Surat Al-Balad Ayat 6
يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًا
Arab-Latin: Yaqụlu ahlaktu mālal lubadā
Artinya: Dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Terkait Surat Al-Balad Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Balad Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan penting dari ayat ini. Didapati beraneka penjelasan dari beragam mufassir terkait kandungan surat Al-Balad ayat 6, di antaranya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
6-7. Dia berbangga, “aku telah mengeluarkan harta yang banyak.” Apakah dia menyangka dengan perbuatannya ini bahwa Allah tidak melihatnya, serta tidak menghisab perbuatannya yang remeh dan yang besar?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Ia berkata, “Aku telah menginfakkan harta yang banyak, bertumpuk-tumpuk sebagiannya di atas sebagian yang lain.”
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًا (Dan mengatakan: “Aku telah menghabiskan harta yang banyak”)
Yakni harta yang melimpah ruah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
5-6. Apakah dia menganggap bahwa tidak ada satupun yang bisa bangkit dari hal itu? Tentu saja, dan Allah itu Maha berkuasa dan mampu atas hal itu. Ayat ini diturunkan untuk Abu Asyhad bin Kaladah Al-Jamhiy yang mana dengan badannya yang kuat dia berkata: “Aku menafkahkan harta yang banyak”, untuk menunjukkan kesombongannya atas hartanya yang melimpah dan kekayaannya yang sangat banyak. Ibnu Abbas berkata: “Abu Al-Asyaddin berkata: Aku menafkahkan banyak harta untuk melawan Muhammad” Dalam hal itu dia adalah pendusta.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dia berkata,“Aku telah menghabiskan} aku telah membelanjakan {harta yang banyak} yang sangat banyak terus menerus
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
4-7. Yang menjadi obyek sumpah adalah Firman Allah, “Sungguh Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” Kemungkinan yang dimaksudkan adalah segala kesusahan yang menderanya ketika berada di dunia, di alam barzakh dan pada hari berlakunya kesaksian. Seharusnya manusia mengerjakan perbuatan yang bisa membuatnya terbebas dari berbagai kesusahan itu dan mengharuskannya berbahagia selama-lamanya. Bila ia tidak mengerjakannya, berarti ia senantiasa didera siksaan berat selama-lamanya.
Kemungkinan lain, makna ayat ini adalah Allah menciptakan manusia dalam bentuk dan wujud yang paling sempurna yang membuatnya mampu berbuat apa saja serta mengerjakan perbuatan-perbuatan berat. Meski demikian, manusia tetap saja tidak mau bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung itu. Bahkan ia merasa sombong karena diberi kesehatan serta bersikap angkuh terhadap Penciptanya. Dengan kebodohan dan kezhalimannya, ia mengira kondisi itu akan bertahan lama baginya dan dikira kekuasaannya untuk bertindak tidak akan hilang darinya. Karena itulah Allah berfirman, “Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya,” hingga ia pun bertindak melampaui batas dan merasa bangga atas harta yang dibelanjakan untuk keinginan-keinginan dirinya, “lalu berkata, Aku telah menghabiskan harta yang banyak,” yakni yang amat banyak, sebagian mereka diatas sebagian yang lain. Allah menyebut membelanjakan harta untuk keinginan syahwat dan maksiat dengan kata membinasakan, karena orang yang membelanjakan tersebut tidak mendapatkan guna dari harta yang dibelanjakan. Hanya ada penyesalan, kerugian, kelelahan, dan kekurangan yang didapatkan. Tidak sama seperti orang yang membelanjakan hartanya dalam keridhaan Allah dan untuk kebajikan. Karena orang tersebut pada hakikatnya melakukan perdagangan dengan Allah dan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat dari harta yang dibelanjakannya. Allah berfirman seraya memberi ancaman kepada orang yang membelajakan hartanya untuk memenuhi keinginan syahwatnya didasari sifat kesombongan “apakah dia mengira tidak akan ada yang melihatnya seorangpun?”, maksudnya, apakah dia menyangka dalam perbuatannya ini bahwa sanya Allah tidak melihatnya dan menghitungnya baik kecil maupun besar? Bahkan Allah sungguh telah melihatnya, dan menjaga nya dengan memeperhatiakan perbuatanya, dan mewaakilkan hal itu kepada dua malaikat yang mulia yang masing-masing memperhatikan amalan yang baik dan yang buruk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-10
Ini merupakan sumpah dari Allah SWT dengan menyebut Makkah, Ummul Qura dalam keadaan halal bagi orang yang tinggal di dalamnya. untuk mengingatkan keagungan kedudukannya di saat penduduknya sedang melakukan ihram.
Khushaif meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah) (1)) Sumpah ini bukanlah sanggahan terhadap mereka; (Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah) (1)).
Syabib bin Bisyr meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah SWT: (Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah) (1)) yaitu Makkah. (dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini (2)) yaitu kamu wahai Muhammad, diperbolehkan bagimu melakukan peperangan di dalamnya. Demikian juga diriwayatkan dari Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid.
Mujahid berkata bahwa apa saja yang kamu dapatkan darinya, halal bagimu.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini (2)) yaitu. kamu boleh tinggal di sana tanpa dibebani rasa bersalah atau dosa.
Hasan Al-Bashri berkata bahwa Allah SWT menghalalkannya bagi beliau SAW dalam sesaat dari siang hari. Makna dari apa yang dikatakan oleh mereka tentang ini telah disebutkan dalam hadits yang telah disepakati keshahihannya, yaitu,”Sesungguhnya kota ini telah disucikan oleh Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi, maka kota ini menjadi kota yang suci karena disucikan Allah sampai hari kiamat nanti. Pepohonannya tidak boleh ditebang dan tumbuhannya tidak boleh dicabut. Dan sesungguhnya kota ini dihalalkan bagiku hanya dalam sesaat dari siang hari. kemudian kesuciannya kembali lagi di hari ini sebagaimana kesuciannya di hari sebelumnya. Ingatlah. hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”
Firman Allah SWT: (dan demi bapak dan anaknya (3)) diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan demi bapak dan anaknya (3)) Al-walid adalah orang yang memiliki anak, dan “wa ma walad” adalah orang yang tidak dapat beranak.
Ikrimah berkata bahwa “al-walid” adalah yang memiliki anak, dan “wa ma walad” adalah yang tidak dapat beranak”
Mujahid, Abu Shalih, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa yang “Al-walid” adalah nabi Adam, sedangkan “wa ma walad” adalah anak-anaknya.
Apa yang dikatakan Mujahid dan teman-temannya ini baik dan kuat, karena Allah bersumpah dengan menyebut Ummul Qura, yaitu tempat-tempat tinggal, lalu Dia bersumpah dengan menyebut penghuninya, yaitu nabi Adam yaitu nenek moyangnya manusia dan keturunannya.
Firman Allah SWT: (Sesunggahnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (4)) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas,dan Ibrahim An-Nakha'i bahwa makna yang dimaksud adalah dalam keadaan tegak lurus. Al-Kabad adalah tegak lurus. Makna pendapat ini adalah bahwa Kami telah menciptakan manusia dengan sempurna dan tegak, sebagaimana firmanNya: (Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah (6) Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang (7) dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu (8)) (Surah Al-Infithar) dan (sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (4)) (Surah At-Tin)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna (dalam susah payah) adalah kejadian yang susah; bukankah kamu melihat manusia itu? bagaimana kelahirannya dan bagaimana tumbuh giginya.
Ikrimah berkata dalam keadaan susah payah yang panjang.
Qatadah berkata dalam keadaan susah.
Aku pernah mendengar Al-Hasan membaca ayat ini: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (4)) yaitu mengalami susah payah dalam menghadapi suatu perkara dari perkara dunia dan suatu perkara dari perkara akhirat.
Ibnu Zaid berkata tentang firrnanNya: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (4)) dia berkata bahwa nabi Adam diciptakan di langit, jadi dia dinamakan “Al Kabad”. Tetapi Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah berada dalam kesusahan menghadapi semua urusan dan sesuatu yang berat.
Firman Allah SWT: (Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) Hasan Al-Bashri berkata tentang firmanNya: (Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) yaitu yang akan mengambil hartanya.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Apakah manusia itu menyangka halnya sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) dia berkata bahwa anak cucu nabi Adam mengira bahwa Allah tidak akan menanyai tentang harta ini, dari manakah dia mendapatkannya dan ke mana dia membelanjakannya?
As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) dia berkata, yaitu Allah SWT.
Firman Allah SWT: (Dia mengatakan, "Aku telah menghabiskan harta yang banyak” (6)) yaitu anak cucu nabi Adam mengatakan bahwa dirinya membelanjakan harta yang banyak jumlahnya, pendapat itu dikatakan Mujahid, Al-Hasan, Qatadah. dan yang lainnya.
(Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya (7)) yaitu apakah dia mengira bahwa Allah SWT tidak melihatnya?
Firman Allah SWT: (Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (8)) yaitu melihat dengan kedua matanya (lidah) yaitu dengannya dia berbicara, lalu dia dapat mengungkapkan apa yang terkandung di dalam hatinya (dan dua buah bibirnya) yang membantunya untuk berbicara, makan, dan menjadi anggota yang memperindah penampilan wajah dan mulutnya.
(Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (10)) yaitu dua jalan. Diriwayatkan dari ibnu Mas'ud tentang firmanNya: (Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (10)) yaitu kebaikan dan keburukan. Demikian juga diriwayatkan dari Ali, Ibnu Abbas dan Mujahid
Hal yang semakna dengan ini adalah firmanNya: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat (2) Sesungguhnya Kami telah menunjukkannya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir (3)) (Surah Al-Insan)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Dan berkata : Aku telah menginfakkan harta terlalu banyak, dia menyesal dengan hartanya yang ia keluarkan dalam jumlah yang banyak, hal ini menunjukkan kenakhilannya, tidakkah ia mengetahui bahwa harta adalah ujian yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya, Allah menguji hamba-Nya dengan harta itu, apakah dia akan mempergunakannya dengan baik atau justru sebaliknya, dan harta itu akan dipertanggung jawabkan kelak dihari kiamat tentang bagaimana ia mendapatkannya dan untuk apa ia gunakan harta itu.
Harta yang dimiliki oleh anak Adam hanyalah sebatas titipan dari Allah untuk menguji hamba-Nya, dan akan tiba masanya harta itu akan kembali kepada-Nya, dan mereka yang mendapatkan titipan ini akan dimintai pertanggung jawaban dari harta itu.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
يَقُولُ " Dia mengatakan:" Maknanya: Manusia mengatakan juga ketika ia dalam kondisi kaya dan diluaskan rejekinya أَهْلَكْتُ مَالًا لُبَدًا "Aku telah menghabiskan harta yang banyak" Maknanya: Harta yang banyak dalam memenuhi syahwatnya dan mendapatkan kelezatan-kelezatan untuk dirinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Balad ayat 6: 6-7. Kemudian Allah mengabarkan bahwa manusia yang bermaksiat dank eras kepala ini penah berkatan dengan gaya bahasa sombong : Sungguh aku telah menginfakkan harta dalam jumlah banyak kepada musuhku yaitu Muhammad dan kawan-kawannya. Maka apakah kafir keras kepala ini menyangka bahwa Allah tidak akan menampakkan (kemaksiatannya) ketika ia (pernah) menginfakkan hartanya, dan apakah ia menyangka Allah tidak akan menghisabnya atau bertanya kepadanya, atas hartanya yang ia dapatkan dan yang ia infaqkan ?
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ia bersikap melampaui batas dan berbangga diri dengan harta yang dikeluarkannya dalam jumlah besar untuk memuaskan hawa nafsunya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebut di ayat ini mengeluarkan harta untuk memuaskan hawa nafsu dan bermaksiat dengan ‘ihlaak’ (membinasakan atau menghabiskan), karena pengeluaran tersebut tidak bermanfaat bagi orang yang mengeluarkannya, bahkan hanya membuatnya menyesal, rugi, kelelahan dan membuat hartanya berkurang. Berbeda dengan orang yang mengeluarkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah di jalan-jalan kebaikan, maka ia akan mendapatkan keuntungan dari infaknya itu dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menggantinya dengan berlipat ganda.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Balad Ayat 6
Dia dengan angkuh mengatakan, 'aku telah menghabiskan harta yang banyak. ' sikap ini sangat tidak terpuji, apalagi jika dia membelanjakan harta untuk memusuhi Allah dan rasul-Nya. 7. Apakah dia bermaksud pamer dengan perbuatannya itu lalu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya' tidak demikian. Semua gerak-gerik manusia, kecil maupun besar, selalu dalam pantauan Allah. Dia akan membalas sekecil apa pun perbuatan manusia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah pelbagai penjelasan dari para ulama terkait kandungan dan arti surat Al-Balad ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Bantu usaha kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.