Surat Al-Balad Ayat 7
أَيَحْسَبُ أَن لَّمْ يَرَهُۥٓ أَحَدٌ
Arab-Latin: A yaḥsabu al lam yarahū aḥad
Artinya: Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Balad Ayat 7
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Balad Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran penting dari ayat ini. Didapatkan berbagai penjelasan dari berbagai pakar tafsir terkait makna surat Al-Balad ayat 7, di antaranya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
6-7. Dia berbangga, “aku telah mengeluarkan harta yang banyak.” Apakah dia menyangka dengan perbuatannya ini bahwa Allah tidak melihatnya, serta tidak menghisab perbuatannya yang remeh dan yang besar?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
7. Apakah orang sombong ini mengira dengan yang diinfakkannya tersebut bahwa Allah tidak melihatnya? Dan bahwa Allah tidak akan memperhitungkannya tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya? Untuk apa ia menafkahkannya?
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
7. أَيَحْسَبُ أَن لَّمْ يَرَهُۥٓ أَحَدٌ (Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?)
Yakni apakah manusia mengira bahwa Allah tidak melihatnya dan tidak menanyainya tentang harta yang dia miliki, dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia membelanjakannya?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Sampaikanlah nasihat ini kepada setiap orang, kepada pezina, dan kepada pencuri , serta kepada para pelaku maksiat : berhenti dan takutlah kalian, tidakkah kalian takut kepada pengawasan dzat yang penglihatannya sekalipun tidak pernah lalai.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
7. Apakah dia beranggapan bahwa tidak ada yang melihatnya menafkahkan harta, dan tidak ada yang mengetahui nilainya. Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui nilainya dan balasannya?!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Apakah dia mengira bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
4-7. Yang menjadi obyek sumpah adalah Firman Allah, “Sungguh Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” Kemungkinan yang dimaksudkan adalah segala kesusahan yang menderanya ketika berada di dunia, di alam barzakh dan pada hari berlakunya kesaksian. Seharusnya manusia mengerjakan perbuatan yang bisa membuatnya terbebas dari berbagai kesusahan itu dan mengharuskannya berbahagia selama-lamanya. Bila ia tidak mengerjakannya, berarti ia senantiasa didera siksaan berat selama-lamanya.
Kemungkinan lain, makna ayat ini adalah Allah menciptakan manusia dalam bentuk dan wujud yang paling sempurna yang membuatnya mampu berbuat apa saja serta mengerjakan perbuatan-perbuatan berat. Meski demikian, manusia tetap saja tidak mau bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung itu. Bahkan ia merasa sombong karena diberi kesehatan serta bersikap angkuh terhadap Penciptanya. Dengan kebodohan dan kezhalimannya, ia mengira kondisi itu akan bertahan lama baginya dan dikira kekuasaannya untuk bertindak tidak akan hilang darinya. Karena itulah Allah berfirman, “Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya,” hingga ia pun bertindak melampaui batas dan merasa bangga atas harta yang dibelanjakan untuk keinginan-keinginan dirinya, “lalu berkata, Aku telah menghabiskan harta yang banyak,” yakni yang amat banyak, sebagian mereka diatas sebagian yang lain. Allah menyebut membelanjakan harta untuk keinginan syahwat dan maksiat dengan kata membinasakan, karena orang yang membelanjakan tersebut tidak mendapatkan guna dari harta yang dibelanjakan. Hanya ada penyesalan, kerugian, kelelahan, dan kekurangan yang didapatkan. Tidak sama seperti orang yang membelanjakan hartanya dalam keridhaan Allah dan untuk kebajikan. Karena orang tersebut pada hakikatnya melakukan perdagangan dengan Allah dan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat dari harta yang dibelanjakannya. Allah berfirman seraya memberi ancaman kepada orang yang membelajakan hartanya untuk memenuhi keinginan syahwatnya didasari sifat kesombongan “apakah dia mengira tidak akan ada yang melihatnya seorangpun?”, maksudnya, apakah dia menyangka dalam perbuatannya ini bahwa sanya Allah tidak melihatnya dan menghitungnya baik kecil maupun besar? Bahkan Allah sungguh telah melihatnya, dan menjaga nya dengan memeperhatiakan perbuatanya, dan mewaakilkan hal itu kepada dua malaikat yang mulia yang masing-masing memperhatikan amalan yang baik dan yang buruk.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-10
Ini merupakan sumpah dari Allah SWT dengan menyebut Makkah, Ummul Qura dalam keadaan halal bagi orang yang tinggal di dalamnya. untuk mengingatkan keagungan kedudukannya di saat penduduknya sedang melakukan ihram.
Khushaif meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah) (1)) Sumpah ini bukanlah sanggahan terhadap mereka; (Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah) (1)).
Syabib bin Bisyr meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah SWT: (Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah) (1)) yaitu Makkah. (dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini (2)) yaitu kamu wahai Muhammad, diperbolehkan bagimu melakukan peperangan di dalamnya. Demikian juga diriwayatkan dari Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid.
Mujahid berkata bahwa apa saja yang kamu dapatkan darinya, halal bagimu.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini (2)) yaitu. kamu boleh tinggal di sana tanpa dibebani rasa bersalah atau dosa.
Hasan Al-Bashri berkata bahwa Allah SWT menghalalkannya bagi beliau SAW dalam sesaat dari siang hari. Makna dari apa yang dikatakan oleh mereka tentang ini telah disebutkan dalam hadits yang telah disepakati keshahihannya, yaitu,”Sesungguhnya kota ini telah disucikan oleh Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi, maka kota ini menjadi kota yang suci karena disucikan Allah sampai hari kiamat nanti. Pepohonannya tidak boleh ditebang dan tumbuhannya tidak boleh dicabut. Dan sesungguhnya kota ini dihalalkan bagiku hanya dalam sesaat dari siang hari. kemudian kesuciannya kembali lagi di hari ini sebagaimana kesuciannya di hari sebelumnya. Ingatlah. hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”
Firman Allah SWT: (dan demi bapak dan anaknya (3)) diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan demi bapak dan anaknya (3)) Al-walid adalah orang yang memiliki anak, dan “wa ma walad” adalah orang yang tidak dapat beranak.
Ikrimah berkata bahwa “al-walid” adalah yang memiliki anak, dan “wa ma walad” adalah yang tidak dapat beranak”
Mujahid, Abu Shalih, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa yang “Al-walid” adalah nabi Adam, sedangkan “wa ma walad” adalah anak-anaknya.
Apa yang dikatakan Mujahid dan teman-temannya ini baik dan kuat, karena Allah bersumpah dengan menyebut Ummul Qura, yaitu tempat-tempat tinggal, lalu Dia bersumpah dengan menyebut penghuninya, yaitu nabi Adam yaitu nenek moyangnya manusia dan keturunannya.
Firman Allah SWT: (Sesunggahnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (4)) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas,dan Ibrahim An-Nakha'i bahwa makna yang dimaksud adalah dalam keadaan tegak lurus. Al-Kabad adalah tegak lurus. Makna pendapat ini adalah bahwa Kami telah menciptakan manusia dengan sempurna dan tegak, sebagaimana firmanNya: (Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah (6) Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang (7) dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu (8)) (Surah Al-Infithar) dan (sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (4)) (Surah At-Tin)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna (dalam susah payah) adalah kejadian yang susah; bukankah kamu melihat manusia itu? bagaimana kelahirannya dan bagaimana tumbuh giginya.
Ikrimah berkata dalam keadaan susah payah yang panjang.
Qatadah berkata dalam keadaan susah.
Aku pernah mendengar Al-Hasan membaca ayat ini: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (4)) yaitu mengalami susah payah dalam menghadapi suatu perkara dari perkara dunia dan suatu perkara dari perkara akhirat.
Ibnu Zaid berkata tentang firrnanNya: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (4)) dia berkata bahwa nabi Adam diciptakan di langit, jadi dia dinamakan “Al Kabad”. Tetapi Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah berada dalam kesusahan menghadapi semua urusan dan sesuatu yang berat.
Firman Allah SWT: (Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) Hasan Al-Bashri berkata tentang firmanNya: (Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) yaitu yang akan mengambil hartanya.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Apakah manusia itu menyangka halnya sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) dia berkata bahwa anak cucu nabi Adam mengira bahwa Allah tidak akan menanyai tentang harta ini, dari manakah dia mendapatkannya dan ke mana dia membelanjakannya?
As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? (5)) dia berkata, yaitu Allah SWT.
Firman Allah SWT: (Dia mengatakan, "Aku telah menghabiskan harta yang banyak” (6)) yaitu anak cucu nabi Adam mengatakan bahwa dirinya membelanjakan harta yang banyak jumlahnya, pendapat itu dikatakan Mujahid, Al-Hasan, Qatadah. dan yang lainnya.
(Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya (7)) yaitu apakah dia mengira bahwa Allah SWT tidak melihatnya?
Firman Allah SWT: (Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (8)) yaitu melihat dengan kedua matanya (lidah) yaitu dengannya dia berbicara, lalu dia dapat mengungkapkan apa yang terkandung di dalam hatinya (dan dua buah bibirnya) yang membantunya untuk berbicara, makan, dan menjadi anggota yang memperindah penampilan wajah dan mulutnya.
(Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (10)) yaitu dua jalan. Diriwayatkan dari ibnu Mas'ud tentang firmanNya: (Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (10)) yaitu kebaikan dan keburukan. Demikian juga diriwayatkan dari Ali, Ibnu Abbas dan Mujahid
Hal yang semakna dengan ini adalah firmanNya: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat (2) Sesungguhnya Kami telah menunjukkannya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir (3)) (Surah Al-Insan)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ أَيَحْسَبُ } Dan apakah dia menyangka bahwa tidak satupun yang melihatnya dalam melakukan segala yang dia senangi, tetapi sesungguhnya Allah maha melihat apa yang dia lakukan, Allah tidak pernah lalai dari mengawasi setiap hamba-Nya, dan jika ia beriman bahwa Allah maha melihat perbuaannya, maka ia akan selalu menjaga dirinya dari kemaksiatan yang tersembunyi, dia akan selalu berhati-hati dan mengira bahwasanya Allah selalu dalam pengawasannya, dan Rasulullah juga bersabda : (( الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ )) ”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” [ Diriwayatkan oleh Imam Bukahori dan Muslim ] .
Allah mahamelihat setiap gerak-gerik hamba-Nya bahkan ditempat tersembunyi sekalipun, dalam keadaan sendirikah dia ataukah sedang bersama dengan orang lain, dalam keadaan gelap maupun terang, Allah melihat apa yang dia kerjakan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Allah 'Azza Wa Jalla berfirman: أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ " Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya?" Apakah ia mengira bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya ketika menghambur-hamburkan harta, dan menggunakannya dalam hal yang tidak bermanfaat. Ini semua adalah teguran bagi manusia, yang berbuat seenaknya dan angkuh karena tubuhnya kuat dan banyaknya harta
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Balad ayat 7: 6-7. Kemudian Allah mengabarkan bahwa manusia yang bermaksiat dank eras kepala ini penah berkatan dengan gaya bahasa sombong : Sungguh aku telah menginfakkan harta dalam jumlah banyak kepada musuhku yaitu Muhammad dan kawan-kawannya. Maka apakah kafir keras kepala ini menyangka bahwa Allah tidak akan menampakkan (kemaksiatannya) ketika ia (pernah) menginfakkan hartanya, dan apakah ia menyangka Allah tidak akan menghisabnya atau bertanya kepadanya, atas hartanya yang ia dapatkan dan yang ia infaqkan ?
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman mengancam orang yang berbangga ini dengan mengeluarkan harta untuk memuaskan hawa nafsunya itu.
Yakni apakah ia mengira ketika berbuat demikian, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak akan melihatnya dan menghisab amalnya baik yang kecil maupun yang besar? Bahkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala melihatnya, menjaga amalnya dan menyerahkannya kepada para malaikat yang mencatatnya (Al Kiraamul Kaatibuun) untuk kemudian diberikan balasan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Balad Ayat 7
Apakah dia bermaksud pamer dengan perbuatannya itu lalu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya' tidak demikian. Semua gerak-gerik manusia, kecil maupun besar, selalu dalam pantauan Allah. Dia akan membalas sekecil apa pun perbuatan manusia. 8-10. Allahlah yang berkuasa atasnya dan melihat setiap perbuatannya. Bukankah kami telah menjadikan untuknya sepasang mata untuk membantunya melihat sekeliling, dan lidah dan sepasang bibir untuk memungkinkannya mencecap, berbicara, dan memberi penjelasan kepada orang lain, dan bukankah kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan, melalui fitrah, akal, dan petunjuk lain' kami sudah memberinya petunjuk, lalu manusia itu sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan atau kebenaran.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penafsiran dari berbagai ulama terhadap makna dan arti surat Al-Balad ayat 7 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi ummat. Bantulah syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.