Surat Al-Ma’idah Ayat 22

قَالُوا۟ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَن نَّدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِنَّا دَٰخِلُونَ

Arab-Latin: Qālụ yā mụsā inna fīhā qauman jabbārīna wa innā lan nadkhulahā ḥattā yakhrujụ min-hā, fa iy yakhrujụ min-hā fa innā dākhilụn

Artinya: Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya".

« Al-Ma'idah 21Al-Ma'idah 23 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Mengenai Surat Al-Ma’idah Ayat 22

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 22 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penjelasan dari para mufassir terhadap isi surat Al-Ma’idah ayat 22, di antaranya sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Mereka menjawab, ”Wahai musa,sesungguhnya di dalamnya ada kaum yang sangat perkasa lagi kuat-kuat, tidak ada kekuatan bagi kami untuk memerangi mereka. Dan sesungguhnya kami tidak mungkin masuk,sedang mereka masih ada di dalamya. Maka bila mereka telah pergi darinya, barulah kami akan masuk.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

22. Setelah semua ini kemudian mereka menampakkan sifat kepengecutan mereka dan mulai mengingkari perjanjian mereka dengan Allah. Mereka berkata kepada nabi mereka: sesungguhnya di dalam Baitul Maqdis pendapat kaum yang kuat dan bengis, kami takut dari kekejaman mereka dan Kami tidak akan mampu melawan mereka.

Kemudian mereka memberi syarat; jika kaum itu keluar dari Baitul Maqdis maka mereka baru akan mau memasukinya agar mereka dapat masuk dalam keadaan aman dan selamat.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

22. Kaumnya menjawab, “Wahai Musa! Sesungguhnya di tanah suci itu ada orang-orang yang memiliki kekuatan dan pasukan yang kuat. Inilah yang menghalangi kami untuk masuk ke sana. Kami tidak akan masuk ke sana selama mereka masih ada di sana. Karena kami tidak memiliki daya dan kekuatan untuk berperang melawan mereka. Jika mereka keluar dari sana (Baitul Maqdis) kami akan masuk ke sana.”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

22. قَالُوا۟ يٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ (Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa)
Yakni kaum yang memiliki badan yang tinggi besar lagi perkasa, mereka adalah kaum Amaliq dari bangsa Kan’an.

فَإِن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِنَّا دٰخِلُونَ(Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya)
Ini adalah keterusterangan mereka bahwa mereka menolak untuk masuk adalah karena sebab ini (adanya kaum yang gagah perkasa)


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

22-23

1 ). Ketika orang-orang telah melemah maka bangkitlah kamu diatas pendirian yang benar, perhatikan kisah penaklukan Baitul Maqdis dan bagaimana Bani Israil berkata kepada Musa 'alaihissalam : { يَا مُوسَىٰ إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ } "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya", maka satu-santunya pegangan yang dengan soeang hamba akan menjadi kuat dan kokoh adalah al-Qur'an.

2 ). Jika jalan telah tertutup bagimu untuk melakukan suatu perintah syar'ah, atau kamu ragu untuk melakukannya karena takut akan kekuatan yang hilang dari dirimu, maka tetaplah teguh diatas jalan-Nya dan senantiasalah bertawakkal kepada Allah : { فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ } "maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

22 Mereka Bani Israil berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat gagah perkasa, mereka adalah keturunan Kan’an dan Amalik. Jabbar adalah yang memenuhi keinginan manusia. Sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar darinya. Dan mereka menyerahkan kota itu kepada kami tanpa ada peperangan. Jika mereka ke luar darinya, pasti kami akan memasukinya”.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Mereka berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya di dalamnya ada kaum yang sangat kuat} besar badannya dan tinggi perawakannya {Kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar. Jika mereka keluar dari sana, kami pasti akan masuk.”


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

22. Mereka menjawab dengan jawaban dengan jawaban lemahnya jiwa-jiwa mereka, kepicikan dan ketidak pedulian mereka terhadap perintah Allah dan RasulNya, “Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu terdapat orang-orang gagah perkasa,” yakni, orang-orang yang sangat kuat lagi berani, inilah yang mengalangi kami untuk masuk kedalamnya, “sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar darinya, pasti kami akan memasukinya,” ini adalah sipat pengecut dan tidak punya keyakinan, karena jika tidak, seandainya mereka sedikit memiliki kesadaran, niscaya mereka akan tahu bahwa mereka adalah menusia biasa, dan bahwa orang yang kuat adalah orang yang telah Allah bantu dengan kekuatn dari sisiNya, karena tiada daya dan kekuatan kecuali karena Allah, niscaya mereka akan tahu bahwa mereka akan menang atas musuh mereka, karena Allah telah menjanjikan itu kepada mereka secara khusus.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 20-26
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang hambaNya, rasulNya, dan kalimNya, yaitu nabi Musa AS, tentang sesuatu yang Dia ingatkan kepada kaumnya berupa nikmat-nikmat dan pemberian yang dianugerahkan Allah kepada kaumnya, di dunia maupun akhirat, jika mereka tetap istiqamah di jalan yang lurus. Allah berfirman: (Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu) yaitu setiap kali seorang nabi meninggal, Allah mengangkat seorang nabi lainnya di antara kalian, dari leluhur kalian, nabi Ibrahim, dan seterusnya. Demikianlah para nabi terus-menerus mengajak kalian kepada Allah dan memperingatkan kalian tentang kemurkaanNya, sampai akhirnya Allah menutup (nabi Bani Israil) dengan nabi Isa AS. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada penutup para nabi dan rasul, nabi Muhammad SAW bin Abdullah, yang berasal dari keturunan nabi Isma'il AS anak dari nabi Ibrahim AS, yang merupakan yang nabi paling mulia di antara semua nabi sebelumnya.
Firman Allah: (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firmanNya (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin), dia berkata yaitu pemipmin dari pelayan, pemimpin dari perempuan dan pemimpin rumah.
Firman Allah (dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain) yaitu umat-umat di zaman kalian. Sesungguhnya mereka adalah manusia paling mulia pada masanya daripada bangsa Yunani, Mesir, dan dan semua bangsa dari anak cucu nabi Adam, sebagaimana Allah berfirman (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya) (16)) (Surah Al-Jatsiyah) Allah SWT juga berfirman seraya memberitahu tentang nabi Musa ketika mereka berkata (Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan (139) Musa menjawab: "Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (140)) (Surah Al-A’raf) Maknanya bahwa mereka adalah sebaik-baik penduduk di masanya, lalu umat ini adalah umat yang lebih mulia daripada mereka, serta paling utama di sisi Allah, paling sempurna syariatnya, paling lurus ajarannya, paling mulia nabinya, paling agung kekuasaannya, paling melimpah rezekinya, paling banyak harta dan anaknya, paling luas kekuasaannya, dan paling lama kekuatannya. Allah SWT berfirman (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110) dan (Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia) (Surah Al-Baqarah: 143). Kami telah menyebutkan beberapa hadits mutawatir tentang keutamaan, kemuliaan, dan kehormatan umat ini di sisi Allah berdasarkan firmanNya (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110)
Kemudian Allah berfirman seraya memberitahu tentang dorongan nabi Musa kepada Bani Israil untuk berperang dan memasuki Baitul Maqdis, yang sebelumnya telah berada di bawah kekuasaan mereka pada zaman leluhur mereka, nabi Yakub, ketika dia beserta anak-anaknya dan keluarganya berpindah menuju Mesir selama masa kepemimpinan nabi Yusuf. Kemudian, mereka tetap tinggal di sana hingga mereka keluar dari sana bersama nabi Musa. Di sana mereka menemukan kaum Amaliqah yang sangat besar yang telah menguasainya. Lalu Rasul Allah, nabi Musa memerintahkan mereka, untuk memasukinya dan berperang melawan musuh-musuh mereka. Nabi Musa memberi mereka kabar gembira tentang kemenangan dan keberhaslan mereka. Namun, mereka menolak, berbuat durhaka, dan menentang perintahnya.
Lalu mereka dihukum dengan tersesat secara terus menerus dalam perjalanan mereka dengan keadaan bingung tanpa tahu arah tujuannya selama empat puluh tahun, sebagai hukuman atas pelanggaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Lalu Allah berfirman, seraya memberitahu tentang nabi Musa, bahwa dia berkata: (Hai kaumku, masuklah ke tanah suci) yang disucikan.
Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas mengenai firmanNya: (masuklah ke tanah suci). Dia berkata "Yaitu bukit Thur dan daerah sekitarnya" Demikian juga yang dikatakan oleh Mujahid dan lainnya.
Firman Allah: (yang telah ditentukan Allah bagimu) yang telah dijanjikan Allah kepada kalian, melalui lisan leluhur kalian Israil (nabi Ya’kub) bahwa mereka akan mewarisi negeri itu bagi mereka beriman di antara kalian. (dan janganlah kamu lari kebelakang) yaitu janganlah kalian menolak untuk berjihad (maka kamu menjadi orang-orang yang merugi (21) Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya" (22)) mereka beralasan bahwa di negeri yang kamu perintahkan kepada kami untuk memasukinya dan memerangi penduduknya itu ada orang-orang yang sangat kuat, yaitu mereka memiliki postur yang besar dan sangat kuat. Kami tidak mampu menghadapi dan mengalahkan mereka. Jadi tidak mungkin bagi kami untuk memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Jika mereka itu keluar dari sana, maka kami akan memasukinya. Namun, jika mereka tidak pergi, maka kami tidak mampu melawan mereka.
Firman Allah SWT: (Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya) yaitu ketika Bani Israil tidak mau taat kepada Allah dan tidak mau mengikuti RasulNya, nabi Musa, datanglah dua orang di antara mereka yang telah diberikan nikmat besar oleh Allah kepada mereka, dan keduanya termasuk orang-orang yang takut akan perintah Allah dan takut akan hukumanNya. Ini adalah keengganan mereka untuk berjihad, pertentangan mereka terhadap Rasul mereka, dan penolakan mereka untuk memerangi musuh.
Firman Allah : (Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu" (25)) yaitu ketika Bani Israil enggan untuk berperang, nabi Musa marah kepada mereka dan berdoa untuk mereka, (Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku) yaitu tidak ada satupun yang akan taat kepadaku di antara mereka, sehingga menjalankan perintah Allah dan mengikuti seruanku, kecuali aku dan saudaraku Harun (Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: bahwa selesaikanlah perkara antara aku dan mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:
“Ya Tuhan, pisahkanlah antara dia dan aku dimana Engkau memisahkan yang paling keras antara dua orang"
Firman Allah SWT, (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi itu) ketika nabi Musa berdoa atas mereka ketika enggan berjihad, Allah memutuskan untuk melarang mereka masuk ke negeri itu selama empat puluh tahun. Mereka terperangkap dalam kebingungan selamanya dan tidak ada yang mendapatkan petunjuk untuk keluar dari sana.
Firman Allah, (Empat puluh tahun) menjadi manshub dengan firmanNya (Yantahuuna fil ardhi)
Ibnu Jarir memilih pendapat bahwa firmanNya (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka) adalah ‘amil bagi (Arba;iina sanah) sehingga mereka tetap terhenti, tidak bisa memasukinya selama empat puluh tahun, dan mereka terus tersesat di padang gurun tanpa menemukan arah tujuan. Ibnu Jarir berkata, ”Kemudian, mereka keluar bersama nabi Musa, dan Allah membukakan jalan untuk masuk ke Baitul Maqdis bagi mereka"
Firman Allah, (Maka janganlah kamu bersedih hati atas orang-orang yang fasik itu) sebagai bentuk penghiburan bagi nabi Musa tentang mereka. yaitu, janganlah merasa sedih atau berduka atas mereka terkait apa yang Aku tetapkan untuk mereka, karena mereka pantas mendapatkannya. Kisah ini mengandung celaan untuk kaum Yahudi, menjelaskan tentang aib-aib mereka, perlawanan mereka terhadap Allah dan RasulNya, keengganan mereka untuk menaati Allah dan RasulNya terkait perintah untuk berjihad, dan kelemahan mereka untuk melawan dan menghadapi musuh. Padahal, di antara mereka ada Rasul Allah, Kalimullah, Shafiyullah dari makhlukNya pada masa itu. dan Allah telah menyiapkan kemenangan dan keberhasilan atas musuh. Ini terjadi meskipun mereka telah menyaksikan perbuatan Allah terhadap musuh mereka, yakni Fir'aun, dimana Allah memberinya azab, siksaan, dan menenggelamkannya beserta pasukannya di lautan, dan mereka menyaksikannya dengan mata kepala mereka, dan menyaksikan sesuatu yang telah dijanjikan sebelumnya. Kemudian mereka enggan untuk memerangi penduduk negeri yang, dibandingkan dengan Mesir, jumlahnya tak sebanding dengan sepersepuluh jumlah mereka. Tindakan keji mereka tampak jelas baik perbuatan yang kecil maupun yang umum, dan aib-aib mereka menjadi jelas sehingga tidak bisa ditutupi oleh malam tidak pula penutup. Mereka masih dalam kebodohan, dan merasa bingung dan ragu-ragu dalam kesesatan. Mereka adalah kaum yang dibenci oleh Allah dan merupakan musuh-musuhNya. Dengan semua itu, mereka tetap berkata,”Kami adalah anak-anak Allah yang kekasih-kekasihNya. Maka Allah merendahkan wajah mereka yang sebagiannya diubah menjadi babi dan kera, dan Dia telah memberikan laknat yang akan mengiringi mereka ke dalam neraka yang penuh dengan bahan bakar. Allah telah menetapkan untuk mereka siksaan yang abadi, dan milikNyalah segala pujian di seluruh alam


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Ma’idah ayat 22: Kata-kata ini keluar dari sifat pengecut dan lemahnya keyakinan. Jika mereka berpikir matang, tentu mereka akan mengetahui bahwa mereka semua berasal dari keturunan Adam, orang yang kuat adalah orang yang diberikan kekuatan oleh Allah, karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, dan tentu mereka akan mengetahui bahwa mereka akan menang, karena Allah telah menjanjikan kemenangan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 22

Mereka tidak serta merta menuruti perintah nabi musa yang menyuruh agar mereka memasuki tanah palestina. Sebaliknya, mereka bahkan menyatakan keengganan untuk memasukinya karena takut kepada para penjahat perkasa yang tengah menduduki tanah itu. Mereka, kaum bani israil itu, berkata, wahai musa! sesungguhnya di dalam negeri itu yang kami diperintahkan untuk memasukinya ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, yakni orang-orang kana'an, yang akan menindas dan berbuat jahat kepada kami. Kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya tanpa kami berperang melawan mereka. Kami tidak sanggup mengusirnya karena mereka sangat perkasa. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk ke negeri itu. Di antara orang-orang bani israil itu ada dua orang yang setia dan taat kepada perintah nabi musa, yaitu yosua bin nun dan kalaeb bin yefune, keduanya adalah pemimpin-pemimpin bani israil yang semuanya ada dua belas orang sebagaimana disebut dalam ayat 12 surah ini. Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, orang yang takut kepada Allah, atau di antara mereka yang takut kepada para penjahat yang perkasa itu, yang telah diberi nikmat oleh Allah, dengan penuh semangat, serbulah mereka melalui pintu gerbang negeri itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan Allah telah menjanjikan kemenangan itu, maka bertawakAllah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar iman kepada Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beraneka penjabaran dari kalangan ahli ilmu terhadap kandungan dan arti surat Al-Ma’idah ayat 22 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Sokong kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Tersering Dikaji

Kami memiliki ratusan topik yang tersering dikaji, seperti surat/ayat: Ali Imran 190-191, Ar-Ra’d 11, Luqman 14, Al-‘Adiyat, Al-Balad, Al-Baqarah 185. Juga Al-An’am, Juz al-Qur’an, Al-Insyirah 5-6, Al-Baqarah 153, Al-Fajr, Al-Maidah.

  1. Ali Imran 190-191
  2. Ar-Ra’d 11
  3. Luqman 14
  4. Al-‘Adiyat
  5. Al-Balad
  6. Al-Baqarah 185
  7. Al-An’am
  8. Juz al-Qur’an
  9. Al-Insyirah 5-6
  10. Al-Baqarah 153
  11. Al-Fajr
  12. Al-Maidah

Pencarian: ayat alquran tentang kepemimpinan, al-maidah, al baqarah 5 ayat terakhir, surat an nahl ayat 16, surat al baqarah ayat 35

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.