Surat Al-Insan Ayat 6
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ ٱللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا
Arab-Latin: 'ainay yasyrabu bihā 'ibādullāhi yufajjirụnahā tafjīrā
Artinya: (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Tentang Surat Al-Insan Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Insan Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjelasan dari para ulama berkaitan makna surat Al-Insan ayat 6, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
6-10. Minuman yang dicampur dengan kafur ini adalah mata air yang darinya para hamba Allah akan minum, mereka meng-alirkannya sebagaimana mereka kehendaki dengan mudah. Orang-orang itu dulu di dunia memenuhi apa yang mereka wajibkan atas diri mereka sendiri berupa ketaatan kepada Allah, mereka takut kepada azab Allah pada Hari Kiamat yang mudaratnya berat, keburukannya merata dan menyebar atas manusia, kecuali siapa yang dirahmati Allah. Mereka memberi makan, sekalipun mereka mencintai makanan itu karena mereka membutuhkannya, kepada orang miskin lemah yang tidak mampu berusaha yang tidak mempunyai apa yang mencukupinya, anak kecil yang bapaknya mati sementara dia belum baligh dan tidak berharta, serta tawanan yang ditawan dalam perang dari kalangan orang-orang kafir dan lainnya. Mereka berkata dalam diri mereka, “Kami berbuat baik kepada kalian demi mencari ridha dan pahala Allah, kami tidak mencari ganti, tidak menginginkan pujian dan sanjungan dari kalian. Sesungguhnya kami takut kepada (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang padanya wajah-wajah menjadi muram durja, serta kening-kening berkerut karena bebannya yang berat dan ketakutannya yang mencekam.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Minuman yang disediakan untuk orang-orang yang taat ini berasal dari mata air yang mudah untuk digapai, mengalir deras dan tidak pernah kering, diminum oleh hamba-hamba Allah, mereka dapat mengalirkan dan menemukannya di mana saja mereka kehendaki.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّـهِ ((yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum)
Yakni mereka meminum khamr yang diambil dari mata air itu. atau maknanya adalah mereka meminum khamr itu dengan campuran air yang diambil dari mata air itu.
يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا(yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya)
Yakni memancarkannya dengan deras, seperti air sungai yang memancar ke sana kemari.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
6. Mereka meminum arak yang bercampur dengan air kafur. Yaitu air dari mata air yang diminum oleh hamba-hamba Allah yang saleh dan yang beruntung mendapatkan nikmat surga. Mereka berjalan-jalan di surga sesuka mereka dengan mudah, dan mereka menikmati nikmat surga itu
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
(yaitu) mata air yang diminum oleh} yang diminum {hamba-hamba Allah dan dapat mereka pancarkan dengan mudah} Mereka mengalirkannya sesuai kehendak mereka dengan pancaran yang mudah
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
6. “(Yaitu) mata air (dalam surga) yang dari padanya hamba-hamba Allah minum,” yakni, air nikmat dalam gelas yang mereka minum itu tidak dikhawatirkan habis, tapi air tersebut memiliki bahan dasar yang tidak pernah terputus. Yaitu mata air abadi yang selalu meluap dan mengalir yang dipancarkan oleh hamba-hamba Allah kapan pun mereka mau dan bagaimana pun yang mereka inginkan. Bila mereka menginginkan, mereka bisa memindahkannya ke kebun penuh bunga atau dipindahkan ke taman-taman hijau ataupun di sisi-sisi istana dan tempat-tempat tinggal yang penuh hiasan, atau bisa dipindahkan ke tempat mana saja yang menurut mereka indah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 4-12
Allah SWT memberitahukan tentang apa yang telah Dia sediakan bagi makhlukNya yang kafir kepadaNya, berupa rantai-rantai, belenggu-belenggu, dan api yang menyala-nyala, yaitu menyala-nyala dan membakar di dalam neraka Jahanam. Sebagaimana Allah SWt berfirman: (ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret (71) ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api (72)) (Surah Ghafir) Setelah menyebutkan apa Dia sediakan bagi orang-orang yang celaka, yaitu neraka yang menyala-nyala, lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur (5)) Telah diketahui apa yang ada di kafur itu rasanya sejuk, aromanya harum, selain dari kelezatan surga yang terkandung di dalamnya.
Al-Hasan berkata bahwa kesejukan kafur dengan keharuman “zanjabil”. Oleh karena itu Allah berfirman: ((yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya (6)) Ini adalah campuran untuk orang-orang yang baik berupa kafur ini diambil dari mata air yang diminum orang-orang yang didekatkan dari hamba-hamba Allah tanpa campuran kafur, dan mereka menyegarkan diri dengan itu. Oleh karena itu kata “yasyrabu” di sini mengandung makna “yarwa” sehingga diperlukan adanya “ba’” untuk ta'diyah, lalu kata “'ainan” dinashab sebagai tamyiz.
Firman Allah SWT: (yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya) yaitu mereka dapat mengaturnya sesuai dengan apa yang mereka sukai dan ke arah mana pun yang mereka kehendaki, ke dalam gedung-gedung, rumah-rumah, tempat-tempat duduk atau tempat-tempat pertemuan mereka. Kata “At-Tafjir” yaitu memancarkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami” (90)) (Surah Al-Isra’) dan (dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu) (Surah Al-Kahfi: 33) Mujahid berkata tentang firmanNya: (yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya) Mereka dapat mengalirkannya ke mana pun mereka sukai. Demikian juga dikatakan Ikrimah dan Qatadah.
Firman Allah: (Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana (7)) yaitu mereka beribadah kepada Allah sesuai dengan apa yang diwajibkan Allah kepada mereka berupa ketaatan yang diwajibkan berdasarkan hukum asal syariat, dan apa yang mereka wajibkan atas dirinya sendiri melalui nazar mereka.
Qatadah berkata, "Demi Allah, azab di hari itu benar-benar merata sehingga memenuhi langit dan bumi"
Ibnu Jarir berkata, bahwa termasuk ke dalamnya, ucapan mereka,"Keretakan itu merata mengenai semua permukaan kaca" Termasuk di dalamnya perkataan penyair, yaitu Al-A'sya:
“Maka berpisahlah dia (kekasihnya) dengan meninggalkan keretakan dalam hati yang bekasnya merata di mana-mana”
yaitu memanjang dan sangat mendalam.
Firman Allah: (Dan mereka memberikan makanan yang disukainya) dikatakan, karena cinta kepada Allah SWT. Mereka menjadikan dhamir itu merujuk kepada Allah SWT berdasarkan konteks kalimat. Tetapi menurut pendapat yang jelas, dhamir ini merujuk kepada makanan, yaitu mereka memberi makan dengan makanan kesukaan mereka. Pendapat ini dikatakan Mujahid dan Muqatil serta dipilih Ibnu Jarir, sebagaimana firman Allah SWT: (dan memberikan harta yang dicintainya) (Surah Al-Baqarah: 177) dan (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai) (Surah Ali Imran: 92)
Ikrimah berkata bahwa mereka adalah para budak. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir, karena keumuman ayat umum terkait orang muslim dan orang musyrik
Mujahid berkata bahwa itu adalah orang yang dipenjara. Mereka memberi makan orang-orang itu dengan makanan yang mereka sukai, seraya berkata sebagaimana dalam firmanNya: (Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah) yaitu mengharapkan pahala dan ridha Allah SWT (kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih) yaitu, kami tidak menginginkan balasan yang kalian berikan kepada kami sebagai imbalannya, dan tidak pula pujian kalian kepada kami di hadapan orang lain.
Mujahid dan Sa'id bin Jubair berkata, "Demi Allah, mereka tidak mengatakannya dengan lisan mereka melainkan Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati mereka yang ikhlas itu, maka Allah memuji mereka agar mereka dijadikan teladan bagi yang lainnya.
(Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan (10)) yaitu sesungguhnya kami melakukan demikian itu hanya berharap agar Allah mengasihi kami dan menerima kami dengan kasih sayangNya di hari yang penuh dengan kesulitan.
Diriwayatakan dari Ibnu Abbas, bahwa ('Abusan) adalah penuh dengan kesulitan, dan (qamtarir) adalah sangat panjang.
Mujahid berkata tentang firmanNya, ('Abusan) yaitu mengernyitkan kedua bibirnya. Dan (qamtarir) adalah mengernyitkan mukanya dan tampak layu.
Qatadah berkata bahwa muka orang-orang menjadi muram karena kengerian dan ketakutan yang melandanya. (Qamtarir) adalah mengernyitkan dahi dan keningnya karena kengerian.
Ibnu Zaid berkata bahwa “al-'abus” adalah keburukan, dan (al-qamtarir) adalah kesengsaraan. Dan ungkapan yang paling jelas, paling indah, paling tinggi, lagi paling fasih adalah pendapat Ibnu Abbas. Ibnu Jarir berkata bahwa qamtarir adalah kesengsaraan. Dikatakan bahwa itu adalah hari yang menyengsarakan, yaitu hari yang keras, hari yang sangat sulit, dan hari yang penuh dengan kesulitan. Itu adalah hari paling panjang musibah dan kesengsaraannya.
Firman Allah SWT: (Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati, (11)) Hal ini merupakan sesuatu yang mirip yang sangat jelas (Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu) yaitu mengamankan mereka dari apa yang mereka takutkan (dan memberikan kepada mereka kejernihan) pada wajah mereka (dan kegembiraan hati) yaitu hati mereka, pendapat ini dikatakan Hasan Al-Bashri, Qatadah, Abu Al-Aliyah, Ar-Rabi' bin Anas, dan ini sebagaimana firmanNya: (Banyak muka pada hari itu berseri-seri (38) tertawa, dan gembira ria (39)) (Surah Abasa) Demikian itu karena apabila hati gembira, maka wajah menjadi ceria. Ka'b bin Malik dalam haditsnya yang panjang berkata bahwa Rasulullah SAW apabila senang, wajah beliau bersinar seakan-akan seperti sinar bulan.
Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW masuk menemuinya dalam keadaan senang yang terlihat dari sinar wajah beliau yang cerah.
Firman Allah: (Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya) yaitu karena kesabaran mereka, Allah memberi mereka balasan pahala dan menempatkan mereka di dalam (surga dan (pakaian) sutra) yaitu tempat tinggal yang luas, kehidupan yang bahagia, dan pakaian yang indah.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Insan ayat 6: Allah menjelaskan bahwa minuman yang bercampur dengan kapur ini adalah dari mata air surga yang mengalir, hamba-hamba Allah yang berbahagia akan meminum darinya dan bisa melakukan apa saja sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Mereka juga dapat mengalirkannya menuju yang mereka mau dan mereka juga bisa memanfaatkannya menurut apa yang mereka senangi. Firman Allah يَشْرَبُ بِهَا yaitu mereka akan melihat, dan fi’il يَشْرَبُ muta’addi dengan huruf ba’ pada firman Allah بِهَا. Ba’ ini dinamakan ba’ yang disandarkan; Agar mengandung makna melihat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni minuman yang enak itu tidak perlu mereka takut kehabisan, bahkan minuman itu ada sumbernya yang tidak akan habis, yaitu mata air yang selalu melimpah dan mengalir yang dipancarkan oleh hamba-hamba Allah ke mana saja yang mereka mau.
Yakni mengarahkannya ke tempat yang mereka mau, baik ke istana, ke rumah mereka, ke majlis-majlis mereka, ke kebun mereka atau ke tempat lainnya, dan airnya mengalir tanpa perlu parit (galian).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Insan Ayat 6
5-6. Bagi yang bertakwa Allah menyiapkan balasan yang sempurna. Di antaranya disebut pada ayat ini. Sungguh, orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas berisi minuman yang campurannya adalah air kafur, agar lebih menyegarkan dan menambah aroma lebih sedap. Kafur yang dimaksud adalah mata air dalam surga yang diminum oleh hamba-hamba Allah yang taat dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya, dan mereka para penghuni surga tersebut dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. 7. Di antara amal kebaikan yang akan diberikan balasan seperti di atas antara lain adalah bahwa mereka memenuhi nazar sebagai bukti mereka adalah orang-orang cenderung kepada kebaikan, dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana yaitu siksa neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penjelasan dari banyak ahli ilmu terhadap isi dan arti surat Al-Insan ayat 6 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi ummat. Dukunglah kemajuan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.