Surat Al-Balad Ayat 15
يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ
Arab-Latin: Yatīman żā maqrabah
Artinya: (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Mengenai Surat Al-Balad Ayat 15
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Balad Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir menarik dari ayat ini. Didapatkan variasi penafsiran dari para pakar tafsir mengenai makna surat Al-Balad ayat 15, misalnya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
14-16. Atau memberi makan pada satu hari yang terjadi kelaparan berat padanya. Kepada anak yatim, yaitu yang anak bapaknya wafat saat dia kecil,dari kerabat sehingga dia menyatukan keutamaan sedekah dan silaturahmi. Atau orang miskin yang tidak punya apapun.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
15. Memberi makan anak kecil yang kehilangan ayahnya, yang masih punya hubungan kekerabatan dengannya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
14. أَوْ إِطْعٰمٌ فِى يَوْمٍ ذِى مَسْغَبَةٍ (atau memberi makan pada hari kelaparan)
Yakni ketika terjadi kelaparan, karena krisis makanan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Ayat ini mengajarkan pentingnya bersedekah dan sebaik-baik sedekah adalah sedekah seseorang kepada kerabat keluarganya daripada sedekah kepada orang lain diluar dari kerabatnya sendiri, sebagaimana sedekah kepada anak yatim yang tidak seorangpun yang bersedia menanggung kebutuhan hidupnya daripada sedekah kepada anak yatim yang memiliki wali yang menjamin kebutuhan hidupnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
15. Yaitu memberi makan anak yatim yang menjadi kerabatmu sedangkan dia ditinggal ayahnya. Anak yatim adalah anak kecil yang tidak memiliki ayah
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{anak yatim yang memiliki hubungan kekerabatan} memiliki hubungan kekerabatan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
12-16. Kemudian kesukaran di atas dijelaskan oleh FirmanNya, “(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,” yakni membebaskannya dari perbudakan atau membantunya melunasi angsurannya untuk membebaskan diri dari perbudakan. Dan tentu lebih utama lagi membebaskan tawanan Muslim dari tangan orang-orang kafir. “Atau memberi makan pada hari kelaparan,” yaitu pada hari kelaparan hebat dengan memberi makanan pada saat diperlukan untuk orang yang memerlukan, “(kepada) anak yatim yang memiliki kerabat,” yakni menyatukan antara kondisi sebagai anak yatim, fakir, dan masih kerabat, “atau orang miskin yang sangat fakir,” yakni amat memerlukan uluran tangan dan terpaksa.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 11-20
Hasan Al-Bashri berkata tentang firmanNya: (Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sulit (11)) yaitu jalan yang mendaki dalam neraka Jahanam.
Qatadah berkata bahwa sesungguhnya hal itu merupakan jalan mendaki, sulit, dan keras, maka jinakkanlah dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Tahukah 'kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (12)) kemudian Allah memberitahukan cara melaluinya, lalu Allah berfirman: ((yaitu) melepaskan budak dari perbudakan (13) atau memberi makan (14))
Ibnu Zaid berkata tentang firmanNya: (Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? (11)) yaitu tidakkah sebaiknya dia menempuh jalan yang membawanya kepada keselamatan dan kebaikan. Kemudian Dia menjelaskannya lalu berfirman: (Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu (12) (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan (13) atau memberi makan) dibaca (fakku raqabatin) dengan diidhafahkan. Dan dibaca juga sebagai fi’il yang mengandung dhamir sebagai fa’il, sedangkan “Ar-raqabah” sebagai maf’ulnya. Kedua bacaan ini maknanya berdekatan.
Firman Allah: (Atau memberi makan pada hari kelaparan (14)) Ibnu Abbas berkata bahwa maknannya adalah kelaparan. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Mujahid, dan beberapa orang lainnya. “As-saghab” adalah kelaparan.
Firman Allah SWT: ((kepada) anak yatim) yaitu berilah makan anak yatim di hari seperti itu (yang ada hubungan kerabat) yaitu yang mempunyai hubungan kerabat darinya.
Diriwayatkan dari Salman bin Amir, dia berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:”Bersedekah kepada orang yang miskin itu berpahala sedekah; dan kepada orang miskin yang memiliki hubungan kerabat itu dua pahala, pahala sedekah dan pahala silaturahmi”
Firman Allah SWT: (atau orang miskin yang sangat fakir (16)) yaitu sangat fakir sehingga menempel di tanah, lagi tak punya apa-apa.
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya (dza matrabah) yaitu orang miskin yang terlempar di jalan yang tidak mempunyai rumah, dan sesuatu yang menghindarinya dari menempel di tanah.
Firman Allah SWT: (Dan dia termasuk orang-orang yang beriman (17)) yaitu selain dari semua sifat yang baik dan suci itu, dia adalah orang yang beriman hatinya dan mengharapkan pahala amalnya itu di sisi Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik (19)) (Surah Al-Isra’) Firman Allah SWT: (dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang) yaitu dia termasuk orang-orang mukmin yang beramal shalih dan saling berpesan untuk bersabar dalam menghadapi gangguan manusia dan tetap bersikap penyayang kepada mereka
Firman Allah SWT: (Mereka adalah golongan kanan (18)) yaitu orang-orang yang disifati dengan sifat-sifat ini adalah golongan kanan.
Kemudian Allah berfirman: (Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri (19)) yaitu golongan kiri (Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat (20)) yaitu lalu ditutup rapat-rapat sehingga tidak ada jalan selamat dan jalan keluar bagi mereka darinya.
Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah berkata tentang firman Allah SWT: (yang ditutup rapat) yaitu, ditutup rapat;
Ibnu Abbas berkata bahwa semua pintunya ditutup. Mujahid berkata bahwa “ashuddul bab” dengan bahasa Quraisy yaitu aku menutup pintu. Hal ini akan dijelaskan dalam hadits dalam surah (Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela (1)) (Surah Al-Humazah)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Kepada anak yatim yang hubungan keluarganya dekat dengan kita, dan itu lebih baik dibadingkan memberi kepada yang jauh hubungan keluargaya, karena selain bersedekah juga mempererat tali silaturahmi diantara keluarga.
Maka hendaklah bagi setiap orang yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya harta yang lebih, agar lebih meringankan tangan untuk memperhatikan keadaan anak-anak yatim muslim dari kerabatnya, kemudian kepada anak-anak yatim muslim lainnya, Rasululla bersabda : (( ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا )) : “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.” [ Diriwayatkan oleh Imam Bukhori ] , menyantuni anak yatim adalah sedekah yang paling utama.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
يَتِيمًا Yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh bapaknya sebelum ia memasuki usia baligh, baik anak-laki-laki mau pun permpuan.
Jika ia sudah memasuki usia baligh maka ia bukanlah anak yatim, karena ia sudah baligh dan terpisah (dari tanggungan orang tuanya). Begitu juga jika yang meninggal adalah ibunya maka ia tidak menjadi anak yatim, tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian orang awam, bahwa anak yatim adalah yang ditinggal mati oleh ibunya, ini tidak benar.
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya, karena ketika ayahnya meniggal maka tidak ada orang yang memenuhi kebutuhan hidup untuknya.
Firmannya ذَا مَقْرَبَةٍ maknanya: yang memiliki kekerabatan dengan seorang insan, karena jika ia yatim maka ia mempunyai jatah untuk dimuliakan dan mendapatkan sedekah, dan jika ia berstatus kerabat maka ini lebih besar jatahnya dari yang sebelumnya. Karena menjadi suatu kewajiban menyambung tali kerabat. Siapa saja yang terkumpul padanya dua sifat ini, yatim dan kekerabatan, maka berinfak kepadanya adalah bagai melalui jalan yang terjal jika dilakukan pada hari terjadi wabah kelaparan.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Balad ayat 15: 13-16. Allah menjelaskan urusan bagi manusia yang berhasil menghindar dari adzab, Allah berkata : Sesungguhnya keberhasilan mengindar dari adzab yaitu dengan melepaskan jeratan tali (dosa) menuju kepada Allah, dengan kata lain melepaskan penyembahan (kepada slain Allah) atau amalan-amalan (Su’u) serta kokoh di atas kesulitan. Dan memberikan makan pada orang faqir (untuk selamat) dihari yang sulit dan kelaparan terjadi dimana-mana. Dan memberi makan disini (mungkin) ia berikan kepada anak yatim yang tidak memiliki bapak dan belum sampai usia remaja serta seakan-akan (yang memberi) menjadi (seperti) saudaranya. Atau memberikan kepada orang miskin yang sangat membutuhkan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni di samping sebagai anak yatim, ia juga fakir dan memiliki hubungan kekerabatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Balad Ayat 15
13-16. Jalan yang mendaki dan sukar itu adalah melepaskan hamba sahaya dari perbudakan atau membantunya untuk membebaskan diri, karena perbudakan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan kepada orang yang sangat membutuhkannya, yakni kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat sehingga dia akan mendapat dua pahala kebaikan sekaligus, yakni pahala sedekah dan silaturrahim, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Kepedulian kepada anak yatim dan orang miskin adalah akhlak yang sangat terpuji, namun butuh sifat kedermawanan agar seseorang bisa melakukannya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah pelbagai penjelasan dari banyak mufassirin mengenai makna dan arti surat Al-Balad ayat 15 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi ummat. Dukunglah syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.