Surat Al-‘Alaq Ayat 16
نَاصِيَةٍ كَٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
Arab-Latin: Nāṣiyating kāżibatin khāṭi`ah
Artinya: (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat Al-‘Alaq Ayat 16
Paragraf di atas merupakan Surat Al-‘Alaq Ayat 16 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Didapati sekumpulan penjabaran dari banyak ahli ilmu berkaitan kandungan surat Al-‘Alaq ayat 16, sebagiannya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
13-19. Apakah kamu tidak melihat bahwa orang yang melarang ini ternyata kafir dan berpaling dari apa yang dia diajak kepadanya? Tidakkah dia tahu bahwa Allah melihat segala yang dilakukannya? perkaranya tidak seperti yang disangka oleh abu jahal. Bila dia tidak menghentikan penentangan dan gangguannya,niscaya kami akan memegang bagian depan kepalanya dengan keras lalu dia dicampakkan kedalam api yang neraka, Ubun-ubunnya adalah ubun-ubun pendusta dalam ucapannya, salah dalam perbuatannya,maka dusta dan Nampak sudah padanya. Silahkan thaghut ini mendatangkan kaki tangannya yang akan membantunya. Kami akan mengundang malaikat-malaikat azab. Perkaranya tidak seperti yang dikira oleh Abu jahal. dia tidak akan menumpahkan keburukan atasmu (wahai rasul).jangan taati dia dalam apa yang dia minta kepadamu, yaitu meninggalkan shalat. Sujudlah kepada tuhanmu, mendekatlah kepada Nya dengan melakukan perintah Nya dan mentaati Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
16. Pemilik ubun-ubun itu dusta dalam ucapan dan salah dalam perbuatan.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
16. نَاصِيَةٍ كٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ ((yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka)
Yakni pemilik ubun-ubun itu adalah pendusta, pelaku dosa, dan tidak peduli dengan kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
15-16. {Kalla}, untuk mencegah orang yang melarang itu, dan seharusnya dia mengendalikan (dirinya). Jika Allah tidak menahan diri karena dia menyakiti utusan kami yaitu Muhammad SAW, sungguh kami akan benar-benar menggenggam ubun-ubunnya dan melemparnya ke neraka. Ubun-ubun adalah ujung rambut kepala. Yaitu ubun-ubun seorang pendusta dan pendosa, maknanya adalah orang yang berbuat dosa
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{(yaitu) ubun-ubun orang yang berdusta dan durhaka} dusta perkataannya dan durhaka tindakannya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
15-16. Kemudian Allah mengancam bila ia terus menerus berada dalam kondisinya seraya berfirman “Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti” dari perbuatannya, “niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,” yakni Kami akan mencabut ubun-ubunnya secara kasar, dan memang demikian halnya, karena ia adalah “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”; berdusta dalam perkataannya dan durhaka dalam perbuatannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 6-19
Allah SWT memberitahukan tentang manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai kesenangan, kejahatan, keangkuhan, dan sikap melampaui batas jika dia melihat dirinya berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancam, memperingatkan, dan menasehatinya, jadi Dia berfirman: (Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu) (8)) yaitu hanya kepada Allahlah tempat kembali dan berpulang, lalu Dia akan mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu menndapatkannya dan kemanakah kamu membelanjakannya?
Kemudian Allah SWT berfirman: (Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang (9) seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat (10)) Ayat ini diturunkan tentang dengan sikap Abu Jahal, semoga dia dilaknat oleh Allah. Dia mengancam Nabi SAW jika melakukan shalat di Baitullah. Maka Allah SWT menasihatinya dengan cara yang paling, maka Allah SWT berfirman: (Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran (11)) yaitu bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang Iurus dalam perbuatannya (Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (12)) melalui ucapannya, sedangkan kamu menghardikn dan mengancamnya dari mengerjakan shalat? Oleh karena itu Allah berfirman: (Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (14)) yaitu, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal.
Kemudian Allah SWT memperingatkan dan mengancam (Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti) yaitu jika dia tidak menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan ingkar (niscaya Kami tarik ubun-ubunnya) yaitu sungguh Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam pada hari kiamat. Kemudian Allah berfirman: ((yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka (16)) yaitu, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya dan durhaka dalam perbuatannya (Maka biarlah dia memanggil golongannya (17)) yaitu kaum dan kerabatnya, yaitu biarkan dia memanggil mereka untuk menolongnya (kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah (18)) Mereka adalah malaikat azab, sehingga dia mengetahui siapakah yang menang, apakah golongan Kami atau golongan dia?
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW sering melakukan shalat di dekat maqam Ibrahim. Maka Abu Jahal bin Hisyam melewati beliau, lalu berkata, "Wahai Muhammad, bukankah aku telah melarangmu melakukan ini?” lalu dia memperingatkan beliau, lalu Rasulallah SAW bersikap keras dan memarahinya Ketahuilah. Lalu dia berkata,”Wahai Muhammad, apa yang kamu gunakan untuk mengancamku ini? demi Allah, sesungguhnya aku adalah penduduk lembah ini yang paling banyak pendukungnya" Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya) (17) kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah (18)) Ibnu Abbas berkata bahwa seandainya Abu Jahal memanggil golongannya , sungguh saat itu juga malaikat azab akan mengambilnya.
Firman Allah SWT: (sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya) yaitu, wahai Muhammad, janganlah patuh kepada orang yang melarang kamu melakukan ibadahmu, melainkan perbanyaklah dan teruskanlah sesukamu. Janganlah pedulikan dia, karena sesungguhnya Allahlah yang memeliharamu dan menolongmu, dan Dia akan memeliharamu dari gangguan orang lain (dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)) Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Imam Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Tempat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tuhannya adalah saat dia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa”
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ } Yaitu ubun-ubun abu jahal yang telah mendustakan agama, { خَاطِئَةٍ } juga telah melakukan kesalah dengan perbuatannya.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Firman Allah Ta'ala: نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ "(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." Ubun-ubun di sini adalah badal (kata diulang) dari ubun ubun sebelumnya, ini adalah badal nakirah dari makrifah. Ini boleh dalam bahasa arab. Tujuan menggunakan nakirah [Nashiyatin] adalah untuk menunjukan sifat yang disebutkan setelahnya yaitu firman-Nya: كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ "pendusta lagi bersalah" maksudnya: Yang tersifati dengan sifat dusta, dan tidak idragikan lagi bahwa kedustaan terbesar yang ada adalah yang dilakukan oleh orang-orang kafir, yang berdoa kepada tuhan-tuhan selain Allah, ini adalah perkataan yang palin dusta dan perbuatan yang paling buruk [Khathi-ah] maksudnya: Yang sengaja melakukan kesalahan dosa.
Dan perlu diketahui bahwa ada perbedaan anatara Khathi' dan mukhthi' (kedua kata ini berarti bersalah). Al—Khathi' adalah yang sengaja melakukan kesalahan, sedangkan al-Mukhthi': yang melakukan kesalahan karena kebodohan, yang kedua diberi uzhur, sedangkan yang pertama tidak, Allah tabaaraka wa ta'ala berfirman: لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ " Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. "(QS. Al-Haqqah: 37) Maksudnya: Orang-orang yang melakukan dosa dengan sengaja. Allah Ta'ala berfirman: رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah "(QS. Al-Baqarah: 286) Allah menjawab: Aku telah melakukannya.
Contoh lainnya: Al-Qasith dan al-Muqsith. Al-Qasith: adalah yang semena-mena, al-Muqsith adalah yang adil, Allah Ta'ala berfirman: وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ " dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil "(QS. AlHujarat: 9) Dan Allah berfirman: وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا " Adapun orang-orang yang (semena-mena) menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api neraka Jahanam "(QS. Al-Jinn: 15)
Dengan demikan amaka makna [khathi-ah] adalah yang melakukan dosa secara sengaja.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-‘Alaq ayat 16: 15-16. Urusannya tidaklah sebagaimana dugaan orang yang celaka ini, Allah bersumpah jika orang yang celaka ini tidak segera mengakhiri kesesatannya yang sudah melewati batas, sunggu Allah akan ambil ubun-ubunya (ia adalah ujung kepala atas yang nampak dari jidatnya), dan sungguh akan merasakan adzab yang pedih. Disebutkan tentang ubun-ubun karena ia adalah yang muncul awal mula berkenaan dengan petunjuk-petunjuk. Ketahuilah wahai Nabi Allah ﷺ, bahwa pemilik ubun-ubun ini tukang dusta, ahli maksiat dan pemilik dosa.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Bisa juga diartikan, “Ubun-ubun orang yang dusta ucapannya dan salah perbuatannya.”
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-‘Alaq Ayat 16
15-16. Dia tidak dibenarkan untuk melarang orang lain melaksanakan salat dan mendekatkan diri kepada Allah. Sekali kali tidak! sungguh, jika dia tidak berhenti berbuat demikian niscaya kami tarik ubun-ubunnya dengan sangat kasar ke arah neraka; yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan nabi dan durhaka kepada Allah. 17. Apabila azab kami datang kepadanya maka biarlah dia memanggil golongannya yang dia banggakan untuk menyelamatkannya dari azab itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beragam penafsiran dari para mufassir mengenai kandungan dan arti surat Al-‘Alaq ayat 16 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita bersama. Bantulah dakwah kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.