Surat Ali ‘Imran Ayat 112

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ ٱلذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوٓا۟ إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ ٱلنَّاسِ وَبَآءُو بِغَضَبٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقْتُلُونَ ٱلْأَنۢبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ

Arab-Latin: ḍuribat 'alaihimuż-żillatu aina mā ṡuqifū illā biḥablim minallāhi wa ḥablim minan-nāsi wa bā`ụ bigaḍabim minallāhi wa ḍuribat 'alaihimul-maskanah, żālika bi`annahum kānụ yakfurụna bi`āyātillāhi wa yaqtulụnal-ambiyā`a bigairi ḥaqq, żālika bimā 'aṣaw wa kānụ ya'tadụn

Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

« Ali 'Imran 111Ali 'Imran 113 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Terkait Surat Ali ‘Imran Ayat 112

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 112 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi beragam penjabaran dari para ahli ilmu mengenai isi surat Ali ‘Imran ayat 112, sebagiannya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Allah menjadikan kehinaan dan kenistaan sebagai suatu kenicscayaan yang tidak pernah terpisah dari kaum Yahudi. Karena itu, mereka adalah kaum terhina lagi ternistakan di mana pun mereka berada, kecuali dengan adanya janji dari Allah dan perjanjian dari manusia, maka barulah mereka merasakan aman pada jiwa dan harta mereka. Itu merupakan perjanjian bagi ahli dzimmah atas mereka dan keharusan bagi mereka untuk menjalankan hukum-hukum islam. Dan mereka kembali dengan ditimpa kemurkaan Allah yang layak mereka dapatkan. Dan mereka ditimpa oleh kehinaan dan kerendahan. Maka tidaklah kamu melihat orang Yahudi kecuali pada dirinya terpancar rasa takut dan gentar terhadap orang-orang beriman. Itulah yang telah Allah jadikan untuk mereka disebabkan kekafiran mereka kepada Allah dan kelakuan melampaui batas yang mereka perbuat terhadap batas-batas Allah, juga karena mereka membunuh para nabi secara zhaliman dan melampaui batas. Dan tidak ada yang membuat mereka lancang untuk melakukan itu kecuali karena mereka melakukan berbagai maksiat dan melanggar batasan-baatasan Allah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

112. orang-orang kafir dari kalangan Ahli kitab akan terus terhina dimanapun mereka berada, kecuali dengan perjanjian dengan Allah dan dengan manusia untuk mendapatkan keamanan pada diri dan harta mereka.

Kemudian mereka kembali berhak mendapat kemurkaan Allah yang menjadikan mereka kembali terhina dan miskin akibat kedustaan mereka terhadap ayat-ayat Allah dan terus menerus membunuh para nabi secara zalim.

Siksaan itu akibat kemaksiatan mereka dan pelanggaran mereka terhadap perintah-perintah Allah.


syeikh Ibnu Taimiyah berkata tentang ayat 112 ini: “Allah menjelaskan bahwa mereka akan terhina dimanapun mereka berada kecuali dengan berpegang pada perjanjian. Maka dari sini diketahui bahwa barangsiapa yang berpegang pada perjanjian tidak akan terhina, meski tetap hidup miskin, dan kemiskinan belum tentu menjadikan seseorang menjadi hina.” (as-Sharim al-Maslul 27).


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

112. Orang-orang Yahudi senantiasa terkepung oleh kehinaan dan kenistaan di manapun mereka berada. Mereka tidak akan mendapatkan jaminan keamanan kecuali dengan perjanjian atau jaminan keamanan dari Allah -Ta'ālā- atau dari manusia, dan mereka pulang dengan membawa murka dari Allah. Dan mereka juga akan ditimpa kemiskinan dan kemelaratan. Hal itu disebabkan oleh sikap mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi secara semena-mena. Dan hal itu juga disebabkan oleh kedurhakaan dan perbuatan mereka yang suka melanggar batas-batas Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

112. ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ (Mereka diliputi kehinaan)
Sehingga kehinaan mengelilingi mereka dalam keadaan apapun.

أَيْنَ مَا ثُقِفُوٓا۟ (di mana saja mereka berada)
Dimanapun kalian mendapatkan mereka dan mendapat kesempatan atas mereka.

إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللهِ(kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah)
Baik itu dengan dzimmah (perlindungan) Allah atau dengan kitab-Nya.

وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ (dan tali (perjanjian) dengan manusia)
Dengan dzimmah dari manusia atau kaum muslimin atau dengan pertolongan dari selain mereka.

وَبَآءُو (dan mereka kembali)
Yakni mereka kembali.

بِغَضَبٍ مِّنَ اللهِ (mendapat kemurkaan dari Allah)
Yakni kemurkaan dari Allah senantiasa meliputi mereka karena mereka berhak mendapatkan itu.

وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ (dan mereka diliputi kerendahan)
Yakni kehinaan diri.
Dan makna (الضرب عليهم) dalam hal ini adalah apa yang selalu meliputi mereka dari setiap sisi, berupa kemurkaan, kehinaan, dan kerendahan. Dan mereka dibawah kemiskinan yang berat dan kerendahan yang sangat kecuali beberapa orang diantara mereka.

ذٰلِكَ (Yang demikian itu)
Yakni kehinaan dan kerendahan yang meliputi mereka dan mereka yang kembali dengan kemurkaan Allah karena mereka kafir dengan ayat-ayat Allah, pembunuhan nabi-nabi mereka, kemaksiatan, dan permusuhan mereka.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ) Diantara kebodohan orang-orang Yahudi : { ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ } "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia" mereka tidak akan menang dengan sendirinya, tanpa bantuan dari orang-orang selainnya, baik itu kalangan Arab ataupun selain dari mereka, bahkan mereka melalukan peperangan bersama kaum mereka sendiri sebelum datangnya islam, akan tetapi kehinaan meliputi mereka tatkala al-Masih diutus kepada mereka lalu mereka mendustakannya.

2 ). Kaum Yahudi memang memiliki segala macam persenjataan yang canggih, akan tetapi hal yang hilang dari mereka adalah keteguhan, { ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا } "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada" . Dan sungguh kaum Yahudi itu tidak akan pernah memiliki akal yang sehat dantidak pula mereka meraih petunjuk sebagai pedoman, dan strategi yang mereka miliki hanyalah fitnah, perang, dan pengrusakan, tetapi mereka tidak menyadari bahwa Allah selalu mengintai dan mengawasi apapun yang mereka perbuat, perhatikan ayat berikut : { كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ ۚ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا ۚ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ } "Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan" [ al-Ma'idah : 64 ].


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

112 Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali agama Allah dan tali perjanjian dengan manusia untuk tidak melakukan peperangan. Dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan dari segala arah. Kemurkaan dan segala kehinaan itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah berupa Taurat dan Al-quran, serta membunuh para nabi tanpa alasan yang benar dan permusuhan. Siksa bagi mereka itu disebabkan mereka durhaka atas perintah Allah pelanggaran-pelanggaran mereka


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kehinaan ditimpakan kepada mereka} mereka ditimpa kehinaan dan kekurangan {di mana saja mereka berada} dimana pun mereka berada {kecuali jika berpegang pada pada tali} pada janji {Allah dan tali dengan manusia. Mereka kembali} kembali {kepada murka Allah dan ditimpakan kepada mereka kesengsaraan} kefakiran {Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

112. Ini merupakan kabar dari Allah bahwa kaum Yahudi itu diliputi oleh kehinaan sehingga mereka selalu takut di mana pun mereka berada, tidak ada yang dapat menenangkan mereka kecuali perjanjian damai dan suatu sebab yang bisa membuat mereka tenang, mereka tunduk di bawah hukum-hukum Islam dan mereka membayar jizyah, atau dengan tali perjanjian “dengan manusia,” maksudnya, apabila mereka di bawah kekuasaan selain mereka dan pengawasan bangsa lain, sebagaimana telah terlihat dari kondisi mereka dahulu maupun yang akan datang, dimana mereka pada masa terakhir ini tidak mampu menguasai secara temporal di Palestina kecuali dengan bantuan negara-negara kuat dan penyediaan prasarana mereka untuk mereka dalam segala hal.
“Dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah,” maksudnya, sungguh Allah murka atas mereka dan menghukum mereka dengan kehinaan dan kerendahan. Sebab-sebabnya adalah kekufuran mereka terhadap para Nabi “tanpa alasan yang benar.” Maksudnya, hal tersebut tidaklah atas dasar kesewenang-wenangan dan kedurhakaan.
Hukuman yang bermacam-macam yang menimpa mereka, “disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” Allah tidak menzhalimi mereka dan menyiksa mereka tanpa adanya dosa, akan tetapi yang Allah timpakan atas mereka disebabkan oleh kesewenang-wenangan, permusuhan, kukufuran, pendustaan, dan kejahatan mereka yang besar itu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 110-112
Allah SWT memberitahukan bahwa umat nabi Muhammad adalah umat terbaik, Lalu Allah berfirman: (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia)
Maknanya adalah bahwa mereka adalah umat terbaik dan paling bermanfaat bagi manusia. Karena itu, Allah berfirman: (menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah)
Diriwayatkan dari Durrah binti Abu Lahab, dia berkata: "Ada seorang pria berdiri di hadapan Nabi SAW, dan saat itu beliau berada di atas mimbar. Dia bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah manusia terbaik?” Nabi menjawab, “Manusia terbaik adalah yang paling bertaqwa kepada Allah, yang menyuruh kepada kebaikan, melarang dari kemunkaran, dan yang menjalin hubungan silaturahim.”
Yang benar adalah bahwa ayat ini berlaku umum untuk seluruh umat, setiap zaman sesuai dengan kemampuannya, sebaik-baik orang pada zaman mereka yaitu orang-orang yang diutus kepada mereka Rasulullah SAW, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka, dan seterusnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain: (Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil) (Surah Al-Baqarah: 143), yang berarti umat terbaik (agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu).
Dalam musnad Imam Ahmad, Jami' At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, dan Mustadrak Al-Hakim dari riwayat Hakim bin Mu'awiyyah bin Haidah, dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kalian adalah penyempurna tujuh puluh umat, kalian yang terbaik dan yang paling mulia di sisi Allah " Umat ini memperoleh bagian sebelumnya kepada banyak kebaikan karena memiliki Nabinya, Muhammad SAW. Beliau merupakan makhluk dan rasul Allah paling mulia. Allah mengutusnya dengan syariat yang lengkap dan agung yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi dan rasul pun sebelumnya. Maka mengamalkan ajaran dan jalan beliau adalah sesuatu yang hanya sedikit bisa menandingi amalan yang banyak dari umat selain mereka dalam hal kedudukan.
Oleh karena itu, ketika Allah SWT memuji umat ini atas sifat-ini, Dia juga menegur Ahli Kitab dan mencela mereka, Lalu Allah SWT berfirman: (Sekiranya Ahli Kitab beriman) yaitu dengan apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW (tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik) yaitu sedikit di antara mereka yang beriman kepada Allah dan apa yang telah diturunkan kepada mereka. Kebanyakan dari mereka berada dalam kesesatan, kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan.
Kemudian Allah SWT berfirman sembari memberitahukan para hambaNya yang beriman dan memberi kabar gembira kepada mereka bahwa pertolongan dan kemenangan akan menjadi milik mereka atas Ahli Kitab yang kafir dan ingkar. Allah SWT berfirman: (Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan (111)) Demikianlah yang terjadi. Sesungguhnya mereka pada hari perang Khaibar, Allah menghinakan dan merendahkan mereka, begitu juga sebelumnya dengan beberapa suku Yahudi di Madinah yaitu Bani Qainuqa', Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah, semuanya dihinakan oleh Allah. Demikian pula dengan kaum Nasrani di Syam. Para sahabat menghancurkan mereka di banyak tempat, dan merampas kerajaan mereka di Syam selamanya. Islam masih tetap teguh di wilayah Syam hingga nabi Isa putra Maryam turun, dan dia akan memerintah dengan agama Islam dan hukum nabi Muhammad SAW. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan memberlakukan jizyah. Tidak ada yang diterima kecuali Islam. Kemudian Allah SWT berfirman: (Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia) yaitu Allah mengenakan kehinaan dan kerendahan kepada mereka di mana saja mereka berada, dan mereka tidak akan merasa aman (kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah) yaitu dengan perlindungan Allah, yaitu perjanjian perlindungan bagi mereka, ketetapan jizyah atas mereka, dan melakukan hukum-hukum agamanya (dan tali (perjanjian) dengan manusia) yaitu keamanan dari manusia bagi mereka, sebagaimana dalam perjanjian perdamaian atau perjanjian tawanan ketika seorang muslim membuatnya aman, meskipun itu seorang perempuan, sekalipun itu seorang hamba menurut pendapat salah satu ulama’.
Ibnu Abbas berkata: (kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia) maknanya adalah dengan perjanjian dari Allah dan perjanjian dari manusia. Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, ‘Ikrimah, ‘Atha', Adh-Dhahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Suddi, dan Ar-Rabi' bin Anas.
Firman Allah: (dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah) yaitu mereka harus mendapatkan murka Allah dan mereka pantas mendapatkannya. (dan mereka diliputi kerendahan) yaitu mereka dihukum baik secara takdir maupun secara syariat. Oleh karena itu Allah berfirman: (Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar) yaitu hal itu karena mereka berada pada kesombongan, kemungkaran, dan kedengkian sehingga Dia menghukum mereka dengan kehinaan dan kerendahan selamanya, dilanjutkan dengan kehinaan di akhirat.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas) yaitu karena mereka telah mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh rasul-rasul Allah. Dengan hal itu mereka diputuskan bahwa mereka selalu mengingkari perintah-perintah Allah, selalu bermaksiat terhadap Allah, dan melampaui batas dalam hukum Allah. Kami berlindung kepada Allah dari hal itu. Allah adalah tempat meminta pertolongan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 112: Dikenakan atas mereka kehinaan di mana saja mereka ada,kecuali (kalau mereka berpegang) dengan tali dari Allah dan tali dari manusia; dan pantaslah mereka dapat kemurkaan dari Allah dan dikenakan atas mereka kerendahan.Yang demikian itu, lantaran mereka kufur kepada perintah-perintah Allah, dan mereka bunuh nabi-nabi dengan tidak benar. Yang demikian itu, lantaran mereka durhaka dan adalah mereka melewati batas.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Berpegang dengan "Tali Allah" maksudnya perlindungan yang ditetapkan Allah dalam Al Quran, yaitu akad dzimmah yang menghendaki mereka membayar jizyah (pajak) kepada pemerintah Islam dan mau mengikuti hukum-hukum agama. Sedangkan "tali perjanjian dengan manusia" yakni kemananan dari mereka, misalnya dengan adanya hudnah (genjatan senjata), mengadakan perjanjian (mu'ahad), maupun sebagai tawanan yang diamankan oleh seorang kaum muslimin meskipun wanita maupun budak –budak pun boleh mengamankan menurut sebagian ulama-.

Yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah.

Mereka membalas kebaikan para nabi dengan keburukan, bagai air susu dibalas dengan air tuba.

Yakni: kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi.

Dari yang halal beralih kepada yang haram.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 112

Tidak saja menderita kekalahan, mereka selalu diliputi kehinaan dan tidak ada lagi kebanggaan akibat kekalahan itu di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang pada dua hal, yaitu tali ajaran agama Allah dan tali perjanjian dengan manusia di mana mereka akan aman selama perjanjian itu berlaku. Tetapi mereka melanggar, sehingga mendapat murka dari Allah dan selalu diliputi kesengsaraan. Murka Allah kepada mereka yang demikian itu, karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak, padahal tidak ada alasan yang menyebabkan nabi pantas dibunuh. Yang demikian itu, yaitu kekufuran dan pembunuhan yang terjadi, karena mereka terus-menerus durhaka dan melampaui batas, banyak berbuat maksiat, memuja dunia, serta mengubah isi kitab suci mereka pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa ahli kitab diliputi rasa kehinaan karena kalah perang, maka dalam ayat ini dijelaskan bahwa mereka itu tidak seluruhnya sama dalam hal ingkar kepada Allah dan jahat terhadap sesama manusia. Di antara ahli kitab ada golongan yang jujur, lurus, melaksanakan tuntunan nabi mereka, beriman kepada Allah dan kerasulan Muhammad. Hal ini dikarenakan mereka membaca ayat-ayat Allah pada sebagian malam hari, dan mereka juga tunduk kepada Allah dengan bersujud, yaitu tunduk dan patuh dan mendirikan salat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penafsiran dari beragam ulama berkaitan kandungan dan arti surat Ali ‘Imran ayat 112 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita semua. Dukung dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Cukup Sering Dikunjungi

Baca ratusan topik yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Adh-Dhuha, Al-Fatihah, Al-Falaq, Do’a Setelah Adzan, Al-Hujurat 13, Seribu Dinar. Serta Al-A’la, Al-Kafirun, Al-Isra 32, An-Naba, Al-Qadr, Yusuf 28.

  1. Adh-Dhuha
  2. Al-Fatihah
  3. Al-Falaq
  4. Do’a Setelah Adzan
  5. Al-Hujurat 13
  6. Seribu Dinar
  7. Al-A’la
  8. Al-Kafirun
  9. Al-Isra 32
  10. An-Naba
  11. Al-Qadr
  12. Yusuf 28

Pencarian: al mulk ayat 1-30, sebutkan 15 ayat sajdah, surat arahman, surat at tin beserta artinya, surat al baqarah ayat 20

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.