Surat Asy-Syams Ayat 1
وَٱلشَّمْسِ وَضُحَىٰهَا
Arab-Latin: Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā
Artinya: Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Mendalam Terkait Dengan Surat Asy-Syams Ayat 1
Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syams Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran mendalam dari ayat ini. Ditemukan aneka ragam penjelasan dari banyak ulama tafsir mengenai isi surat Asy-Syams ayat 1, misalnya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-10. Allah bersumpah dengan matahari dan waktu siangnya, dan waktu terbitnya (waktu dhuha). Allah bersumpah Juga dengan rembulan yang mengikutinya dalam terbit dan terbenam, Allah bersumpah Juga dengan siang yang melenyapkan dan mengangkat kegelapan, Allah bersumpah Juga dengan malam saat ia menutupi bumi sehingga ia pun gelap, Allah bersumpah Juga dengan langit dan bangunannya yang kokoh. Allah bersumpah Juga dengan bumi dan hamparannya, Allah bersumpah Juga dengan setiap jiwa yang Allah ciptakan dengan sempurna untuk menunaikan tugasnya, Lalu Allah menjelaskan untuknya jalan keburukan dan jalan kebaikan, Sungguh beruntung siapa yang menyucikannya dan menumbuhkan nya dengan kebaikan, Dan sungguh merugi siapa yang menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
1-8. Surat ini dimulai dengan tujuh sumpah yang berturut-turut untuk menegaskan berita yang akan disebutkan setelahnya. Sumpah-sumpah ini menggunakan makhluk-makhluk yang Allah ciptakan dengan perhitungan yang detail. Di antara makhluk-makhluk ini adalah matahari yang merupakan makhluk bersinar yang terbesar, dan waktu dhuha yang merupakan waktu ketika matahari mulai meninggi.
Kemudian dilanjutkan dengan sumpah demi bulan yang kemunculannya bergantian dengan matahari, dan ia sangat berkatian dengan matahari karena cahayanya berasal dari sinar matahari. Kemudian sumpah demi siang yang diterangi oleh matahari, lalu dilanjutkan dengan sumpah demi malam yang merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah, ia menutupi bumi sehingga menjadi gelap gulita.
Kemudian sumpah demi langit dan pembanguannya yang sempurna, penciptaannya yang dijadikan tinggi seakan-akan seperti pembangunannya. Lalu demi bumi dan penghamparannya serta manusia yang menghuninya.
Lalu sumpah demi jiwa dan penciptaan manusia yang seimbang, karena Allah telah menciptakannya dengan sebaik-baik bentuk. Kemudian Allah memenunjukkan kepadanya jalan kebaikan dan keburukan, dan menjelaskan apa yang bermanfaat baginya di dunia dan akhirat. Dan petunjuk ini berasal dari penyempurnaan penciptaannya yang menunjukkan kekuasaan Sang Pencipta. Allah telah menciptakan pemahaman dalam jiwa manusia sehingga menjadikannya dapat memahami dakwah para rasul.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
1. Allah bersumpah dengan matahari dan bersumpah dengan waktu naiknya matahari setelah terbit dari tempat munculnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
1. وَالشَّمْسِ وَضُحَىٰهَا (Demi matahari dan cahayanya di pagi hari)
Waktu dhuha adalah waktu setelah matahari mulai meninggi jika cahayanya telah bersinar sempurna.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
1-2. Aku bersumpah demi matahari dan cahayanya di permulaan siang, dan demi bulan yang membuntutinya (matahari) langsung setelah terbenam
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Demi matahari} Aku bersumpah demi matahari {dan sinarnya pada waktu dhuha} waktu meningginya matahari setalah terbit
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Allah bersumpah dengan matahari, siangnya dan caha1-6. Allah bersumpah dengan ayat-ayat agung ini atas jiwa yang beruntung dan jiwa-jiwa lain yang keji seraya berfirman, “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,” yakni, cahayanya dan manfaat yang bersumber darinya. “Dan demi bulan apabila mengiringinya,” yakni mengiringinya dalam peredaran dan cahaya. “Dan demi siang apabila menampakannya,” yaitu menampakkan segala sesuatu yang ada di atas muka bumi dan membuatnya jelas. “Dan demi malam apabila menutupinya,” yaitu menutupi permukaan bumi sehingga menjadi gelap. Silih bergantinya gelap dan terang, matahari dan rembulan di alam ini dengan keteraturan, kesempurnaan, dan memberi berbagai manfaat untuk manusia, merupakan bukti terbesar bahwa Allah Maha Mengetahui lagi Mahakuasa atas segala sesuatu. Maka hanya Dia-lah yang berhak disembah dan semua sembahan selainNya adalah batil. “Dan demi langit serta pembinaannya,” kemungkinan ‘Maa’ dalam ayat ini adalah kata sambung sehingga sumpah berlaku untuk langit dan bangunannya yang amat sempuna indah. Hal ini sama seperti Firman Allah, “Dan demi bumi serta penghamparannya,” yakni Allah membentangkan dan memperluasnya sehingga memungkinkan seluruh makhluk untuk memanfaatkan bumi dengan berbagai seginya.yanya di waktu dhuha,
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-10
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1)) yaitu sinarnya.
Qatadah berkata tentang firmanNya, ("Waduhaha") yaitu seluruh siang hari.
Ibnu Jarir berkata bahwa yang benar adalah jika dikatakan bahwa Allah bersumpah dengan menyebut matahari dan siang hari, karena sinar matahari yang terang tampak di siang hari. (dan bulan apabila mengiringinya (2)) Mujahid berkata yaitu mengiringinya.
Qatadah berkata yaitu malam hilal mengiringinya, jika matahari terbenam, hilal terlihat.
Ibnu Zaid berkata bahwa bulan mengiringi matahari pada pertengahan bulan pertama, kemudian matahari mengiringi bulan dan bulan mendahuluinya pada pertengahan bulan terakhir.
Firman Allah SWT: (dan siang apabila menampakkannya (3)) Mujahid berkata bahwa maknanya adalah jika menyinari.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) yaitu apabila siang hari menerangi semuanya.
Ibnu Jarir berkata bahwa sebagian ahli bahasa Arab menafsirkannya dengan siang hari ketika mengusir kegelapan. Dikatakan demikian karena konteks kalimat menunjukkan hal ini.
Saya berkata bahwa seandainya orang yang berpendapat demikian menafsirkan demikian sebagaimana tafsirnya terhadap firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) maka sungguh hal ini lebih utama dan benar jika ditafsirkan kepada firmanNya: (dan malam apabila menutupinya (4)) Maka tafsirnya lebih baik dan lebih kuat, hanya Allah yang lebih Mengetahui. Oleh karena itu Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) Bahwa ini sebagaimana firmanNya: (dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) Adapun Ibnu Jarir, dia memilih pendapat yang merujukkan semua dhamir kepada matahari, karena keduanya menyebutnya. Mereka berkata tentang firmanNya SWT: (dan malam apabila menutupinya (4)) yaitu apabila malam menutupi matahari saat matahari tenggelam, maka seluruh cakrawala menjadi gelap.
Firman Allah SWT: (dan langit serta pembinaannya (5)) Huruf “ma” di sini dapat ditafsirkan sebagai “ma” mashdariyah, sehingga maknannya “dan langit serta bangunannya”. Ini adalah pendapat Qatadah. Bisa juga bermakna “man”, sehingga maknannya “dan langit serta Tuhan yang membangunnya”. Ini adalah pendapat Mujahid; kedua pendapat itu saling berkaitan. Dan yang dimaksud dengan “Al-Bina’” adalah bangunannya yang tinggi. sebagaimana firmanNya: (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami)) yaitu dengan kekuatan (dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (47) Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami) (48)) (Surah Adz-Dzariyat) Demikian pula firman Allah SWT: (dan bumi serta penghamparannya (6)) Mujahid berkata bahwa makna “thahaha” adalah penghamparannya.
Ibnu Zaid berkata bahwa (thahaha) adalah penghamparannya, dan inilah pendapat yang paling dikenal dan banyak diikuti para mufasir, dan terkenal dikalangan ahli bahasa.
Al-Jauhari berkata bahwa kata “tahautuhu” itu sama dengan “dahautuhu”, yaitu aku telah menghamparkannya.
Firman Allah SWT: (Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya (7)) yaitu penciptaannya yang sempurna dan lurus dengan fitrah yang tegak, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) (Surah Ar-Rum: 30)
Firman Allah SWT: (maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8)) yaitu Allah menjelaskan kepadanya menuju kefasikan, yaitu menjelaskan kepadanya hal itu kemudian memberinya petunjuk kepadanya sesuai dengan apa yang Dia tetapkan untuknya.
Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah SWT: (maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8)) Allah menjelaskan kepadanya kebaikan dan keburukan. Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah.
Ibnu Zaid berkata bahwa Allah SWT menjadikan dalam jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya
Firman Allah SWT: (sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu (9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10)) Bisa ditafsirkan bahwa sungguh beruntunglah orang yang menyucikan dirinya dengan taat kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan Qatadah, dan membersihkannya dari akhlak-akhlak yang hina dan rendah. Hal yang semisal juga diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, dan Sa'id bin Jubair. Ini sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) (Surah Al-A’la)
(dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10)) yaitu membenamkannya, yaitu mengubur dan menghinakannya dengan tidak mengikuti petunjuk, sehingga dia terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan maksiat dan meninggalkan ketaatan kepada Allah SWT. Bisa juga ditafsirkan bahwa beruntunglah orang yang jiwanya dibersihkan Allah, dan merugilah orang yang jiwanya ditakdirkan kotor oleh Allah SWT. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Surah yang agung ini Allah ﷻ mengawalinya dengan 8 sumpah, Dia ﷻ berhak untuk bersumpah dengan apapun dari makhluknya yang Ia kehendaki, sebagaimana yang telah kita sebutkan bahwa dengan apapun Allah ﷻ berdumpah, kecuali padanya ada keutamaan dan keistimewaan, serta ibroh yang bermanfaat bagi siapa yang mengetahuinya.
Allah ﷻ berfirman : { وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا } Demi matahari dan cahanya di pagi hari.
{ وَالشَّمْسِ } Allah ﷻ bersumpah dengan menyebut matahari, yaitu bintang yang paling besar yang yang menyinari seluruh alam, Allah ﷻ menjadikan matahari itu menyinari seluruh alam sampai lapisan-lapisan yang yang paling dalam, cahayanya menembus lubang yang paling kecil, dan gua-gua yang dapat dicapai oleh cahaya itu, kemudian cahaya itu berpindah ke bagian lain dari bumi ini ketika malam datang di belahan bumi lainnya, inilah tanda kekuasaan Allah ﷻ .
{ وَضُحَاهَا } Dan cahayanya, yakni cahaya matahari yang menerangi seluruh alam, cahaya yang menghapus kegelapan malam, sehingga nampaklah segala sesuatu yang ditutupi oleh gelapnya malam, inlah tanda kekuasaan Allah ﷻ .
Cahaya matahari itu tidak akan pernah berkurang dan tidak pula bertambah kecuali Allah ﷻ menghendaki berakhirnya kehidupan didunia, cahaya matahari yang sungguh besar itu terus menerus bersinar sampai waktu yang ditentukan oleh Allah ﷻ san pencipta, kecuali ditutupi oleh gerhana yang mengakibatkan cahaya matahari berubah dalam waktu yang tidak panjang, dan peristiwa gerhana juga tanda kekuasaan Allah ﷻ, gehana terjadi atas izin Allah ﷻ, dan ketika gerhana matahari terjadi disyari'atkan bagi seluruh ummat islam untuk mendirikan shalat gerhana dan memperbanyak doa kepada Allah ﷻ ,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا " Demi waktu matahari sepenggalahan naik, "
Allah Ta'ala bersumpah dengan matahari dengan cahayanya, karena di dalamnya terdapat tanda-tanda yang menunjukkan sempurnanya kuasa, ilmu dan rahmat Allah subhaanahu wa Ta'ala. Sungguh di dalam matahari ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang tidak diketahui oleh sebagian orang, jika matahari terbit berapa besar di bumi ini tegangan listrik yang terpenuhi? Memenuhi miliaran daya listrik, karena manusia tercukupi dengan sinar matahari dari daya listrik, berapa suhu yang diperoleh bumi dari panasnya, dengannya buah-buahan matang, pepohonan menjadi tumbuh baik , tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah 'Azza Wa Jalla, menghasilkan banyak manfaat yang saya sendiri tidak mampu menghitungnya, karena kebanyakan perkara ini berkaitan dengan ilmu falak, ilmu bumi dan geologi, namun demikian itu semua adalah di antara tanda-tanda kebesaran Allah yang agung.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Asy-Syams ayat 1: 1-8. Allah memulai surat ini dengan keimanan; Dimana Allah bersumpah dengan matahari dan sinarnya, yaitu waktu naiknya setelah munculnya. Allah juga bersumpah dengan bulan ketika mengikuti matahari, ketika matahari tenggelam, bulan muncul. Allah bersumpah dengan siang ketika nampak jelas dengan cahayanya dan sinarnya dan menyingkap kegelapan. Allah bersumpah dengan malam jika telah menyelimutinya, dan kegelapan yang ada padanya. Allah juga bersumpah dengan langit dan aturan-aturan Allah atas makhluknya dan Ia lah yang menguasai. Allah bersumpah dengan bumi dan hamparannya dari semua arah. Allah bersumpah atas setiap jiwa yang Allah ciptakan dan sempurna ciptaan-Nya. Dan Allah lah yang mengetahui keadaan ciptaan-Nya dan apa yang baik maupun yang buruk.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Serta manfaat yang dihasilkan darinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syams Ayat 1
Demi matahari dan semburat sinarnya pada pagi hari. Penciptaan matahari, peredarannya pada poros dan orbitnya membuktikan kuasa Allah. Sinarnya yang terang dan panas sangat berman'faat bagi kehidupan manusia di bumi. 2. Demi bulan apabila mengiringinya dan menggantikan tugasnya menerangi bumi setelah matahari itu terbenam. Bulan muncul dalam bentuk bulan sabit, kemudian seiring pergantian hari berubah menjadi purnama, dan kembali ke bulan sabit lagi pada akhir bulan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah pelbagai penjelasan dari kalangan ahli tafsir mengenai kandungan dan arti surat Asy-Syams ayat 1 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita. Dukung usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.