Surat An-Nisa Ayat 107

وَلَا تُجَٰدِلْ عَنِ ٱلَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنفُسَهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ خَوَّانًا أَثِيمًا

Arab-Latin: Wa lā tujādil 'anillażīna yakhtānụna anfusahum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna khawwānan aṡīmā

Artinya: Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,

« An-Nisa 106An-Nisa 108 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Berharga Berkaitan Surat An-Nisa Ayat 107

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 107 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir berharga dari ayat ini. Tersedia sekumpulan penjabaran dari banyak ahli ilmu mengenai kandungan surat An-Nisa ayat 107, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan janganlah kamu membela orang-orang yang berkhianat dengan bermaksiat kepaada Allah. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang amat besar pengkhianatannya lagi banyak dosanya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

107. Hai Rasulullah janganlah engkau membela orang-orang yang berkhianat dan janganlah engkau membantu mereka ketika sedang berselisih. Sesungguhnya Allah murka terhadap orang yang suka berkhianat dan terbiasa melakukan keburukan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

107. Janganlah kamu membela seseorang yang berkhianat dan bersungguh-sungguh dalam menyembunyikan pengkhianatannya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai para pengkhianat dan pembohong.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

107. وَلَا تُجٰدِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنفُسَهُمْ ۚ (Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya)
Yakni janganlah kamu membela orang-orang yang mengkhianati diri mereka karena akibat buruk dari kemaksiatan mereka akan kembali kepada mereka.

إِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ خَوَّانًا أَثِيمًا (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa)
Makna (الخوان) yakni orang yang banyak berkhianat, dan makna (الأثيم) yakni banyak melakukan dosa.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Ibnu Taimiyah mengatakan : barangsiapa yang menafsirkan daripada perkataan ulama, bahwa kata الاختيان di sini adalah kezhaliman terhadap diri dengan segala dosa baik itu tersembunyi maupun dengan zhahir; maka dari perkataannya perlu dikoreksi; karena khianat hanyalah berlaku pada dosa-dosa yang dilakukan dengan sembunyi, sebagimana dalam firman Allah :

{ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ }
"Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu". [al-Baqarah : 187]


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

107 Janganlah kamu berdebat untuk membela orang-orang yang mengkhianati dirinya dengan perbuatan mencuri atau perbuatan zalim lainnya. Atau mereka yang berkhianat dengan maksiat dengan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa dan perbuatan maksiat,


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Janganlah kamu berdebat} janganlah kamu menentang {untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati diri mereka} mereka mengkhianati diri sendiri dengan berbuat maksiat {Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat} orang yang sering berkhianat {dan bergelimang dosa} banyak dosanya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

107. “Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya,” kata al-ikhtiyam dan al-Khiyamah maknanya kejahatan, kezhaliman, dan perbuatan dosa, dan ini mencakup larangan dari perdebatan untuk membela orang yang berdosa dan dihadapkan kepadanya sebuah hukuman berupa had ataupun hukuman lainnya, sesungguhnya orang seperti itu tidaklah diperdebatkan untuk membela apa yang telah dilakukannya berupa pengkhianatan atau untuk menolak perkara yang seharusnya menjadi akibat dari perbuatannya berupa hukuman syariat. “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,” yaitu banyak khianatnya dan dosanya. Dan apabila kecintaan itu lenyap, niscaya yang ada adalah perkara yang sebaliknya yaitu kebencian, yang demikian ini adalah seperti alasan dari larangan yang terdahulu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 105-109
Allah SWT berfirman kepada RasulNya, nabi Muhammad SAW (Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran) yaitu kebenaran dari Allah, yang memuat kebenaran dalam berita dan perintahnya. Firman Allah (supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu) Para ulama ushul fiqh menjadikannya sebagai hujjah bahwa Rasulullah SAW dapat menentukan hukum dengan ijtihad berdasarkan ayat ini. Terdapat dalam hadits shahih Bukhari Muslim, dari Ummu Salamah, bahwa Rasulullah SAW pernah mendengar kegaduhan dari perdebatan di pintu rumahnya. Lalu beliau keluar menemui mereka dan bersabda, "Aku hanyalah manusia biasa, dan aku memberikan keputusan berdasarkan apa yang aku dengar. Barangkali ada di antara kalian yang lebih mahir dengan hujjahnya daripada yang lain sehingga aku keluar memberikan keputusan kepadanya. maka barangsiapa yang kuputuskan menang atas hak seorang muslim, maka sesungguhnya itu bagian dari sepotong api, lalu dia membawanya atau bisa membiarkannya"
Imam Ahmad berkata: "Telah bercerita kepada kami Waki'dan telah bercerita kepada kami Usamah bin Zaid, dari Abdullah bin Rafi', dari Ummu Salamah, dia berkata: "Dua orang dari kaum Anshar yang saling berdebat terkait warisan yang telah dipelajari di antara mereka datang kepada Rasulullah SAW, akan tetapi mereka tidak memiliki bukti yang jelas. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kalian berdua datang kepadaku untuk memutuskan perkara ini, padahal aku hanyalah manusia biasa. Barangkali ada di antara kalian yang lebih mahir dengan hujjahnya daripada yang lain, dan dan aku memberikan keputusan berdasarkan apa yang aku dengar. maka barangsiapa yang kuputuskan menang dengan menganiaya saudaranya, maka janganlah dia mengambilnya. maka sesungguhnya itu bagian dari sepotong api yang akan menjadi kalung besi yang dipanaskan dengan api yang dipakai di lehernya pada hari kiamat.” Lalu kedua orang itu menangis dan masing-masing keduanya berkata,”Hakku ini untuk saudaraku”. Rasulullah SAW berkata: “Jika kalian berkata demikian, maka pergilah dan bersumpahlah kemudian pilihlah kebenaran. Lalu kalian undi dan hendaknya masing-masing kalian saling menghalalkan bagi orang yang memilikinya) Telah diriwayatkan dari Abu Dawud dari hadits Usamah bin Zaid. Dia menambahkan “Sesungguhnya aku menentukan keputusan antara kalian sesuai dengan pendapatku tentang sesuatu yang belum diturunkan kepadaku”
Kemudian Allah SWT berfirman tentang orang-orang yang mendatangi Rasulullah SAW dengan menyembunyikan kebohongan: (mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan (108) Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka? (109)) yaitu orang-orang yang datang kepada Rasulullah SAW dengan menyembunyikan kebohongan dan berdebat tentang orang-orang yang berkhianat. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (110)) (Surah An-Nisa’) yaitu orang-orang yang datang kepada Rasulullah dengan menyembunyikan kebohongan. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata (112)) (Surah An-Nisa’).
Firman Allah: (mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai). Ini adalah penolakan terhadap orang-orang munafik dimana mereka berusaha menyembunyikan keburukan-keburukan mereka dari manusia agar tidak disingkirkan oleh mereka, tetapi mereka secara terang-terangan menampakkannya kepada Allah. Hal ini karena Allah mengetahui rahasia-rahasia mereka dan mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman: (Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan) Ini adalah ancaman dan peringatan untuk mereka.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka? (109)) yaitu mereka mengira bahwa mereka mendapatkan pertolongan di dunia dengan apa yang mereka perlihatkan atau dengan bantuan hakim-hakim yang memutuskan berdasarkan hal yang tampak saja, dan mereka tunduk kepada itu. Apa yang akan terjadi pada mereka pada hari kiamat di hadapan Allah, yang mengetahui rahasia-rahasia dan sesuatu yang lebih tersembunyi lagi? Siapakah yang akan membela mereka saat itu pada hari kiamat dengan menyebarkan klaim mereka? Maknanya adalah saat itu tidak ada yang akan menjadi pembela bagi mereka. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 107: 107-108. Dan jangánlah engkau mem- hela orang-orang yang mengkhianati diri mereka, karena sesungguh- nya Allah tidak suka orang yang khianat, yang berdosa. Mereka bersembunyi daripada manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi daripada Allah, padahal la ada bersama mereka di waktu mereka mengatur-atur, pada malam, perkataan yang la tidak ridla, karena adalah Allah itu mengepung apa-apa yang mereka kerjakan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dengan maksiat. Dalam ayat ini terdapat larangan berdebat untuk membela orang yang bersalah, atau orang yang terkena hukuman baik hukuman had maupun ta'zir.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 107

Dan janganlah kamu, wahai nabi Muhammad dan umatmu, berdebat untuk membela orang-orang yang sengaja dan terus-menerus mengkhianati diri mereka. Sungguh, Allah tidak menyukai, yakni tidak menurunkan rahmat-Nya, kepada orang-orang yang selalu mengulangi perbuatan berkhianat dari waktu ke waktu, dan bergelimang dosamereka yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa itu dapat saja bersembunyi dari manusia, termasuk dari kamu sekalian, karena takut ketahuan pengkhianatan dan dosa yang dilakukakannya, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah. Hal ini disebabkan karena Allah yang mengetahui seluruh gerak-gerik mereka dan apa yang terlintas di dalam hati dan pikiran mereka, selamanya beserta mereka, kapan dan di mana pun mereka berada, dan bahkan ketika pada suatu malam yang gelap gulita lagi tersembunyi mereka tidak diridai-Nya. Dan Allah selamanya maha meliputi pengetahuan dan ilmu-Nya, mencakup seluruh apa yang mereka kerjakan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang besar maupun yang kecil, dan yang lahir maupun batin. Menetapkan keputusan rahasia yang


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah variasi penafsiran dari kalangan pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat An-Nisa ayat 107 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita bersama. Support kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Paling Banyak Dikunjungi

Telaah berbagai halaman yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: At-Taubah, Al-Fatihah 4, Al-Ma’idah 48, An-Nisa, At-Tin 4, Ali ‘Imran 190. Serta Al-Humazah, Al-Fatihah 5, An-Nahl 114, Al-A’raf 54, Al-Muthaffifin, Al-Anbiya 30.

  1. At-Taubah
  2. Al-Fatihah 4
  3. Al-Ma’idah 48
  4. An-Nisa
  5. At-Tin 4
  6. Ali ‘Imran 190
  7. Al-Humazah
  8. Al-Fatihah 5
  9. An-Nahl 114
  10. Al-A’raf 54
  11. Al-Muthaffifin
  12. Al-Anbiya 30

Pencarian: al baqarah ayat 120-130 latin, arti at tin, al nahl, anbiya 83, surat 1 ayat 1

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.