Surat Al-Muthaffifin Ayat 6

ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู…ู ูฑู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู„ูุฑูŽุจู‘ู ูฑู„ู’ุนูŽูฐู„ูŽู…ููŠู†ูŽ

Arab-Latin: Yauma yaqแปฅmun-nฤsu lirabbil-'ฤlamฤซn

Artinya: (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?

ยซ Al-Muthaffifin 5 โœต Al-Muthaffifin 7 ยป

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Tentang Surat Al-Muthaffifin Ayat 6

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasi berbagai penjabaran dari berbagai ahli tafsir berkaitan kandungan surat Al-Muthaffifin ayat 6, sebagiannya sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

5-6. Pembangkitan mereka akan terjadi pada hari yang sangat menakutkan, Hari yang mana manusia akan bangkit berdiri dihadapan Allah kemudian Allah menghitung amal yang sedikit dan yang banyak. Hari itu mereka semuanya tunduk kepada tuhan alam semesta.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

6. Suatu hari di saat manusia berdiri untuk menghadap Rabb segala makhluk untuk dihisab.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

6. ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู„ูุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุนูฐู„ูŽู…ููŠู†ูŽ ((yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?)
Yakni mereka menunggu sambil berdiri keputusan Tuhan semesta alam, atau menunggu balasan dan hisab-Nya.
Ayat ini menunjukkan besarnya dosa mengurangi takaran atau timbangan, dan betapa buruk siksa akan diberikan. Hal ini karena dalam perbuatan tersebut terdapat pengkhianatan terhadap amanat, serta memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

5-6. Mereka akan dibangkitkan pada hari yang penuh dengan bencana dan hiruk pikuk yaitu hari kiamat. Hari dimana mereka dibangkitkan dari kubur, kemudian menghadap Allah untuk dihisab dan diberi balasan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโ€™ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โ€˜Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Hari (ketika) manusia bangkit menghadap Tuhan semesta alam


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Madaniyah
Ayat 1-6
โ€œKecelakaan besarlah,โ€ adalah kata-kata azab dan siksaan, โ€œbagi orang-orang yang curang.โ€ Ini dijelaskan oleh Allah dengan FirmanNya kemudian, โ€œ(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain,โ€ yakni mengambil dari mereka sebagai timbal balik, mereka menginginkannya secara utuh, tidak kurang, โ€œdan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,โ€ yakni bila memberikan hak orang lain yang harus ditunaikan dengan takaran atau timbangan, โ€œmereka mengurangi,โ€ yakni menguranginya dengan cara mengurangi takaran atau dengan cara lainnya. Ini adalah pencurian harta orang lain dan tidak bersikap adil terhadap mereka. Karena ancaman ini ditunjukkan pada orang yang mengurangi takaran dan timbangan orang lain, maka orang yang mengambil harta orang lain secara paksa atau dengan cara mencuri, tentu lebih berhak mendapatkan ancaman ini dari orang-orang yang sekedar berbuat curang.
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa orang sebagaimana berhak mendapatkan haknya dari orang lain, ia juga harus memberikan semua milik orang lain secara penuh, baik berupa harta maupun yang lain. Bahkan hujjah dan pernyataan juga termasuk dalam keumuman ayat ini. Biasanya, masing-masing dari dua orang yang berdebat berusaha mempertahankan hujjahnya, ia juga berkewajiban menjelaskan hujjah rivalnya yang tidak ia ketahui dan mempertimbangkan argumen-argumen rivalnya sebagaimana ia juga harus mempertimbangkan argumen-argumennya sendiri. Di sini dapat diketahui sikap obyektif atau fanatisme seseorang, kerendahan hati atau kesombongan, berakal atau bodoh. Semoga Allah berkenan menolong kita pada setiap kebaikan.
Selanjutnya Allah mengancam orang-orang yang berbuat curang serta merasa bangga atas kondisi mereka serta tetapnya mereka berada di atas kecurangan seraya berfirman, โ€œTidaklah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam?โ€ yang mendorong mereka untuk berbuat curang adalah tidak beriman pada Hari Akhir, sebab bila mereka beriman pada Hari Akhir dan mereka mengetahui akan berdiri di hadapan Allah yang akan menghisab mereka atas amalan kecil dan besar, niscaya mereka menjauhkan diri mereka dari kecurangan dan bertaubat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-6
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa ketika Nabi SAW tiba di Madinah, orang-orang Madinah terkenal sebagai orang paling curang dalam takaran. Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (1)) Lalu mereka memperbaiki takaran setelah itu
Makna yang dimaksud dengan โ€œAt-tathfifโ€ di sini adalah kecurangan dalam memakai takaran dan timbangan, yang terkadang ditambahi jika menagih orang lain, atau dikurangi jika dia membayar mereka. Oleh karena itu Allah SWT menjelaskan orang-orang yang curang yang Dia ancam dengan kerugian dan kebinsaan yaitu kecelakaan dengan firmanNya: ((yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain) yaitu manusia (mereka minta dipenuhi) yaitu mereka meminta supaya dipenuhi dan diberi tambahan (dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi (3)) yaitu merugikan orang lain dengan menguranginya. Hal yang paling baik hendaknya menjadikannya โ€œkaluโ€ dan โ€œwazanuโ€ dianggap sebagai fi'il muta'addi, maka, dhamir โ€œhumโ€ menduduki mahal โ€œnashabโ€. Sebagian mereka menjadikannya sebagai taukid dari dhamir yang tidak disebutkan dalam firmanNya โ€œkaluโ€ dan โ€œwazanuโ€, sedangkan maf'ulnya dibuang karena kalam itu sudah menunjukkan kepadanya. Keduanya mempunyai makna yang berdekatan.
Allah SWT memerintahkan untuk memenuhi takaran dan timbangan. Jadi Allah SWT berfirman: (Dan sempurnakanlah takaran apabila kalian menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya (35)) (Surah Al-Israโ€™) dan (Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya) (Surah Al-An'am: 152) serta (Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kalian mengurangi neraca itu (9)) (Surah Ar-Rahman) dan Allah SWT membinasakan kaum nabi Syu'aib dan menghancurkan mereka karena mereka curang terhadap orang lain dalam takaran dan timbangan.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya memperingatkan mereka: (Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan (4) pada suatu hari yang besar (5)) yaitu, mereka sama sekali tidak takut kepada hari kebangkitan, yang di hari itu mereka akan dibangkitkan di hadapan Tuhan Yang Mengetahui semua rahasia dan isi hati pada hari yang mengerikan karena banyak hal yang mengejutkan dan sangat mengerikan. Barangsiapa yang merugi pada hari itu, maka dia dimasukkan ke dalam neraka yang panas?
Firman Allah SWT: ((yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (6)) yaitu mereka berdiri dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak berkhitan di tempat pemberhentian yang sulit, sesak, dan menyengsarakan bagi orang yang berdosa, karena mereka diselimuti oleh murka Allah yang tidak ada suatu kekuatan atau indra pun yang mampu bertahan.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW bersabda,โ€di hari ketika manusia berdiri di hadapan Tuhan alam semesta, sehingga seseorang dari mereka tenggelam ke dalam keringatnya sampai sebatas pertengahan hidungnyaโ€


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Di hari yang agung itu semua manusia akan bangkit dari kubur mereka, dan dikala itulah mereka akan diutus ke padang mahsyar untuk disidang.

Dalam riwata lain dikatakan : { ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู } yakni semua manusia di padang mahsyar berdiri dihadapan Tuhannya selama lma puluh ribu tahun tanpa beralaskan kaki dan tidak pula berbusana apapun dan mata mereka semua terbelalak ketika matahari tepat berada diatas kepala mereka, sebagian dari mereka ada yang keringatnya menggelamkan seluruh tubuh mereka, ada juga yang keringatnya meneggelamkan kedua telingannya, keadaan manusia ketika berbeda-beda dan mengerikan.

Hari ketika manusia menghadap ( ู„ูุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ ) Tuhan semesta alam, dan ( ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ ) kata jamak dari ( ุงู„ุนุงู„ู… ) yaitu seluruh makhluk disebut "ุงู„ุนุงู„ู…" alam , semua yang berwujud selain Allah ๏ทป disebut "ุงู„ุนุงู„ู…" alam ( makhluk ).

Dan alam itu sendiri berbeda-beda : ada alam jin, alam manusia, alam burung-burung, alam binatang, alam tumbuh-tumbuhan, Allah menciptakan alam yang luas ini dengan penngelompokan yang berbeda-beda, Dialah Allah ๏ทป yang mengatur segala keadaan di alam yang luas ini, Dia yang menciptakannya dan Dia pula yang akan menghancurkan dengan kuasa-Nya ๏ทป , semua makhluk yang ada di alam ini Allah lah yang memberikannya makan, Dialah yang menjaganya,

Dialah Allah ๏ทป "Rabb" semesta alam, ( ู‘ุงู„ุฑูŽุจ ) makna "Rabb" disini adalah : Yang mendidik hamba-Nya dengan melimpahkan kepadanya nikmat yang banyak, Dialah "Rabb" yang mendidik akal dan fikiran hamba-Nya, serta mendidik Aqidah mereka dengan pemahaman yang benar, adapun makna lain dari "Rabb" adalah : Pemilik, Pencipta, Dan Allah lah pemilik dan pencipta alam semesta ini.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู„ูุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ โ€œ(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam?
โ€Maknanya: Hari yang agung ini adalah ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู„ูุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ โ€œ(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam? Dialah Alla Tabaraka wa Taโ€™ala: Mereka akan bangkit dari kubur-kubur mereka dalam keadaan tidak beralas kaki baik sendal maupun khuff, telanjang tanpa baju, gamis, celana sarung dan kain penutup, tidak dalam keadaan telah dikhitan maknanya kulit ujung kemaluannya yang dikhitan akan kembali sediakala pada pemiliknya, sebagaimana Allah Taโ€™ala berfirman: ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุฏูŽุฃู’ู†ูŽุง ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ู†ูุนููŠุฏูู‡ู โ€œSebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya.โ€(QS. Al-Anbiya: 104) Allah akan mengembalikannya untuk menjelaskan kesempuarnaan kuasa-Nya Taโ€™ala. Bahwa Dia akan mengembalikan penciptaan sebagaimana mereka tercipta pertama kali, kulit kemaluan dikhitan ketika di dunia bertujuan agar membersihkan dari kotoran-kotoran, karena jika dibiarkan akan tersisa najis berupa air kencing, yang menghalangi kotoran. Tetapi ini di akhirat nanti tidak diperlukan lagi, karena penghuni surga kelak tidak akan kencing dan tidak akan buang kotoran, karena akhirat bukanlah negeri pembebanan tatapi di sana adalah negeri pembalasan, hanya saja Allah subhanahu wa taโ€™ala memberikan beban sebagai bentuk ujian sebagaimana Allah Taโ€™ala berfirman: ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠููƒู’ุดูŽูู ุนูŽู†ู’ ุณูŽุงู‚ู ูˆูŽูŠูุฏู’ุนูŽูˆู’ู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูุฌููˆุฏู ููŽู„ูŽุง ูŠูŽุณู’ุชูŽุทููŠุนููˆู†ูŽ (42) ุฎูŽุงุดูุนูŽุฉู‹ ุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑูู‡ูู…ู’ ุชูŽุฑู’ู‡ูŽู‚ูู‡ูู…ู’ ุฐูู„ู‘ูŽุฉูŒ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูุฏู’ุนูŽูˆู’ู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูุฌููˆุฏู ูˆูŽู‡ูู…ู’ ุณูŽุงู„ูู…ููˆู†ูŽ โ€œPada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.โ€(QS. Al-Qolam: 42-43) Manusia saat itu dalam keadaan, tak beralas kaki, telanjang, tak dikhitan, sebagaian hadits menyebutkan tambahan: Buhman
Para ulama mengatakan: Al-Buhm maknanya adalah orang-orang yang mempunyai harta sama sekali, pada hari kiamat kelak, manusia tidak akan punya harta yang bisa dijadikan tebusan dari siksa di hari kiamat. Tidak akan ada anak yang meberikan balasan dari bapaknya sedikit pun begitu pun sebaliknya, tidak juga seorang istri, kabilah, semua orang akan mengatakan: Diriku diriku : ู„ููƒูู„ู‘ู ุงู…ู’ุฑูุฆู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ุดูŽุฃู’ู†ูŒ ูŠูุบู’ู†ููŠู‡ู โ€œSetiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.โ€(QS. Abasa: 37) Kita memohon kepada Allah Taโ€™ala agar menolong kita dari kejadian-kejadian mengerikan hari kiamat dan memudahkan kita.
Allah Taโ€™ala berfirman: ู„ูุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ โ€œ Kepada Rabba semesta alamโ€ Dialah Allah Jalla Wa โ€˜Ala, pada hari itu semua kerajaan akan hancur kecuali kerajaan Rabb semesta alam Jalla Wa โ€˜Ala, Allah Talaโ€™ala berfirman: ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ู‡ูู…ู’ ุจูŽุงุฑูุฒููˆู†ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุฎู’ููŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุดูŽูŠู’ุกูŒ ู„ูู…ูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูู„ู’ูƒู ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ูˆูŽุงุญูุฏู ุงู„ู’ู‚ูŽู‡ู‘ูŽุงุฑู (16) ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุชูุฌู’ุฒูŽู‰ ูƒูู„ู‘ู ู†ูŽูู’ุณู ุจูู…ูŽุง ูƒูŽุณูŽุจูŽุชู’ ู„ูŽุง ุธูู„ู’ู…ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุณูŽุฑููŠุนู ุงู„ู’ุญูุณูŽุงุจู
โ€œ(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" epunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.โ€(QS. Ghafir: 16-17)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Muthaffifin ayat 6: Hari itu adalah hari dimana manusia berhenti di hadapan Allah untuk ditampakkan dan dihisab (amalan-amalan mereka), mereka tunduk di hadapan Allah (Rabbul Alamin). Setiap dari mereka menunggu dan meminta keselamatan kepada Allah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dari kubur mereka.

Untuk dihisab dan diberikan pembalasan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 6

Yaitu pada hari ketika semua orang bangkit dari kubur mereka untuk menghadap tuhan seluruh alam. Tuhan akan menghisab perilaku mereka. Pada saat itu tidak ada kekuasaan selain kuasa Allah. 7. Allah menegur sekali lagi perilaku mereka, 'sekali-kali jangan begitu; jangan berbuat curang! sesungguhnya catatan perbuatan orang yang durhaka, berbuat jahat, melanggar aturan agama, dan merugikan orang lain dalam bentuk apa pun, benar-benar tersimpan dengan baik dalam sijjin. '.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian bermacam penjabaran dari beragam mufassir berkaitan kandungan dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi ummat. Bantulah dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Terbanyak Dikaji

Baca berbagai topik yang terbanyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 43, Ali ‘Imran 97, Tentang Al-Quran, Ad-Dukhan, Al-Qamar 49, Al-Isra 25. Ada juga Al-Ma’idah 8, At-Thalaq, Al-Jin, Al-Hadid 20, Al-Baqarah 45, Ali ‘Imran 139.

  1. Al-Baqarah 43
  2. Ali ‘Imran 97
  3. Tentang Al-Quran
  4. Ad-Dukhan
  5. Al-Qamar 49
  6. Al-Isra 25
  7. Al-Ma’idah 8
  8. At-Thalaq
  9. Al-Jin
  10. Al-Hadid 20
  11. Al-Baqarah 45
  12. Ali ‘Imran 139

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.