Surat Al-Muthaffifin Ayat 23
عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ
Arab-Latin: 'alal-arā`iki yanẓurụn
Artinya: Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
« Al-Muthaffifin 22 ✵ Al-Muthaffifin 24 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Berkaitan Dengan Surat Al-Muthaffifin Ayat 23
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 23 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Ada variasi penjelasan dari para ahli ilmu terkait isi surat Al-Muthaffifin ayat 23, misalnya sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
22-28. Sesungguhnya orang-orang yang jujur dan taat berada di dalam surga, Mereka mendapatkan kenikmatan di atas ranjang-ranjang,mereka melihat kepala tuhan mereka dan kepada kebaikan-kebaikan yang disiapkan bagi mereka. Kamu melihat tanda kenikmatan pada wajah mereka. Mereka diberi minumam khamer yang bening,yang wadah-wadahnya bagus, yang akhirnya adalah aroma kasturi. Hendaknya orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi ini. Minuman ini campurannya adalah mata air di surga yang dikenal dengan nama “tasnim” karena ketinggiannya, Yaitu mata air yang disipkan untuk minuman orang orang yang di dekatkan (Kepada ALLAH),mereka menikmatinya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
23. di atas kasur-kasur yang berhias melihat kepada Rabb mereka dan kepada semua yang menyenangkan hati serta menggembirakan mereka.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
23. عَلَى الْأَرَآئِكِ (mereka (duduk) di atas dipan-dipan)
Makna (الأرائك) yakni dipan yang ada di dalam kelambu.
يَنظُرُونَ (sambil memandang)
Yakni memandang kepada kenikmatan yang telah disiapkan Allah bagi mereka.
Pendapat lain mengatakan: yakni memandang ke wajah Allah Ta’ala.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
22-23. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan taat benar-benar akan mendapat kenikmatan surga yang abadi. Mereka di atas dipan-dipan sambil melihat semua nikmat dan kemuliaan yang diberikan kepada mereka.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Di atas dipan-dipan} dipan-dipan yang dihias {dengan memandang} memandang Tuhan mereka, dan kemuliaan yang disediakan untuk mereka
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 22-28
Pada saat menyebutkan catatan amal mereka, Allah menyebutkan bahwa mereka berada dalam kenikmatan. Nikmat adalah kata menyeluruh untuk kenikmatan hati, ruh, dan raga. “Mereka (duduk) di atas dipan-dipan,” yakni di atas dipan yang berhiaskan hamparan indah, “sambil memandang” segala kenikmatan yang disiapkan Allah untuk mereka dan mereka memandang wajah Rabb mereka Yang Mulia. “Kamu dapat mengetahui,” wahai orang yang memandang, “dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan.” Yakni kebahagiaan, keindahan, dan keasrian karena kenikmatan, kegembiraan, dan kebahagiaan membuat wajah berseri, indah, dan asri. “Mereka diberi minum dari khamar murni,” yang merupakan minuman yang paling nikmat dan lezat, “yang dilak (tempatnya),” minuman tersebut “laknya adalah kasturi,” kemungkinan yang dimaksudkan adalah tertutup agar tidak dimasuki sesuatu yang bisa mengurangi kenikmatannya dan bisa merusak cita rasanya. Penutupnya adalah minyak kasturi. Kemungkinan lain yang dimaksud adalah yang ada di ujung bejana yang mereka minum adalah minyak kasturi jenis azfar. Cawan ini seperti biasanya di dunia menjadi tempat untuk menuangkan, seperti itu juga di dalam surga.
“Dan untuk demikkian itu,” yakni nikmat abadi yang kebaikan dan ukurannya hanya diketahui Allah semata, “hendaknya orang berlomba-lomba,” yaitu hendaklah mereka saling berlomba-lomba dan bersegera menujunya serta melakukan amalan yang menghantarkan padanya. Inilah hal utama di mana jiwa yang paling berharga perlu dikorbankan dan ia adalah sesuatu yang paling layak diperebutkan oleh guna mencapainya. Dan campuran minuman ini “adalah dari tasnim” yaitu mata air “yang meminum darinya orang-orang yang didekatkan” yaitu mata air yang paling tinggi di surga yang dikhususkan bagi mereka yang dekat dengan Allah, yang derajatnya paling tinggi dan dicampurkan bagi golongan kanan. Dicampurkan dengan khamar dan minuman nikmat lainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 18-28
Allah SWT berfirman dengan sebenar-benarnya, (sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu) berbeda dengan buku catatan orang-orang yang durhaka ((tersimpan) dalam 'Illiyyin) yaitu tempat kembali mereka adalah 'Illiyyin, dan ini berbeda dengan Sijjin.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya: (Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin (18)) yaitu surga
Makna yang jelas bahwa 'Illiyyin diambil dari kata “al-'uluwwu” (tinggi). Dan sesuatu itu manakala meninggi, maka bertambah besar dan luas, oleh karena itu Allah SWT membesarkan perkaranya dan menggambarkannya dengan gambaran yang agung. (Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (19)) Kemudian Allah SWT menegaskan apa yang telah dicatatkan bagi mereka ((Yaitu) kitab yang bertulis (20) yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah) (21)) Mereka adalah para malaikat. Pendapat ini dikatakan Qatadah.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga) (22)) yaitu, pada hari kiamat mereka berada dalam kenikmatan yang abadi dan surga-surga yang di dalamnya terdapat karunia yang melimpah (mereka (duduk) di atas dipan-dipan) yaitu dipan-dipan beralaskan permadani (sambil memandang) dikatakan, makna yang dimaksud adalah mereka memandangi kerajaan mereka dan apa yang diberikan Allah kepada mereka berupa kebaikan dan karunia yang tidak pernah habis dan tidak pernah rusak selamanya.
DIkatakan bahwa, makna yang dimaksud dari firmanNya: (mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang (23)) yaitu memandang kepada Allah SWT. Dan hal ini bertentangan dengan apa yang digambarkan Allah SWT tentang keadaan orang-orang yang durhaka (Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka (15)) Maka disebutkan tentang orang-orang yang berbakti, bahwa mereka diperbolehkan melihat kepada Allah SWT sedangkan mereka berada di atas dipan-dipan dan permadani-permadani mereka,
Firman Allah SWT: (Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan (24)) yaitu apabila kamu melihat mereka, wajah mereka penuh kesenangan hidup yang penuh dengan kenikmatan, yaitu berseri-seri, cerah, gembira, dan senang dengan kenikmatan besar yang meliputi kehidupan mereka.
Firman Allah SWT: (Mereka diberi minum dari khamr murni yang dilak (tempatnya). (25)) Mereka diberi minum dari khamr surga, dan rahiq adalah salah satu nama khamr surga. Pendapat ini dikatakan Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid.
Ibnu Mas'ud berkata tentang firmanNya: (laknya adalah kasturi (26)) yaitu campurannya adalah minyak kasturi.
Ibrahim dan Al-Hasan berkata tentang firmanNya: (laknya adalah kasturi (26)) yaitu kesudahannya adalah minyak kasturi.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid berkata tentang firmanNya: (laknya adalah kasturi (26)) yaitu diharumkan dengan minyak kasturi.
Firman Allah SWT: (dan untuk demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba (26)) yaitu dalam keadaan seperti ini hendaknya orang-orang berlomba-lomba untuk meraihnya dan berbangga diri karena berhasil meraihnya. sebagaimana firmanNya: (Untuk kesenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja (61)) (Surah Ash-Shaffat)
Firman Allah SWT (Dan campuran khamr murni itu adalah dari tasnim (27)) yaitu campuran khamr ini adalah minuman yang disebut tasnim, Oleh karena itu Allah SWT berfirman: ((yaitu) mata air yang minum darinya orang-orang yang didekatkan kepada Allah (28)) yaitu, minuman yang hanya diminum oleh orang-orang yang didekatkan dengan Allah. Minuman itu menjadi campuran bagi minuman golongan kanan. Pendapat ini dikatakan Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Masruq, Qatadah, dan lainnya
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ عَلَى الْأَرَائِكِ } yakni : tempat-tempat duduk yang tinggi ( dipan ), dan tidak satupun yang mengetahui bentuknya kecuali Allah ﷻ, bukan seperti tempat duduk yang ada didunia : ( sofa ) seperti yang kita istilahkan dalam kehidupan kita.
Diatas dipan itu mereka duduk sambil memandang tuhan mereka, juga memandang kepada kenikmatan yang ada disekitar mereka, mereka juga melihat ke musuh-musuh mereka yang sedang disiksa didalam neraka.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Dan Firman-Nya: عَلَى الْأَرَائِكِ “”الْأَرَائِكِ [al-Araa’ik] adalah jamak dari أَرِيْكَة [Ariikatun] maknanya adalah dipan atau kasur yang dihiasi hiasan dan ada teduhannya, ini adalah jenis dipan yang termewah. Mereka di atas dipan-dipan yang indah lagi mewah itu يَنْظُرُونَ Akan melihat kenikmatan yang Allah berikan yang tidak dapat terjangkau oleh jiwa-jiwa sekarang. فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ “Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata”(QS. As-Sajdah: 17)
Sebagian ulama mengatakan: Pandangan tersebut termasuk memandak kepada wajah Allah. Para ulama menjadikan ayat ini di antara dalil yang menunjukkan ketatapan adanya melihat Allah ‘Azza Wa Jalla di surga.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Muthaffifin ayat 23: 22-24. Kemudian panjang lebar disebutkan apa yang disebut kenikmatan bagi orang-orang yang berhasil (dengan sebab ketaatan pada Allah). Mereka (orang-orang yang berhasil) hidup bersama keluarga mereka di tempat yang tinggi, mereka semua melihat apa yang dijanjikan oleh Allah dari kenikmatan yang terus akan didapati. Dan dikatakan bahwa mereka melihat wajah Allah Yang Mulia (Kami meminta kepada Allah dan karunia-Nya). Jika engkau melihat wajah-wajah mereka, engkau akan dapati kemulian, kebahagian, cahaya dan kesegaran atas wajah mereka.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Kepada kenikmatan yang Allah sediakan untuk mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 23
Mereka yang berbakti itu duduk di atas dipan-dipan melepas pandangan ke arah pemandangan yang indah, menenangkan, dan mendamaikan. Inilah kebahagiaan hakiki, balasan bagi orang yang taat dan patuh kepada Allah. 24. Wajah-wajah mereka berseri. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penjelasan dari beragam mufassirin mengenai isi dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 23 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Bantulah kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.