Surat At-Takwir Ayat 22

وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجْنُونٍ

Arab-Latin: Wa mā ṣāḥibukum bimajnụn

Artinya: Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.

« At-Takwir 21At-Takwir 23 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Terkait Surat At-Takwir Ayat 22

Paragraf di atas merupakan Surat At-Takwir Ayat 22 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir penting dari ayat ini. Terdapat beraneka penjabaran dari para mufassirin mengenai makna surat At-Takwir ayat 22, misalnya sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

22-25. Muhammad yang kalian kenal bukan orang gila. Muhammad telah melihat jibril yang datang dengan membawa wahyu kepadanya dalam wujud aslinya sebagaimana Allah menciptakannya,di ufuk besar dari arah timur di Makkah,itu adalah penglihatan nabi kepada jibril yang pertama di gua hira. Muhammad tidak kikir dalam menyampaikan wahyu. Al-qur’an ini bukan ucapan setan yang terkutuk yang terusir dari rahmat Allah, sebaliknya ia adalah kalam dan wahyu Allah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

22. Dan teman kalian (Muhammad) yang telah kalian ketahui akalnya, amanatnya, kejujurannya, sekali-kali bukanlah orang gila sebagaimana yang kalian tuduhkan kepadanya dengan curang.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

22. وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجْنُونٍ (Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila)
Allah menyebut Nabi Muhammad dengan sebutan ‘teman kalian’, untuk mengisyaratkan bahwa mereka mengetahui urusannya dan mengenal sifatnya bahwa dia adalah orang yang paling cerdas dan sempurna.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

22. Wahai para musrik Makkah, sahabat kalian Muhammad SAW itu bukanlah orang gila seperti apa yang telah kalian kira. Kalian semua sebenarnya tahu kebenaran, akal, dan hikmah yang dimiliknya, karena dia adalah sahabat kalian.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dipercayai atas wahyu yang diturunkan melalui dia {Temanmu itu} nabi Muhammad SAW {bukanlah orang gila .


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 22
Ketika Allah menyebutkan keutamaan utusan dari kalangan malaikat yang datang membawa al-Qur’an, Allah menyebutkan keutamaan utusan dari kalangan manusia yang diberi al-Qur’an seraya berfirman, “Dan temanmu (Muhammad) itu sekali-kali bukanlah orang yang gila,” seperti yang diucapkan para musuhnya yang mendustakan risalahnya dan yang mengatakan ucapan-ucapan dengan tujuan ingin memadamkan risalah yang dibawa. Muhamad adalah orang yang paling sempurna akalnya, paling lurus pendapatnya, dan paling jujur tuturnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-29
Diriwayatkan dari Sammak bin Harb,”Aku mendengar Khalid bin Ur'urah berkata,”Aku pernah mendengar Ali ditanya tentang ayat (Aku bersumpah dengan bintang-bintang (15) yang beredar dan terbenam (16)) lalu Ali menjawab bahwa itu adalah bintang-bintang yang tenggelam di siang hari dan terlihat di malam hari.
Abdullah bin Mas’ud berkata tentang firmanNya: (Aku bersumpah dengan bintang-bintang (15)) dia berkata bahwa itu adalah sapi liar. Demikian juga dikatakan Mujahid. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (apabila telah larut) yaitu apabila berpaling; Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah tentang firmanNya (apabila telah larut) yaitu apabila lenyap maka berpaling
Diriwayatkan dari Abu Al-Bukhturi yang pernah mendengar Abu Abdurrahman As-Sulami berkata bahwa Ali keluar kepada kami ketika shalat Subuh diiqamahkan, lalu dia bertanya,"Kemanakah orang-orang yang bertanya tentang witir?" (demi malam apabila telah larut (17) dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18) hal ini saat malam hendak pergi.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dari firmanNya: (apabila telah larut) yaitu, apabila berpaling. Dia berkata bahwa itu karena firmanNya: (dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18)) yaitu mulai bersinar. Lalu Ibnu Jarir menguatkannya dengan perkataan seorang penyair:
“Sehingga apabila subuh mulai menyingsingkan cahayanya yang mengusir kegelapan malam secara berangsur-angsur”
Yaitu apabila malam pergi. Menurut saya. makna yang dimaksud dengan firmanNya: (apabila telah larut) yaitu apabila malam tiba; sekalipun kata ini bisa juga dipakai untuk menunjukkan makna pergi, tetapi makna datang di sini lebih sesuai. Seakan-akan Allah bersumpah dengan malam hari dan kegelapannya apabila datang. dan dengan fajar dan sinarnya jika mulai menyingsing. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) dan (Demi waktu dhuha (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2)) (Surah Adh-Dhuha) serta (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat) (Surah Al-An'am: 96) Dan ayat-ayat selain itu.
Kebanyakan ulama Ushul berkata bahwa kata ('as'asa) digunakan untuk menunjukkan makna datang atau pergi dan menganggapnya sebagai kata yang mempunyai dua arti yang berlawanan. Berdasarkan itu, maka dapat dibenarkan jika masing-masing dari keduanya adalah makna yang dimaksud. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18))
Firman Allah SWT: (sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) (19)) yaitu sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini benar-benar disampaikan oleh utusan yang mulia, yaitu malaikat yang mulia, berakhlak baik, dan indah penampilannya, dia adalah malaikat Jibril. Pendapat itu dikatakan Qatadah. Firman (yang mempunyai kekuatan) sebagaimana firmanNya SWT: (yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5) yang mempunyai akal yang cerdas) (Surah An-Najm) yaitu kuat penampilannya dan kuat pukulan dan perbuatannya (yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy (20)) yaitu Dia mempunyai kedudukan dan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT.
(yang ditaati di sana) yaitu dia dipengaruhi yaitu didengar kata-katanya, dan ditaati di alam atas.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (yang ditaati di sana) yaitu di langit. yaitu, dia bukanlah malaikat biasa, melainkan termasuk pemimpin dan yang dimuliakan, yang mempunyai peran besar dan dipilih untuk menyampaikan risalah yang agung ini.
Firman Allah SWT: (lagi dipercaya) sifat malaikat Jibril adalah kepercayaan. Ini merupakan suatu penghargaan yang sangat besar, dan menunjukkan bahwa Allah SWT menyucikan hamba dan rasulNya dari kalangan malaikat, yaitu malaikat Jibril, sebagaimana Dia menyucikan hamba dan RasulNya dari kalangan manusia, yaitu nabi Muhammad SAW dengan firmanNya: (Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila (22)) Maimun bin Mahran berkata bahwa yang dimaksud dengan firmanNya: (Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-sekali orang yang gila (22)) yaitu nabi Muhammad SAW.
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang (23)) yaitu sesungguhnya nabi Muhammad benar-benar melihat malaikat Jibril yang datang dengan risalah dari Allah SWT dalam rupa asli yang dia diciptakan Allah pada rupa itu dengan enam ratus sayap (di ufuk yang terang) yaitu dengan jelas. Ini merupakan penglihatan pertama Nabi SAW kepadanya, yaitu ketika beliau berada di Lembah Batha. yaitu disebutkan dalam firmanNya: (yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5) Yang mempunyai akal yang cerdas (6) dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi (7) Kemudian dia mendekat (8) lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad dengan jarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi) (9) Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan (10)) (Surah An-Najm) Sebagaimana yang telah disebutkan penjelasan dan ketetapannya, serta dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan dia adalah malaikat Jibril. Makna yang jelas (hanya Allah yang lebih Mengetahui) bahwa surah ini diturunkan sebelum malam Isra’, karena di dalamnya tidak disebutkan kecuali hanya penglihatan ini, yaitu penglihatannya yang pertama. Adapun penglihatan yang kedua adalah yang disebutkan dalam firmanNya: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lalu (13) (yaitu) di Sidratul Muntaha (14) Di dekatnya ada surga tempat tinggal (15) (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya (16)) (Surah An-Najm) Hal ini hanya disebutkan dalam surah An-Najm, dan surh An-Najm diturunkan setelah surah Al-Isra’.
Firman Allah SWT: (Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib (24)) yaitu, nabi Muhammad bukanlah orang yang dicurigai terhadap apa yang diturunkan Allah kepadanya. Di antara ulama ada yang membacanya dengan huruf “dhad” yaitu bukanlah orang yang bakhil, melainkan dia menyampaikannya kepada setiap orang.
Qatadah berkata bahwa pada mulanya Al-Qur'an merupakan hal yang ghaib, lalu Allah menurunkannya kepada nabi Muhammad SAW. Maka beliau SAW tidak kikir terhadap manusia, melainkan beliau menyebarkan, menyampaikan, dan memberikannya kepada setiap orang yang menghendakinya. Demikian juga dikatakan ikrimah, Ibnu Zaid dan selain keduanya. Ibnu Jarir memilih pendapat yang membacanya dengan huruf dhad.
Saya berkata, kedua pendapat itu mutawatir, dan maknanya benar sebagaimana yang telah disebutkan.
Firman Allah SWT: (Dan Al-Qur'an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk (25)) yaitu Al-Qur'an ini bukanlah dari perkataan setan yang terkutuk. yaitu, setan tidak mampu membawanya, dan tidak layak baginya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur'an itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan (210) Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al-Qur’an itu, dan mereka pun tidak akan kuasa (211) Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al-Qur'an itu (212)) (Surah Asy-Syu'ara’) dan firman Allah SWT: (maka kemanakah kalian akan pergi? (26)) yaitu untuk apakah akal kalian saat mendustakan Al-Qur'an ini, padahal Al-Qur'an dengan kejelasan, keterangan, dan kegamblangannya itu dari sisi Allah SWT.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (maka kemanakah kalian akan pergi (26)) yaitu dari kitab Allah dan ketaatan kepadaNya.
Firman Allah SWT: (Al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi alam semesta (27)) yaitu, Al-Qur'an ini merupakan peringatan bagi semua manusia agar mereka ingat dan mengambil pelajaran darinya ((yaitu) bagi siapa di antara kalian yang mana menempuh jalan yang lurus (28)) yaitu bagi siapa saja yang menginginkan petunjuk. hendaknya dia berpegang kepada Al-Qur'an, karena sesungguhnya Al-Qur'an merupakan pemberi keselamatan dan pemberi petunjuk, tidak ada petunjuk selain dari Al-Qur'an (Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan alam semesta (29)) yaitu kehendak untuk itu bukan berada di tangan kalian. Maka barang siapa yang Dia kehendaki (mendapat petunjuk), maka dia mendapat petunjuk, dan barang siapa yang Dia kehendaki (tersesat), maka dia tersesat, bahkan semua itu sesuai dengan kehendak Allah SWT tuhan alam semesta


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ وَمَا صَاحِبُكُمْ } Dan rekan kalian, yaitu : Muhammad ﷺ, disebut sebagai rekan karena mereka ( orang-orang Quraisy ) mengetahui siapa Muhammad itu, dan jikalau mereka tidak mengetahuinya, maka tidak disebut sebagai rekan atau sahabat, dan Muhammad itu tinggal diantara mereka sejak kecil hingga besar, mereka mengetahui keseharian Muhammad itu bagaimana, mereka mengetahui garis keturunan Nabi Muhammad ﷺ, Nabi Muhammad tidak asing lagi bagi mereka oleh karena itu Muhammad sebagai rekan atau sahabat bagi mereka.

{ وَمَا صَاحِبُكُمْ } Dan tidaklah rekan kalian itu gila, begitulah orang-orang Quraisy katakan tentang rekan mereka Muhammad ﷺ, bagaimana mungkin mereka mengatakan bahwa Muhammad ﷺ itu gila sedangkan yang ia katakan adalah Al-Qur'an, maka datanglah ini sebagai bantahan atas perkataan mereka tentang Rasulullah Muhammad ﷺ, dan sesungguhnya mereka itu tidak berfikir dan telah melampaui batas.

Allah menurunkan ayat ini sebagai bantahan atas celaan orang-orang qurays terhadap Nabi ﷺ, dalam ayat lain Allah berfirman : { مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ } ( Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. ) [ Al Qalam : 2 ] , dialah Muhammad yang paling cemerlang akalnya diantara manusia.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ Dan teman kalian itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.Maknanya: Muhammad, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan perhatikan Allah berfirman: وَمَا صَاحِبُكُمْ “Dan teman kalian itu” disandarkan kepada mereka agar sindiran kepada mereka lebih tegas ketika mereka menolak dakwahnya, seakan-akan Allah berfirman: Tidaklah sahabat kalian yang kalian kenali ini, kalian bersamanya selama 40 tahun di Mekah sebelum kenabian, mereka mengenali beliau, mereka tahu kejujuran dan sifat amanah beliau, sampai-sampai mereka mereka menjulukinya al-Amin.
وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ Yakni: Tidak gila. Bahkan sebenarnya belau orang yang paling berakal ‘alaihisholaatu wassalaam, manusia paling sempurna akalnya, tidak diragukan lagi, dan yang paling lurus pendapatnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat At-Takwir ayat 22: 19-22. Kemudian datang jawaban atas sumpah-sumpah (pada ayat sebelumnya) sebagai bentuk penegasan yang banyak, yaitu bahwasanya Al Qur’an ini diturunkan kepada Nabi ﷺ oleh Jibril dan ia (Al Qur’an) adalah Kalamullah. Dan sungguh Jibril sangat kuat dalam menjalankan tugasnya dan ia memiliki kedudukan di sisi Allah. Jibril adalah malaikat yang ditaati di alam malaikat dan ia adalah malaikat yang amanah dengan wahyu. Dan bahwasanya ia sahabatmu (Muhammad ﷺ) wahai orang-orang arab! Bukanlah orang yang gila.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Takwir Ayat 22

Kami turunkan wahyu melalui jibril kepada nabi Muhammad, temanmu yang kamu kenal baik sifatnya. Dan temanmu itu bukanlah orang gila seperti tuduhanmu kepadanya. Dia adalah seorang yang santun, tepercaya, dan berakhlak mulia. Perkataan orang gila bersifat racauan, tidak beraturan, dan tidak mempunyai nilai. Berbeda dari alqur'an, kitab yang susunan kalimat maupun kandungannya mempunyai nilai sangat tinggi. 23. Ayat ini menegaskan pertemuan antara jibril dalam wujudnya yang asli dengan nabi Muhammad sesaat setelah nabi menerima wahyu pertama di gua hira. Kaum musyrik mendustakan hal tersebut. Dan sungguh, dia telah melihatnya, yakni melihat jibril, di ufuk yang terang, sehingga tidak dapat diragukan bahwa sosok yang datang itu adalah jibril.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah bermacam penjelasan dari para ahli tafsir terkait isi dan arti surat At-Takwir ayat 22 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita semua. Bantu usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dilihat

Nikmati ratusan materi yang tersering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Ma’idah 8, Al-Baqarah 45, Al-Jin, At-Thalaq, Al-Hadid 20, Al-Baqarah 43. Serta Al-Isra 25, Ali ‘Imran 97, Al-Qamar 49, Tentang Al-Quran, Ad-Dukhan, Ali ‘Imran 139.

  1. Al-Ma’idah 8
  2. Al-Baqarah 45
  3. Al-Jin
  4. At-Thalaq
  5. Al-Hadid 20
  6. Al-Baqarah 43
  7. Al-Isra 25
  8. Ali ‘Imran 97
  9. Al-Qamar 49
  10. Tentang Al-Quran
  11. Ad-Dukhan
  12. Ali ‘Imran 139

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.