Surat Al-Ma’arij Ayat 43
يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ ٱلْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَىٰ نُصُبٍ يُوفِضُونَ
Arab-Latin: Yauma yakhrujụna minal-ajdāṡi sirā'ang ka`annahum ilā nuṣubiy yụfiḍụn
Artinya: (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),
« Al-Ma'arij 42 ✵ Al-Ma'arij 44 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Tentang Surat Al-Ma’arij Ayat 43
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’arij Ayat 43 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah berharga dari ayat ini. Ditemukan bermacam penafsiran dari kalangan mufassirin terkait kandungan surat Al-Ma’arij ayat 43, sebagiannya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
42-44. Tetapi telah ditetapkan dalam ilmu dan kehendak Kami penundaan hukuman terhadap orang-orang kafir dan tidak digantikannya mereka dengan kaum lainnya. Maka biarkanlah mereka tenggelam dalam kebatilan mereka, dan bermain-main di dunia mereka hingga mereka mendapati Hari Kiamat yang azabnya diancamkan kepada mereka, hari itu mereka keluar dari kubur dengan bergegas, sebagaimana di dunia mereka pergi bergegas ke tuhan-tuhan mereka yang mereka rekayasa untuk mereka sembah selain Allah, mereka berjalan dengan cepat, pandangan mata mereka tertunduk ke bawah, kehinaan dan kerendahan membekap mereka. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka di dunia, yang dulu mereka menghina dan mendustakannya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
43. Yaitu pada hari mereka keluar dari dalam kubur dengan cepat seakan-akan mereka berlomba-lomba menuju berhala mereka.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
43. يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ((yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur)
Yakni keluar dari kubur mereka.
سِرَاعًا(dengan cepat)
Dengan bergegas.
كَأَنَّهُمْ إِلَىٰ نُصُبٍ(seakan-akan kepada berhala-berhala)
Yakni seakan-akan mereka menuju suatu tanda atau bendera yang ditancapkan.
يُوفِضُونَ(mereka pergi dengan segera)
Yakni saling berlomba menuju benda itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
43. Hari dimana mereka keluar dari kubur dan bergegas menuju padang mahsyar. Seakan-akan mereka bergegas dan berlomba-lomba menuju sesuatu yang telah diketahui (sesuatu yang telah diketahui atau telah dilihat). Seperti lari dari jalan kegelapan ketika telah melihat suatu tanda yang dapat menunjukkan mereka (pada kebenaran)
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Pada hari ketika mereka keluar dari kubur} kubur {dengan cepat seperti ketika mereka pergi dengan segera} dengan bergegas {menuju berhala-berhala} menuju bendera
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
43-44. Kemudian Allah menyebutkan kondisi manusia ketika mereka bertemu dengan hari yang dijanjikan, “(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat,” yakni dari dalam kubur-kubur dengan bersegera memenuhi panggilan penyeru, “seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),” yakni seolah-olah mereka pergi menuju tanda yang menggiring mereka, mereka tidak kuasa membangkang penyeru dan menyimpang dari ajakan penyeru, mereka tunduk dan dipaksa untuk berdiri di hadapan Rabb semesta alam, “dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan,” karena kehinaan dan keresahan telah menguasai hati mereka dan bersemayam dalam benak mereka. Pandangan merasa takut dan tidak ada gerakan, serta terputuslah suara. Inilah kondisi dan akibat yang merupakan hari mereka itu nanti, “yang dahulunya diancamkan kepada mereka,” dan janji Allah pasti akan dipenuhi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 36-44
Allah SWT berfirman seraya mengingkari orang-orang kafir pada masa Nabi SAW, padahal mereka menyaksikan Nabi SAW, menyaksikan petunjuk yang diamanatkan Allah kepada beliau dan mukjizat-mukjizat yang jelas cemerlang yang diberikan Allah kepada beliau. Kemudian dengan semua itu mereka lari darinya dan meninggalkannya, ada yang ke arah kanan dan ada yang ke arah kiri dengan berkelompok-kelompok, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)? (49) Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut (50) lari dari singa (51)) (Surah Al-Muddatsir) Ayat-ayat ini semakna dengannya yaitu Allah SWT berfirman: (Mengapa orang-orang kafir itu bersegera bubar dari arahmu (36)) yaitu mengapa orang-orang kafir itu bersegera meninggalkanmu, wahai Muhammad. Sebagaimana yang dikatakan Hasan Al-Bahsri, bahwa (muhthi'in) adalah pergi.
(Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok (37)) Bentuk tunggalnya adalah “'izzah”, yaitu berkelompok-kelompok. Ini merupakan kata keterangan keadaan dari kata “muhti'in”, yaitu saat dalam keadaan berkelompok dan pertentangan mereka, sebagaimana Imam Ahmad berkata tentang para orang-orang yang selalu mengikuti hawa nafsu, bahwa mereka menyimpang dari Al-Qur'an, menentangnya dan sepakat untuk menentangnya.
Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah, bahwa Rasulullah SAW keluar menemui para sahabat, sedangkan para sahabat saat itu sedang duduk berkelompok-kelompok. Maka beliau bertanya, "Mengapa kalian aku lihat berkelompok-kelompok?"
Firman Allah SWT: (Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan? (38) Sekali-kali tidak!) yaitu, apakah mereka yang keadaannya seperti itu, yakni lari dari Rasulallah SAW dan tidak peduli terhadap kebenaran dapat memasuki surga-surga yang penuh kenikmatan? Sekali-kali tidak, bahkan tempat kembali mereka adalah neraka Jahanam.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menyatakan bahwa hari kiamat itu pasti terjadi dan azab akan menimpa mereka yang mengingkari kejadiannya dan menganggapnya mustahil, yang diungkapkan dengan membuktikan terhadap mereka dengan penciptaan mereka dari awal; maka mengembalikan penciptaan itu jauh lebih mudah bagiNya daripada memulainya, padahal mereka mengakui hal ini. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani)) yaitu dari air mani yang lemah, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (20)) (Surah Al-Mursalat)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Maha Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan bintang) yaitu Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi, menjadikan arah timur dan arah barat, serta menundukkan bintang-bintang yang terbit dari arah timur dan tenggelam di arah barat. Maksud pembicaraan itu menunjukkan bahwa perkaranya tidak seperti yang kalian sangka, bahwa tidak ada hari kiamat, tidak ada hari penghisaban, dan tidak ada hari kebangkitan, melainkan semuanya itu pasti terjadi. Oleh karena itu maka dipakai huruf la dalam permulaan sumpah untuk menunjukkan bahwa yang dijadikan sumpah yang terkandung di dalamnya itu dinafikan, yaitu menyanggah dugaan mereka yang rusak, yang menafikan hari kiamat. Padahal mereka telah menyaksikan keagungan kekuasaan Allah SWT yang jauh lebih besar dari pada hari kiamat: yaitu penciptaan langit, bumi, dan penundukkan semua makhluk yang ada pada keduanya, baik yang hidup maupun yang mati dan berbagai jenis makhluk lainnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (57)) (Surah Ghafir)
Di sini Allah berfirman: (Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa (40) untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik daripada mereka) yaitu pada hari kiamat, Kami akan mengembalikan mereka hidup kembali dengan lebih baik daripada sekarang, karena sesungguhnya kekuasaan Allah SWT mampu berbuat demikian (dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan) yaitu, yang dapat mengalahkanNya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (3) Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna (4)) (Surah Al-Qiyamah) Ibnu Jarir berkata tentang firmanNya: (Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik daripada mereka) yaitu umat yang taat kepada Kami dan durhaka kepada Kami. dia menjadikan ayat ini semakna dengan firmanNya: (dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)) (Surah Muhammad: 38) Makna yang pertama lebih jelas karena berdasarkan dalil ayat-ayat lainnya terhadap hal itu; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka biarkanlah mereka) wahai Muhammad (tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main) yaitu, biarkanlah mereka dalam kedustaan, kekafiran, dan keingkaran mereka (sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka) yaitu mereka akan mengetahui akibat dari perbuatannya dan akan merasakan akibatnya ((yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia) (43)) yaitu mereka bangkit dari kubur, ketika Allah SWT memanggil mereka menuju tempat penghisaban. Mereka bangkit dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala mereka.
Mujahid berkata bahwa maknanya adalah mereka pergi dengan segera ke berhala-berhala.
Abu Al-’Aliyah dan Yahya bin Abu Katsir bahwa maknannya adalah mereka pergi dengan segera ke tujuannya.
Jumhur ulama ada yang membacanya (ila nashbin) dengan difathah huruf nunnya dan disukun huruf shadnya yang berbentuk mashdar yang bermakna manshub,
Firman Allah SWT: (dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya) yaitu tunduk ((serta) diliputi kehinaan) yaitu sebagai pembalasan apa yang mereka sombongkan di dunia, dari ketaatan (Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Ma’arij ayat 43: 42-44. Allah memerintahkan Nabi-Nya Muhammad ﷺ agar meninggalkan mereka yang sudah larut dengan kebathilan dan permainan dengan dunia mereka; Sampai tiba hari kiamat yang mereka dijanjikan dengan adzab. Yaitu hari dimana mereka dikeluarkan dari kubur-kubur mereka dengan cepat menuju ke tempat persaksian di hari kiamat dan hari pembalasan; Seolah-olah mereka datang menuju tempat persaksian dengan berlomba satu sama lain, sebagaimana mereka di dunia, mereka saling berlomba menuju sesembahan-sesembahannya, yang mereka merendahkan diri kepadanya untuk beribadah kepada selain Allah. Kondisi mereka keluar dari kuburan-kuburan mereka berlalu dengan begitu cepat dengan sekejap, sambil mata-mata mereka memandang dengan kehinaan, tertunduk dan tak berdaya. Kemudian Allah menjelaskan bahwa pada hari itu dan kondisi yang ada di dalamnya, telah diperingatkan kepada mereka di dunia yang mereka sungguh akan berjumpa (dengan hari kiamat). Akan tetapi mereka justru mendustakannya. Pada ayat ini terdapat penetapan hari kiamat, sebagaimana Nabi ﷺ menghimbau dengan berulang kali ketika berdakwah dan agar (manusia) tersibukkan (memiliki perhatian) dengan apa yang diperintahkannya dan agar mereka (orang-orang kafir) tidak mengabaikan ucapannya. Karena Nabi ﷺ adalah utusan (penyampai) kerisalahan dari Rabbnya dan membawa kabar baik bagi orang-orang yang beriman, serta membawa kabar untuk peringatan kepada orang-orang kafir. Adapun hidayah hanya ada di tangan Rabbul Alamin.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan manusia ketika mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka.
Ada pula yang menafsirkan ‘nushub’ dengan ‘bendera’, yakni mereka seakan-akan pergi dengan segera kepadanya. Mereka pergi untuk berdiri di hadapan Allah Rabbul ‘aalamiin.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’arij Ayat 43
Hari yang diancamkan kepada mereka itu yaitu pada hari ketika mereka, orang-orang kafir yang meminta disegerakan azab, keluar dari kubur menyambut panggilan malaikat yang ditugaskan Allah dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala yang mereka sembah sewaktu di dunia, 44. Mereka bergegas dan pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka yang dahulu ketika di dunia selalu mereka olok-olokkan bahkan mereka meminta disege-rakan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penjabaran dari beragam ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Ma’arij ayat 43 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita. Bantu usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.