Surat Al-Muthaffifin Ayat 11

ٱلَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ

Arab-Latin: Allażīna yukażżibụna biyaumid-dīn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.

« Al-Muthaffifin 10Al-Muthaffifin 12 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Terkait Surat Al-Muthaffifin Ayat 11

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 11 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penjabaran dari banyak ahli ilmu terkait isi surat Al-Muthaffifin ayat 11, antara lain seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

10-17. Azab besar pada hari itu bagi orang orang yang mendustakan. Yaitu orang orang yang mendustakan hari pembalasan. Tidak ada yg mendustakannya kecuali orang yang dzhalim dan banyak berbuat dosa. Apabila ayat-ayat al-qur’an dibacakan kepadanya, dia berkata,”ini adalah kebatilan-kebatilan orang orang dulu.” Perkaranya tidak sebagaimana yang mereka tuduhkan, sebaliknya al-qur’an adalah firman Allah dan wahyu NYA kepada nabi NYA. Yang membuat hati mereka terhalang untuk membenarkan adalah apa yang menutupinya akibat banyaknya dosa dosa yang mereka lakukan. Perkaranya tidak sebagaimana yang diucapkan oleh orang orang kafir, sebaliknya pada hari kiamat,mereka terhalang sehingga tidak bisa melihat tuhan mereka di surga. Kemudian orang-orang kafir itu masuk kedalam api neraka,mereka merasakan panasnya, Kemudian kepada mereka dikatakan, “ini adalah balasan yang dulu kalian dustakan.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

11. Yaitu yang mendustakan adanya hari Pembalasan, pada hari itu Allah membalas hamba-hamba atas amal perbuatan mereka di dunia.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

11. Yaitu orang yang mendustakan kebenaran hari penghitungan dan pembalasan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Yaitu orang-orang yang mendustakan hari pembalasan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 10-13
“Kecelekaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.” selanjutnya Allah menjelaskan siapakah mereka dengan FirmanNya, “(yaitu) orang-orang yang mendustajkan Hari Pembalasan,” yakni hari pembalasan amal dan perbuatan. Di hari itu Allah akan membalas amal perbuatan mereka. “Dan tidak ada yang mendustakan Hari Pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas,” atas larangan-larangan Allah, melampaui batas dari halal hingga haram, “lagi berdosa” yakni banyak dosanya. Sikap permusuhan inilah yang mendorongnya untuk mendustakan, dan kesombongannya membuatnya menolak kebenaran. Karena itu “apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami,” yang menunjukkan pada kebenaran dan atas kebenaran risalah yang dibawa oleh para rasul, ia mendustakan dan menentangnya seraya berkata, “Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu,” yakni hanya berasal daari cerita orang-orang terdahulu dan berita umat-umat yang sudah berlalu, bukan berasal dari Allah; semua itu karena didorong rasa sombong dan menentang.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 7-17
Allah SWT: (sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin) yaitu tempat kembali dan tempat berpulang mereka adalah ke Sijjin. Kata sijjin menggunakan wazan fa'il dari kata “as-sijnu” yang artinya kesempitan, sebagaimana dikatakan fasiq, syarib, khamir, dan sakir dan kata semacam itu. Oleh karena itu Allah mengagungkan perkaraNya, jadi Dia SWT berfirman: (Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) yaitu sesuatu perkara yang menakutkan, penjara yang abadi, dan azab yang menyakitkan.
Kata Sijjin diambil dari kata “as-sijnu” adalah sempit. karena sesungguhnya semua makhluk itu setiap kali rendah, menyempit, dan setiap kali meninggi, maka bertambah luas. yaitu, sesungguhnya ketujuh ufuk itu masing-masing darinya lebih luas dan lebih tinggi daripada selainnya. Demikian pula bumi, yang masing-masing lapis lebih luas daripada yang lainnya, sehingga sampai pada lapis yang paling bawah yang semakin menyempit sampai pada pusat pertengahan bumi yang ada di lapis ketujuh. Mengingat tempat kembali orang-orang durhaka adalah neraka Jahanam yang merupakan lapisan paling dasar, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) (5) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih) (Surah At-Tin) dan di sini Allah berfirman: (Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang-orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin (7) Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) yang menghimpunkan antara kesempitan dan kerendahan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan (13)) (Surah Al-Furqan)
Firman Allah SWT: ((Ialah) kitab yang bertulis (9)) bukan tafsir dari firmanNya: (Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) sesungguhnya ayat ini merupakan penjelasan bagi apa yang dicatatkan bagi mereka tentang tempat kembali mereka menuju Sijjin, yaitu hal itu telah ditulis dan dicatat darinya, tidak ada seorangpun yang ditambahkan di dalamnya dan tidak ada seorangpun yang dikurangi darinya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (10)) yaitu ketika mereka pada hari kiamat telah berada di sesuatu yang diancamkan Allah kepada mereka berupa Sijjin dan azab yang menghinakan. Telah disebutkan pembahasan itu tentang firmanNya (wail) dengan keterangan yang tidak perlu diulangi lagi dan yang dimaksud adalah kebinasaan dan kehancuran, sebagaimana dikatakan, "Kecelakaan bagi Fulan"
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan siapa orang-orang yang berdusta, durhaka, dan kafir: ((yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan (11)) yaitu tidak percaya tentang kejadiannya, tidak meyakini keberadaannya, dan menganggap mustahil perkaranya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan settap orang yang melampaui batas lagi berdosa (12)) yaitu melampaui batas dalam perbuatannya, berupa mengerjakan hal-hal yang diharamkan dan melampaui batas dalam menggunakan hal-hal yang diperbolehkan, serta berdosa dalam ucapannya; jika berbicara, dia berdusta; jika berjanji, dia mengingkarinya; dan jika bertengkar, dia melampaui batas.
Firman Allah SWT: (yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami, ia berkata, "Itu adalah dongengan-dongengan orang-orang yang dahulu” (13)) yaitu apabila dia mendengar kalam Allah SWT dari Rasul SAW, maka dia mendustakannya dan menuduhnya dengan prasangka buruk, lalu dia meyakininya sebagai hal yang dibuat-buat yang dikumpulkan dari kitab orang-orang yang terdahulu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhan kalian?" Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu” (24)) (Surah An-Nahl)
Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka (14)) yaitu keadaannya tidak seperti apa yang mereka sangka, dan tidak seperti yang katakan bahwa Al-Qur'an ini adalah dongengan orang-orang terdahulu, bahkan Al-Qur'an itu adalah kalam dan wahyu Allah yang diturunkan kepada RasulNya. Dan sesungguhnya hati mereka tertutup dari keimanan kepada Al-Qur'an, tidak lain karena hati mereka telah dipenuhi oleh dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang banyak. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka (14))
Ar-rainu itu menutupi hati orang-orang kafir, dan Al-ghaimu menyelimuti hati orang-orang yang berbuat baik, sedangkan “Al-gainu” meliputi hati orang-orang yang didekatkan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW yang bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba itu apabila melakukan suatu dosa, maka ada noda hitam di hatinya; dan apabila dia bertaubat darinya, maka noda itu lenyap dari hatinya dan menjadi cemerlang; dan apabila dia menambah dosanya, maka bertambah juga nodanya. Demikian itu berdasarkan firmanNya; ("Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (14))
Hasan Al-Bashri berkata bahwa yang dimaksud dengan itu adalah dosa di atas dosa sehingga membutakan hatinya sehingga mati. Demikian juga dikatakan Mujahid bin Jubair, Qatadah, Ibnu Zaid dan lainnya.
Firman Allah: (Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka (15)) yaitu pada hari kiamat bagi mereka itu Sijjin sebagai tempat tinggal mereka, kemudian mereka terhalang dari melihat Tuhan mereka yang menciptakan mereka.
Firman Allah SWT: (Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka (16)) yaitu kemudian mereka selain dihalangi dari melihat Tuhan mereka yang Maha Pengasih, mereka juga termasuk penghuni neraka (Kemudian, dikatakan (kepada mereka), "Inilah azab yang dahulu selalu kalian dustakan" (17)) yaitu, hal itu dikatakan kepada mereka dengan maksud mengecam, mencemooh, menghina dan merendahkan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ } Yaitu orang-orang yang mendustakan { بِيَوْمِ الدِّينِ } hari pembalasan, mereka mendustakan hari yang ketika itu semua manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam, tapi orang-orang kafir dan musyrikin mendustakan dan mengingkari peristiwa itu, ereka mengatakan bahwa AL-Qur'an ini hanyalah dongeng umat terdahulu. sebagiman yang Allah katakan : { إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ } ( Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu” ) [ Al-Muthaffifin : 13 ].


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ “(yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.” Maknanya: Mendustakan hari pembalasan, yaitu hari kiamat. Orang-orang yang mendustakan hari pembalasan diancam Allah dengan kecelakaan, karena orang-orang yang mendustakan hari pembalasan tidak mungkin lurus di atas syari’at Allah. Tidak ada yang istiqomah di atas syari’at Allah melainkan orang-orang yang beriman meyakini akan hari pembalasan. Kerena orang yang tidak mengimaninya, ia hanya beriman kepada kehidupan semata, ia tidak akan meperhatikan apa yang akan terjadi setelahnya, dan tidak akan berbuat untuk nanti. Ia bak binatang-binatang ternak, menikmati dan makan-makan bak binatang-binatang ternak, sedangkan neraka adalah tempat kembali mereka.
Allah senantiasa menyandingkan keimanan kepada-Nya dengan keimanan kepada hari akhir, karena keimanan kepada Allah adalah permulaannya dan keimamanan kepada hari akhir adalah iringannya, maka anda beriman kepada Allah kemudian anda beramal untuk hari akhir yang di mana itu adalah tempat menetap. Mereka itu wal-‘iyaadzu billah mendustakan hari pembalasan, dan siapa saja yang tidak beriman kepadanya maka tidak mungkin beramal demi hari itu kapan pun, karena amalan dibangun di atas akidah keyakinan, jika tidak memiliki akidah maka tidak akan ada amalan.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Muthaffifin ayat 11: 10-12. Allah mengabarkan (keadaan) orang-orang yang mendustakan dengan berkata : Celaka dan binasalah kalian di hari kiamat wahai para pendusta ! Yaitu mereka yang mendustakan hari perhitungan dan pembalasan. Dan ketahuilah oleh kalian, bahwa Allah tidaklah mengadzab pada hari perhitungan dan pembalasan kecuali bagi siapa yang melewati (menghalalkan) batasan-batasan yang telah Dia tetapkan, yaitu dari kekufuran dan kesesatan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni hari yang di sana Allah membalas amal mereka.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 11

Merekalah orang-orang yang mendustakan hari pembalasan. Keingkaran pada hari kiamat membuat seseorang tega melakukan apa pun karena tidak ada rasa takut pada dirinya terhadap akibat perbuatannya yang merugikan orang lain. 12. Dan tidak ada yang mendustakannya, yakni hari pembalasan itu, melainkan setiap orang yang melampaui batas dalam aturan agama dan berdosa akibat melakukan perbuatan mungkar dan maksiat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penjelasan dari beragam mufassirin terhadap makna dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 11 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita semua. Support usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Paling Sering Dikaji

Ada banyak konten yang paling sering dikaji, seperti surat/ayat: Al-Isra 25, Ali ‘Imran 139, Al-Baqarah 45, Al-Qamar 49, At-Thalaq, Ali ‘Imran 97. Ada pula Ad-Dukhan, Tentang Al-Quran, Al-Baqarah 43, Al-Hadid 20, Al-Jin, Al-Ma’idah 8.

  1. Al-Isra 25
  2. Ali ‘Imran 139
  3. Al-Baqarah 45
  4. Al-Qamar 49
  5. At-Thalaq
  6. Ali ‘Imran 97
  7. Ad-Dukhan
  8. Tentang Al-Quran
  9. Al-Baqarah 43
  10. Al-Hadid 20
  11. Al-Jin
  12. Al-Ma’idah 8

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.