Surat Al-Fajr Ayat 2

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

ูˆูŽู„ูŽูŠูŽุงู„ู ุนูŽุดู’ุฑู

Arab-Latin: Wa layฤlin 'asyr

Artinya: Dan malam yang sepuluh,

ยซ Al-Fajr 1 โœต Al-Fajr 3 ยป

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Fajr Ayat 2

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Fajr Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Didapatkan kumpulan penafsiran dari para pakar tafsir terhadap kandungan surat Al-Fajr ayat 2, misalnya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-5. Allah bersumpah dengan waktu fajar, Juga dengan 10 malam pertama bulan dzulhijjah dan apa yang dengannya ia dimuliakan, Juga dengan segala apa yang genap dan ganjil, Dan dengan malam bila ia hadir dengan kegelapannya, Tidakkah sumpah sumpah diatas mengandung nasihat yang cukup bagi pemilik akal?


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

2. Dan bersumpah dengan sepuluh malam pertama pada bulan Zulhijah.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

2. ูˆูŽู„ูŽูŠูŽุงู„ู ุนูŽุดู’ุฑู (dan malam yang sepuluh)
Yakni sepuluh malam pertama pada bulan Dzulhijjah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1-2
1 ). Mahasuci dzat yang memuliakan ummat ini, dan membuka baginya dengan tangan nabinya yang penuh kasih sayang pintu-pintu keutamaan dan kemuliaan yang banyak, dan tidaklah suatu kaum melakukan suatu amalan yang besar dan amalan tersebut tidak diberikan kepada kaum lainnya melainkan Allah telah menjadikan suatu amalan untuk mengalahkan kaum lainnya, atau mendahulukan kaum tersebut diatas kaum lainnya, sehingga setiap kaum berada diatas keutamaan yang sama.

2 ) . Diantara sebab penyebutan ayat : { ูˆูŽู„ูŽูŠูŽุงู„ู ุนูŽุดู’ุฑู } yaitu 10 hari yang telah dikenal oleh orang-orang yang telah mendengarkan tentangnya, yang dikenal dengan hari yang sepuluh, dan dalam penyebutannya bukan dengan ( ุงู„ู„ูŠุงู„ูŠ ุงู„ุนุดุฑ ) karena penyebutan lafazh ini dengan tanwin adalah pengagungan untuknya, dan tidaklah hari-hari dalam satu tahun 10 hari yang agung berturut-turut seperti 10 hari dzulhijjah yang didalamnya kaum muslimin menunaikan ibadah haji, ihram, masuknya kaum muslim dari berbagai belahan dunia ke kota Makkah, thowaf, yaum tarwiyah pada hari kedelapan, dan wukuf di arafah pada hari kesembilan, dan pada hari kesepuluh hari qurban.

3 ) . Pada sepuluh hari inilah dahulu para sahabat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak ibadah, dan dialah 10 hari yang paling utama secara muthlak, karena pada hari itu berbagai keutamaan dan amalan-amalan yang besar berkumpul, yang pada hari-hari lainnya keutamaan tersebut tidak ada; seperti shalat, puasa dan sedekah, dan berkumpulnya kaum muslimin pada hari itu tidak sama dengan perkumpulan mereka pada hari-hari lainnya, dan diantara amalan yang paling besar pada hari itu adalah haji ke baitullah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

1-2. Aku (Allah) bersumpah demi matahari: Matahari yang terbit setiap hari. Waktu dimana kegelapan beranjak dari malam. Dan demi 10 malam bulan Dzulhijjah


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโ€™ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โ€˜Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{demi malam yang sepuluh} Aku bersumpah demi sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

1-5. Zahirnya, apa yang disumpahkan itulah yang menjadi obyek sumpah. Hal ini boleh dan lazim digunakan bila obyek sumpah berupa sesuatu yang zahir dan penting. Dan seperti itu juga dalam ayat ini.
Allah bersumpah dengan waktu fajar, yaitu penghujung malam dan permulaan siang. Karena di waktu akhir malam dan permulaan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang mengatur seluruh hal, yang menunjukkan kekuasaanNya yang sempurna. Dialah yang mengatur seluruh hal, yang hanya kepadaNya-lah ibadah layak ditunaikan. Di saat fajar, terdapat shalat utama lagi diagungkan yang baik untuk dijadikan sebagai obyek sumpah oleh Allah. Karena itu, setelahnya Allah bersumpah dengan sepuluh malam yang menurut pendapat yang benar adalah sepuluh malam di bulan Ramadhan atau sepuluh hari di bulan Dzulhijjah. Karena malam-malam tersebut mencakup hari-hari mulia, yang di dalamnya berlaku berbagai macam ibadah dan dan pendekatan diri yang tidak terdapat pada waktu lain.
Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan terdapat malam lailatul qadar, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan dan pada siang harinya terdapat puasa di akhir akhir bulan Ramadhan yang merupakan salah satu rukun Islam yang agung.
Pada sepuluh hari di bulan Dzulhijjah terdapat wuquf di Arafah yang pada saat itu Allah memberikan ampunan kepada para hambaNya yang membuat setan sedih. Setan tidak terlihat lebih hina dan kalah melebihi kehinaan dan kekalahannya di hari Arafah karena banyaknya malaikat dan rahmat yang turun dari Allah untuk para hambaNya. Pada hari itu, kebanyakan kegiatan haji dan umrah dilakukan. Semua itu adalah hal-hal agung yang berhak dijadikan sumpah oleh Allah.
โ€œDan demi malam bila berlalu,โ€ yakni saat berlalu dan menurunkan kegelapannya atas manusia sehingga mereka menjadi tenang, nyaman, dan tentram sebagai rahmat dan hikmah dari Allah. โ€œPada yang demikian itu,โ€ yang disebutkan sebelumnya, โ€œterdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal,โ€ yakni untuk orang yang berakal sehat. Ya, sebagian dari hal itu cukup bagi orang-orang yang memiliki akal atau mendengar sebagai yang menyaksikan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-14
Adapun โ€œAl-Fajrโ€ merupakan adalah suatu hal yang telah diketahui, pendapatan itu dikatakan Ibnu Abbas,
Dikatakan bahwa, makna yang dimaksud adalah seluruh siang hari; ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas.
Adapun sepuluh malam, makna yang dimaksud adalah sepuluh Dzulhijjah, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, dan beberapa ulamaโ€™ dari kalangan ulama salaf dan ulama kemudian.
Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama dari bulan Muharram. Pendapat itu dikatakan Abu Ja'far Ibnu Jarir, tetapi tidak menisbatkannya kepada siapa pun.
Pendapat yang benar adalah yang pertama.
Firman Allah SWT: (dan yang genap dan yang ganjil (3)) yang dimaksud dengan โ€œal-watrโ€ adalah hari 'Arafah karena itu pada tanggal sembilan, dan yang dimaksud dengan โ€œasy-syaf'uโ€ adalah hari raya kurban karena itu pada tanggal sepuluh. Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas
Hasan Al-Bashri dan Zaid bin Aslam berkata bahwa semua makhluk adalah genap dan ganjil; Allah SWT bersumpah dengan menyebut makhlukNya. Pendapat ini merupakan riwayat dari Mujahid.
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (dan yang genap dan yang ganjil (3)) Segala sesuatu yang diciptakan Allah disebut genap yaitu langit dan bumi, daratan dan lautan, jin dan manusia, matahari dan bulan.
Qatadah meriwayatkan dari Al-Hasan tentang firmanNya: (dan yang genap dan yang ganjil) yaitu bilangan itu ada yang genap dan yang ganjil.
Abu Al-โ€™Aliyah, Ar-Rabi' bin Anas, dan selain keduanya berkata bahwa shalat itu ada yang rakaatnya genap, seperti empat rakaat dan dua rakaat, dan ada juga yang ganjil, seperti shalat magrib yang tiga rakaat yang dibilang shalat witir di siang hari. Demikian pula shalat witir yang dilakukan di akhir tahajud malam hari.
Ibnu Jarir tidak memutuskan dengan tegas di antara pendapat-pendapat itu tentang genap dan ganjil ini.
Firman Allah SWT: (dan malam bila berlalu (4))
Mujahid, Abu Al-โ€™Aliyah, dan Qatadah meriwayatkan dari Zaid bin Aslam dan Ibnu Zaid tentang firmanNya: (dan malam bila berlalu (4)) yaitu ketika berjalan. Bisa ditafsirkan bahwa makna yang dimaksud dengan berjalan adalah tiba. Bisa dikatakan bahwa ini lebih sesuai, mengingat ia menjadi lawan kata dari firmanNya: (Demi fajar (1)) Karena sesungguhnya makna fajar adalah datangnya siang hari dan berlalunya malam hari. Maka apabila firman Allah SWT: (dan malam bila tiba (4)) ditafsirkan dengan,โ€œdatangnya malam hari', dan perginya siang hari dan sebaliknya. Sebagaimana firmanNya: (demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya (17) dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18)) (Surah At-Takwir)
Firman Allah SWT: (Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal (5)) yaitu, bagi orang yang mempunyai akal dan pemikiran. Sesungguhnya akal dinamakan hijr karena mencegah manusia dari melakukan perbuatan dan mengeluarkan ucapan yang tidak layak baginya. Sumpah ini yang menyebutkan waktu-waktu ibadah dan ibadah itu sendiri, seperti haji, shalat, dan lainnya, termasuk berbagai jenis dari amal untuk mendekatkan diri yang dijadikan sarana oleh hamba-hambaNya yang bertakwa, takut, dan tunduk kepadaNya untuk lnendekatkan diri mereka kepada DzatNya yang Maha Mulia. Setelah menyebutkan ibadah dan ketaatan mereka, Allah berfirman setelahnya: (Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad? (6)) Mereka adalah orang-orang yang membangkang, angkara murka, sewenang-wenang, enggan taat kepadaNya, mendustakan para rasulNya dan mengingkari kitab-kitabNya. Maka Allah SWT menyebutkan bagaimana Dia membinasakan dan menghancurkan mereka serta menjadikan mereka sebagai pelajaran dan kisah-kisah umat yang durhaka. Jadi Allah SWT berfirman: (Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad? (6) (Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7)) Mereka adalah kaum 'Ad pertama, yaitu keturunan dari 'Ad bin Iram bin ' Aush bin Sam bin Nuh. Pendapat itu dikatakan Ibnu Ishaq. Mereka adalah orang-orang yang telah diutus kepada mereka rasulNya, yaitu nabi Hud, lalu mereka mendustakan dan menentangnya. Maka Allah menyelamatkannya dari mereka beserta orang-orang yang beriman bersamanya dari mereka, dan Allah membinasakan mereka (engan angin topan yang sangat dingin (6) Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum 'ฤ€d pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk) (7) Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (8)) (Surah Al-Haqqah) Allah SWT telah menyebutkan kisah mereka dalam Al-Qur'an bukan hanya pada satu tempat agar dijadikan pelajaran bagi orang-orang mukmin kehancuran yang telah menimpa mereka. Firman Allah SWT: ((yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) (7)) sebagai 'athaf bayan untuk menambahkan keterangan tentang identitas mereka.
FirmanNya SWT: (yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) karena mereka tinggal di kemah-kemah yang terbuat dari bulu yang kemudian ditegakkan dengan tiang-tiang yang kuat. Mereka terkenal sangat kuat di masanya dan paling besar tubuhnya. Oleh karena itu rasul mereka mengingatkan mereka atas nikmat tersebut dan memberi petunjuk kepada mereka agar nikmat itu dijadikan sebagai sarana bagi mereka untuk taat kepada Tuhan mereka yang telah menciptakan mereka (Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan) (Surah Al-A'raf: 69) dan (Adapun kaum 'Ad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, "Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?โ€ Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka?) (Surah Fushshilat: 15) Allah berfirman di sini: (yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain (8)) yaitu belum pernah ada suatu kabilah yang diciptakan seperti mereka di negeri mereka, karena kekuatan, kedahsyatan, dan perawakan mereka besar-besar.
Qatadah bin Di'amah dan As-Suddi berkata bahwa sesungguhnya Iram adalah ibu kota kerajaan kaum 'Ad. Ini merupakan pendapat yang baik dan kuat.
Mujahid dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) Mereka adalah penduduk yang bepindah-pindah dan tidak pernah menetap.
Firman Allah SWT: (yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain (8)) Ibnu Zaid merujukkan dhamir kepada โ€œAl-'imadโ€ karena ketinggiannya, dan dia berkata bahwa mereka telah membangun bangunan-bangunan yang tinggi di atas bukit-bukit pasir, yang belum pernah dibangun seperti itu di negeri-negeri lain. Adapun Qatadah dan Ibnu Jarir merujukkan dhamir itu kepada kabilah. yaitu belum pernah ada suatu kabilah pun yang diciptakan seperti mereka di banyak negeri, yaitu di masa mereka. Pendapat inilah yang benar, sedangkan pendapat Ibnu Zaid dan orang-orang yang mengikutinya lemah, karena seandainya makna yang dimaksud adalah demikian, maka bunyinya โ€œlam yu'mal mi'tsluha fil bilad. dan sesungguhnya Allah berfirman: (yang belum pernah diciptakan (suatu kabilah pun) seperti mereka di negeri-negeri lain)
Saya berkata, pendapat apa pun itu, baik yang sebagai bangunan-bangunan tinggi yang mereka bangun, atau menganggapnya sebagai tiang-tiang rumah mereka di daerah pedalaman, atau senjata yang mereka pakai untuk berperang atau ketinggian seseorang dari mereka. Semuanya itu menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu umat yang disebutkan dalam Al-Qur'an bukan hanya pada satu tempat saja yang penyebutannya diiringi dengan kaum Tsamud, sebagaimana di sini; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Pendapat Ibnu Jarir yang mengatakan bahwa firman Allah SWT: ((yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7)) dapat ditafsirkan sebagai nama suatu kabilah atau suatu negeri yang dihuni oleh kaum โ€˜Ad yang karenanya kata Iram tidak ditashrif. Pendapat ini masih perlu ditinjau, karena makna yang dimaksud adalah konteks cerita hanya memberitahukan tentang kabilah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman setelahnya: (dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah (9)) yaitu mereka memotong batu-batu yang ada di lembah.
Ibnu 'Abbas berkata bahwa mereka mengukir dan melubanginya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Qatadah. Adh-Dhahhak, dan Ibnu Zaid. Termasuk dalam hal ini jika dikatakan โ€œmujtaba an-nimarโ€ jika mereka melubanginya. Dan dikatakan โ€œijtaba ats-tsaubaโ€ jika seseorang membukanya, oleh karena itulah disebut al-jaib juga. Allah SWT berfirman: (Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin (149)) (Surah Asy-Syu'araโ€™)
Firman Allah SWT: (dan kaum Firโ€™aun yang mempunyai pasak-pasak (10)) โ€œAl-autadโ€ adalah tentara mendukung dan menguatkan perkaranya. Dikatakan bahwa Firaun jika mengikat kedua tangan dan kedua kaki mereka pada pasak-pasak besi, lalu digantungkan dengannya. Demikian juga dikatakan Mujahid, bahwa manusia diikat pada pasak-pasak besi
Firman Allah SWT: (Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri (11) lain mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu (12)) yaitu mereka berbuat angkara murka, angkuh, dan senang menebarkan kerusakan di bumi dan menyakiti orang lain (karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab (13)) yaitu Allah menurunkan kepada mereka azab dari langit dan hukuman yang tidak ada seorangpun dapat menolaknya dari kaum yang durhaka.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi (14)) Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang dimaksud adalah mendengar dan melihat, yaitu mengawasi apa yang mereka kerjakan dan Dia akan membalas masing-masing, baik di dunia maupun di akhirat. Dan kelak Dia akan menampakkan semua makhluk di hadapanNya, lau dia memutuskan hukumNya terhadap mereka dengan adil, dan memberikan pembalasan kepada masing-masing sesuai dengan apa yang berhak baginya. Dia Maha Suci dari perbuatan aniaya dan melampaui batas.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Juga dengan 10 malam, maksud dari 10 malam ini ulama berselisih dalam beberapa pendapat, tapi pendapat yang paling masyhur adalah : 10 malam pertama bulan dzul hijjah, dan pendapat lain mengatakan : yaitu 10 malam terakhir bulan ramadhan, akan tetapi pendapat yang paling kuat adalah : 10 malam pertama bulan dzul hijjah, yaitu 10 malam yang id agungkan. Rasulullah ๏ทบ bersabda : (( ู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญู ูููŠู‡ูุง ุฃูŽุญูŽุจู‘ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽุฒู‘ูŽูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ูุŒ ูŠูŽุนู’ู†ููŠู’ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุดู’ุฑูุŒ ู‚ูŽุงู„ููˆุง: ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุงู„ู’ุฌูู‡ูŽุงุฏู ููู‰ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: โ€œูˆูŽู„ุงูŽ ุงู„ู’ุฌูู‡ูŽุงุฏู ููู‰ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽู…ูŽุงู„ูู‡ู ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฑู’ุฌูุนู’ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุจูุดูŽู‰ู’ุกู )) โ€œTidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih di cintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah)โ€. Para sahabat bertanya,โ€Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?โ€ Nabi ูShallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda, โ€œTermasuk lebih utama dibanding jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (kemedan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid)โ€ [ Diriwayatkan oleh Imam Bukhori : 969 , Abu Daud : 2438 , dan Turmudzi : 757 , dari hadits Ibnu Abbas -Radhiyallahu'ahuma-.

Hari yang 10 itu adalah hari yang sangat mulia dan agung, amalan orang-orang beriman pada hari itu memiliki nilai yang sangat tinggi disisi Allah ๏ทป , amalan shalih orang-orang beriman akan digandakan pahalanya oleh Allah ๏ทป , amalan-amaln shalih yang dilakukan pada hari-hari itu adalah amalan yang paling dicintai oleh Allah ๏ทป , dan salah satu amalan yang paling penting pada hari itu adalah : berdzikir menyebut nama Allah ๏ทป , serta mengagungkan-Nya dengan memperbanyak takbir kepada Allah ๏ทป , dan ketika 10 hari itu tiba orang-orang mukmin bersegera untuk memulai amalan tersebut, yaitu dengan bertakbir,dan berdzikir kepada Allah ๏ทป , serta bertahlil mengkhususkan hari-hari itu dengan memperbanyak amalan-amalan tersebut, dan agar mereka membesarkan suara-suara mereka dengan dzikir ini dijalan-jalan umum dan dirumah-rumah.

Dan diantara amalan-amalan lain yang dianjurkan untuk dilakukan adalah : berpuasa di 10 hari itu, dan dalil tetang itu telah diriwayatkan dari Rasulullah ๏ทบ , dan juga : puasa itu termasuk dari amalan shalih yang disunnah di 10 hari dzul hijjah ini.

Diantara 10 hari itu ada hari kesembilan yang dikenal dengan "hari 'arafah" , yang pada hari itu sangat dianjurkan bagi muslim yang tidak sedang menunaikan ibadaha haji untuk berpuasa, pahala dari puasa hari itu adalah digugukannya dosa-dosa selama satu tahun sebelumnya, dan pada kesepuluh adalah hari yang agung bagi ummat islam, yaitu hari haji yang paling agung hari "ieduladha" , sungguh sangat banyak kebaikan dan kemuliaan yang ada di 10 hari pertama bulan dzul hijjah ini. oleh karena itu Allah ๏ทป bersumpah dengannya.

{ ูˆูŽู„ูŽูŠูŽุงู„ู ุนูŽุดู’ุฑู } Sepuluh hari beserta malamnya, adalah musim kebaikan yang sangat berharga bagi orang-orang beriman yang memanfaatkannya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

ูˆูŽู„ูŽูŠูŽุงู„ู ุนูŽุดู’ุฑู " dan malam yang sepuluh," Ada yang berpendapat bahwa maksud malam yang sepuluh adalah sepuluh hari bulan dzulhijjah, hari-hari di sini disebutkan dengan malam-malam karena bahasa arab luas, terkadang malam-malam disebutkan untuk mengungkapkan hari-hari begitu pun sebaliknya. Ada yang mengatakan: Maksud dari malam yang sepuluh adalah sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan.

Adapun jika ditinjau dengan pendapat yang pertama, yang mengatakan maksud sepuluh malam tersebut adalah sepuluh hari di awal bulan dzulhijjah, karena hari-hari tersebut adalah hari-hari yang banyak keutamaannya, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda tentangnya: ู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุงู„ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญู ูููŠู‡ูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุจู‘ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุงู„ุนูŽุดู’ุฑู ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ููˆุง : ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุงู„ุฌูู‡ูŽุงุฏู ูููŠ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุŸ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : ูˆูŽู„ุงูŽ ุงู„ุฌูู‡ูŽุงุฏู ูููŠ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽู…ูŽุงู„ูู‡ู ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฑู’ุฌูุนู’ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุจูุดูŽูŠู’ุกู "Tidak ada hari-hari, yang amal saleh di dalamnya lebih Allah cintai dari hari-hari sepuluh ini, maka para sahabat bertanya: Ya Rasulullaah, tidak, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab: Tidak, walaupun jiha di jalan Allah kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa danhartanya lalu ia tidak pulang dengan apa pun " (1)

Sedangkan yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan malam-malam sepuluh tersebut adalah malam sepuluh terakhir bulan ramadhan, maka mereka mengatakan: Bahwa pada dasarnya malam-malam itu adalah bermakna malam-malam bukan hari-hari. Mereka juga mengatakan bahwa malam-malam sepuluh terakhit pada bulam ramadhan di dalamnya terdapat malam lailatul qadar yang mana Allah berfirman tentangnya: "Malam tersebut lebih baik dari seribu bulan" Allah Juga berfirman: ุฅูู†ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุฒูŽู„ู’ู†ูŽุงู‡ู ูููŠ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒูŽุฉู ุฅูู†ู‘ูŽุง ูƒูู†ู‘ูŽุง ู…ูู†ู’ุฐูุฑููŠู†ูŽ (3) ูููŠู‡ูŽุง ูŠููู’ุฑูŽู‚ู ูƒูู„ู‘ู ุฃูŽู…ู’ุฑู ุญูŽูƒููŠู…ู "sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah," (QS. Ad-Dukhan: 3-4) pendapat ini lebih kuat dibandingkan pendapat yang pertama, meskipun pendapat pertama adalah pendapatnya jumhur ulama, namun lafaz pada ayat itu tidak memenuhi makna pendapat jumhur, namun lafaznya lebih menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa malam-malam itu adalah sepuluh malam terakhir ramadhan, Allah bersumpah dengannya karena kemuliaannya, karena di dalamnya terdapat lailatul-qadar, dan juga dikerenakan kaum muslimin menutup bulan ramadhan dengan malam-malam tersebut, yang mana bulan tersebut adalah waktu dijalankannya salah satu kewajiban di antara kewajiban dan rukun islam, oleh karenanya Allah bersumpah dengan malam-malam tersebut.

(1) dikeluarkan Bukhari (969) dari daits Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anha


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Fajr ayat 2: 1-4. Allah memulai dalam surat ini dengan sumpah, dimana Allah bersumpah dengan waktu fajar yang terang sinarnya. Allah juga bersumpah dengan waktu malam yang ke sepuluh dzulhijjah. Allah bersumpah dengan bilangan genap dan ganjil pada segala sesuatu. Allah bersumpah dengan malam yang telah pergi (berlalu) kegelapannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Fajr Ayat 2

1-4. Demi fajar, yaitu awal mula terangnya bumi setelah kegelapan malam sirna. Pada waktu ini manusia memulai aktivitasnya. Di balik kemunculan fajar itu pasti ada zat yang mahaperkasa. Demi malam yang sepuluh, yaitu sepuluh hari pertama bulan zulhijah. Mereka yang beramal saleh pada hari-hari tersebut akan mendapat pahala yang sangat agung. Demi yang genap dan yang ganjil dari semua hal. Bisa juga dipahami bahwa yang genap itu adalah makhluk Allah, sedangkan yang ganjil adalah Allah. Dia maha esa dan tanpa bandingan. Allah tidak membutuhkan apa dan siapa pun, sedang makhluk sangat bergantung pada yang lain. Demi malam apabila berlalu dan digantikan siang


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penjelasan dari berbagai ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Fajr ayat 2 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita. Bantu perjuangan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dicari

Terdapat banyak halaman yang tersering dicari, seperti surat/ayat: Al-Hadid 20, Al-Qamar 49, At-Thalaq, Tentang Al-Quran, Al-Baqarah 43, Al-Ma’idah 8. Ada juga Ad-Dukhan, Ali ‘Imran 139, Al-Jin, Al-Baqarah 45, Ali ‘Imran 97, Al-Isra 25.

  1. Al-Hadid 20
  2. Al-Qamar 49
  3. At-Thalaq
  4. Tentang Al-Quran
  5. Al-Baqarah 43
  6. Al-Ma’idah 8
  7. Ad-Dukhan
  8. Ali ‘Imran 139
  9. Al-Jin
  10. Al-Baqarah 45
  11. Ali ‘Imran 97
  12. Al-Isra 25

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qurโ€™an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
ย 
๐Ÿ‘‰ tafsirweb.com/start
ย 
โœ… Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: