Surat Al-‘Adiyat Ayat 2
فَٱلْمُورِيَٰتِ قَدْحًا
Arab-Latin: Fal-mụriyāti qad-ḥā
Artinya: Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
« Al-'Adiyat 1 ✵ Al-'Adiyat 3 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Mengenai Surat Al-‘Adiyat Ayat 2
Paragraf di atas merupakan Surat Al-‘Adiyat Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir mendalam dari ayat ini. Ditemukan beragam penafsiran dari para ulama tafsir terhadap kandungan surat Al-‘Adiyat ayat 2, misalnya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Lalu (dengan) kuda yang memercikan api dari benturan telapak kakinya yang keras dengan batu karena kerasnya dia berlari.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
2. Dan bersumpah dengan kuda yang memercikkan bunga api dari kuku-kukunya ketika bertumbuk dengan bebatuan dikarenakan kuatnya tumbukan kukunya dengan batu.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
2. فَالْمُورِيٰتِ قَدْحًا (dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya))
Yakni kuda yang menampakkan api yang keluar dari kakinya saat terhentak ke tanah yang keras atau bebatuan, seperti percikan korek api.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
2-3. Kemudian demi kuda yang memukul-mukul bebatuan bumi sehingga mengeluarkan api dari kuku-kukunya seperti menyalakan api menggunakan batu bara. “Al-Muriyat” adalah bentuk jamak dari kata “muriyyah” yang berasal dari kata “Al-iiraa’” yang artinya adalah mengeluarkan api dari batu menggunakan batu bara contohnya. Dan “Al-Qadhu” adalah pukulan kepada batu untuk menyalakan api. “Dhabhan” dan “Qadhan” menduduki posisi haal yang bermakna sedang terengah-engah dan memukul-mukul. Dan kuda penyerang yang menyerang musuh di waktu pagi. “Shabhan” artinya waktu shubuh, kata tersebut menjadi zharaf (menunjukkan keterangan)
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{yang memercikkan bunga api} Aku bersumpah demi kuda yang menyalakan api dengan percikannya ketika berjalan di atas bebatuan karena sangat berat musuhnya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
2. “Dan kuda yang mencetuskan api” dengan kuku kakinya ketika menginjak batu “dengan pukulan (kuku kakinya),” sehingga memercikkan api karena kokoh dan kuatnya kaki ketika lari.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-11
Allah SWT bersumpah dengan menyebut kuda apabila dilarikan di jalan Allah, maka ia lari dengan kencangnya dan suara napasnya yang keras saat lari (dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya) (2)) yaitu suara detak teracaknya ketika menginjak batu-batuan, lalu keluarlah percikan api darinya.
(dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi (3)) yaitu mengadakan serangan di waktu pagi, sebagaimana Rasulullah SAW mengadakan serangan di waktu subuh, maka apabila beliau mendengar suara azan di kabilah yang akan diperangi, beliau mengurungkan. Dan apabila tidak, maka menyerangnya.
Firman Allah: (maka ia menerbangkan debu (4)) yaitu debu di tempat kuda-kuda mereka sedang bertempur.
(dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh (5)) yaitu kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah peperangan.
(dan kuda yang mencetuskan bunga api dengan pukulan (kuku kakinya) (2)) yaitu dengan teracaknya. Dikatakan bahwa kuda-kuda itu menyalakan peperangan di antara para penunggangnya. Pendapat itu dikatakan Qatadah.
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (dan kuda yang mencetuskan bunga api dengan pukulan (kuku kakinya) (2)) yaitu tipu muslihat peperangan.
Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang benar adalah yang pertama. yaitu bahwa makna yang dimaksud adalah kuda ketika memercikkan api dari kaki teracaknya.
Firman Allah: (dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi (3)) Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah pasukan berkuda yang menyerang di pagi hari di jalan Allah.
(maka ia menerbangkan debu (4)) yaitu tempat yang kuda-kuda dan unta-unta itu, baik dalam ibadah haji atau peperangan.
Firman Allah: (dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh (5)) Ikrimah, Qatadah, dan Adh-Dhahhak berkata bahwa makna yang dimaksud adalah kumpulan musuh yang kafir.
Bisa ditafsirkan bahwa kuda-kuda itu berkumpul di tengah-tengah tempat pertempuran. Jadi kata (jam'a) dimanshub menjadi hal yang menegaskan.
Firman Allah: (sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya (6)) Ini adalah subjek sumpah, bahwa sesungguhnya manusia itu benar-benar mengingkari nikmat-nikmat Tuhannya.
Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa kata “al-kanud” adalah orang yang ingkar.
Al-Hasan berkata bahwa itu adalah orang yang mengingat musibah dan melupakan nikmat-nikmat Tuhannya.
Firman Allah: (dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya (7)) Qatadah berkata bahwa sesungguhnya Allah menyaksikan hal itu.
Bisa ditafsirkan bahwa dhamir itu merujuk kepada manusia, jadi bentuknya adalah sesungguhnya manusia itu benar-benar menyaksikan keingkaran dirinya, yaitu dengan ucapan dan keadaannya, yaitu hal itu tampak baginya dalam ucapan dan perbuatannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir) (Surah At-Taubah: 17)
Firman Allah: (dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (8)) yaitu sesungguhnya kecintaannya kebaikan, yaitu kepada harta itu sangat besar. Tentang ini ada dua pendapat; pendapat pertama adalah bahwa sesungguhnya manusia itu sangat mencintai harta.
Pendapat kedua bahwa sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta, dia menjadi orang yang serakah dan kikir. Keduanya benar.
Kemudian Allah SWT berfirman agar berzuhud terhadap dunia dan menganjurkan untuk menyukai akhirat, dan memperingatkan tentang apa yang akan terjadi setelah kehidupan ini, yaitu kengerian yang akan dihadapi manusia (Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur? (9)) yaitu, Dia mengeluarkan orang-orang yang telah mati dari dalamnya (dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada (10)) Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa maknanya adalah apabila ditampakkan apa yang selama itu mereka sembunyikan dalam diri mereka (sesungguhnya Tuhan mereka pada hari ini Maha Mengetahui keadaan mereka (11)) yaitu benar-benar mengetahui semua yang mereka lakukan dan kerjakan, dan Dia akan membalaskan mereka dengan balasan yang sempurna; Dia tidak akan berbuat zalim bahkan seberat dzarrah pun.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا } Dan dengan kuda yang pukulan kuku kakinya memercikkan api ketika berbenturan dengan batu saat berlari kencang melakukan perlawanan.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا " dan kuda yang memercikkan api dengan pukulan (kuku kakinya)," kata al-Muuriyaat berasal dari أَوْرَى [Aw-raa] atau وَرِيَ [wariya] maknanya percikkan, maksud dari keta tersebut adalah percikkan api ketika batu-batu dibenturkan satu sama lainnya. Seperti dikenal di kita batu pemercik api. Jika anda membenturkan batu-batu tersebut akan keluar percikan api. Kuda-kuda ini karena kuat dan kencangnya lari mereka, dan hentakannya ke bumi, ketika menghentakkan bumi berbenturan dengan bebatuan, menimbulkan percikkan api. Ini dikarenakan saking kuat dan kerasnya lari kuda-kuda tersebut, dan kerasnya hentakkan kaki mereka ke tanah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-‘Adiyat ayat 2: Allah bersumpah dengan kuda yang memantikkan api dari kuku-kukunya yang bergesekkan dengan bebatuan ketika berlari dengan kencang. Maka berterbanganlah percikan (apinya).
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ketika berbenturan dengan batu.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-‘Adiyat Ayat 2
1-6. Demi kuda perang yang berlari kencang dan bernafas terengah-engah ke arah musuh dengan penuh keberanian dan semangat guna membawa tuannya berperang di jalan Allah. Dan demi kuda yang memercikkan bunga api karena hentakan kuku kakinya beradu dengan batu batu. Hal ini menunjukkan keberaniannya menghadapi rintangan sebesar apa pun. Dan demi kuda yang menyerang dengan tiba-tiba pada waktu pagi hal ini menunjukkan kesiagaannya untuk berjihad tanpa mengenal waktu, sehingga dengan serangan kuda-kuda itu menerbangkan debu yang tebal, tanda betapa dahsyat serangan mereka ke arah musuh, lalu menyerbu bersama dengan kepulan debu itu ke tengah-tengah kumpulan musuh dengan gagah berani. Demi kuda-kuda perang yang demikian sifatnya, sungguh manusia itu enggan bersyukur dan sangat ingkar kepada nikmat tuhannya. Manusia, kecuali yang dirahmati Allah, malas bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan tidak mau memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penafsiran dari para ahli tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Al-‘Adiyat ayat 2 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk ummat. Bantulah syi'ar kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.