Surat Al-Lail Ayat 6

وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ

Arab-Latin: Wa ṣaddaqa bil-ḥusnā

Artinya: Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),

« Al-Lail 5Al-Lail 7 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Menarik Tentang Surat Al-Lail Ayat 6

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Lail Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan menarik dari ayat ini. Ada variasi penjelasan dari kalangan mufassirun berkaitan isi surat Al-Lail ayat 6, di antaranya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

5-7. Barangsiapa memberikan hartanya dan bertakwa kepada Allah dalam hal itu, Membenarkan “laa ilaha illallah” dan apa yang menjadi petunjuknya,serta balasan yang diakibatkanya, Maka kami akan membimbingnya dan memberinya taufik kepada sebab-sebab kebaikan dan keshalihan, dan kami akan memudahkan urusannya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

6. Dan membenarkan adanya balasan yang telah dijanjikan oleh Allah.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

6. وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ (dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga))
Yakni mempercayai janji Allah yang menjanjikan kepadanya untuk memberinya balasan atas apa yang telah ia infakkan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

5-7.
1 ). فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ } Dua kata ini "أعطى" ( memberi ) dan "التقى" ( bertaqwa ) adalah dua inti agama secara umum, dengan maksud mengagungkan perintah Allah, dan mengasihi hamba-hamba Allah; maka untuk mengagungkan perintah Allah perlu adanya rasa takut dalam diri dan tuduk dihadapan-Nya, sedangkan untuk berbelas kasih kepada sesama hamba Allah adalah dengan berbuat baik kepada mereka.

2 ) . Syaikh assa'di rahimahullah berkata : ayat-ayat ini menggabungkan seluruh sebab-sebab yang dengannya kebahagian dapat diraih; yaitu ada sebab : mengerjakan perintah Allah : { أعطى } , dan menjauhi segala larangan { و اتقى } , serta membenarkan segala yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya : { وَ صَدَّقَ بِالحُسْنَى } . Maka barangsiapa yang mengerjakan tiga perkara diatas Allah akan memudahkan segala urusannya : { فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى }.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

6. Dan menerima kalimat-kalimat yang baik, yaitu akidah keesaan Allah dan membenarkan utusan-utusanNya dan janjiNya dengan imbalan atas ketaatan (kepadaNya)


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Serta membenarkan adanya (balasan) yang terbaik} janji dari Allah


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

5-7. Karena itulah Allah membedakan mereka yang beramal dan menyebutkan sifat pekerjaan-pekerjaan mereka seraya berfirman, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah),” yakni menunaikan ibadah harta yang diperintahkan seperti zakat, nafkah, kaffarat, sedekah, infak untuk kebajikan, dan ibadah badan seperti shalat, puasa dan lainnya, maupun gabungan antara ibadah harta dan badan seperti haji, umrah, dan lainnya “dan bertakwa” dengan menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan dan kemaksiatan dengan berbagai jenisnya, “dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),” yakni membenarkan dengan kalimat tauhid dan semua keyakinan agama yang ditunjukannya, serta segala akibat baiknya berupa balasan akhirat, “maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” Maksudnya, Kami akan mempermudah urusannya, segala kebaikan Kami jadikan mudah baginya dan Kami mudahkan baginya meninggalkan segala keburukan, karena ia menempuh sebab-sebab kemudahan, sehingga Allah mempermudahkannya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-11
Allah SWT bersumpah dengan firmanNya SWT: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1)) yaitu apabila malam hari menyelimuti semua makhluk dengan kegelapannya (dan siang apabila terang benderang (2)) yaitu dengan cahayanya
(dan penciptaan laki-laki dan perempuan (3)) sebagaimana firmanNya: (dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan (8)) (Surah An-Naba') dan (Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan) (Surah Adz-Dzariyat: 49) Mengingat sumpah yang tentang berbagai hal yang berlawanan, maka subjek sumpahnya juga demikian. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda (4)) yaitu, amal perbuatan para hamba yang mereka usahakan itu juga berlawanan dan beraneka ragam, maka ada yang berbuat baik dan ada yang berbuat buruk.
Allah SWT berfirman: (Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa (5)) yaitu mengeluarkan apa yang diperintahkan untuk dikeluarkan dan dia bertakwa kepada Allah dalam semua urusannya (dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (6)) yaitu balasan amal perbuatan itu. Pendapat itu dikatakan Qatadah.
Ibnu Abbas, Mujahid dan Ikrimah berkata tentang firmanNya: (dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (6)) yaitu dengan adanya penggantian.
Abu Abdurrahman As-Sulami dan Adh-Dhahhak berkata tentang firmanNya: (dan membenarkan (kalimah) yang terbaik (6)) yaitu "Tidak ada Tuhan yang selain Allah".
Firman Allah SWT (Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah (7)) Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah kebaikan.
Zaid bin Aslam mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah surga. Sebagian ulama salaf berkata bahwa itu termasuk pahala kebaikan adalah mengerjakan kebaikan setelahnya, dan termasuk balasan keburukan adalah mengerjakan keburukan setelahnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan adapun orang-orang yang bakhil) yaitu dengan apa yang ada di sisinya (dan merasa dirinya cukup)
Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah kikir dengan hartanya dan merasa tidak membutuhkan Tuhannya SWT. Pendapat ini diriwayatkan Ibnu Abu Hatim (dan mendustakan pahala yang terbaik (9)) yaitu balasan di akhirat (maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (10)) yaitu untuk menuju ke jalan keburukan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat (110)) (Surah Al-An'am) dan ayat-ayat lain yang semakna cukup banyak yang menunjukkan bahwa Allah SWT membalas orang yang bermaksud untuk mengerjakan kebaikan dengan memberinya pertolongan untuk hal itu, dan barang siapa bermaksud melakukan keburukan, Allah akan menghinakannya; dan semuanya itu berdasarkan takdir yang telah ditetapkan. dan hadits-hadits yang menunjukkan makna ini banyak
Firman Allah SWT: (Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa (11)) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah jika dia mati.
Abu Shalih dan Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya (apabila ia telah binasa) yaitu di neraka


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Setelah menginfakkan hartanya dan bertaqwa kepada Allah, { وَصَدَّقَ } dia juga meyakini dan mengimani { بِالْحُسْنَىٰ } bahwa ganjaran dan balasan atas kebaikan yang ia berikan telah Allah siapkan, dalam riwayat lain dikatakan : { بِالْحُسْنَىٰ } yakni kalimat tahil لا إله إلا الله , dan kedua penafsiran diatas masuk kedalam makna ayat .

Diantara manusia ada yang kerap memberikan hartanya, dia senang dengan kebaikan yang ia sampaikan kepada orang lain, akan tetapi maksud pemberiannya itu adalah riya' dan berbangga-bangga, bukan untuk mengharap ridho dari Allah ﷻ , dan tidak pula dia meyakini adanya balasn disetiap kebaikan itu, dan tidak ada ketaqwaan yang ia persembahkan untuk Allah ﷻ , melainkan hanya menginginkan pujian dan sanjungan dari orang lain.

Dan sesungguhnya hanyalah orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, dan bertaqwa kepada Allah ﷻ yang akan bermanfaat pemberiannya, bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain, dan mereka inilah yang akan mendapat ganjaran yang jauh lebih besar dari tuhannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى " Maknanya: Membenarkan perkataan terbaik yaitu perkataan Allah 'Azza Wa Jalla dan sabda Rasul-Nys shallallaahu 'alaihi wa sallam, karena sebenar-benar dan sebaik-baik ucapan adalah perkataan Allah 'Azza Wa Jalla.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Lail ayat 6: 5-7. Allah merinci dan menjelaskan bahwa manusia dari segi amalan terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama : Siapa yang beramal dan amalannya memberikan petunjuk kepadanya untuk menuju surga, kemudian Allah berkata : Adapun barangsiapa yang berinfaq dari hartanya sesuai dengan yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang, dan meyakini bahwa surga telah Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman dari hambanya, kemudian (Allah menjelaskan) barangsiapa pula yang memiliki sifat dengan semua sifat mulia yang disebutkan ini, maka Allah akan kumpulkan pada dirinya amalan kebaikan dan Allah akan jadikan orang-orang yang menang.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Al Husna bisa berarti ‘Laailaahaillallah’ serta yang ditunjukkannya berupa perkara-perkara ‘aqidah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Lail Ayat 6

5-7. Maka barang siapa memberikan hartanya di jalan Allah, seperti kepada fakir miskin, anak yatim, dan kebajikan lainnya, dan bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, yaitu surga di akhirat, atau membenarkan kalimat tauhid dengan beriman kepada Allah dengan kukuh, maka akan kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan dan kebahagiaan; menuju surga. Kami juga akan memudahkan jalannya untuk senantiasa beramal saleh dan taat kepada kami


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian variasi penjelasan dari kalangan ahli tafsir terkait makna dan arti surat Al-Lail ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita semua. Dukunglah dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Banyak Dikaji

Kaji banyak konten yang paling banyak dikaji, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 159, Al-Ma’un, Al-Fil, Alhamdulillah, Yusuf 4, Al-‘Alaq. Serta Inna Lillahi, At-Tin, Al-Fath, Al-Baqarah 183, Al-Insyirah, Al-Bayyinah.

  1. Ali ‘Imran 159
  2. Al-Ma’un
  3. Al-Fil
  4. Alhamdulillah
  5. Yusuf 4
  6. Al-‘Alaq
  7. Inna Lillahi
  8. At-Tin
  9. Al-Fath
  10. Al-Baqarah 183
  11. Al-Insyirah
  12. Al-Bayyinah

Pencarian: surah at tahrim ayat 8, qs al baqarah 153, 15 ayat sajdah, al fath ayat 28, fa inna ma'al usri yusra arab

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.