Surat At-Takwir Ayat 23

وَلَقَدْ رَءَاهُ بِٱلْأُفُقِ ٱلْمُبِينِ

Arab-Latin: Wa laqad ra`āhu bil-ufuqil-mubīn

Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.

« At-Takwir 22At-Takwir 24 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Terkait Surat At-Takwir Ayat 23

Paragraf di atas merupakan Surat At-Takwir Ayat 23 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi pelajaran mendalam dari ayat ini. Diketemukan variasi penafsiran dari para ulama tafsir terhadap isi surat At-Takwir ayat 23, di antaranya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

22-25. Muhammad yang kalian kenal bukan orang gila. Muhammad telah melihat jibril yang datang dengan membawa wahyu kepadanya dalam wujud aslinya sebagaimana Allah menciptakannya,di ufuk besar dari arah timur di Makkah,itu adalah penglihatan nabi kepada jibril yang pertama di gua hira. Muhammad tidak kikir dalam menyampaikan wahyu. Al-qur’an ini bukan ucapan setan yang terkutuk yang terusir dari rahmat Allah, sebaliknya ia adalah kalam dan wahyu Allah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

23-25. Sungguh Muhammad telah melihat Jibril di ufuk langit dengan jelas; dia sama sekali tidak pelit untuk menyampaikan wahyu sehingga dia tidak menyembunyikannya dari kalian. Dan al-Qur’an bukanlah perkataan setan yang terkutuk dan dijauhkan dari rahmat Allah; akan tetapi al-Qur’an merupakan firman Allah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

23. Teman kalian ini telah melihat Jibril di ufuk langit yang jelas dalam bentuk asli sebagaimana ia diciptakan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

23. وَلَقَدْ رَءَاهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ (Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang)
Yakni Muhammad telah melihat Jibril dengan rupa sebenarnya, ia memiliki enam ratus sayap.
Mujahid mengatakan: Rasulullah melihatnya di arah Ajyad yang terletak di timur kota Makkah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

23. Sungguh, Muhammad SAW itu telah melihat secara langsung wujud asli Jibril di atas awang-awang, dia memliki 600 sayap


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sungguh, dia benar-benar telah melihatnya} sunggun nabi Muhammad SAW benar-benar melihat Jibril AS, dengan bentuk sebenarnya ketika dia diciptakan {di ufuk yang terang


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 23
“Dan sesungguhnya Muhammad itu pernah melihat Jibril di ufuk yang terang,” yakni Muhammad itu pernah melihat Jibril di ufuk yang terang, yaitu tempat yang paling tinggi yang terlihat pandangan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-29
Diriwayatkan dari Sammak bin Harb,”Aku mendengar Khalid bin Ur'urah berkata,”Aku pernah mendengar Ali ditanya tentang ayat (Aku bersumpah dengan bintang-bintang (15) yang beredar dan terbenam (16)) lalu Ali menjawab bahwa itu adalah bintang-bintang yang tenggelam di siang hari dan terlihat di malam hari.
Abdullah bin Mas’ud berkata tentang firmanNya: (Aku bersumpah dengan bintang-bintang (15)) dia berkata bahwa itu adalah sapi liar. Demikian juga dikatakan Mujahid. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (apabila telah larut) yaitu apabila berpaling; Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah tentang firmanNya (apabila telah larut) yaitu apabila lenyap maka berpaling
Diriwayatkan dari Abu Al-Bukhturi yang pernah mendengar Abu Abdurrahman As-Sulami berkata bahwa Ali keluar kepada kami ketika shalat Subuh diiqamahkan, lalu dia bertanya,"Kemanakah orang-orang yang bertanya tentang witir?" (demi malam apabila telah larut (17) dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18) hal ini saat malam hendak pergi.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dari firmanNya: (apabila telah larut) yaitu, apabila berpaling. Dia berkata bahwa itu karena firmanNya: (dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18)) yaitu mulai bersinar. Lalu Ibnu Jarir menguatkannya dengan perkataan seorang penyair:
“Sehingga apabila subuh mulai menyingsingkan cahayanya yang mengusir kegelapan malam secara berangsur-angsur”
Yaitu apabila malam pergi. Menurut saya. makna yang dimaksud dengan firmanNya: (apabila telah larut) yaitu apabila malam tiba; sekalipun kata ini bisa juga dipakai untuk menunjukkan makna pergi, tetapi makna datang di sini lebih sesuai. Seakan-akan Allah bersumpah dengan malam hari dan kegelapannya apabila datang. dan dengan fajar dan sinarnya jika mulai menyingsing. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) dan (Demi waktu dhuha (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2)) (Surah Adh-Dhuha) serta (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat) (Surah Al-An'am: 96) Dan ayat-ayat selain itu.
Kebanyakan ulama Ushul berkata bahwa kata ('as'asa) digunakan untuk menunjukkan makna datang atau pergi dan menganggapnya sebagai kata yang mempunyai dua arti yang berlawanan. Berdasarkan itu, maka dapat dibenarkan jika masing-masing dari keduanya adalah makna yang dimaksud. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18))
Firman Allah SWT: (sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) (19)) yaitu sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini benar-benar disampaikan oleh utusan yang mulia, yaitu malaikat yang mulia, berakhlak baik, dan indah penampilannya, dia adalah malaikat Jibril. Pendapat itu dikatakan Qatadah. Firman (yang mempunyai kekuatan) sebagaimana firmanNya SWT: (yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5) yang mempunyai akal yang cerdas) (Surah An-Najm) yaitu kuat penampilannya dan kuat pukulan dan perbuatannya (yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy (20)) yaitu Dia mempunyai kedudukan dan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT.
(yang ditaati di sana) yaitu dia dipengaruhi yaitu didengar kata-katanya, dan ditaati di alam atas.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (yang ditaati di sana) yaitu di langit. yaitu, dia bukanlah malaikat biasa, melainkan termasuk pemimpin dan yang dimuliakan, yang mempunyai peran besar dan dipilih untuk menyampaikan risalah yang agung ini.
Firman Allah SWT: (lagi dipercaya) sifat malaikat Jibril adalah kepercayaan. Ini merupakan suatu penghargaan yang sangat besar, dan menunjukkan bahwa Allah SWT menyucikan hamba dan rasulNya dari kalangan malaikat, yaitu malaikat Jibril, sebagaimana Dia menyucikan hamba dan RasulNya dari kalangan manusia, yaitu nabi Muhammad SAW dengan firmanNya: (Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila (22)) Maimun bin Mahran berkata bahwa yang dimaksud dengan firmanNya: (Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-sekali orang yang gila (22)) yaitu nabi Muhammad SAW.
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang (23)) yaitu sesungguhnya nabi Muhammad benar-benar melihat malaikat Jibril yang datang dengan risalah dari Allah SWT dalam rupa asli yang dia diciptakan Allah pada rupa itu dengan enam ratus sayap (di ufuk yang terang) yaitu dengan jelas. Ini merupakan penglihatan pertama Nabi SAW kepadanya, yaitu ketika beliau berada di Lembah Batha. yaitu disebutkan dalam firmanNya: (yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5) Yang mempunyai akal yang cerdas (6) dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi (7) Kemudian dia mendekat (8) lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad dengan jarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi) (9) Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan (10)) (Surah An-Najm) Sebagaimana yang telah disebutkan penjelasan dan ketetapannya, serta dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan dia adalah malaikat Jibril. Makna yang jelas (hanya Allah yang lebih Mengetahui) bahwa surah ini diturunkan sebelum malam Isra’, karena di dalamnya tidak disebutkan kecuali hanya penglihatan ini, yaitu penglihatannya yang pertama. Adapun penglihatan yang kedua adalah yang disebutkan dalam firmanNya: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lalu (13) (yaitu) di Sidratul Muntaha (14) Di dekatnya ada surga tempat tinggal (15) (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya (16)) (Surah An-Najm) Hal ini hanya disebutkan dalam surah An-Najm, dan surh An-Najm diturunkan setelah surah Al-Isra’.
Firman Allah SWT: (Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib (24)) yaitu, nabi Muhammad bukanlah orang yang dicurigai terhadap apa yang diturunkan Allah kepadanya. Di antara ulama ada yang membacanya dengan huruf “dhad” yaitu bukanlah orang yang bakhil, melainkan dia menyampaikannya kepada setiap orang.
Qatadah berkata bahwa pada mulanya Al-Qur'an merupakan hal yang ghaib, lalu Allah menurunkannya kepada nabi Muhammad SAW. Maka beliau SAW tidak kikir terhadap manusia, melainkan beliau menyebarkan, menyampaikan, dan memberikannya kepada setiap orang yang menghendakinya. Demikian juga dikatakan ikrimah, Ibnu Zaid dan selain keduanya. Ibnu Jarir memilih pendapat yang membacanya dengan huruf dhad.
Saya berkata, kedua pendapat itu mutawatir, dan maknanya benar sebagaimana yang telah disebutkan.
Firman Allah SWT: (Dan Al-Qur'an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk (25)) yaitu Al-Qur'an ini bukanlah dari perkataan setan yang terkutuk. yaitu, setan tidak mampu membawanya, dan tidak layak baginya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur'an itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan (210) Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al-Qur’an itu, dan mereka pun tidak akan kuasa (211) Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al-Qur'an itu (212)) (Surah Asy-Syu'ara’) dan firman Allah SWT: (maka kemanakah kalian akan pergi? (26)) yaitu untuk apakah akal kalian saat mendustakan Al-Qur'an ini, padahal Al-Qur'an dengan kejelasan, keterangan, dan kegamblangannya itu dari sisi Allah SWT.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (maka kemanakah kalian akan pergi (26)) yaitu dari kitab Allah dan ketaatan kepadaNya.
Firman Allah SWT: (Al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi alam semesta (27)) yaitu, Al-Qur'an ini merupakan peringatan bagi semua manusia agar mereka ingat dan mengambil pelajaran darinya ((yaitu) bagi siapa di antara kalian yang mana menempuh jalan yang lurus (28)) yaitu bagi siapa saja yang menginginkan petunjuk. hendaknya dia berpegang kepada Al-Qur'an, karena sesungguhnya Al-Qur'an merupakan pemberi keselamatan dan pemberi petunjuk, tidak ada petunjuk selain dari Al-Qur'an (Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan alam semesta (29)) yaitu kehendak untuk itu bukan berada di tangan kalian. Maka barang siapa yang Dia kehendaki (mendapat petunjuk), maka dia mendapat petunjuk, dan barang siapa yang Dia kehendaki (tersesat), maka dia tersesat, bahkan semua itu sesuai dengan kehendak Allah SWT tuhan alam semesta


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Sungguh Muhammad ﷺ telah melihat Jibril pada bentuknya yang asli di sebelah ufuk, entah itu di ufuk timur atau di ufuk barat, selain itu Jibril pun kerap mendatangi Rasulullah ﷺ dengan wujud seorang laki-laki, Dan Rasulullah melihat Jibril pada bentuknya yang asli sebanyak dua kali, yang pertama ketika Nabi Muhammad ﷺ sedang berada disuatu tempat di kota Makkah beliau melihat Jibril dengan jelas diantara langit dan bumi yang besarnya menutupi semua ufuk.

Dan kali yang kedua : Yaitu ketika Rasulullah ﷺ melakukan perjalanan malam ( Isra' Mi'raj ) , Dalam Al-Qur'an Allah mengatakan tentang hal itu : { ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّىٰ } ( Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. ) Yakni : Jibril , { فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَىٰ , فَأَوْحَىٰ إِلَىٰ عَبْدِهِ مَا أَوْحَىٰ , مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ , أَفَتُمَارُونَهُ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ , وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ , عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ } ( Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). , Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan , Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya , Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain , (yaitu) di Sidratil Muntaha. ) [ An Najm : 8-14 ]

Nabi Muhammad telah melihat Jibril dalam rupanya yang asli di langit pada malam mi'raj, dan beliau ﷺ juga telah melihat jibril di bumi ketika kaumnya yang pada saat itu mempersempit kegiatan dakwah Rasulullah ﷺ , maka muncullah Jibril 'alaihissalam di ufuk, kemudian Jibril mengajak Rasulullah berbicara dan menenangkannya dari keburukan kaumnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَلَقَدْ رَآهُ Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril " Maknanya: Muhammad melihat Jibril بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ " di ufuk yang terang " Ufuk adalah sisi langit, jelas lagi tinggi, Maka Rasul ‘alaissholaatu wassalaam pernah melihat Jibril dengan wujud aslinya dua kali, pertama di gua hira, kedua di langit yang ketujuh saat isra mi’raj. Yang dimaksud pada ayat ini adalah melihat di gua hiro (1), karena Allah berfirman: بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ Maka di sini jelas bahwa Muhammad berada di bumi

(1) Dikeluarkan Bukhari (4) dan Muslim (161) dari hadits Aisyah radhiyallaahu 'anha


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat At-Takwir ayat 23: 23-25. Kemudian Allah bersumpah bahwa Nabi ﷺ melihat Jibril dalam bentuk aslinya yang Allah ciptakan atasnya. Ia (Jibril) nampak di ufuk timur ketika terbitnya matahari. Dan Allah bersumpah bawasanya Muhammad ﷺ bukanlah orang yang bakhil (pelit) dengan apa yang mestinya ia sampaikan (kepada umat) dan tidak juga orang yang dicurigai atau selainnya. Ketahuilah olehmu ! Bahwa apa yang diucapkan oleh Muhammad ﷺ adalah Al Qur’an Al Karim, bukan ucapan yang dilemparkan oleh setan atas lisan Muhammad ﷺ sebagaimana kalian klaim dan tuduh.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dalam bentuk aslinya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Takwir Ayat 23

Ayat ini menegaskan pertemuan antara jibril dalam wujudnya yang asli dengan nabi Muhammad sesaat setelah nabi menerima wahyu pertama di gua hira. Kaum musyrik mendustakan hal tersebut. Dan sungguh, dia telah melihatnya, yakni melihat jibril, di ufuk yang terang, sehingga tidak dapat diragukan bahwa sosok yang datang itu adalah jibril. 24. Dan dia bukanlah orang yang kikir untuk menerangkan ihwal perkara yang gaib, seperti Allah, malaikat, dan hari kiamat. Nabi dengan senang hati memberi penjelasan demi kemaslahatan banyak orang. Hal ini berbeda dari para dukun yang hanya mau membeberkan hal yang rahasia jika diberi imbalan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah kumpulan penafsiran dari banyak pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat At-Takwir ayat 23 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita bersama. Dukunglah syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Cukup Sering Dicari

Terdapat banyak materi yang cukup sering dicari, seperti surat/ayat: Al-Qamar 49, Ad-Dukhan, At-Thalaq, Ali ‘Imran 139, Al-Baqarah 43, Al-Isra 25. Ada juga Al-Jin, Al-Baqarah 45, Al-Ma’idah 8, Al-Hadid 20, Tentang Al-Quran, Ali ‘Imran 97.

  1. Al-Qamar 49
  2. Ad-Dukhan
  3. At-Thalaq
  4. Ali ‘Imran 139
  5. Al-Baqarah 43
  6. Al-Isra 25
  7. Al-Jin
  8. Al-Baqarah 45
  9. Al-Ma’idah 8
  10. Al-Hadid 20
  11. Tentang Al-Quran
  12. Ali ‘Imran 97

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.