Surat Al-Ma’idah Ayat 20
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ يَٰقَوْمِ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنۢبِيَآءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكًا وَءَاتَىٰكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Arab-Latin: Wa iż qāla mụsā liqaumihī yā qaumiżkurụ ni'matallāhi 'alaikum iż ja'ala fīkum ambiyā`a wa ja'alakum mulụkaw wa ātākum mā lam yu`ti aḥadam minal-'ālamīn
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".
« Al-Ma'idah 19 ✵ Al-Ma'idah 21 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Tentang Surat Al-Ma’idah Ayat 20
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 20 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan sekumpulan penjelasan dari banyak mufassir berkaitan makna surat Al-Ma’idah ayat 20, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan ingatlah (wahai rasul), ketika Musa berkata kepada kaumnya , ”wahai bani israil, ingat-ingatlah oleh kalian kenikmatan Allah kepada kalian, ketika Dia menempatkan nabi-nabi di tengah kalian dan menjadikan kalian raja-raja yang menguasai kendali urusan kalian sendiri dengan penuh, setelah sebelumnya kalian menjadi budak-budak bagi firaun dan kaumnya. Dan sesungguhnya Dia telah menganugerahkan kepada kalian dari bagian nikmatNya sekian macam kenikmatan yang tidak diberikan kepada seorangpun manusia yang ada dialam ini yang ada di zaman kalian.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
20. Dalam ayat ini disebutkan peristiwa-peristiwa yang terjadi antara nabi Musa dengan kaumnya yang menampakkan kebebalan, keburukan adab, dan keengganan untuk menolong nabi mereka.
Nabi Musa mengingatkan mereka atas kenikmatan kenikmatan yang besar yang telah Allah berikan bagi mereka dengan harapan hati mereka menjadi lembut. Di antara kenikmatan kenikmatan tersebut adalah diutusnya banyak nabi dari kaum mereka untuk memberi petunjuk kepada kebaikan, menjadikan sebagian mereka raja-raja seperti Thalut, Daud, dan Sulaiman, padahal sebelumnya mereka hanyalah budak-budak yang lemah dan orang-orang yang dipaksa untuk bekerja, dan memberi karunia dan keutamaan yang tidak diberikan kepada manusia lainnya pada zaman itu, sebagaimana karunia dan keutamaan yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad yang tidak diberikan kepada semua umat lainnya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
20. Dan ingatlah -wahai Rasul- tatkala Musa berkata kepada kaumnya, Bani Israil, “Wahai kaumku! ingatlah dengan hati dan lisan kalian akan karunia yang Allah berikan kepada kalian tatkala Dia mengutus nabi-nabi di antara kalian untuk mengajak kalian ke jalan yang benar dan menjadikan kalian sebagai penguasa yang bisa mengatur urusan kalian sendiri setelah sebelumnya kalian menjadi budak yang tertindas. Dan Dia telah memberi kalian karunia yang belum pernah Dia berikan kepada siapa pun di masa kalian.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
20. وَجَعَلَكُم مُّلُوكًا (dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka)
Yakni Allah telah mentakdirkan bahwa diantara kalian akan menjadi para raja. Dan menjadikan sebagaimana seorang kerabat raja berkata: kami adalah para raja.
Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah mereka memiliki urusan mereka setelah sebelumnya adalah budak-budak Fir’aun.
Mujahid berkata: yang dimaksud adalah kalian memiliki tempat tinggal, istri-istri, dan para pembantu.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash bahwa seorang lelaki bertanya kepadanya: bukankah kita termasuk orang fakir dari kaum muhajirin? Ia menjawab: apakah kamu memiliki istri yang mengayomimu? Orang itu menjawab: Iya. Ia berkata: apakah kamu memiliki tempat tinggal? Orang itu menjawab: Iya. Lalu ia mengatakan: maka kamu termasuk orang kaya. Kemudian orang itu menimpali: bahkan aku memikili pembantu. Maka ia menjawab: berarti kamu termasuk seorang raja.
وَءَاتَىٰكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِّنَ الْعٰلَمِينَ(dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain)
Yakni berupa kitab Taurat dan hukum-hukum yang ada di dalamnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
20 Dan ingatlah wahai Nabi ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan menjadikan kamu seperti raja yang merdeka dari orang lain, setelah kamu dijadikan sahaya dari Fir’aun. Yang memberimu banyak anugerah berupa istri, rumah dan pembantu. Yang memberikan kepadamu nikmat yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain maupun para Nabi lain sepeti anugerah, naungan, awan dan memancar air dari batu.”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, ingatlah nikmat Allah kepada kalian ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kalian, Dan menjadikan kalian para raja} orang-orang merdeka yang bisa mengatur urusan diri kalian {dan menganugerahkan kepada kalian apa yang belum pernah Dia anugerahkan kepada seorang pun umat di alam semesta} umat di seluruh alam di zaman kalian
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
20. Manakala Allah memberikan nikmatNya kepada Musa dan kaumnya dengan selamatnya mereka dari Firaun dan bala tentaranya dari perbudakan dan penindasannya, maka mereka pulang kembali ke negeri dan tempat tinggal mereka, yaitu Baitul Maqdis dan sekitarnya, mereka telah hampir sampai di Baitul Maqdis. Dan Allah telah mewajibkan kepada mereka berjihad melawan musuh mereka untuk mengusirnya dari negeri mereka, maka Musa menasehati dan mengingatkan mereka agar melakukan jihad.
Maka Musa berkata, “Ingatlah nikmat Allah atasmu,” dengan hati dan lisanmu, karena mengingatnya akan memicu kecintaan kepadaNya dan mendorong kepada ibadah; “ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu,” di mana mereka menyeru kalian kepada hidayah, memperingatkanmu dari kesesatan, mendorongmu kepada kebahagiaan abadi, dan mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. “Dan dijadikanNya kamu orang-orang merdeka,” yang memiliki (hak dan kendali) sendiri yang mana perbudakan dari musuhmu terhadapmu telah terhapus sehingga kamu sendiri yang mengurusi perkaramu, dan kamu mampu menegakkan agamamu.
“Dia memberimu” nikmat-nikmat dunia dan agama, “apa yang belum pernah diberikan kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain.” Mereka pada masa itu adalah manusia terbaik dan termulia di Mata Allah. Allah telah melimpahkan nikmat-nikmatNya yang tidak dilimpahkan kepada selain mereka. Allah mengangkat mereka dengan nikmat-nikmatNYa, yaitu nikmat agama dan nikmat dunia yang mendorong kepada kekokohan iman dan keteguhan hati serta keberanian dalam berjihad.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 20-26
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang hambaNya, rasulNya, dan kalimNya, yaitu nabi Musa AS, tentang sesuatu yang Dia ingatkan kepada kaumnya berupa nikmat-nikmat dan pemberian yang dianugerahkan Allah kepada kaumnya, di dunia maupun akhirat, jika mereka tetap istiqamah di jalan yang lurus. Allah berfirman: (Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu) yaitu setiap kali seorang nabi meninggal, Allah mengangkat seorang nabi lainnya di antara kalian, dari leluhur kalian, nabi Ibrahim, dan seterusnya. Demikianlah para nabi terus-menerus mengajak kalian kepada Allah dan memperingatkan kalian tentang kemurkaanNya, sampai akhirnya Allah menutup (nabi Bani Israil) dengan nabi Isa AS. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada penutup para nabi dan rasul, nabi Muhammad SAW bin Abdullah, yang berasal dari keturunan nabi Isma'il AS anak dari nabi Ibrahim AS, yang merupakan yang nabi paling mulia di antara semua nabi sebelumnya.
Firman Allah: (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firmanNya (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin), dia berkata yaitu pemipmin dari pelayan, pemimpin dari perempuan dan pemimpin rumah.
Firman Allah (dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain) yaitu umat-umat di zaman kalian. Sesungguhnya mereka adalah manusia paling mulia pada masanya daripada bangsa Yunani, Mesir, dan dan semua bangsa dari anak cucu nabi Adam, sebagaimana Allah berfirman (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya) (16)) (Surah Al-Jatsiyah) Allah SWT juga berfirman seraya memberitahu tentang nabi Musa ketika mereka berkata (Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan (139) Musa menjawab: "Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (140)) (Surah Al-A’raf) Maknanya bahwa mereka adalah sebaik-baik penduduk di masanya, lalu umat ini adalah umat yang lebih mulia daripada mereka, serta paling utama di sisi Allah, paling sempurna syariatnya, paling lurus ajarannya, paling mulia nabinya, paling agung kekuasaannya, paling melimpah rezekinya, paling banyak harta dan anaknya, paling luas kekuasaannya, dan paling lama kekuatannya. Allah SWT berfirman (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110) dan (Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia) (Surah Al-Baqarah: 143). Kami telah menyebutkan beberapa hadits mutawatir tentang keutamaan, kemuliaan, dan kehormatan umat ini di sisi Allah berdasarkan firmanNya (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110)
Kemudian Allah berfirman seraya memberitahu tentang dorongan nabi Musa kepada Bani Israil untuk berperang dan memasuki Baitul Maqdis, yang sebelumnya telah berada di bawah kekuasaan mereka pada zaman leluhur mereka, nabi Yakub, ketika dia beserta anak-anaknya dan keluarganya berpindah menuju Mesir selama masa kepemimpinan nabi Yusuf. Kemudian, mereka tetap tinggal di sana hingga mereka keluar dari sana bersama nabi Musa. Di sana mereka menemukan kaum Amaliqah yang sangat besar yang telah menguasainya. Lalu Rasul Allah, nabi Musa memerintahkan mereka, untuk memasukinya dan berperang melawan musuh-musuh mereka. Nabi Musa memberi mereka kabar gembira tentang kemenangan dan keberhaslan mereka. Namun, mereka menolak, berbuat durhaka, dan menentang perintahnya.
Lalu mereka dihukum dengan tersesat secara terus menerus dalam perjalanan mereka dengan keadaan bingung tanpa tahu arah tujuannya selama empat puluh tahun, sebagai hukuman atas pelanggaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Lalu Allah berfirman, seraya memberitahu tentang nabi Musa, bahwa dia berkata: (Hai kaumku, masuklah ke tanah suci) yang disucikan.
Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas mengenai firmanNya: (masuklah ke tanah suci). Dia berkata "Yaitu bukit Thur dan daerah sekitarnya" Demikian juga yang dikatakan oleh Mujahid dan lainnya.
Firman Allah: (yang telah ditentukan Allah bagimu) yang telah dijanjikan Allah kepada kalian, melalui lisan leluhur kalian Israil (nabi Ya’kub) bahwa mereka akan mewarisi negeri itu bagi mereka beriman di antara kalian. (dan janganlah kamu lari kebelakang) yaitu janganlah kalian menolak untuk berjihad (maka kamu menjadi orang-orang yang merugi (21) Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya" (22)) mereka beralasan bahwa di negeri yang kamu perintahkan kepada kami untuk memasukinya dan memerangi penduduknya itu ada orang-orang yang sangat kuat, yaitu mereka memiliki postur yang besar dan sangat kuat. Kami tidak mampu menghadapi dan mengalahkan mereka. Jadi tidak mungkin bagi kami untuk memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Jika mereka itu keluar dari sana, maka kami akan memasukinya. Namun, jika mereka tidak pergi, maka kami tidak mampu melawan mereka.
Firman Allah SWT: (Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya) yaitu ketika Bani Israil tidak mau taat kepada Allah dan tidak mau mengikuti RasulNya, nabi Musa, datanglah dua orang di antara mereka yang telah diberikan nikmat besar oleh Allah kepada mereka, dan keduanya termasuk orang-orang yang takut akan perintah Allah dan takut akan hukumanNya. Ini adalah keengganan mereka untuk berjihad, pertentangan mereka terhadap Rasul mereka, dan penolakan mereka untuk memerangi musuh.
Firman Allah : (Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu" (25)) yaitu ketika Bani Israil enggan untuk berperang, nabi Musa marah kepada mereka dan berdoa untuk mereka, (Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku) yaitu tidak ada satupun yang akan taat kepadaku di antara mereka, sehingga menjalankan perintah Allah dan mengikuti seruanku, kecuali aku dan saudaraku Harun (Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: bahwa selesaikanlah perkara antara aku dan mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:
“Ya Tuhan, pisahkanlah antara dia dan aku dimana Engkau memisahkan yang paling keras antara dua orang"
Firman Allah SWT, (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi itu) ketika nabi Musa berdoa atas mereka ketika enggan berjihad, Allah memutuskan untuk melarang mereka masuk ke negeri itu selama empat puluh tahun. Mereka terperangkap dalam kebingungan selamanya dan tidak ada yang mendapatkan petunjuk untuk keluar dari sana.
Firman Allah, (Empat puluh tahun) menjadi manshub dengan firmanNya (Yantahuuna fil ardhi)
Ibnu Jarir memilih pendapat bahwa firmanNya (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka) adalah ‘amil bagi (Arba;iina sanah) sehingga mereka tetap terhenti, tidak bisa memasukinya selama empat puluh tahun, dan mereka terus tersesat di padang gurun tanpa menemukan arah tujuan. Ibnu Jarir berkata, ”Kemudian, mereka keluar bersama nabi Musa, dan Allah membukakan jalan untuk masuk ke Baitul Maqdis bagi mereka"
Firman Allah, (Maka janganlah kamu bersedih hati atas orang-orang yang fasik itu) sebagai bentuk penghiburan bagi nabi Musa tentang mereka. yaitu, janganlah merasa sedih atau berduka atas mereka terkait apa yang Aku tetapkan untuk mereka, karena mereka pantas mendapatkannya. Kisah ini mengandung celaan untuk kaum Yahudi, menjelaskan tentang aib-aib mereka, perlawanan mereka terhadap Allah dan RasulNya, keengganan mereka untuk menaati Allah dan RasulNya terkait perintah untuk berjihad, dan kelemahan mereka untuk melawan dan menghadapi musuh. Padahal, di antara mereka ada Rasul Allah, Kalimullah, Shafiyullah dari makhlukNya pada masa itu. dan Allah telah menyiapkan kemenangan dan keberhasilan atas musuh. Ini terjadi meskipun mereka telah menyaksikan perbuatan Allah terhadap musuh mereka, yakni Fir'aun, dimana Allah memberinya azab, siksaan, dan menenggelamkannya beserta pasukannya di lautan, dan mereka menyaksikannya dengan mata kepala mereka, dan menyaksikan sesuatu yang telah dijanjikan sebelumnya. Kemudian mereka enggan untuk memerangi penduduk negeri yang, dibandingkan dengan Mesir, jumlahnya tak sebanding dengan sepersepuluh jumlah mereka. Tindakan keji mereka tampak jelas baik perbuatan yang kecil maupun yang umum, dan aib-aib mereka menjadi jelas sehingga tidak bisa ditutupi oleh malam tidak pula penutup. Mereka masih dalam kebodohan, dan merasa bingung dan ragu-ragu dalam kesesatan. Mereka adalah kaum yang dibenci oleh Allah dan merupakan musuh-musuhNya. Dengan semua itu, mereka tetap berkata,”Kami adalah anak-anak Allah yang kekasih-kekasihNya. Maka Allah merendahkan wajah mereka yang sebagiannya diubah menjadi babi dan kera, dan Dia telah memberikan laknat yang akan mengiringi mereka ke dalam neraka yang penuh dengan bahan bakar. Allah telah menetapkan untuk mereka siksaan yang abadi, dan milikNyalah segala pujian di seluruh alam
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 20: Allah memberi nikmat kepada Nabi Musa dan kaumnya (Bani Israil) dengan menyelamatkan mereka dari Fir'aun dan tentaranya. Mereka kemudian pergi menuju tanah air mereka dan tempat tinggal mereka, yaitu Baitul Maqdis dan sekitarnya. Saat mereka hendak sampai ke Baitul Maqdis, di sana terdapat musuh mereka, maka pada ayat di atas, Nabi Musa 'alaihis salam menasehati mereka dan mengingatkan mereka nikmat Allah agar mereka mau berjihad, di mana Allah sebelumnya telah mewajibkan mereka berjihad melawan musuh.
Untuk menjaga keadaan mereka, agar mereka tetap di atas hidayah dan tidak jatuh ke dalam kebinasaan. Nabi-nabi tersebut memotivasi mereka agar mereka menempuh jalan yang membahagiakan mereka di dunia dan akhirat serta mengajarkan mereka ilmu yang sebelumnya tidak mereka ketahui.
Sebelumnya mereka di bawah penindasan Fir'aun, kemudian Allah menyelamatkan mereka sehingga mereka yang memegang perkara diri mereka dan mampu menjalankan agama mereka.
Seperti diberikan Manna dan Salwa. Dan mereka di zaman itu merupakan umat pilihan Allah dan umat paling utama di antara sekian umat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 20
Ayat-ayat yang lalu berbicara tentang pengingkaran janji orangorang yahudi dan nasrani yang diikuti dengan peringatan Allah bahwa banyak sekali kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepada mereka, tetapi mereka tidak bersyukur dan tidak mematuhi perintah-Nya. Ayat ini menyatakan sekali lagi kenikmatan Allah yang dianugerahkan kepada mereka. Dan ingatlah, wahai nabi Muhammad, dan ingatkan pula orang-orang yang beriman, ketika musa berkata kepada kaumnya untuk menasihati mereka, wahai kaumku, yakni orang-orang yahudi! ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dia mengangkat nabi-nabi di antaramu yang banyak jumlahnya, yakni para nabi leluhur mereka yaitu nabi yakub dan anak cucunya, dan menjadikan kamu sebagai orangorang merdeka, memiliki istri dan pelayan-pelayan layaknya raja setelah kamu tertindas bertahun-tahun lamanya oleh fir'aun. Dan ingatlah pula bahwa Allah telah memberikan nikmat kepada kamu, yaitu apa yang belum pernah diberikan kepada seorang pun di antara umat yang lain. Di antara nikmat yang diturunkan Allah kepada bani israil adalah manna dan salwa', melindungi mereka dengan awan, dan mengutus nabi-nabi yang banyak jumlahnya. Nabi musa selanjutnya berkata kepada kaumnya, wahai kaumku! masuklah ke tanah suci, yaitu tanah palestina yang disucikan dari kemusyrikan karena banyaknya nabi-nabi yang diutus di tanah itu, itulah tanah yang telah ditentukan Allah bagimu dalam ilmu-Nya yang azali untuk memasukinya dan merasakan kedamaian di dalamnya apabila engkau beriman dan taat kepada perintah-Nya, dan janganlah kamu berbalik ke belakang karena takut kepada musuh, nanti kamu menjadi orang yang rugi di dunia dan akhirat karena kamu tidak mempercayai jaminan Allah bahwa tanah itu ditetapkan Allah bagimu untuk memasukinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penjelasan dari beragam ahli ilmu terhadap kandungan dan arti surat Al-Ma’idah ayat 20 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita. Dukunglah kemajuan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.