Surat Ad-Dhuha Ayat 10

ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ูฑู„ุณู‘ูŽุงู“ุฆูู„ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’

Arab-Latin: Wa ammas-sฤ`ila fa lฤ tan-har

Artinya: Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

ยซ Ad-Dhuha 9 โœต Ad-Dhuha 11 ยป

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Terkait Dengan Surat Ad-Dhuha Ayat 10

Paragraf di atas merupakan Surat Ad-Dhuha Ayat 10 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir penting dari ayat ini. Terdokumentasikan beraneka penjelasan dari berbagai mufassirin mengenai isi surat Ad-Dhuha ayat 10, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

9-11. Jangan memperlakukan anak yatim dengan buruk. Jangan menghardik orang yang meminta-minta, sebaliknya berilah dia makan, dan penuhilah hajatnya. Untuk nikmat tuhanmu yang telah Dia limpahkan kepadamu,maka bicarakanlah hal itu.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

10. Dan terhadap orang yang meminta bantuan dan sedekah, janganlah kamu mencacinya; namun berilah dia bantuan atau tolaklah dia dengan lembut dan sopan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

10. Dan janganlah engkau menghardik orang butuh yang meminta kepadamu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

10. ูˆูŽุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุงู„ุณูŽู‘ุขุฆูู„ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’ (Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya)
Yakni janganlah kamu mengusirnya jika ia meminta kepadamu, karena kamu dulunya juga orang yang miskin. Berilah ia, atau tolaklah dengan halus.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ) . Seorang pengemis merasa hatinya telah hancur dengan kemiskinan yang ia alami dan rendahnya perilaku meminta-minta, maka jika engkau menghadapinya dengan sikap dan muamalat yang buruk, perasaan yang ia alami akan semakin memburuk, oleh karena itu sekalipun Anda tidak dapat memberikan sesuatu dari harta yang anda miliki, maka setidaknya anda dapat menerima mereka dengan sikap yang indah.

2 ) . Berapa banyak kebaikan yang kita lewatkan ketika makna suatu kalimat kita khususkan hanya kepada satu titik saja, salah satu contohnya adalah ayat ini yang berbicara tentang peminta-minta, jikalau makna peminta-minta disini hanya di tujukan kepada mereka yang meminta-minta harta, sedangkan makna lain dari kata itu akan jauh lebih besar dan lebih mencakup, dan makna yang paling besar dari kata meminta-minta itu adalah dalam ilmu dan permasalahan agama, maka apakah para mufti dan mu'alim memahami bahwasanya ayat ini bertuju kepada mereka ? oleh karena itu hendaklah mereka bersikap ramah kepada para peminta-minta, dengan maksud ketaatan kepada perintah Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

9-10. Sejak Allah memberikan kepadamu (Muhammad) kenikmatan-kenikmatan ini, Dia memberimu wasiat-wasiat berikut: โ€œAdapun kepada anak yatim maka jangan merendahkan dan melemahkannya dengan mengambil hartanya atau merugikannya dan hal-hal lain yang serupa, namun berilah dia haknya sebagai pengingat keyatimanmu. Adapun kepada orang yang meminta harta benda atau keilmuan, maka berilah dia atau ajarilah dia dan janganlah mencacinya karena kefakirannya, sesungguhnya dulu nengkau juga dalam keadaan fakir, maka berilah dia makan dan sambutlah dia dengan sambutan yang indahโ€.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโ€™ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โ€˜Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Terhadap orang yang meminta-minta, janganlah menghardik} janganlah mencaci


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

9-11. Karena itu Allah berfirman, โ€œAdapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang,โ€ yakni, jangan memperlakukan anak yatim dengan buruk, jangan merasa tertekan karenanya dan jangan membentaknya tapi muliakanlah, berikan semampumu dan perlakukanlah dia sebagaimana kau ingin anakmu diperlakukan serupa sepeninggalmu.
โ€œDan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya,โ€ yakni jangan sampai kau mengeluarkan kata untuk menolak permintaan orang yang meminta-minta berupa hardikan dan perangai buruk. Tapi berikanlah semampumu atau tolaklah dengan cara yang baik. Termasuk dalam hal ini adalah orang yang meminta-minta uang dan ilmu. Karena itu, seorang guru diperintahkan untuk berakhlak baik terhadap murid, memperlakukan murid dengan memuliakan dan sayang, karena hal itu bisa menjadi penolong bagi murid untuk mencapai maksudnya dan sebagai tindakan memuliakan bagi orang yang ingin memberi manfaat pada sesama manusia dan negara.
โ€œDan terhadap nikmat Rabbmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur),โ€ ini mencakup nikmat-nikmat agama dan dunia. Yaitu pujilah Allah karena nikmat-nikmat itu dan sebutlah secara khusus jika memang hal itu ada maslahatnya. Bila tidak, sebutkan nikmat Allah secara mutlak (umum) karena menyebut-nyebut nikmat Allah bisa mendorong seseorang untuk mensyukurinya dan menimbulkan kesenangan bagi Yang memberi nikmat; karena hati memiliki tabiat mencintai orang yang berbuat baik padanya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-11
Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Qais, dia berkata,โ€Aku mendengar Jundub berkata bahwa Nabi SAW mengalami sakit selama satu atau dua malam sehingga beliau tidak melakukan qiyamul lail. Maka datanglah kepadanya seorang wanita dan berkata,"Wahai Muhammad, menurutku setanmu itu tidak lain telah meninggalkanmu" Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Demi waktu matahari sepenggalah naik (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2) Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu (3))
Ini merupakan sumpah dari Allah SWT dengan menyebut waktu dhuha dan cahaya yang Dia ciptakan padanya (dan demi malam apabila telah sunyi (2)) yaitu jika tenang dan gelap gulita. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Ibnu Zaid, dan lainnya. Hal ini menunjukkan bukti yang jelas dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Pencipta. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) dan Allah SWT berfirman: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Tuhanmu tiada meninggalkan kamu) yaitu, Dia tidak meninggalkanmu (dan tiada (pula) benci kepadamu) yaitu Dia tidak murka kepadamu.
(dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan (4)) yaitu, Sungguh akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini. Oleh karena itu, Rasulullah SAW adalah orang yang paling zuhud terhadap dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya, sebagaimana yang telah diketahui dari perjalanan hidup beliau SAW ketika Nabi SAW disuruh memilih di akhir usia beliau antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia kemudian ke surga dan antara kembali ke sisi Allah SWT. Maka beliau SAW memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.
Firman Allah SWT: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) yaitu kelak di akhirat Allah memberinya hingga dia merasa puas tentang umatnya dan juga kemuliaan yang telah disediakan oleh Allah untuk dirinya berupa telaga Kautsar yang kedua tepinya berupa kubah-kubah dari mutiara yang berongga, sedangkan tanahnya bibit minyak kasturi.
Diriwayatkan dari Ali bin Abdullah bin Abbas, dari ayahnya, dia berkata bahwa ditampakkan kepada Rasulullah SAW apa yang bakal dibukakan untuk umatnya setelah tidak ada perbendaharaan demi perbendaharaan. Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) Allah SWT memberikan kepada beliau SAW di dalam surga satu juta gedung, dalam setiap gedung terdapat istri-istri dan para pelayan.
Kemudian Allah SWT menyebutkan bilangan nikmat-nikmat yang telah Dia karuniakan kepada hamba dan RasulNya, nabi Muhammad SAW: (Bukanlah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6)) Demikian itu karena ayah beliau wafat sejak beliau masih berada dalam kandungan ibunya.
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7)) sebagaimana firmanNya: (Dan demikianlah Kami wahyukan kepada wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qurโ€™an itu cahaya, yang Kami tunjukkan dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami) (Surah Asy-Syura: 52).
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) yaitu sebelumnya kamu hidup dalam keadaan fakir dan memiliki banyak anak, lalu Allah memberimu kecukupan dari selainNya. Jadi Allah menghimpunkan bagi beliau antara kedudukan orang fakir yang sabar dan orang kaya yang bersyukur.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) dia berkata demikianlah kedudukan Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi rasul oleh Allah SWT.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang (9)) yaitu sebagaimana kamu dahulu seorang yang yatim, lalu Allah melindungimu, maka janganlah berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. yaitu janganlah menghina, membentak, dan merendahkannya, tetapi berbuat baiklah dia, dan kasihanilah dia.
Qatadah berkata yaitu jadilah terhadap anak yatim itu sebagai seorang ayah yang penyayang.
(Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya (10)) yaitu sebagaimana kamu dahulu dalam keadaan kebingungan, lalu Allah memberimu petunjuk, maka janganlah menghardik orang yang meminta ilmu yang benar.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah kenabian yang diberikan Tuhanmu kepadamu
(Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur) (11)) yaitu sebagaimana kamu dahulu orang memiliki banyak keluarga dan miskin, lalu Allah menjadikanmu berkecukupan, maka ceritakanlah nikmat Allah yang diberikan kepadamu. Ibnu Jarir berkata,โ€Diriwayatkan dari Abu Nadhrah, dia berkata bahwa dahulu orang-orang muslim memandang bahwa termasuk mensyukuri nikmat-mkmat Allah adalah dengan menceritakannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽุงุฆูู„ูŽ } Dan kepada orang yang meminta kepadamu kebutuhan hidupnya karena kemisikinan { ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’ } janganlah kamu menghardiknya, tapi berbuat baiklah kepadanya, karena sesungguhnya pada hartamu itu ada hak untuk mereka yang membutuhkan sekalipun ia datang dengan menunggang kuda, sebagaimana yang disabdakan dalam sebuah hadits : (( ู„ู„ุณุงุฆู„ ุญู‚ ูˆุฅู† ุฌุงุก ุนู„ู‰ ูุฑุณ )) " Bagi orang yang meminta ada hak walau dia datang dgn menunggang kuda. " [ Hadits lemah Diriwayatkan oleh Abu Dawud : 1665 , dari hadits Husain bin Ali ] , dan Allah juga berfirman : { ูˆูŽูููŠ ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูู‡ูู…ู’ ุญูŽู‚ู‘ูŒ ู„ูู„ุณู‘ูŽุงุฆูู„ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุญู’ุฑููˆู…ู } ( Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. ) [ Az-Zariyat : 19 ] , dan apabila sesorang tidak mampu untuk memberikan sesuatu maka perkataan baik dan lemah lembut cukup baginya, bukan justru mencela perbuatan orang tersebut,

Dalam riwayat lain dikatan : bahwa yang yang dimaksud dengan orang yang meminta di ayat ini adalah orang yang meminta ilmu, oran yang bertanya kepada Rasulullah tentang perkara-perkara yang membingungkannya, dan ayat ini menunjukkan keumuman makna, dan dapat diartikan dengan kedua makna diatas.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽุงุฆูู„ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’ " Dan terhadap orang yang bertanya-tanya maka janganlah kamu menghardiknya." Ini adalah timbal bailik dari ูˆูŽูˆูŽุฌูŽุฏูŽูƒูŽ ุถูŽุงู„ู‘ู‹ุง ููŽู‡ูŽุฏูŽู‰ " Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk." ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽุงุฆูู„ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’ " Dan terhadap orang yang bertanya-tanya maka janganlah kamu menghardiknya." Yang paling pertama masuk dalam golongan yang bertanya, adalah yang bertanya tentang syari'at, tentang ilmu, jangan engkau menghardiknya, karena jika ia bertanya, dia ingin mendapatkan penjelasan tentang syari'at darimu, wajib bagimu menjelaskannya, sebagaiman dalam firman Allah Tabaaraka Wa Ta'ala: ูˆูŽุฅูุฐู’ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ููŠุซูŽุงู‚ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ู„ูŽุชูุจูŽูŠู‘ูู†ูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽูƒู’ุชูู…ููˆู†ูŽู‡ู " Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya. "(Ali Imran: 187)

Jangan engkau menhardiknya karena hardikan akan membuatnya lari, kemudian jika engkau menghardiknya sedangkan dia meyakini engkau lebih mulia darinya, karena tidak ada orang yang benar-benar bertanya kecuali ia meyakini bahwa yang ditanya lebih tinggi, jika engkau menhardiknya sedangkan ia meresa engkau lebih tinggi dari mu ia akan merasa takut, dan perasaannya akan berubah, bahkan dia tidak paham pertanyaannya sendiri dan dia tidak paham terhadap jawaban dari mu.

Berkacalah kepada dirimu, jika anda berbicara dengan orang yang lebih besar kedudukannya dari mu, kemudian ia menghardikmu, pasti perasaanmu akan hilang, anda tidak akan mampu menata fikiran dan akalmu, oleh karenanya janganlah menghardik yang bertanya.
Bisa dimasukkan juga orang yang meminta harta, yakni jika ada ada orang yang datang kepadamu meminta harta maka janganlah hardik dia, ini adalah umum yang masuk dalam pengkhususan: Jika anda tahu bahwa sang penanya tentang ilmu bermaksud ta'annut (memojokkan), mengambil pendapat mu dan mengambil pendapat fulan dan fulan, sehingga membenturkan pendapat-pendapat para ulama, jika anda tahu demikian maka anda berhak menghardiknya, karena hardikan disini adalah sebagai teguran baginya.

Begitu juga yang meminta-minta harta jika anda tahu bahwa dia adalah orang kaya, anda boleh menghardiknya, anda berhak juga mencela perbuatannya, sedangkan dia adalah orang kaya, dengan begitu keumuman ayat ini ุงู„ุณู‘ูŽุงุฆูู„ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’ " dapat dikhususkan (dikecualikan) jika ada kemaslahatan dalam menghardik, ini tidak mengapa.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ad-Dhuha ayat 10: Janganlah engkau menghardik orang yang meminta-minta (pengemis) yang meminta karena butuh dan faqir. Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin pada pelajaran subuh tanggal 28/3/1418 : Orang yang meminta pada firman Allah ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ูฑู„ุณู‘ูŽุขุฆูู„ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑ mengandung makna orang yang meminta dalam kondisi faqir dan orang yang meminta dalam masalah keilmuan dan orang yang meminta karena sebab meminjam, kemudian beliau berkata : Makna (dalam ayat ini) dibawa kepada makna secara keseluruhan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni jangan sampai keluar dari mulutmu ucapan yang mengandung penolakan terhadap permintaannya dengan bentakan dan sikap yang buruk, bahkan berikanlah kepadanya apa yang mudah bagimu atau tolaklah dengan cara yang baik dan ihsan.

Kata saaโ€™il (meminta) di sini menurut Syaikh As Saโ€™diy, termasuk pula yang meminta harta dan yang meminta ilmu. Oleh karena itu, pengajar diperintahkan berakhlak mulia kepada penuntut ilmu, memuliakannya dan menaruh rasa kasihan kepadanya, karena yang demikian dapat membantu maksudnya serta memuliakan orang yang berniat menyebarkan manfaat bagi hamba dan dunia.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ad-Dhuha Ayat 10

Dan berbuat baiklah terhadap orang yang meminta-minta, baik meminta ilmu pengetahuan atau harta, dan janganlah engkau menghardiknya. Berilah mereka apa yang engkau mampu atau tolaklah dengan halus dan ramah. 11. Dan terhadap nikmat tuhanmu hendaklah engkau nyatakan dengan dibarengi rasa bersyukur. Allah telah memberimu nikmat yang tiada tara, seperti nikmat kenabian dan turunnya Al-Qur'an kepadamu. Sampaikan dan perlihatkanlah nikmat-nikmat Allah itu kepada orang lain sebagai bentuk rasa syukurmu kepada-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penjelasan dari banyak mufassir terkait isi dan arti surat Ad-Dhuha ayat 10 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita bersama. Support usaha kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Sering Dilihat

Kaji berbagai halaman yang sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Lahab, An-Nashr, Al-‘Ashr, Al-Kahfi 1-10, Bismillah, Yusuf. Ada pula An-Nisa 59, An-Naziat, Quraisy, Az-Zumar 53, Al-Ma’idah 3, Al-Qari’ah.

  1. Al-Lahab
  2. An-Nashr
  3. Al-‘Ashr
  4. Al-Kahfi 1-10
  5. Bismillah
  6. Yusuf
  7. An-Nisa 59
  8. An-Naziat
  9. Quraisy
  10. Az-Zumar 53
  11. Al-Ma’idah 3
  12. Al-Qari’ah

Pencarian: al baqarah 96, quran surat alimron ayat 159, an am, arti al hujurat ayat 13, arti surah yasin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.