Surat Al-Muddatstsir Ayat 4

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Arab-Latin: Wa ṡiyābaka fa ṭahhir

Artinya: Dan pakaianmu bersihkanlah,

« Al-Muddatstsir 3Al-Muddatstsir 5 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Tentang Surat Al-Muddatstsir Ayat 4

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muddatstsir Ayat 4 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai pelajaran berharga dari ayat ini. Terdapat pelbagai penafsiran dari beragam mufassir berkaitan makna surat Al-Muddatstsir ayat 4, antara lain seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-7. Wahai orang yang menyelimuti dirinya dengan kain selimutnya, bangkitlah dari tempat tidurmu, lalu peringatkanlah manusia dari azab Allah, khususkanlah Tuhanmu dengan pengagungan, tauhid dan ibadah, sucikanlah pakaianmu dari najis-najis, karena kesucian lahir termasuk kesempurnaan kesucian batin. Teruslah menjauhi patung dan berhala serta amal-amal syirik seluruhnya, jangan mendekatinya, jangan memberi sesuatu agar kamu mendapatkan lebih banyak. Dan demi meraih ridha Tuhanmu, bersabarlah kamu dalam menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

4. Dan sucikanlah dirimu dari dosa-dosa serta bersihkanlah bajumu dari najis.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

4. وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (dan pakaianmu bersihkanlah)
Allah memerintahkannya untuk membersihkan pakaiannya dan menjaga pakaian itu dari hal-hal najis.
Qatadah mengatakan: yakni bersihkanlah jiwamu dari dosa-dosa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

4. Sucikan pakaianmu dari berbagai najis, dan sucikan batinmu dari berbagai penyakit hati


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Dan pakaianmu, bersihkanlah


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

4. “Dan pakaianmu bersihkanlah.” Kemungkinan yang dimaksud dengan pakaian adalah seluruh perbuatan Rasulullah dan maksud membersihkannya adalah memurnikannya, tulus melaksanakannya, dilakukan secara sempurna dan menafikannya dari berbagai hal yang bisa membatalkan, merusak, dan mengurangi pahalanya, seperti syirik, riya’, nifak, ujub, takabur, lalai dan lain sebagainya yang diperintahkan untuk ditinggalkan dalam beribadah menyembah Allah. Perintah ini juga mencakup perintah untuk menyucikan baju dari najis karena hal itu adalah termasuk salah satu penyempurna kebersihan amal, khususnya dsalam Shalat sebagaimana yang dinyatakan oleh kebanyakan ulama bahwa menghilangkan najis merupakan salah satu syarat shalat.
Bisa juga yang dimaksud dengan baju adalah baju yang kita kenal. Artinya, Rasulullah diperintahkan untuk menyucikannya dari seluruh najis di seluruh waktu, khususnya ketika masuk waktu Shalat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-10
Disebutakn dalam hadits shahih Bukhari dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Jabir, dia berkata bahwa ayat Al-Qur'an yang mula-mula diturunkan adalah firmanNya: (Hai orang yang berkemul (berselimut) (1)) Tetapi mayoritas ulama berbeda. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur'an yang mula-mula diturunkan adalah firman Allah SWT: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1)) (Surah Al-'Alaq) Sebagaimana yang akan diterangkan di tempatnya, jika Allah menghendaki.
Dapat disimpulkan bahwa wahyu yang mula-mula diturunkan setelah beberapa lama wahyu tidak turun adalah surah ini, sebagaimana Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Ibnu Syihab, dia berkata,”Aku pernah mendengar Abu Salamah bin Abdurrahman berkata bahwa telah menceritakan kepadaku Jabir bin Abdullah, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Kemudian wahyu mengalami jarak dariku selama satu masa, Dan ketika aku sedang berjalan, aku mendengar suara dari langit, maka aku mengarahkan pandanganku ke langit. Tiba-tiba aku melihat malaikat yang pernah datang kepadaku sedang duduk di atas kursi di antara langit dan bumi, maka tubuhku gemetar karenanya sehingga aku terjatuh ke tanah. Lalu aku pulang ke rumah keluargaku dan aku katakan kepada mereka, "Selimutilah aku, selimutilah aku, selimutilah aku” Maka Allah SWT menurunkan firmanNya, (Hai orang yang berkemul (1) bangunlah, lalu berilah peringatan! (2) Dan Tuhanmu agungkanlah (3) dan pakaianmu bersihkanlah (4) dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (5). Kemudian wahyu datang lagi dengan berturut-turut”
Firman Allah SWT: (bangunlah, lalu berilah peringatan! (2)) yaitu berjagalah dengan tekad yang bulat, lalu berilah peringatan kepada manusia. Dengan demikian, beliau mendapatkan kerasulan, sebagaimana pertama mendapatkan kenabian.
(dan Tuhanmu agungkanlah (3)) yaitu, agungkanlah.
Firman Allah SWT: (Dan pakaianmu bersihkanlah (4)) Al-Ajlah Al-Kindi meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa pernah datangan seorang lelaki datang kepadanya, lalu bertanya kepadanya tentang ayat ini: (dan pakaianmu bersihkanlah (4)) dia menjawab,"Janganlah kamu mengenakannya untuk berbuat maksiat dan jangan pula berkhianat" Kemudian dia berkata,"Tidakkah kamu pernah mendengar ucapan Ghailan bin Salamah Ats-Tsaqafi:
“Dengan memuji Allah, sesungguhnya aku mengenakan pakaianku bukan untuk kedurhakaan, dan bukan pula untuk menutupi perbuatan khianat"
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan pakaianmu bersihkanlah (4)) daia berkata yaitu dirimu bukan pakaianmu. Dalam riwayat yang lain darinya tentang firmanNya: (dan pakaianmu bersihkanlah (4)) yaitu, perbaikilah amalmu. Demikian;ah yang dikatakan Abu Razin.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan pakaianmu bersihkanlah (4)) yaitu bersihkanlah dari perbuatan-perbuatan durhaka. Orang-orang Arab berkata terhadap seorang lelaki yang melanggar janjinya dan tidak memenuhinya, bahwa dia adalah seorang yang kotor pakaiannya. Dan apabila dia menunaikan janjinya, maka dikatakan bahwa sesungguhnya dia benar-benar orang yang bersih pakaiannya.
Ikrimah dan Adh-Dhahhak berkata, bahwa janganlah kamu mengenakannya untuk berbuat maksiat.
Ibnu Zaid berkata bahwa dahulu orang-orang musyrik tidak pernah membersihkan diri. Maka Allah memerintahkan kepada NabiNya untuk bersuci dan membersihkan pakaiannya. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. Ayat ini mencakup semua pendapat yang telah disebutkan di samping kesucian hati. Karena sesungguhnya orang-orang Arab menyebut hati dengan sebutan pakaian, sebagaimana yang dikatakan Imri’ul Qais:
“Hai kekasihku Fatimah, sebentar, dengarkanlah kata-kataku yang memohon ini; bahwa jika engkau telah bertekad untuk meninggalkanku, maka lakukanlah dengan baik-baik”
“Dan jika memang ada sikapku yang kurang berkenan di hatimu, tanyakanlah kepada hatiku dengan mata hatimu, maka engkau akan memahaminya”
Firman Allah SWT: (dan perbuatan dosa, tinggalkanlah (5)) Ibnu Abbas berkata bahwa ar-rijzu adalah berhala, maka tinggalkanlah. Demikian juga dikatakan Mujahid dan Ibnu Zaid, bahwa sesungguhnya itu adalah berhala.
Berdasarkan semua penafsiran, makna yang dimaksud bukan berarti Nabi SAW telah melakukan sesuatu dari perbuatan-perbuatan itu. sebagaimana firmanNya SWT: (Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik) (Surah Al-Ahzab: 1) dan (Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun, "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan”) (Surah Al-A'raf: 142)
Firman Allah SWT: (dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak (6)) Ibnu Abbas berkata bahwa janganlah kamu memberikan suatu pemberian dengan maksud agar memperoleh balasan lebih banyak darinya. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Mujahid, Qatadah, As-Suddi dan lainnya.
Hasan Al-Bashri berkata bahwa janganlah kamu merasa beramal banyak kepada Tuhanmu. Demikian juga dikatakan Ar-Rabi' bin Anas. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Ibnu Zaid berkata, janganlah merasa berjasa dengan kenabianmu terhadap manusia dengan maksud ingin memperbanyak dari mereka sebagai imbalan dunia. Keempat pendapat ini yang paling kuat di antaranya adalah yang pertama; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah (7)) yaitu gunakanlah kesabaranmu dalam menghadapi gangguan mereka sebagai amalmu karena Allah SWT. Pendapat ini dikatakan Mujahid,
Ibrahim An-Nakha'i berkata,”Bersabarlah terhadap nasibmu karena Allah SWT.
Firman Allah SWT: (Apabila ditiup sangkakala (8) maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit (9) bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah (10)) Ibnu Abbas, Mujahid, Asy-Sya'bi, Zaid bin Aslam, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, Ar-Rabi' bin Anas, dan Ibnu Zaid berkata bahwa makna (naqiir) adalah sangkakala.
Mujahid berkata itu seperti bentuk tanduk.
Firman Allah SWT: (maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit (9)) yaitu sangat keras (bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah (10)) yaitu tidak mudah bagi mereka menjalaninya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Orang-orang kafir berkata, "Ini adalah hari yang berat”) (Surah Al-Qamar: 8) Telah diriwayatkan kepada kami dari Zurarah bin Aufa, hakim Basrah bahwa dia mengimami mereka dalam shalat Subuh, Lalu membaca surah ini, ketika bacaannya sampai kepada firmanNya: (Apabila ditiup sangkakala (8) maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit (9) bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah (10)) Tiba-tiba dia merintih sekali, Lalu terjungkal dalam keadaan tidak bernyawa lagi


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Muddatstsir ayat 4: 1-7. Surat ini dimulai dengan pemberian tanggung jawab kepada Nabi ﷺ untuk bangkit berdakwah dan menyampaikan dengan sungguh-sungguh. Dan Allah membuka surat ini panggilan lembut dan ramah kepada Nabi ﷺ sebagaimana pembukaan dalam surat Al Muzzammil, Allah berkata : Wahai orang yang tertutup atau berselimut di tempat tidurnya, berdirilah dari tempat tidurmu dan peringatkan manusia dari adzab Allah jika masih tetap dalam kesyrikan mereka, kemudian agungkan Tuhanmu dengan tauhid dan ibadah, sucikan pakaianmu dari najis dan kotoran; Maka jika selesai bersuci secara dzahir maka sempurnakan dengan bersuci secara bathin, kemudian tetaplah untuk meninggalkan sesembahan-sesembahan itu dan patung-patung serta beramal dari semua amalan-amalan kesyirikan dan berlepas dirilah dari sesembahan-sesembahan itu dan dari para penyembahnya. Dan janganlah kamu memberi dengan berharap mendapat balasan dari manusia, yaitu dari nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk yang kamu berikan kepada mereka (dan kamu berharap) banyak balasan dari mereka. Jadikanlah amalanmu ikhlas karena wajah Allah, jangan engkau menginginkan satupun balasan dan ucapan terima kasih (dari mereka). Bersabarlah atas tanggung jawab/beban dan perintah-perintah yang Allah bebankan dengannya; Bersabarlah sampai melebihi orang-orang yang bersabar, begitu juga dengan amalan shalih, janganlah berharap lebih dari manusia, karena sebab karunia Allah (kepadamu) jauh lebih banyak.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Maksud pakaian di sini bisa semua amal, yaitu dengan membersihkan dan memurnikan amal itu dan melakukannya secara sempurna, serta membersihkannya dari segala yang membatalkan dan mengurangi amal itu baik berupa syirk, nifak, ‘ujub (bangga diri), takabbur (sombong), lalai dsb. yang seorang hamba diperintahkan untuk menjauhinya dalam beribadah kepada-Nya. Bisa juga maksud pakaian di sini adalah pakaian hakiki, yaitu dengan membersihkannya dari najis, dimana membersihkannya termasuk salah satu syarat shalat dan bahwa seseorang diperintahkan membersihkan pakaiannya dari semua najis di setiap waktu, terlebih ketika masuk ke dalam shalat. Jika seseorang diperintahkan membersihkan zhahir (bagian luar), maka diperintahkan pula membersihkan batin dari noda dosa dan maksiat dengan istighfar dan tobat, dan bahwa bersihnya zhahir termasuk penyempurna bersihnya batin.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muddatstsir Ayat 4

3-4. Dalam menyampaikan dakwah pastilah akan banyak rintangan, maka hal itu tidak perlu merisaukan hatimu wahai nabi. Ikutilah petunjuk-ku, pertama, agar tetap tegar dan tidak pudar semangatmu, agungkanlah tuhanmu, dan kedua, untuk menunjang dakwahmu, bersihkanlah pakaianmu. 5-7. Dan petunjuk yang ketiga adalah, tinggalkanlah segala perbuatan yang keji seperti penyembahan berhala, betapa pun banyak yang melakukan. Petunjuk yang keempat, dan janganlah engkau, wahai nabi Muhammad, memberi yaitu usahamu dalam berdakwah dengan maksud untuk mendapatkan imbalan duniawi dari manusia. Dengan demikian engkau akan memperoleh balasan dari Allah, yang lebih banyak. Petunjuk terakhir, kelima, larangan memperoleh imbalan dapat menimbulkan kesulitan maka apabila menghadapi kesulitan ayat ini memberi petunjuk, dan hanya karena tuhanmu, maka bersabarlah, pasti engkau akan berhasil dalam dakwahmu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beberapa penjabaran dari para mufassirun terhadap makna dan arti surat Al-Muddatstsir ayat 4 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk ummat. Sokonglah perjuangan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Sering Dilihat

Baca ratusan topik yang sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 165, Al-Mukminun 1-11, Al-‘Ankabut 45, Al-Isra 24, Al-Ahzab 59, Al-‘Ashr 2. Serta Az-Zalzalah 7, An-Nur 31, Al-Anbiya, Ali ‘Imran 185, An-Nur, An-Nisa 1.

  1. Al-Baqarah 165
  2. Al-Mukminun 1-11
  3. Al-‘Ankabut 45
  4. Al-Isra 24
  5. Al-Ahzab 59
  6. Al-‘Ashr 2
  7. Az-Zalzalah 7
  8. An-Nur 31
  9. Al-Anbiya
  10. Ali ‘Imran 185
  11. An-Nur
  12. An-Nisa 1

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.