Surat An-Nisa Ayat 124

وَمَن يَعْمَلْ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

Arab-Latin: Wa may ya'mal minaṣ-ṣāliḥāti min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa ulā`ika yadkhulụnal-jannata wa lā yuẓlamụna naqīrā

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.

« An-Nisa 123An-Nisa 125 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat An-Nisa Ayat 124

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 124 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjelasan dari kalangan ulama berkaitan isi surat An-Nisa ayat 124, di antaranya seperti tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih,baik lelaki maupun wanita,sedang dia beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan berupa kebenaran,maka mereka itu akan Allah masukkan kedalam surga tempat kenikmatan yang abadi,mereka tidak mengalami pengurangan dari pahala amalan mereka sedikitpun,kendatipun sekecil celah yang ada di permukaan biji kurma.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

124. Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan baik untuk dirinya baik itu yang berhubungan dengan akhlak, adab, maupun interaksi sosial -baik dia seorang laki-laki maupun perempuan yang beriman-, maka dia akan mendapatkan derajat yang tinggi, mereka adalah orang-orang yang beramal shalih dan beriman kepada Allah dan hari akhir yang memasuki surga karena kesucian jiwa dan kebersihan ruh mereka, mereka tidak akan dikurangi pahala perbuatan mereka sedikitpun, meski hanya sebesar kulit tipis yang ada pada biji kurma.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

124. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh -baik laki-laki maupun wanita- sedangkan ia beriman kepada Allah -Ta'ālā- dengan sungguh-sungguh, mereka yang berhasil memadukan antara iman dan amal itu akan masuk ke dalam Surga. Pahala amal perbuatan mereka tidak akan dikurangi sedikit pun, walau sebesar titik hitam yang ada di punggung biji kurma.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

124. وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا (dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun)
Yakni tidak mengurangi sedikitpun.
Dan makna dari naqir adalah lubang kecil yang ada di punggung biji kurma.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

124 Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman dengan sungguh-sungguh, maka mereka itu masuk ke dalam surga, pahala mereka tidak dikurangi sedikitpun walau seberat seberat naqir: yaitu ukuran biji kurma


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Siapa yang beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia beriman, akan masuk ke dalam surga dan tidak dizalimi sedikit pun} sebesar titik yang ada di permukaan biji kurma


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

124. “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shalih” termasuk dalam hal tersebut amalan-amalan hati maupun anggota badan, termasuk juga setiap pelaku perbuatan, maupun anggota badan, termasuk juga setiap pelaku perbuatan baik manusia atau jin, kecil maupun besar, laki-laki maupun perempuan, karena itulah Allah berfirman, “Baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman,” ini merupakan syarat bagi seluruh amal perbuatan, tidaklah sah, tidak diterima, tidak diberikan balasan pahala dan tidak diancam dengan siksa kecuali dengan keimanan, karena perbuatan tanpa keimanan adalah seperti ranting-ranting pohon yang hilang akarnya, atau seperti bangunan di atas air, maka iman itu adalah asas, dasar, dan pondasi yang dibangun di atasnya segala sesuatu, syarat ini harus dicermati lebih baik pada setiap perbuatan yang umum, bahwa sesungguhnya semua itu disyaratkan dengannya, “maka mereka itu,” yaitu orang-orang yang menyatukan antara keimanan dana mal shalih “masuk ke dalam surga” yang mengandung segala hal yang dikehendaki oleh jiwa dan dinikmati oleh mata, “dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun,” maksudnya, tidak sedikit dan tidak pula banyak dari apa yang telah mereka kerjakan berupa kebaikan, akan tetapi mereka akan mendapatkan balasannya secara penuh dan sempurna lagi berlipat-lipat ganda yang banyak sekali.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 123-126
Makna yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwa agama bukanlah sekadar tampilan luar atau harapan semata, melainkan sesuatu yang terdapat dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan. Tidaklah setiap orang yang mengakui sesuatu akan segera mendapatkannya hanya dengan anggapannya, begitu pula tidaklah setiap orang yang berkata,”Sesungguhnya dia itu berada dalam kebenaran dan kata-katanya didengarkan” tidak cukup seperti itu sampai dia memiliki bukti dari Allah. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu) yaitu tidaklah bagi kalian dan tidak pula bagi mereka bahwa keberhasilan itu didapat melalui angan-angan, melainkan adalah melakukan ketaatan kepada Allah dan mengikuti apa yang telah disyariatkan melalui lisan para rasul yang mulia. Oleh karena itu, Allah berfirman setelahnya, (Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu) sebagaimana firmanNya, (Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7) Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (8)) (Surah Al-Zalzalah) Diriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, banyak dari para sahabat terguncang
Diriwayatkan dari Al-Hasan tentang firmanNya (Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu) yaitu orang kafir, lalu dia membaca, (Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir) (Surah Saba: 17).
Firman Allah, (dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan Ibnu Abbas,"Kecuali jika dia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya." Ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Yang benar adalah bahwa hal tersebut mencakup seluruh amal sebagaimana yang telah dijelaskan dalam banyak hadits, dan itu adalah pendapat pilihan Ibnu Jarir. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah, (Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (124)) Ketika menyebutkan tentang balasan dari perbuatan buruk, yaitu bahwa Dia pasti akan mendapatkan balasan yang sesuai dengan perbuatannya, baik di dunia, atau di akhirat. Kami berlindung kepada Allah dari semua itu. Kami memohon ampunan dan pemaafan kepadaNya di dunia dan akhirat. Dia menjelaskan kebaikan, kemuliaan, dan rahmatNya dalam menerima amal shalih dari hamba-hambaNya, baik laki-laki maupun perempuan, dengan syarat keimanan. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga, dan mereka tidak akan dizalimi sedikitpun kebaikannya bahkan sekecil lubang pada biji kurma, yaitu lubang yang tampak pada yang biji kurma, dan penjelasan tentang tentang “Al-Fatiil” telah disebutkan sebelumnya yaitu bulu yang ada pada celah biji. Inilah yang dimaksud dengan “An-Naqiir”. Keduanya ada pada biji kurma. Demikian pula, "Al-Qathmir" yaitu lapisan tipis yang melapisi biji kurma. Ketiga hal ini ada dalam Al-Qur'an.
Kemudian Allah SWT berfirman, (Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah) ikhlas dalam beramal kepada Tuhannya, sehingga dia beramal dengan penuh keimanan dan berharap akan pahalaNya (dialah orang yang berbuat kebaikan) yaitu amal perbuatannya sesuai dengan apa yang disyariatkan Allah kepadanya dan apa yang dirisalahkan oleh RasulNya berupa petunjuk dan agama yang benar. Inilah dua syarat dimana tidak sah amalan seseorang kecuali dengan kedua hal ini, yaitu dia harus ikhlas dan benar, yaitu ikhlas karena Allah dan benar dengan mengikuti syariat, sehingga dari luar dia menunjukkan bahwa dia mengikuti syariat dan dari dalam dia ikhlas. Jika salah satu dari dua syarat ini hilang, maka tindakan tersebut menjadi rusak. Jadi ketika keikhlasan itu hilang maka dia menjadi munafik. Mereka adalah orang-orang yang riyaa’ kepada orang lain. Dan barang siapa tidak mengikuti yang disyariatkan, maka dia tersesat dan tidak mendapatkan petunjuk, dan ketika mengumpulkan keduanya maka itu menjadi amal orang-orang mukmin (Orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.) (Surah Al-Ahqaf: 16) Oleh karena itu Allah berfirman, (dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus) mereka adalah nabi Muhammad dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, sebagaimana Allah SWT berfirman, (Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman (68)) (Surah Ali Imran), (Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (123))(Surah An-Nahl), dan (Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik" (161)) (Surah Al-An’am). Al-Hanif adalah menghindari kemusyrikan, yaitu meninggalkannya dan meneriman kebenaran secara utuh, sehingga tidak ada yang bisa membuatnya mundur orang yang mendorongnya, dan tidak akan membuatnya berpaling orang yang berusaha memalingkannya.
Firman Allah (Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kekasihNya) Ini adalah bagian dari dorongan untuk mengikutinya, karena dia adalah seorang imam yang dijadikan tauladan untuk mencapai suatu tujuan dimana Allah dekat dengan hamba-hambaNya, dimana dia sudah mencapai kedudukan paling tinggi yang dicintai. Hal ini hanya terjadi karena dia sangata taat kepada Tuhannya, sebagaimana yang digambarkan oleh Allah dalam firmanNya: (dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (37)) [Surah An-Najm]. Banyak ulama salaf mengatakan bahwa dia melaksanakan semua yang diperintahkan di setiap tingkatan ibadah, sehingga perkara yang rendah tidak bisa menghalangi perkara yang agung, dan tidak pula perkara yang kecil menghalangi perkara yang besar. Allah SWT berfirman: (Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia") [Surah Al-Baqarah: 124] dan (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (120) (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (121) Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia….) [Surah An-Nahl].
Firman Allah: (Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi) yaitu bahwa semuanya adalah milikNya, hamba, dan ciptaanNya. Dialah yang mengendalikan semua itu, tidak ada yang dapat menentang apa yang Dia tentukan, tidak ada yang menolak keputusanNya, dan tidak ada yang mempertanyakan apa yang Dia perbuat karena keagungan, kekuasaan, keadilan, hikmah, kelembutan, dan rahmatNya. Firman Allah (dan Allah Meliputi segala sesuatu) yaitu pengetahuanNya meliputi segala sesuatu sehingga tidak ada yang tersembunyi sedikitpun dariNya sesuatu dari hamba-hambaNya. Tidak ada yang luput dari pengetahuanNya bahkan sekecil dzarrah sesuatu di langit dan di bumi, baik yang kecil maupun yang besar. Tidak ada yang tersembunyi dariNya, bahkan sekecil dzarrah baik yang terlihat atau tidak terlihat oleh orang yang memandang.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 124: Dan barang siapa mengerja- kan kebaikan-kebaikan dari laki- laki atau perempuan, padahal ia Mu'min, maka mereka itu akan masuk surga; dan tidak akan dianiaya mereka (walaupun) sedikit.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Inilah syarat bagi semua amal, yakni amal tidaklah menjadi shalih, diterima dan membuahkan pahala serta menghindarkan siksa kecuali dengan iman. Oleh karena itu, amal tanpa iman seperti ranting pohon yang bagian bawahnya ditebang atau membuat bangunan di atas air yang bergelombang. Iman merupakan asas dan pondasi yang di atasnya dibangun segala sesuatu.

Bahkan mereka akan mendapatkan pahalanya secara sempurna dan dilipatgandakan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 124

Dan barang siapa mengerjakan amal-amal kebajikan, yakni perbuatanperbuatan baik dan bermanfaat menurut Allah dan rasul-Nya, baik pelakunya laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman dengan iman yang benar, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga sebagai anugerah Allah atas mereka dan mereka tidak dizalimi atau dikurangi sedikit pun dari amal saleh yang telah mereka lakukan. Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas, tunduk, patuh, dan berserah diri kepada Allah secara total, sedang dia mengerjakan kebaikan sesuai dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya dan mengikuti agama ibrahim secara lurus' dan Allah telah memilih ibrahim menjadi kesayangan-Nya, karena ia berada pada tingkat kecintaan yang paling tinggi dan ketaatan yang luar biasa terhadap Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah kumpulan penjelasan dari berbagai ulama tafsir terkait makna dan arti surat An-Nisa ayat 124 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi ummat. Dukung usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Sering Dikaji

Tersedia banyak konten yang cukup sering dikaji, seperti surat/ayat: At-Tin 4, Al-Muthaffifin, An-Nahl 114, Al-Fatihah 4, Al-Humazah, An-Nisa. Serta Al-Fatihah 5, Al-A’raf 54, Ali ‘Imran 190, Al-Ma’idah 48, At-Taubah, Al-Anbiya 30.

  1. At-Tin 4
  2. Al-Muthaffifin
  3. An-Nahl 114
  4. Al-Fatihah 4
  5. Al-Humazah
  6. An-Nisa
  7. Al-Fatihah 5
  8. Al-A’raf 54
  9. Ali ‘Imran 190
  10. Al-Ma’idah 48
  11. At-Taubah
  12. Al-Anbiya 30

Pencarian: at taubah ayat 119 latin, al hujurat ayat 10 dan 12 latin, surat mujadalah ayat 11 latin, surah al imran ayat 159 latin, isi kandungan surat al baqarah ayat 284-286

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.