Surat Al-Muddatstsir Ayat 56
وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ هُوَ أَهْلُ ٱلتَّقْوَىٰ وَأَهْلُ ٱلْمَغْفِرَةِ
Arab-Latin: Wa mā yażkurụna illā ay yasyā`allāh, huwa ahlut-taqwā wa ahlul-magfirah
Artinya: Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.
« Al-Muddatstsir 55 ✵ Al-Qiyamah 1 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Muddatstsir Ayat 56
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muddatstsir Ayat 56 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah menarik dari ayat ini. Terdapat kumpulan penjelasan dari beragam mufassir terhadap makna surat Al-Muddatstsir ayat 56, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
54-56. Benar, sesungguhnya al-Quran adalah nasihat mendalam yang cukup untuk menasihati mereka. Barangsiapa menginginkan nasihat, tentu dia akan mengambilnya dan mengambil manfaat dari petunjuknya. Dan mereka tidak akan mengambil nasihat darinya kecuali bila Allah menghendaki petunjuk untuk mereka. Allah patut untuk ditaati dan ditakwai, serta patut mengampuni siapa yang beriman dan menaatiNya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
56. Dan tidaklah mendapat pelajaran dari Al-Qur`ān kecuali orang-orang yang dikehendaki Allah untuk mendapatkan pelajaran darinya. Allah -Subḥānahu- adalah Żat yang patut untuk kita bertakwa kepada-Nya dengan menaati berbagai perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dan Dia adalah Żat Yang berhak mengampuni dosa hamba-hamba-Nya jika mereka bertobat kepada-Nya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
56. وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ اللَّـهُ ۚ (Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya)
Yakni kecuali jika Allah menghendaki petunjuk bagi mereka.
هُوَ أَهْلُ التَّقْوَىٰ (Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya)
Yakni Allah layak untuk ditakuti oleh orang-orang bertakwa dengan tidak bermaksiat kepada-Nya dan dengan melakukan berbagai ketaatan untuk-Nya.
وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ (dan berhak memberi ampun)
Yakni Allah layak memberi ampunan bagi orang-orang beriman atas dosa-dosa yang mereka lakukan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
56. Tidak akan ada siapapun yang bisa mengambil pelajaran dari Alquran kecuali atas kehendak Allah, Dia-lah yang berkuasa atas itu. Sehingga dari pelajaran Alquran itu, sehingga seseorang bisa menjaga diri dalam ketaatan dan meninggalkan perbuatan maksiat kepada Allah. Juga bagi orang mukmin dan ahli taubat berhak mendapat ampunan atas dosa mereka
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Mereka tidak akan mengambil pelajaran} mereka tidak mengambil pelajaran {darinya, kecuali Allah menghendakinya. Dialah yang patut (kita) bertakwa kepadaNya} yang berhak untuk kita bertakwa dan taat kepadaNya {dan yang berhak memberi ampunan} dan berhak memgampuni orang yang bertaubat di antara para hambaNya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
54-56. “Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya al-Quran itu adalah peringatan.” Kata ganti dalam ayat ini kemungkinan merujuk kepada surat atau segala sesuatu yang terdapat dalam nasihay ini. “Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran darinya (al-Quran),” karena al-Quran telah menjelaskan jalan lurus dan petunjuk. “Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya kecuali (jika) Allah menghendakinya,” karena sesungguhnya kehendak Allah berlaku secara umum. Tidak ada satu kejadian pun, baik kecil atau besar yang luput dari kehendak Allah. Di sini terdapat bantahan bagi Qadariyah yang memasukkan perbuatan manusia di bawah kehendak Allah sekaligus sebagai bantahan bagi Jabariyah yang mengira bahwa manusia tidak memiliki kehendak dan perbuatan secara hakiki, tapi semuanya dipaksa untuk dilakukan. Dalam ayat ini Allah menegaskan adanya kehendak hakiki dan nyata bagi manusia. Allah menjadikan kehendak manusia sebagai pengikut kehendakNya. “Dia (Allah) adalah Rabb Yang patut (kita) bertakwa kepadaNya dan berhak memberi ampun,” yakni Dia patut ditakuti dan disembah, karena hanya Dia-lah Tuhan yang sepatutnya disembah dan patut untuk memberi ampunan pada siapa saja yang bertakwa padaNya dan mencari ridhaNya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 38-56
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan bahwa: (Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya (38)) yaitu bergantung kepada amal perbuatannya sendiri pada hari kiamat (Kecuali golongan kanan) karena sesungguhnya mereka (berada di dalam surga, mereka saling menanyakan (40) tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa (41)) yaitu mereka bertanya kepada orang-orang yang berdosa, sedangkan mereka sendiri berada di gedung-gedung yang tinggi-tinggi, dan yang ditanyai di dasar neraka. Mereka bertanya: ("Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" (42) Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat (43) dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin”(44)) yaitu. kami tidak pernah menyembah Allah dan tidak pernah berbuat baik kepada makhlukNya dari sejenis kami (bahkan kami biasa membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya (45)) yaitu kami membicarakan hal-hal yang tidak kami ketahui.
Qatadah berkata, bahwa setiap ada orang yang tersesat berbicara, maka kami tersesat bersamanya (dan kami mendustakan hari pembalasan (46) sampai datang kepada kami kematian (47)) yaitu kematian. sebagaimana firmanNya: (Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)) (Surah Al-Hijr: 99)
Firman Allah SWT (Maka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat tidak berguna lagi bagi mereka (48)) yaitu orang yang disifati dengan sifat ini itu tidak bermanfaat baginya syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat di hari kiamat, karena sesungguhnya syafaat itu hanya berhasil dilakukan terhadap orang yang berhak menerimanya. Adapun jika orang yang mati dalam keadaan kafir pada hari kiamat, maka sesungguhnya baginya itu neraka, tidak ada yang lain baginya dan dia kekal di dalamnya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)? (49)) yaitu, mengapa orang-orang kafir yang sebelum kamu itu berpaling dari apa yang kamu seru dan peringatkan kepada mereka (seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut (50) lari dari singa (51)) yaitu seakan-akan mereka dalam ketidakpedulian mereka terhadap kebenaran dan berpalingnya mereka darinya itu seperti keledai liar yang lari dari singa yang hendak memburunya. Pendapat itu dikatakan Abu Hurairah dan Ibnu Abbas dalam suatu riwayat darinya, dan Zaid bin Aslam..
Firman Allah SWT: (Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka (52)) yaitu, bahkan setiap orang dari orang-orang musyrik itu menginginkan agar diturunkan kepadanya sebuah kitab sebagaimana kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini menurut pendapat Mujahid dan lainnya. Sebagaimana firmanNya: (Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah" Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya) (Surah Al-An'am: 124) Dalam riwayat lain dari Qatadah, mereka menginginkan agar diberi pembebasan tanpa amal perbuatan.
Firman Allah SWT (Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat (53)) yaitu sesungguhnya yang merusak mereka tidak lain ketidakpercayaan mereka kepada hari akhirat, dan mereka mendustakannya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar peringatan (54)) yaitu benar, Al-Qur'an itu adalah peringatan (Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran darinya (Al-Qur'an) (55) Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya kecuali (jika) Allah menghendakinya (56)) sebagaimana firmanNya: (Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu) kecuali bila dikehendaki Allah) (Surah Al-Insan: 30) Firman Allah SWT: (Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan yang berhak memberi ampun) yaitu, Dia berhak untuk ditakuti dan berhak memberi ampun terhadap dosa orang yang bertaubat kepadaNya dan kembali kepadaNya. Pendapat itu dikatakan Qatadah.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Muddatstsir ayat 56: 54-56. Ketahuilah wahai manusia, sungguh kebenaran bahwa Al Qur’an ini adalah peringatan dan nasihat yang sempurna untuk memuliakan kalian. Maka barangsiapa yang menginginkan keselamatan, terimalah ayat-ayat Allah, dan pergunakan sebagai jalan hidayah dan petunjuk, akan tetapi semua ini tidaklah dapat diterima dan sempurna kecuali dengan kehendak Allah. Dan sungguh ketika Allah telah menghendaki, maka Ia jadikan mereka orang-orang yang terpilih, kemudian dipilihlah mereka di atas kesesatan setelah mendapat petunjuk. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dialah yang berhak ditaati dan yang berhak untuk diminta ampunan. Dan telah terbuka pintu bagi orang-orang yang bertaubat, yang mereka meminta kepada Allah ampunan dan kasih sayang; Dan Allah menyambut orang-orang yang bertakwa dan beriman. Adapun, orang-orang yang menolak dan memerangi para Rasul-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang telah Allah jadikan hati-hati mereka memiliki tabiat demikian.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yang demikian karena kehendak Allah berlaku dan merata di alam semesta, dimana tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali dengan kehendak-Nya. Dalam ayat ini dan sebelumnya terdapat bantahan terhadap golongan Qadariyyah yang mengatakan bahwa manusia bebas berkehendak dan tidak ada yang berkuasa terhadapnya, dan terdapat bantahan terhadap Jabariyyah yang mengatakan bahwa manusia tidak memiliki kehendak, maka di ayat di atas Allah Subhaanahu wa Ta'aala menetapkan kehendak bagi manusia secara hakiki dan menjadikan hal tersebut mengikuti kehendak Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Yakni berhak untuk ditujukan takwa dan diibadahi karena Dia adalah Tuhan yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia.
Bagi orang-orang yang bertakwa dan mengikuti keridhaan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muddatstsir Ayat 56
Ayat sebelumnya dapat menimbulkan kesan bahwa manusia memiliki kebebasan mutlak, maka ayat ini menegaskan bahwa, dan mereka tidak akan mengambil pelajaran dari Al-Qur'an kecuali jika Allah menghendakinya. Dialah tuhan yang patut kita bertakwa kepada-Nya dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan dia juga yang berhak memberi ampunan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. 1-2. Akhir surah al-Muddasir menguraikan tentang kiamat serta betapa mengerikannya peristiwa itu, namun kaum pendurhaka mendustakannya. Segala argumen sudah dipaparkan, kalau mereka tetap tidak beriman, maka ayat ini menunjukkan Allah, tidak akan meladeni mereka lagi. Aku bersumpah dengan kepastian hari kiamat karena semuanya sudah jelas, dan aku juga bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. Sungguh manusia pasti akan dibangkitkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah pelbagai penafsiran dari kalangan pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Muddatstsir ayat 56 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.