Surat Al-Muthaffifin Ayat 7
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلْفُجَّارِ لَفِى سِجِّينٍ
Arab-Latin: Kallā inna kitābal-fujjāri lafī sijjīn
Artinya: Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin.
« Al-Muthaffifin 6 ✵ Al-Muthaffifin 8 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Terkait Dengan Surat Al-Muthaffifin Ayat 7
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah menarik dari ayat ini. Diketemukan aneka ragam penjabaran dari berbagai mufassir terkait kandungan surat Al-Muthaffifin ayat 7, di antaranya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
7-9. Benar,tempat kembali orang orang durhaka adalah tempat yang sempit. Tahukah kamu apakah tempat yang sempit ini? Ia adalah penjara abadi dan azab yang pedih. Inilah yang ditulis bagi mereka untuk kembali kepadanya,ditetapkan dan diberlakukan,tidak ditambah dan tidak dikurangi.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
7-9. Kenyataannya tidak seperti yang mereka kira, namun mereka akan mendapat balasan atas kecurangan mereka; bahkan dosa-dosa besar yang tercatat dalam kitab-kitab yang ada di dasar bumi tidak akan berubah. Dan tahukah kamu apa itu sijjin? Ia adalah kitab yang mencatat segala keburukan yang telah mereka perbuat.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
7. Perkaranya tidak seperti yang kalian bayangkan, bahwa tidak ada kebangkitan setelah kematian. Sesungguhnya kitab orang-orang yang durhaka dari golongan orang-orang kafir dan munafik itu berada dalam kerugian di lapisan tanah terbawah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
7. كَلَّآ إِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِى سِجِّينٍ (Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin)
Yakni orang-orang yang durhaka yang termasuk diantaranya adalah orang-orang yang mengurangi takaran dan timbangan, tertulis sebagai penghuni neraka; atau akan dimasukkan ke dalam penjara dan kesempitan.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
7. Jangan begitu! Ungkapan untuk memperingatkan pendengarnya tentang kehidupan setelah mati. Sesungguhnya catatan amal orang-orang kafir tersimpan dalam golongan ahli neraka
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Jangan sekali-kali begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar ada dalam Sijjīn} lapisan ketujuh paling bawah dari bumi
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 7-9
Allah berfirman, “Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka,” ini mencakup seluruh orang yang durhaka dari berbagai macam orang-orang kafir, munafik, dan fasik, “tersimpan dalam sijjin,” kemudian Allah menafsirkannya dengan FirmanNya, “Tahukah kamu apakah sijjin itu? (Ialah) kitab yang bertulis,” yakni, kitab catatan amal yang di dalamnya tercatat amalan-amalan buruk mereka. Sijjin adalah tempat yang sempit. Sijjin lawan dari illiyyin yang merupakan tempat kitab catatan orang-orang baik sebagaimana akan dijelaskan selanjutnya. Ada yang menyatakan, sijjin adalah bumi ketujuh yang paling bawah dan tempat kembali orang-orang durhaka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 7-17
Allah SWT: (sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin) yaitu tempat kembali dan tempat berpulang mereka adalah ke Sijjin. Kata sijjin menggunakan wazan fa'il dari kata “as-sijnu” yang artinya kesempitan, sebagaimana dikatakan fasiq, syarib, khamir, dan sakir dan kata semacam itu. Oleh karena itu Allah mengagungkan perkaraNya, jadi Dia SWT berfirman: (Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) yaitu sesuatu perkara yang menakutkan, penjara yang abadi, dan azab yang menyakitkan.
Kata Sijjin diambil dari kata “as-sijnu” adalah sempit. karena sesungguhnya semua makhluk itu setiap kali rendah, menyempit, dan setiap kali meninggi, maka bertambah luas. yaitu, sesungguhnya ketujuh ufuk itu masing-masing darinya lebih luas dan lebih tinggi daripada selainnya. Demikian pula bumi, yang masing-masing lapis lebih luas daripada yang lainnya, sehingga sampai pada lapis yang paling bawah yang semakin menyempit sampai pada pusat pertengahan bumi yang ada di lapis ketujuh. Mengingat tempat kembali orang-orang durhaka adalah neraka Jahanam yang merupakan lapisan paling dasar, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) (5) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih) (Surah At-Tin) dan di sini Allah berfirman: (Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang-orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin (7) Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) yang menghimpunkan antara kesempitan dan kerendahan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan (13)) (Surah Al-Furqan)
Firman Allah SWT: ((Ialah) kitab yang bertulis (9)) bukan tafsir dari firmanNya: (Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) sesungguhnya ayat ini merupakan penjelasan bagi apa yang dicatatkan bagi mereka tentang tempat kembali mereka menuju Sijjin, yaitu hal itu telah ditulis dan dicatat darinya, tidak ada seorangpun yang ditambahkan di dalamnya dan tidak ada seorangpun yang dikurangi darinya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (10)) yaitu ketika mereka pada hari kiamat telah berada di sesuatu yang diancamkan Allah kepada mereka berupa Sijjin dan azab yang menghinakan. Telah disebutkan pembahasan itu tentang firmanNya (wail) dengan keterangan yang tidak perlu diulangi lagi dan yang dimaksud adalah kebinasaan dan kehancuran, sebagaimana dikatakan, "Kecelakaan bagi Fulan"
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan siapa orang-orang yang berdusta, durhaka, dan kafir: ((yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan (11)) yaitu tidak percaya tentang kejadiannya, tidak meyakini keberadaannya, dan menganggap mustahil perkaranya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan settap orang yang melampaui batas lagi berdosa (12)) yaitu melampaui batas dalam perbuatannya, berupa mengerjakan hal-hal yang diharamkan dan melampaui batas dalam menggunakan hal-hal yang diperbolehkan, serta berdosa dalam ucapannya; jika berbicara, dia berdusta; jika berjanji, dia mengingkarinya; dan jika bertengkar, dia melampaui batas.
Firman Allah SWT: (yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami, ia berkata, "Itu adalah dongengan-dongengan orang-orang yang dahulu” (13)) yaitu apabila dia mendengar kalam Allah SWT dari Rasul SAW, maka dia mendustakannya dan menuduhnya dengan prasangka buruk, lalu dia meyakininya sebagai hal yang dibuat-buat yang dikumpulkan dari kitab orang-orang yang terdahulu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhan kalian?" Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu” (24)) (Surah An-Nahl)
Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka (14)) yaitu keadaannya tidak seperti apa yang mereka sangka, dan tidak seperti yang katakan bahwa Al-Qur'an ini adalah dongengan orang-orang terdahulu, bahkan Al-Qur'an itu adalah kalam dan wahyu Allah yang diturunkan kepada RasulNya. Dan sesungguhnya hati mereka tertutup dari keimanan kepada Al-Qur'an, tidak lain karena hati mereka telah dipenuhi oleh dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang banyak. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka (14))
Ar-rainu itu menutupi hati orang-orang kafir, dan Al-ghaimu menyelimuti hati orang-orang yang berbuat baik, sedangkan “Al-gainu” meliputi hati orang-orang yang didekatkan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW yang bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba itu apabila melakukan suatu dosa, maka ada noda hitam di hatinya; dan apabila dia bertaubat darinya, maka noda itu lenyap dari hatinya dan menjadi cemerlang; dan apabila dia menambah dosanya, maka bertambah juga nodanya. Demikian itu berdasarkan firmanNya; ("Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (14))
Hasan Al-Bashri berkata bahwa yang dimaksud dengan itu adalah dosa di atas dosa sehingga membutakan hatinya sehingga mati. Demikian juga dikatakan Mujahid bin Jubair, Qatadah, Ibnu Zaid dan lainnya.
Firman Allah: (Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka (15)) yaitu pada hari kiamat bagi mereka itu Sijjin sebagai tempat tinggal mereka, kemudian mereka terhalang dari melihat Tuhan mereka yang menciptakan mereka.
Firman Allah SWT: (Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka (16)) yaitu kemudian mereka selain dihalangi dari melihat Tuhan mereka yang Maha Pengasih, mereka juga termasuk penghuni neraka (Kemudian, dikatakan (kepada mereka), "Inilah azab yang dahulu selalu kalian dustakan" (17)) yaitu, hal itu dikatakan kepada mereka dengan maksud mengecam, mencemooh, menghina dan merendahkan
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Benar, { إِنَّ كِتَابَ الْفُجَّارِ } kitab amalan orang-orang durhaka , { الْفُجَّارِ } yaitu orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah, yaitu mereka yang melakukan kemungkaran dan kefasikan serta kekafiran.
{ لَفِي سِجِّينٍ } kitab amalan mereka disimpan setelah mereka mati ditempat yang sangat sempit, dalam riwayat lain dikatakan : { سِجِّينٍ } yakni, salah satu nama dari nama-nama neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ “Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin.” كَلَّا [Kalla] dalam al-Quran datang dengan banyak makna disesuaikan dengan konteks ayat, terkadang ia sebagah kata sanggahan dan bantahan dan terkadang bermakna “benar-benar” bisa juga bermakna lainnya yang disesusiakan dengan konteksnya, karena kosa kata dalam bahasa arab tidak ada yang memiliki makna secara zatnya yang tidak mungkin bermakna lain, tetapi banyak sekali kosa kata dalam bahasa arab memiliki makna yang banyak yang dapat berbeda disesuaikan dengan konteks pembicaraannya.
Pada ayat ini Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman: كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ Maka bisa dimungkinkan bermakna “Benar-benar sungguh buku orang-orang fajir dalam sijjin, atau bisa juga bermakna bantahan terhadap pendustaan terhadap hari akhir. Yang terpenting Allah Ta’ala menjelaskan dalam ayat yang mulia ini bahwa buku catatan orang-orang yang fajir di dalam sijjin, sedangkan makna sijjid dijelaskan okeh para ulama: bahwa ia diambil dari kata السجن As-Sijnu yang berarti sempit. Jadi maknanya adalah tempat yang sempit yaitu neraka jahannam wal-‘iyaadzu billaah, sebagaimana Allah Tabaaraka Wa Ta’ala berfirman: وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا (13) لَا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُورًا وَاحِدًا وَادْعُوا ثُبُورًا كَثِيرًا “Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak.”(QS. Al-Furqan: 13-14). Dalam hadits Al-Barra Bin ‘Azib yang panjang yang terkenal dalam mengisahkan orang yang hampir meninggal dan yang terjadi setelah kematian, bahwa Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
اُكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي السِّجِّيْنَ فِيْ الْأَرْضِ السَّابِعَةِ السُّفْلَى
“ Tulislah ketentuan untuk hambaku –yang kafir- ke dalam sijjin di dalam lapisan bumi yang ke tujuh yang terdalam ”(1) maka Sijjin itu adalah bumi yang terdalam yang itulah tempat menetapnya api, kita berlindung kepada Allah darinya, kitab ini di sijjin.
(1) Dikeluarkan Ahmad (18063) dinyatakan shahih oleh al-Albaniy dalam shahihuljaami' (1676)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Muthaffifin ayat 7: 7-9. Kemudian Allah mengancam mereka (Muthaffifin) dan berkata : Menjauhlah kalian wahai orang-orang yang curang, dari kelalaian hari kebangkitan dan pembalasan (jika mampu), karena seseungguhnya amalan buruk (kalian) telah dibukukan. Dan bagi merka orang-orang munafik tempat kembalinya adalah di neraka yang sempit, gelap dan paling dasar. Apakah kalian tahu apa yang dimaksud tempat yang sempit dan gelap ini ? Ia adalah Sijn yang adzab (di dalamnya) sangat keras dan pedih, tertulis di dalamnya nama-nama orang yang buruk.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Kata “Kalla” di ayat ini bisa diartikan “Tentu atau pasti”.
Seperti orang-orang kafir, orang-orang munafik dan orang-orang fasik.
Kitab yang mencatat perbuatan orang-orang yang durhaka seperti para setan, orang-orang kafir dan orang-orang munafik tersimpan di Sijjin. Ada yang berpendapat, bahwa Sijjin adalah sumur di neraka Jahannam, dan ada pula yang berpendapat bahwa Sijjin adalah tempat paling bawah di bumi ketujuh yang merupakan tempat kembali orang-orang yang durhaka. Menurut Ibnu Katsir, yang benar bahwa Sijjiin diambil dari kata sajn yang artinya sempit. Karena semua makhluk setiap kali ke bawah, maka tempatnya semakin sempit, sedangkan jika semakin ke atas, maka (tempatnya) semakin luas, demikian juga karena tempat kembali orang-orang durhaka adalah ke neraka Jahannam yang tempatnya berada di paling bawah atau rendah. Ayat ini menunjukkan bahwa neraka berada di bawah, sedangkan surga berada di atas.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 7
Allah menegur sekali lagi perilaku mereka, 'sekali-kali jangan begitu; jangan berbuat curang! sesungguhnya catatan perbuatan orang yang durhaka, berbuat jahat, melanggar aturan agama, dan merugikan orang lain dalam bentuk apa pun, benar-benar tersimpan dengan baik dalam sijjin. '8. Allah mengajukan pertanyaan untuk memberi kesan betapa besar dan serius persoalan ini, 'dan tahukah engkau apakah sijjin itu''.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penafsiran dari para ulama tafsir mengenai isi dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 7 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk kita. Bantu syi'ar kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.