Surat At-Taubah Ayat 97

ٱلْأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلَّا يَعْلَمُوا۟ حُدُودَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Arab-Latin: Al-a'rābu asyaddu kufraw wa nifāqaw wa ajdaru allā ya'lamụ ḥudụda mā anzalallāhu 'alā rasụlih, wallāhu 'alīmun ḥakīm

Artinya: Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

« At-Taubah 96At-Taubah 98 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Berkaitan Surat At-Taubah Ayat 97

Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 97 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran mendalam dari ayat ini. Ada berbagai penjabaran dari beragam mufassirin berkaitan kandungan surat At-Taubah ayat 97, di antaranya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Orang-orang Arab Badui, yaitu para penduduk pendalaman, lebih keras kekafiran dan kemunafikannya daripada para penghuni perkotaan. Demikian itu dikarenkan kekerasan perilaku dan kerasnya hati mereka dan jauhnya mereka dari ilmu dan ulama serta majelis nasihat dan tempat-tempat berdzikir. Karena latar belakang tersebut, mereka lebih besar kemungkinan tidak mengetahui rambu-rambu agama dan apa yang Allah turunkan berupa ajaran-ajaran syariat dan hukum-hukum. Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka semua, Mahabijaksana dalam pengaturaNya terhadap urusan-urusan hamba-hambaNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

97. Sebagian penduduk baduwi lebih besar kekafirannya daripada penduduk kota, sebab tempat mereka jauh dari ilmu dan para ulama; dan mereka pantas jika tidak mengetahui hukum-hukum dan syariat yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad. Allah Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya dan Maha Bijaksana dalam mengatur urusan mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

97. Jikalau orang-orang badui memilih menjadi kafir atau munafik tentu kekafiran dan kemunafikan mereka lebih parah daripada orang-orang yang tinggal di perkotaan, karena orang-orang badui tersebut kemungkinan besar tidak paham perihal ilmu agama, dan lebih berpotensi untuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban, sunnah-sunnah, dan ketentuan-ketentuan hukum yang Allah turunkan kepada rasul-Nya. Hal itu karena mereka memiliki watak yang keras, kasar, dan kurang bergaul. Allah Maha Mengetahui hal ihwal mereka, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, lagi Dia Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya dan menetapkan syariat-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

97. الْأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا (Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya)
Yakni kekafiran dan kemunafikan mereka lebih besar dari selain mereka, karena mereka memiliki hati yang sangat keras, tabiat yang sangat buruk, ucapan yang sangat bengis, dan lebih jarang mendengar ayat-ayat kitab Allah dan apa yang dibawa oleh para rasul.
Orang Arab badui adalah orang yang tinggal di pedalaman arab. Orang yang tinggal di perkampungan disebut orang arab, sedangkan yang tinggal di pedalaman disebut orang arab badui.

وَأَجْدَرُ أَلَّا يَعْلَمُوا۟ حُدُودَ مَآ أَنزَلَ اللهُ(dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya)
Berupa syariat-syariat dan hukum-hukum, karena mereka tinggal di tempat yang jauh dari tempat-tempat para nabi dan turunnya wahyu.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

97. Penduduk padang pasir atau orang Baduwi itu lebih dahsyat kekufuran dan kemunafikannya daripada orang lain, karena kekerasan hati, kekolotan, ketidaktahuan dan terasingnya mereka dari pengetahuan dan kota. Barangsiapa menjadikan negeri Arab sebegai tempat tinggal maka dia adalah orang Arab, dan orang yang tinggal di padang pasir maka mereka adalah orang Baduwi. Mereka itu lebih pantas untuk tidak mengetahui batas-batas yang ditentukan Allah berupa syariat dan hukum karena keterasingan mereka dari pengetahuan dan tempat para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka, lagi Maha bijaksana dalam mengatur urusan-urusan makhlukNya. Ayat ini turun terkait orang-orang Baduwi, yaitu Bani Asad dan bani Ghatfan dan terkait orang-orang Baduwi yang datang ke Madinah.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Orang-orang Arab} Badui {lebih kuat kekufuran dan kemunafikannya, serta sangat wajar} lebih pantas dan lebih sesuai {tidak} tidak {mengetahui batas-batas yang diturunkan Allah kepada RasulNya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

97. Allah berfirman, “orang-orang Arab Badui itu”, yaitu mereka yang tinggal di pelosok dan pedalaman “lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya”, daripada orang kota meskipun mereka juga ada yang kafir dan munafik, hal itu karena beberapa sebab, di antaranya adalah jauhnya mereka dari pengetahuan tentang syariat-syariat agama, amal perbuatan dan hukum-hukum, maka mereka lebih layak, “dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada RasulNya,” berupa dasar-dasar iman dan hukum-hukum perintah dan larangan. Lain halnya dengan orang-orang yang tinggal di kota, mereka lebih mungkin mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada RasulNya. Dengan ilmu ini, muncul pada mereka gambaran-gambaran yang baik dan keinginan kepada kebaikan yang mereka ketahui hal mana itu tidak ada di pedalaman. Pada orang-orang kota juga terdaapat tabiat yang lembut dan ketundukan kepada penyeru yang mana hal itu tidak terdapat pada orang-orang pedalaman. Orang kota juga bergaul dengan ahli iman dan berinteraksi lebih banyak daripada orang yang tinggal di pedalaman. Oleh karenanya orang-orang kota lebih layak mengetahui kebaikan daripada orang-orang di pedalaman, meski di kota dan di desa tetap ada orang-orang munafik dan kafir, hanya saja yang di pedalaman lebih keras dan lebih sangat.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 97-99
Allah SWT memberitahukan bahwa di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang-orang kafir, orang-orang munafik, dan orang-orang mukmin. Dan kekufuran dan kemunafikan pada mereka itu lebih besar, lebih dahsyat dan lebih dominan daripada yang lainnya. yaitu mereka tidak mengetahui hukum-hukum yang telah diturunkan Allah kepada RasulNya.
Berdasarkan sifat keras dan kasar penduduk Badui, maka Allah tidak mengutus seorang rasul pun dari kalangan mereka, dan sesungguhnya pengutusan itu hanya terjadi di kalangan penduduk kota, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk kota) (Surah Yusuf: 109) Dan ketika orang Arab Badui itu memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW membalasnya berlipat ganda sampai dia puas. Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya aku berniat untuk tidak menerima suatu hadiah pun kecuali dari orang Quraisy, atau orang Tsaqafi atau orang Anshar atau orang Dausiy” karena mereka tinggal di kota-kota, yaitu Makkah, Thaif, Madinah, dan Yaman. Mereka lebih lembut akhlaknya daripada orang-orang Arab Badui, karena wataknya orang-orang Arab Badui itu kasar.
Firman Allah SWT: (Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana) yaitu Maha Mengetahui orang yang pantas Dia ajari keimanan dan ilmu, dan Maha Bijaksana dalam pembagian ilmu, kebodohan, keimanan, kekufuran, dan kemunafikan di antara hamba-hambaNya. Tidak ada yang meminta pertanggungjawaban kepadaNya tentang apa yang Dia perbuat karena ilmu dan kebijaksanaanNya.
Allah SWT memberitahukan bahwa di antara mereka: (ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya) yaitu di jalan Allah (sebagai suatu kerugian) yaitu kebangkrutan dan kerugian (dan dia menanti-nanti mara bahaya menimpa kalian) yaitu menunggu kalian ditimpa kejadian dan malapetaka (merekalah yang akan ditimpa mara bahaya) yaitu sebaliknya menimpa mereka dan keburukan mengelilingi mereka (Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) yaitu Maha Mendengar doa hamba-hambaNya, dan Maha Mengetahui siapa yang layak mendapat kemenangan dan siapa yang layak mendapat kehinaan.
Firman Allah: (Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul) Ini merupakan golongan yang terpuji dari kalangan orang-orang Arab Badui. Mereka adalah orang-orang yang menjadikan harta yang mereka nafkahkan di jalan Allah sebagai sesuatu untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan mereka berharap dengan itu untuk mendapatkan doa Rasulallah untuk mereka (Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah)) yaitu ketahuilah bahwa hal itu mereka dapatkan (Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat At-Taubah ayat 97: Orang-orang Badui adalah orang-orang Arab yang berdiam di padang pasir yang hidupnya selalu berpindah-pindah.

Daripada penduduk kota atau kampung karena sifat kasar mereka, dan tabi’at mereka yang keras serta jauhnya mereka dari mendengarkan Al Qur’an; dari mengetahui syari’at maupun hukum-hukum Islam. Berbeda dengan penduduk kota atau kampung, di mana mereka dekat dengan ilmu agama, oleh karenanya mereka memiliki bayangan mana yang baik dan ada keinginan mengerjakan kebaikan karena banyak mengetahui jalan-jalan kebaikan, tabi’at mereka lembut, dsb. Meskipun demikian, di daerah kota dan badui ada saja orang-orang kafir dan munafik.

Berupa hukum-hukum dan syari’at.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 97

Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang kebohongan dan sumpah palsunya orang-orang munafik, lalu dijelaskan tentang orang arab badui dan keimanan mereka. Orang-orang arab badui itu hidup dalam suasana kekerasan alam, tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan, jauh dari nabi Muhammad sumber informasi ajaran agama dan, lebih kuat kekafiran dan kemunafikannya, dan sangat wajar tidak mengetahui hukumhukum yang diturunkan Allah kepada rasul-Nya, karena kurangnya informasi ajaran-ajaran agama. Allah maha mengetahui keadaan mereka dan mahabijaksana dalam memberikan ketetapan hukum kepada mereka. Dan di antara orang-orang arab badui itu ada yang memandang apa yang diinfakkannya di jalan Allah sebagai suatu kerugian karena mereka tidak percaya adanya pahala atas amal saleh, sehingga mereka beranggapan bahwa harta yang diinfakkan akan lenyap begitu saja. Dia menantinanti marabahaya menimpamu, yakni nabi Muhammad dan umat islam, karena keengganan mereka membayar zakat dan karena kebencian mereka kepadamu. Padahal merekalah yang akan ditimpa marabahaya, dengan semakin tersebarnya ajaran agama islam dan mereka akan mendapat siksa di akhirat. Allah maha mendengar perkataan mereka, maha mengetahui perbuatan mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian bermacam penjabaran dari beragam mufassirin terhadap makna dan arti surat At-Taubah ayat 97 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi ummat. Bantulah usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Banyak Dikunjungi

Baca berbagai halaman yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Kahfi, Al-Waqi’ah, Al-Kautsar, Asmaul Husna, Do’a Sholat Dhuha, Shad 54. Ada pula Al-Ikhlas, Ar-Rahman, Al-Mulk, Al-Baqarah, Yasin, Ayat Kursi.

  1. Al-Kahfi
  2. Al-Waqi’ah
  3. Al-Kautsar
  4. Asmaul Husna
  5. Do’a Sholat Dhuha
  6. Shad 54
  7. Al-Ikhlas
  8. Ar-Rahman
  9. Al-Mulk
  10. Al-Baqarah
  11. Yasin
  12. Ayat Kursi

Pencarian: surat al alaq latin 1-19, surah an nahl ayat 114, yasin arab latin, qs at tahrim ayat 6, surat al baqarah ayat 102

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.