Surat An-Nisa Ayat 152
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَلَمْ يُفَرِّقُوا۟ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ أُو۟لَٰٓئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Arab-Latin: Wallażīna āmanụ billāhi wa rusulihī wa lam yufarriqụ baina aḥadim min-hum ulā`ika saufa yu`tīhim ujụrahum, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā
Artinya: Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Surat An-Nisa Ayat 152
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 152 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir menarik dari ayat ini. Didapatkan beraneka penjabaran dari beragam ulama berkaitan isi surat An-Nisa ayat 152, misalnya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan orang-orang yang mengimani keesaan Allah dan mengakui kenabian seluruh rasul-rasulNya,dan tidak membeda-bedakan salah seorang pun di antara mereka,serta mengerjakan syariat Allah,mereka itu adalah orang-orang yang akan Allah berikan balasan dan pahala atas keimanan mereka kepada Nya dan kepada rasul-rasulNya. Dan Allah Maha pengampun kepada hamba-hambaNya lagi Maha penyayang kepada mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
152. Berlawanan dengan pembahasan tentang orang-orang kafir dan tempat kesudahan mereka, pada ayat ini Allah menjelaskan kedudukan orang-orang yang beriman dan kesudahan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan antara satu Rasul dengan Rasul lainnya, namun beriman kepada mereka seluruhnya dan mengakui keutamaan mereka masing-masing.
Orang-orang yang memiliki derajat yang tinggi tersebut akan kami balas amal perbuatan mereka dan kami berikan kepada mereka sebagai janji yang tidak akan diingkari atau diakhirkan. Allah Maha Pengasih dan memiliki ampunan yang luas.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
152. "Dan Orang-orang yang percaya kepada Allah dan mengesakan-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan siapa pun, serta percaya kepada semua rasul-Nya, tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan lainnya tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir, mereka itu akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar sebagai balasan atas keimanan dan amal saleh mereka yang muncul dari keimanan tersebut. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya yang meminta ampun lagi Maha Penyayang kepada mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
152. وَلَمْ يُفَرِّقُوا۟ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ (dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka)
Namun mereka beriman kepada seluruh Rasul.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
152 Orang-orang yang beriman kepada Allah dan seluruh rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan para rasul dengan beriman kepada semuanya kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahala yang sempurna. Dan Allah Maha Pengampun atas dosa-dosa mereka lagi Maha Penyayang kepada mereka.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, Allah akan memberi mereka} memberi mereka {pahala mereka. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
151-152. Karena itulah Allah berfirman, “Merekalah orang-orang kafir yang sebenar-benarnya,” yang demikian itu agar tidak ada asumsi yang salah bahwa kedudukan mereka adalah pertengahan antara iman dan kufur. Alasan mereka disebut sebagai kafir hingga terhadap nabi yang mereka klaim bahwa mereka beriman kepadanya, bahwa setiap dalil yang menujukan dalil itu sendiri atau yang sepertinya atau yang lebih tinggi darinya adalah ada pada nabi yang mereka kafir kepadanya. Setiap syubhat yang mereka tunduhkan kepada nabi yang mereka kafir kepadanya, syubhat tersebut atau bahkan yang lebih besar darinya ada pada Rasul yang mereka Imani. Maka selain itu tidak ada lagi yang tersisa kecuali keinginan syahwat, nafsu dan sekedar pengakuan yang mungkin saja setiap orang mampu menolaknya dengan dalih yang sama sepertinya.
Dan tatkala Allah menyebutkan mereka adalah orang-orang kafir dengan sebenar-benarnya, lalu Allah sebutkan hukuman yang menyeluruh bagi mereka dan untuk semua orang yang kafir seraya berfirman, “kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu siksa yang menghinakan.” Sebagaimana mereka telah berlaku sombong dari beriman kepada Allah, maka Allah menghinakan mereka dengan siksaan yang menyakitkan lagi menghinakan,
“ Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para RasulNya.” Ini mencakup keimanan kepada seluruh kabar yang di beritakan Allah tentang diriNya dan kepada seluruh perkara yang datang dari para Rasul berupa berita-berita dan hukum-hukum, dan mereka tidak membeda-bedakan antara satu rasul pun, akan tetapi mereka beruman kepada seluruhnya. Inilah keimanan yang hakiki dan keyakinan yang di dasari oleh keterangan yang kuat.
“ Kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya,” yaitu, balasan bagi keimanan mereka dan apa pun yang di hasilkan karenanya berupa amalan-amalan shalih, perkataan yang baik, dam ahklak yang terpuji. Sesuai dengan kondisinya. Dan sepeti inilah rahasia dari penyanderaan kata pahala kepada mereka. “ Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” Allah mengampuni kesalahan-kesalahan dan menerima segala kebaikan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 150-152
Allah SWT mengancam orang-orang kafir termasuk orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengingkariNya dan para rasulNya dimana mereka memisahkan keimanan antara Allah dan para rasulNya, sehingga mereka mengimani sebagian nabi dan mengingkari sebagian lain hanya karena hawa nafsu dan tradisi mereka, dan apa yang mereka susun atas dasar nenek moyang mereka tanpa memiliki bukti yang jelas untuk keyakinan mereka atas hal itu. Tidak ada petunjuk yang membimbing mereka kepada hal itu, melainkan semata-mata hanya karena nafsu dan kecenderungan saja. Orang-orang Yahudi itu (laknat Allah atas mereka) beriman kepada para nabi, kecuali nabi Isa AS dan nabi Muhammad SAW, semoga shalawat dan salam dari Allah selalu tercurahkan atas keduanya. Sementara orang-orang Nasrani beriman kepada beberapa nabi dan mengingkari penutup para nabi, dan yang paling mulia di antara mereka, yaitu nabi Muhammad SAW. Sementara, penduduk Samirah tidak lagi beriman kepada nabi setelah Yusha’ bin Nun, penerus nabi Musa AS. Adapun orang-orang Majusi, dikatakan bahwa mereka mempercayai seorang nabi mereka. Dikatakan bahwa dia adalah Zoroaster, kemudian mereka mengingkari hukum-hukumnya dan meninggalkannya. Hanya Allah yang lebih Mengetahui. Maknanya adalah bahwa siapa saja yang mengingkari salah satu di antara nabi-nabi Allah, maka dia telah mengingkari semua nabi. Sesungguhnya beriman kepada setiap nabi yang diutus oleh Allah kepada penduduk bumi adalag sesuatu yang wajib. Siapa saja yang menolak kenabian nabi itu karena dengki, kecenderungan, atau hawa nafsu, maka jelas bahwa keimanannya terhadap orang yang dia imani bukanlah keimanan yang sesuai dengan syariat, melainkan karena keinginan dan hawa nafsu mereka semata. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya) lalu menandai bahwa mereka adalah orang-orang yang mengingkari Allah dan rasul-rasulNya, (dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya) yaitu dalam keimanan, (dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian) yaitu jalan. Kemudian Allah SWT memberitahukan tentang mereka, Lalu Dia berfirman (merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya) yaitu kekufuran mereka itu kenyataan yang pasti berdasarkan keyakinan mereka, karena keimanan itu bukan keimanan yang sesuai syariat, jadi sekalipun mereka beriman kepada Rasulallah, mereka akan beriman kepada nabi yang serupa dengannya dan kepada nabi yang lebih jelas dalilnya dan lebih kuat buktinya, atau mereka melihat kebenaran kenabiannya.
FirmanNya, (Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan) yaitu sebagaimana mereka meremehkan orang-orang yang telah mereka ingkari. Hal ini bisa karena tidak adanya perhatian mereka atas apa yang dia bawa itu dari Allah dan keberpalingan mereka darinya dan penerimaan mereka atas semua peninggalan-peninggalan yang ada di dunia yang tidak mengandung hal yang penting bagi mereka, atau bisa karena keingkaran mereka terhadapnya setelah mereka mengetahui kenabiannya. Sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan rahib-rahib Yahudi pada zaman Rasulullah SAW di mana mereka dengki kepada beliau atas apa yang diberikan kepada beliau berupa kenabian yang agung, sehingga mereka menentang, mendustakan, melawan, memfitnah, dan memeranginya, sehingga Allah memberikan kehinaan dunia kepada mereka, yang akan terus berlanjut sampai kehinaan di akhirat. (Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah) (Surah Al-Baqarah: 61) di dunia dan akhirat. Firman Allah, (Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka) yaitu umat nabi Muhammad SAW, karena sesungguhnya mereka beriman kepada setiap kitab yang diturunkan Allah dan setiap nabi yang diutus Allah, Sebagaimana Allah SWT berfirman, (Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali" (285)) (Surah Al-Baqarah) Kemudian Allah memberitahukan bahwa Dia telah menyiapkan balasan yang melimpah, pahala yang banyak, dan pemberian yang sangat indah. Allah berfirman, (kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya) sesuai dengan keimanan mereka kepada Allah dan para rasulNya. (Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) terhadap dosa-dosa mereka, yaitu jika ada di antara mereka yang memiliki dosa, segala puji bagi Allah.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nisa ayat 152: Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul Nya dan tidak membedakan antara seorangpun dari mereka (tentang wajib diimani), (maka) mereka ini akan diberi ganjarannya (oleh Allah), karena adalah Allah itu Pengampun, Penyayang.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Semuanya. Beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya mencakup beriman kepada semua yang diberitakan Allah tentang Diri-Nya dan mengimani semua yang dibawa para rasul berupa berita dan hukum-hukum.
Bahkan mengimani semuanya.
Dia mengampuni semua kesalahan dan menerima semua kebaikan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 152
Adapun orang-orang yang beriman dengan sesungguhnya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, para rasul-rasul itu, kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada mereka sesuai dengan amalnya. Allah maha pengampun terhadap dosa-dosa hamba-Nya, lagi maha penyayang dengan mencurahkan rahmat-Nya yang tidak terkira kepada orang-orang yang beriman. Orang-orang ahli kitab, yakni orang-orang yahudi, meminta kepadamu, wahai nabi Muhammad, agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit, yang diturunkan secara khusus kepada mereka. Janganlah karena permintaan itu engkau menjadi sedih dan jengkel kepada mereka, permintaan itu bukanlah puncak dari keburukan mereka, karena sesungguhnya mereka telah meminta kepada musa, suatu permintaan yang lebih besar keburukannya dari itu. Mereka berkata, perlihatkan Allah kepada kami secara nyata sehingga kami dapat melihat-Nya dengan mata kepala. Maka mereka disambar petir, sebagai bentuk peringatan Allah, karena kezaliman mereka. Walaupun demikian, mereka tidak berhenti berbuat aniaya dan melampaui batas. Kemudian mereka menyembah anak sapi, sesudah mereka melihat bukti-bukti yang nyata berupa keterangan-keterangan dan mukjizat yang dibawa oleh para rasul. Namun demikian, terhadap kesalahan yang mereka lakukan, kami maafkan mereka, dan telah kami berikan kepada musa kekuasaan yang nyata, untuk menghadapi sikap dan perbuatan orang-orang yahudi itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian variasi penjabaran dari berbagai pakar tafsir terhadap isi dan arti surat An-Nisa ayat 152 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk ummat. Support kemajuan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.