesuatu untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan mereka berharap dengan itu untuk mendapatkan doa Rasulallah untuk mereka (Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah)) yaitu ketahuilah bahwa hal itu mereka dapatkan (Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat At-Taubah ayat 98: Karena mereka tidak mencari keridhaan Allah dan mengharapkan pahalanya, bahkan mengeluarkannya karena terpaksa. Seperti yang dilakukan Bani Asad dan Ghatfan.
Karena bencinya mereka kepada kaum mukmin.
Dia mengetahui niat semua hamba dan amalan yang muncul darinya berupa keikhlasan atau selainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 98
Dan di antara orang-orang arab badui itu ada yang memandang apa yang diinfakkannya di jalan Allah sebagai suatu kerugian karena mereka tidak percaya adanya pahala atas amal saleh, sehingga mereka beranggapan bahwa harta yang diinfakkan akan lenyap begitu saja. Dia menantinanti marabahaya menimpamu, yakni nabi Muhammad dan umat islam, karena keengganan mereka membayar zakat dan karena kebencian mereka kepadamu. Padahal merekalah yang akan ditimpa marabahaya, dengan semakin tersebarnya ajaran agama islam dan mereka akan mendapat siksa di akhirat. Allah maha mendengar perkataan mereka, maha mengetahui perbuatan mereka. Dan di antara orang-orang arab badui itu ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian dengan selalu berusaha memelihara keimananan itu, dan memandang apa yang diinfakkannya di jalan Allah sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa rasul, karena rasul selalu mendoakan orang yang menyalurkan zakat dan infak. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat, yakni surga-Nya, lantaran keikhlasan mereka dalam berinfak; sesungguhnya Allah maha pengampun dosa orang-orang yang bertobat dengan sungguh-sungguh, maha penyayang, karena selalu memberi rahmat kepada orang yang bertobat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penjabaran dari banyak ahli tafsir terhadap makna dan arti surat At-Taubah ayat 98 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita semua. Dukung kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.