Surat Al-Ma’idah Ayat 79
كَانُوا۟ لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
Arab-Latin: Kānụ lā yatanāhauna 'am mungkarin fa'alụh, labi`sa mā kānụ yaf'alụn
Artinya: Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.
« Al-Ma'idah 78 ✵ Al-Ma'idah 80 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 79
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 79 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan berharga dari ayat ini. Ditemukan beberapa penafsiran dari berbagai ulama berkaitan makna surat Al-Ma’idah ayat 79, misalnya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Orang-orang yahudi itu memperlihatkan tindakan-tindakan maksiat dan menyetujuinya. Sebagian dari mereka tidak melarang sebagian yang lain dari perbuatan kemungkaran apa pun yang mereka perbuat. Ini termasuk tindakan-tindakan buruk mereka. Dan dengan itu, mereka pantas diusir dari rahmat Allah
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
79. Mereka tidak melarang kawan mereka berbuat maksiat. Bahkan para pendosa di antara mereka melakukan perbuatan maksiat dan kemungkaran secara terang-terangan, karena tidak ada yang melarangnya. Sungguh buruk sekali sikap mereka yang tidak mau melarang kemungkaran tersebut.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
79. كَانُوا۟ لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ (Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat)
Mereka tidak melarang orang yang bermaksiat dalam menjalankan atau merencanakan kemaksiatannya.
Menyeru kepada kebaikan dan melarang kemungkaran merupakan salah satu asas terpenting dan kewajiban terbesar dalam agama Islam.
لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ(Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu)
Yakni perbuatan mereka tidak melarang apa yang wajib mereka larang.
Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah bersabda: “sesungguhnya kekurangan/kesalahan pertama yang masuk ke dalam bani Israil adalah ketika seseorang dari mereka bertemu dengan orang lain, kemudian ia berkata kepadanya: Hai kamu, takutlah kamu kepada Allah! Dan tinggalkan yang kau perbuat itu karena itu haram bagimu. Kemudian ia bertemu kembali dengannya dihari berikutnya, namun perbuatan buruk temannya itu tidak mencegahnya untuk menjadikannya teman makan, minum, dan duduk-duduk. Ketika itu mereka lakukan, Allah menjadikan hati mereka saling berselisih dan melaknat mereka”.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
78-79
1 ) Alqur'an menceritakan kepada kita bahwa kaum-kaum terdahulu adalah kaum yang berhadapan dengan laknat dengan tangan-tangan para Nabi, dan dosa mereka yang paling besar (sebab datangnya laknat ini) adalah karena mereka tidak saling menegur dan melarang dari perbuatan buruk!
2 ). Jika pembela kebenaran diam dan berlepas diri dari tanggung jawab mereka untuk menyampaikan kebanaran itu, maka sungguh orang-orang salah akan terus konsisten dengan kesalahan mereka, dan orang-orang akan ikut dengan kesalahan itu, dan orang-orang yang diam itu akan kembali kepada tuhannya dengan membawa dosa atas sikap mereka menyembunyikan kebenaran.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
79. Mereka tidak saling mencegah perbuatan maksiat, atau merasa tenang dengan perbuatan itu, bahkan meridhainya. Sungguh amat buruk perbuatan dan pengabaian mereka berupa kemaksiatan dan kemungkaran
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka tidak saling mencegah} tidak mencegah satu sama lain {perbuatan mungkar yang mereka lakukan. Sungguh itulah seburuk-buruk apa yang mereka lakukan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
79. Di antara kedurhakaan mereka yang menjadi penyebab turunnya azab dan terjadinya hukuman adalah bahwa “mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat.” Artinya, mereka melakukan kemungkaran tetapi sebagian dari mereka tidak melarang sebagian yang lain, maka pelaku dan yang lainnya yang mendiamkan kemungkaran walaupun dia mampu mengingkarinya adalah sama.
Itu menunjukkan bahwa mereka meremehkan perintah Allah dan maksiat kepadaNya bagi mereka adalah sepele. Jika mereka memiliki penghormatan kepada Rabb mereka, niscaya mereka akan memiliki ghirah terhadap apa-apa yang diharamkanNya dan tentunya akan marah karena marahNya.
Dan sesungguhnya mendiamkan kemungkaran padahal dia mampu untuk mengingkarinya dapat menimbulkan azab, karena ia mengandung dampak negative yang besar:
Di antaranya adalah, sekedar mendiamkan suatu maksiat saja, walaupun orang yang diam itu tidak melakukannya secara langsung, sebagaimana kemaksiatan harus dijauhi, pengingkaran terhadap kemaksiatan juga harus dilakukan.
Di antaranya adalah apa yang telah di jelaskan yaitu bahwa itu menunjukan rasa remeh terhadap kemaksiatan dan kekurangannya kemaksiatan juga harus di lakukan.
Di antaranya adalah bahwa itu membuat para berandal, pelaku maksiat semakin berani memperbanyak kemaksiatan jika mereka jera darinya, maka keburukan meningkat, musibah dan dunia menjadi besar. Para pelaku kamksiatan itu merajalela dan berkuasa, lalu setelah itu para pelaku kebaikan melemah dalam melawan para pengikut kemaksiatan, akhirnya apa yang dahulu mereka mampu lakukan, sekarang tidak lagi mereka lakukan.
Di antaranya adalah meninggalkan nahyi munkar bisa menjadi penyebab terkikisnya ilmu dan merajalela kebodohan. Jika kemaksiatan di ulang-ulang dan di lakukan oleh banyak orang lau para ulama tidak ada yang mengingkarinya, maka akan di kira ia bukanlah kemaksiatan bahkan bisa jadi orang bodoh mengiranya ibadah yang baik. Kerusakan mana lagi yang lebih besar daripada meyakini apa yang di haramkan oleh Allah sebagai sesuatu yang halal, kebenaran menjadi jungkir balik dan yang haq terlihat seperti kebatilan?
Di antaranya adalah bahwa mendiamkan kemaksiatan bisa menghiasi kemaksiatan itu di hati manusia, lalu sebagian orang mengikuti sebagian yang lain. Manusia cenderung mengikuti orang-orang yang sepertinya dari kaumnya. Dan banyak lagi yang lainnya.
Mendiamkan kemungkaran akan berakibat seperti ini, maka Allah menyatakan bahwa Bani Israil yang kafir dari mereka dilaknat olehNya karena kemaksiatan dan pelanggarannya yang di khususkan dari itu kemungkaran besar ini. “ Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuatan itu.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 78-81
Allah SWT memberitahukan bahwa Dia melaknat orang-orang kafir dari Bani Israil pada masa yang lama, dalam hal yang telah Dia turunkan kepada nabiNya, nabi Dawud; dan melalui lisan nabi Isa, karena kedurhakaan mereka kepada Allah dan kesewenang-wenangan mereka terhadap makhlukNya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa mereka dilaknat dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan.
Kemudian Allah menjelaskan tentang yang mereka lakukan di masa mereka. Allah SWT berfirman: (Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu (79)) yaitu mereka tidak melarang satu sama lain dari melakukan perbuatan dosa dan hal-hal yang haram. Kemudian Dia mencela mereka atas hal itu untuk memberi peringatan agar tidak melakukan perbuatan yang telah mereka lakukan, Lalu Allah berfirman: (Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu)
Terkait firman Allah (Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong aengan orang-orang kafir (musyrik)) Mujahid berkata bahwa itu adalah orang-orang munafik.
Firman Allah (Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka)
yaitu dengan pertemanan mereka dengan orang-orang kafir dan meninggalkan pertemanan dengan orang-orang mukmin yang menimbulkan kemunafikan dalam hati mereka. Allah murka terhadap mereka dengan kemurkaan yang terus-menerus sampai hari mereka dikembalikan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (yaitu kemurkaan Allah kepada mereka) dengan itu Dia menjelaskan sesuatu untuk mencela mereka kemudian Dia memberitahukan tentang mereka, bahwa (mereka kekal dalam siksaan) yaitu pada hari kiamat.
Firman Allah SWT: (Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada nabi, dan kepada apa yang diturunkan kepadanya, niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrik itu menjadi penolong-penolong)
yaitu jika mereka beriman kepada Allah, Rasulallah dan Al-Qur'an, sungguh mereka tidak akan melakukan perbuatan yang telah mereka lakukan berupa menjadikan orang-orang kafir sebagai teman dalam hati mereka, dan memusuhi orang-orang yang beriman kepada Allah, Nabi SAW, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepada beliau (Tetapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik) yaitu menyimpang dari ketaatan kepada Allah dan RasulNya, dan menentang ayat-ayat yang diwahyukan dan yang diturunkan kepada beliau
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 79: Sehingga mereka sama seperti pelaku kemungkaran itu karena mendiamkan kemungkaran padahal mampu mencegahnya. Hal ini menunjukkan sikap remeh mereka terhadap perintah Allah dan anggapan ringan bermaksiat kepada Allah oleh mereka. Sekiranya mereka memiliki rasa ta'zhim (pengagungan) kepada Allah, tentu mereka akan cemburu karena larangan-Nya dikerjakan, dan mereka akan marah karena-Nya.
Mendiamkan kemungkaran dapat berakibat banyak mafsadat, di antaranya:
- Mendiamkan kemungkaran itu sendiri merupakan kemaksiatan, meskipun dia tidak mengerjakannya.
- Menunjukkan bahwa dirinya meremehkan maksiat.
- Membuat pelaku maksiat dan kefasikan berani melakukan banyak maksiat, sehingga kejahatan bertambah, dan lama kelamaan banyak yang mengikutinya sehingga pelakunya menjadi mayoritas, sedangkan orang-orang yang baik menjadi minoritas serta tidak mampu mencegah kemungkaran itu.
- Meninggalkan kemungkaran dapat membuat ilmu agama menjadi hilang dan kebodohan melanda. Hal itu, karena maksiat jika berulang kali dilakukan dan tidak diingkari akan mengakibatkan persangkaan bahwa yang demikian bukan maksiat, bahkan orang yang tidak tahu bisa mengiranya sebagai perkara baik, padahal kerusakan apa yang lebih besar daripada anggapan halal terhadap apa yang diharamkan Allah?
- Mendiamkan kemungkaran, bisa menjadikan orang lain memandang baik perbuatan itu sehingga diikuti.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 79
Kebanyakan dari umat yahudi itu bersikap melampaui batas, sehingga mereka tidak berbeda satu sama lain, dan mereka juga tidak saling mencegah dari perbuatan mungkar atau penyimpangan yang selalu mereka perbuat. Sesungguhnya keadaan seperti ini mengisyaratkan betapa sangat buruk apa yang selalu mereka perbuat selama itu. Kamu telah melihat dari peristiwa-peristiwa yang lalu bahwa banyak di antara mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir musyrik untuk memerangimu, seperti yang terjadi dalam perang ahzab. Karena itu, sesungguhnya dengan perilaku semacam itu betul-betul sangat buruk apa yang mereka lakukan untuk diri mereka, sebab tindakan demikian hanya akan menuai balasan yang berat, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka, dan di akhirat nanti, mereka akan kekal dalam siksaan atau azab api neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penjabaran dari banyak ulama berkaitan isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 79 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi ummat. Bantulah syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.