Surat Al-Ma’idah Ayat 23

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

قَالَ رَجُلَانِ مِنَ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمَا ٱدْخُلُوا۟ عَلَيْهِمُ ٱلْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَٰلِبُونَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Arab-Latin: Qāla rajulāni minallażīna yakhāfụna an'amallāhu 'alaihimadkhulụ 'alaihimul-bāb, fa iżā dakhaltumụhu fa innakum gālibụna wa 'alallāhi fa tawakkalū ing kuntum mu`minīn

Artinya: Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".

« Al-Ma'idah 22Al-Ma'idah 24 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Berkaitan Surat Al-Ma’idah Ayat 23

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 23 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir penting dari ayat ini. Terdokumentasikan aneka ragam penafsiran dari beragam pakar tafsir berkaitan makna surat Al-Ma’idah ayat 23, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Berkatalah dua orang lelaki dari orang-orang yang takut kepada Allah , yang Allah telah limpahkan kenikmatan kepada mereka berdua untuk menaati Allah dan menaati rasulNya, kepada Bani israil, ”masuklah kepada mereka para penjajah itu melalui pintu gerbang kota mereka, sebagai satu bentuk ikhtiar. Kemudian apabila kalian telah memasuki pintu gerbang niscaya kalian akan dapat mengalahkan mereka. Dan hanya kepada Allah lah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian orang-orang yang beriman kepada rasulNya terkait risalah yang dia bawa kepada kalian, lagi mengamalkan syariatNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

23. Namun akan tetap ada orang-orang yang akan membela kebenaran meskipun mereka hanya sedikit. Dan inilah dua lelaki pilihan yang shalih, mereka berdiri dengan gagah untuk membela kebenaran sehingga Allah catat mereka di dalam kitab-Nya yang paling agung dan mulia.

Itulah kejantanan dan keberanian yang akan tampak pada peristiwa-peristiwa yang besar, yang senantiasa diiringi rasa takut kepada Allah. Karena barangsiapa yang takut kepada Allah niscaya dia tidak akan takut kepada selain-Nya, dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah niscaya dia akan takut dari segalanya.

Oleh sebab itu, mereka berani menyampaikan nasehat yang agung: "Hendaklah kalian segera memasuki Baitul Maqdis dengan usaha yang sungguh-sungguh dan taatilah Tuhan kalian, ikutilah nabi kalian, dan seranglah benteng-benteng musuh kalian itu, niscaya kalian akan meraih kemenangan. Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan bertakwalah kepada Allah jika kalian termasuk orang-orang yang beriman, karena tawakal merupakan sifat orang beriman. Dan tingkat tawakal tergantung tingkat keimanan."


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

23. Dua orang sahabat Musa yang merasa takut kepada Allah dan takut pada hukuman-Nya serta mendapatkan bimbingan Allah untuk patuh kepada-Nya berkata kepada kaumnya untuk mendorong mereka agar menjalankan perintah Musa -‘Alaihissalām-, “Hadapilah para penjajah yang kejam itu dengan memasuki pintu gerbang kota. Jika kalian berhasil mendobrak pintu gerbang itu dan masuk ke dalam kota, niscaya -dengan izin Allah- kalian akan dapat mengalahkan mereka. Kalian harus percaya akan sunatullah yang menggantungkan pertolongan pada usaha-usaha berupa iman kepada Allah dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Dan bersandarlah serta bertawakkallah kalian hanya kepada Allah jika kalian benar-benar beriman kepada-Nya. Karena iman kepada Allah mengharuskan berserah diri kepada-Nya -Subḥānahu-”.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

23. قَالَ رَجُلَانِ (Berkatalah dua orang)
Yakni Yusya’ dan Kalab bin Yufanna, dan mereka berdua termasuk dari 12 pemimpin bani Israil.

مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ(diantara orang-orang yang takut)
Yakni takut kepada Allah.
Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah keduanya termasuk orang-orang yang takut pada kelemahan dan kepengecutan Bani Israil.

أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمَا (yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya)
Yakni dengan kenikmatan iman dan yakin akan mendapat apa yang dijanjikan kepada mereka berupa kemenangan dan kejayaan.

ادْخُلُوا۟ عَلَيْهِمُ الْبَابَ(Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu)
Yakni pintu negeri yang dihuni orang-orang yang gagah perkasa tersebut.

فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غٰلِبُونَ ۚ( maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang)
Keduanya mengatakan ini sebagai bentuk kepercayaan mereka atas janji Allah.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

22-23

1 ). Ketika orang-orang telah melemah maka bangkitlah kamu diatas pendirian yang benar, perhatikan kisah penaklukan Baitul Maqdis dan bagaimana Bani Israil berkata kepada Musa 'alaihissalam : { يَا مُوسَىٰ إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ } "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya", maka satu-santunya pegangan yang dengan soeang hamba akan menjadi kuat dan kokoh adalah al-Qur'an.

2 ). Jika jalan telah tertutup bagimu untuk melakukan suatu perintah syar'ah, atau kamu ragu untuk melakukannya karena takut akan kekuatan yang hilang dari dirimu, maka tetaplah teguh diatas jalan-Nya dan senantiasalah bertawakkal kepada Allah : { فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ } "maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

23 Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut kepada Allah. Mereka adalah Yusya’ dan Kalib bin Yufna yaitu anggota dari 12 pemimpin. Allah telah memberi nikmat atas keduanya dengan iman dan keteguhan atas janji pertolongan Allah kepada mereka: “Serbulah mereka melalui pintu gerbang kota orang-orang Jabbarin itu. Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang dengan izin Allah”. Mereka berdua berkata seperti itu sebab mereka yakin dan teguh atas janji Allah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Lalu berkata dua orang laki-laki di antara orang-orang yang bertakwa} takut kepada Allah {yang keduanya telah diberi nikmat oleh Allah} Allah memuliakan kepada keduanya dengan pertolongan, keteguhan dan kepercayaan kepada janjiNya {“Masukilah pintu gerbang negeri itu} pintu negeri itu {Jika kalian memasukinya, kalian pasti akan menang. Bertawakallah hanya kepada Allah, jika kalian adalah orang-orang mukmin.”


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

23. “ Berkatalah dua orang dia antara orang-orang yang takut,” kepada Allah. Keduanya mendorong kaumNya, membangkitkan mereka untuk melawan musuh mereka, dan merebut negeri mereka, “ yang Allah telah beri nikmat kepada keduanya,” dengan taufik dan khalimatul khaq dalam kondisi yang mana ucapan seperti itu sangat di butuhkan dan Allah memberi nikmat kepada mereka dalam bentuk kesabaran dan keyakinan (kata mereka berdua), “ Serbulah mereka dengan memasuki gerbang kota, bila kamu memasukinya maka kamu akan menang,: maksudnya, antara dirimu dengan kemenangan atas mereka hanyalah keberanianmu atas mereka dengan menyerbu melalui pintu gerbang, jika kamu menyerbu mereka maka mereka akan di kalahkan. Kemudian keduanya meminta kaumnya menyiapkan persiapan yang paling kuat, keduanya berkata, “ Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar orang yang beriman.” Karena bertawakal kepada Allah khususnya dalam kondisi seperti ini, memudahkan perkara dan memberi kemenangan atas musuh. Ini menunjukan kewajiban tawakal, dan tawakalnya seorang hamba tergantung imannya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 20-26
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang hambaNya, rasulNya, dan kalimNya, yaitu nabi Musa AS, tentang sesuatu yang Dia ingatkan kepada kaumnya berupa nikmat-nikmat dan pemberian yang dianugerahkan Allah kepada kaumnya, di dunia maupun akhirat, jika mereka tetap istiqamah di jalan yang lurus. Allah berfirman: (Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu) yaitu setiap kali seorang nabi meninggal, Allah mengangkat seorang nabi lainnya di antara kalian, dari leluhur kalian, nabi Ibrahim, dan seterusnya. Demikianlah para nabi terus-menerus mengajak kalian kepada Allah dan memperingatkan kalian tentang kemurkaanNya, sampai akhirnya Allah menutup (nabi Bani Israil) dengan nabi Isa AS. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada penutup para nabi dan rasul, nabi Muhammad SAW bin Abdullah, yang berasal dari keturunan nabi Isma'il AS anak dari nabi Ibrahim AS, yang merupakan yang nabi paling mulia di antara semua nabi sebelumnya.
Firman Allah: (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firmanNya (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin), dia berkata yaitu pemipmin dari pelayan, pemimpin dari perempuan dan pemimpin rumah.
Firman Allah (dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain) yaitu umat-umat di zaman kalian. Sesungguhnya mereka adalah manusia paling mulia pada masanya daripada bangsa Yunani, Mesir, dan dan semua bangsa dari anak cucu nabi Adam, sebagaimana Allah berfirman (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya) (16)) (Surah Al-Jatsiyah) Allah SWT juga berfirman seraya memberitahu tentang nabi Musa ketika mereka berkata (Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan (139) Musa menjawab: "Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (140)) (Surah Al-A’raf) Maknanya bahwa mereka adalah sebaik-baik penduduk di masanya, lalu umat ini adalah umat yang lebih mulia daripada mereka, serta paling utama di sisi Allah, paling sempurna syariatnya, paling lurus ajarannya, paling mulia nabinya, paling agung kekuasaannya, paling melimpah rezekinya, paling banyak harta dan anaknya, paling luas kekuasaannya, dan paling lama kekuatannya. Allah SWT berfirman (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110) dan (Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia) (Surah Al-Baqarah: 143). Kami telah menyebutkan beberapa hadits mutawatir tentang keutamaan, kemuliaan, dan kehormatan umat ini di sisi Allah berdasarkan firmanNya (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110)
Kemudian Allah berfirman seraya memberitahu tentang dorongan nabi Musa kepada Bani Israil untuk berperang dan memasuki Baitul Maqdis, yang sebelumnya telah berada di bawah kekuasaan mereka pada zaman leluhur mereka, nabi Yakub, ketika dia beserta anak-anaknya dan keluarganya berpindah menuju Mesir selama masa kepemimpinan nabi Yusuf. Kemudian, mereka tetap tinggal di sana hingga mereka keluar dari sana bersama nabi Musa. Di sana mereka menemukan kaum Amaliqah yang sangat besar yang telah menguasainya. Lalu Rasul Allah, nabi Musa memerintahkan mereka, untuk memasukinya dan berperang melawan musuh-musuh mereka. Nabi Musa memberi mereka kabar gembira tentang kemenangan dan keberhaslan mereka. Namun, mereka menolak, berbuat durhaka, dan menentang perintahnya.
Lalu mereka dihukum dengan tersesat secara terus menerus dalam perjalanan mereka dengan keadaan bingung tanpa tahu arah tujuannya selama empat puluh tahun, sebagai hukuman atas pelanggaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Lalu Allah berfirman, seraya memberitahu tentang nabi Musa, bahwa dia berkata: (Hai kaumku, masuklah ke tanah suci) yang disucikan.
Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas mengenai firmanNya: (masuklah ke tanah suci). Dia berkata "Yaitu bukit Thur dan daerah sekitarnya" Demikian juga yang dikatakan oleh Mujahid dan lainnya.
Firman Allah: (yang telah ditentukan Allah bagimu) yang telah dijanjikan Allah kepada kalian, melalui lisan leluhur kalian Israil (nabi Ya’kub) bahwa mereka akan mewarisi negeri itu bagi mereka beriman di antara kalian. (dan janganlah kamu lari kebelakang) yaitu janganlah kalian menolak untuk berjihad (maka kamu menjadi orang-orang yang merugi (21) Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya" (22)) mereka beralasan bahwa di negeri yang kamu perintahkan kepada kami untuk memasukinya dan memerangi penduduknya itu ada orang-orang yang sangat kuat, yaitu mereka memiliki postur yang besar dan sangat kuat. Kami tidak mampu menghadapi dan mengalahkan mereka. Jadi tidak mungkin bagi kami untuk memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Jika mereka itu keluar dari sana, maka kami akan memasukinya. Namun, jika mereka tidak pergi, maka kami tidak mampu melawan mereka.
Firman Allah SWT: (Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya) yaitu ketika Bani Israil tidak mau taat kepada Allah dan tidak mau mengikuti RasulNya, nabi Musa, datanglah dua orang di antara mereka yang telah diberikan nikmat besar oleh Allah kepada mereka, dan keduanya termasuk orang-orang yang takut akan perintah Allah dan takut akan hukumanNya. Ini adalah keengganan mereka untuk berjihad, pertentangan mereka terhadap Rasul mereka, dan penolakan mereka untuk memerangi musuh.
Firman Allah : (Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu" (25)) yaitu ketika Bani Israil enggan untuk berperang, nabi Musa marah kepada mereka dan berdoa untuk mereka, (Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku) yaitu tidak ada satupun yang akan taat kepadaku di antara mereka, sehingga menjalankan perintah Allah dan mengikuti seruanku, kecuali aku dan saudaraku Harun (Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: bahwa selesaikanlah perkara antara aku dan mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:
“Ya Tuhan, pisahkanlah antara dia dan aku dimana Engkau memisahkan yang paling keras antara dua orang"
Firman Allah SWT, (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi itu) ketika nabi Musa berdoa atas mereka ketika enggan berjihad, Allah memutuskan untuk melarang mereka masuk ke negeri itu selama empat puluh tahun. Mereka terperangkap dalam kebingungan selamanya dan tidak ada yang mendapatkan petunjuk untuk keluar dari sana.
Firman Allah, (Empat puluh tahun) menjadi manshub dengan firmanNya (Yantahuuna fil ardhi)
Ibnu Jarir memilih pendapat bahwa firmanNya (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka) adalah ‘amil bagi (Arba;iina sanah) sehingga mereka tetap terhenti, tidak bisa memasukinya selama empat puluh tahun, dan mereka terus tersesat di padang gurun tanpa menemukan arah tujuan. Ibnu Jarir berkata, ”Kemudian, mereka keluar bersama nabi Musa, dan Allah membukakan jalan untuk masuk ke Baitul Maqdis bagi mereka"
Firman Allah, (Maka janganlah kamu bersedih hati atas orang-orang yang fasik itu) sebagai bentuk penghiburan bagi nabi Musa tentang mereka. yaitu, janganlah merasa sedih atau berduka atas mereka terkait apa yang Aku tetapkan untuk mereka, karena mereka pantas mendapatkannya. Kisah ini mengandung celaan untuk kaum Yahudi, menjelaskan tentang aib-aib mereka, perlawanan mereka terhadap Allah dan RasulNya, keengganan mereka untuk menaati Allah dan RasulNya terkait perintah untuk berjihad, dan kelemahan mereka untuk melawan dan menghadapi musuh. Padahal, di antara mereka ada Rasul Allah, Kalimullah, Shafiyullah dari makhlukNya pada masa itu. dan Allah telah menyiapkan kemenangan dan keberhasilan atas musuh. Ini terjadi meskipun mereka telah menyaksikan perbuatan Allah terhadap musuh mereka, yakni Fir'aun, dimana Allah memberinya azab, siksaan, dan menenggelamkannya beserta pasukannya di lautan, dan mereka menyaksikannya dengan mata kepala mereka, dan menyaksikan sesuatu yang telah dijanjikan sebelumnya. Kemudian mereka enggan untuk memerangi penduduk negeri yang, dibandingkan dengan Mesir, jumlahnya tak sebanding dengan sepersepuluh jumlah mereka. Tindakan keji mereka tampak jelas baik perbuatan yang kecil maupun yang umum, dan aib-aib mereka menjadi jelas sehingga tidak bisa ditutupi oleh malam tidak pula penutup. Mereka masih dalam kebodohan, dan merasa bingung dan ragu-ragu dalam kesesatan. Mereka adalah kaum yang dibenci oleh Allah dan merupakan musuh-musuhNya. Dengan semua itu, mereka tetap berkata,”Kami adalah anak-anak Allah yang kekasih-kekasihNya. Maka Allah merendahkan wajah mereka yang sebagiannya diubah menjadi babi dan kera, dan Dia telah memberikan laknat yang akan mengiringi mereka ke dalam neraka yang penuh dengan bahan bakar. Allah telah menetapkan untuk mereka siksaan yang abadi, dan milikNyalah segala pujian di seluruh alam


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Ma’idah ayat 23: Ada yang mengatakan bahwa dua orang itu adalah Yusya' dan Kalib yang tergolong pimpinan kaumnya, di mana Nabi Musa 'alaihis salam mengutus keduanya untuk memeriksa kaum yang kuat dan kejam itu. Keduanya menyembunyikan keadaan kaum tersebut selain kepada Nabi Musa 'alaihis salam, berbeda dengan para pemimpin yang lain, mereka memberitahukan keadaan itu kepada orang-orang yang berada di bawahnya sehingga mereka ketakutan.

Keduanya mengatakan seperti itu karena yakin dengan pertolongan Allah dan bahwa Dia akan memenuhi janji-Nya.

Tawakkal kepada Allah merupakan persiapan yang paling kuat, memudahkan urusan dan memenangkan mereka ketika melawan musuh.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 23

Di antara orang-orang bani israil itu ada dua orang yang setia dan taat kepada perintah nabi musa, yaitu yosua bin nun dan kalaeb bin yefune, keduanya adalah pemimpin-pemimpin bani israil yang semuanya ada dua belas orang sebagaimana disebut dalam ayat 12 surah ini. Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, orang yang takut kepada Allah, atau di antara mereka yang takut kepada para penjahat yang perkasa itu, yang telah diberi nikmat oleh Allah, dengan penuh semangat, serbulah mereka melalui pintu gerbang negeri itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan Allah telah menjanjikan kemenangan itu, maka bertawakAllah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar iman kepada Allah. Setelah orang-orang yahudi menolak perintah dua utusan nabi musa, yaitu yosua bin nun dan kalaeb bin yefune, mereka berkata, wahai musa! meski engkau menyuruh kami untuk masuk ke kana'an yang merupakan daerah orang palestina, sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka, yaitu penduduknya yang merupakan orang-orang kuat lagi besar, masih ada di dalamnya. Karena itu, lebih baik pergilah engkau bersama tuhanmu, dan kemudian berperanglah kamu berdua untuk mengalahkan mereka. Sementara kalian berperang, biarlah kami tetap berada dan menanti di sini saja sambil menunggu hasil dari perjuanganmu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penafsiran dari beragam mufassir mengenai makna dan arti surat Al-Ma’idah ayat 23 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk ummat. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Cukup Banyak Dibaca

Kaji berbagai halaman yang cukup banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Fath, Ali ‘Imran 159, Al-Baqarah 183, Al-Ma’un, At-Tin, Yusuf 4. Serta Al-Bayyinah, Al-‘Alaq, Al-Fil, Alhamdulillah, Inna Lillahi, Al-Insyirah.

  1. Al-Fath
  2. Ali ‘Imran 159
  3. Al-Baqarah 183
  4. Al-Ma’un
  5. At-Tin
  6. Yusuf 4
  7. Al-Bayyinah
  8. Al-‘Alaq
  9. Al-Fil
  10. Alhamdulillah
  11. Inna Lillahi
  12. Al-Insyirah

Pencarian: doa alif lam mim, surat tobat, at taubah 67, surah al-ahzab ayat 38, surah at taubah 128-129

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: