Surat Al-Mulk Ayat 3

ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَىٰ فِى خَلْقِ ٱلرَّحْمَٰنِ مِن تَفَٰوُتٍ ۖ فَٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ

Arab-Latin: Allażī khalaqa sab'a samāwātin ṭibāqā, mā tarā fī khalqir-raḥmāni min tafāwut, farji'il-baṣara hal tarā min fuṭụr

Artinya: Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

« Al-Mulk 2Al-Mulk 4 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Mulk Ayat 3

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mulk Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran menarik dari ayat ini. Diketemukan berbagai penafsiran dari banyak mufassir terhadap isi surat Al-Mulk ayat 3, antara lain sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

3. Allah Yang menciptakan tujuh langit yang rapi, sebagian darinya di atas sebagian yang lain. Kamu (wahai orang yang melihat) tidak melihat adanya perbedaan dan pertentangan pada ciptaan ar-Rahman itu. Lihatlah ulang ke langit, apakah di sana ada celah atau pecah?


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

3. Dan salah satu tanda kekuasaan Allah adalah Dia menciptakan tujuh langit yang bertingkat-tingkat dan tanpa memiliki kecacatan, tidak berlubang atau retak, tidak memiliki kejanggalan atau ketidak-seimbangan.

Hai manusia, lihatlah langit berkali-kali dan cermatilah makhluk yang besar ini, kamu tidak akan melihat padanya suatu kekurangan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

3. Dia yang menciptakan tujuh langit. Setiap langit berada di atas langit yang sebelumnya tanpa bersinggungan antara satu langit dengan langit yang lain. Kamu tidak akan melihat -wahai manusia- pada ciptaan Allah ketimpangan atau ketidak teraturan. Maka perhatikan lagi, adakah kamu lihat suatu retakan atau tidak rata? Sekali-kali kamu tidak akan melihat itu, akan tetapi kamu hanya akan melihat ciptaan yang teratur dan detail.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

3. الَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا ۖ (Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis)
Yakni sebagiannya berada di atas lainnya.

مَّا تَرَىٰ فِى خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِن تَفٰوُتٍ ۖ( Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang)
Yakni tidak saling bertolak belakang, namun semuanya seimbang dan serasi yang menunjukkan pada kekuasaan Sang Pencipta.

فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُور(Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?)
Yakni arahkanlah pandanganmu ke langit lalu perhatikanlah apakah kamu menemukan keretakanp, adahal ia sangat besar dan luas?


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

3. Pencipta tujuh langit yang berlapis-lapis. Tidak ada pertentangan dan penjelasan dalam ciptaan Sang Maha Pengasih. Dan semua ciptaanNya itu saling menyesuaikan. Lalu mata berulang-ulang melihat langit dan berkhayal: “Apakah di sana ada kecacatan, keretakan dan perpecahan?”. Min berfungsi untuk menjelaskan keutuhan negasi kata setelahnya. Dan “Hal” merupakan pertanyaan yang meniadakan pengingkaran atau penegasian atau sesuatu yang tidak dapat dilihat


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis} tingkat demi tingkat, sebagian satu di atas bagian lain, tanpa saling bersentuhan {Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidak seimbangan sedikit pun} berbeda dan bertentangan {Maka, lihatlah lagi} Maka lihatlah lagi {Adakah kamu melihat suatu celah} retakan dan celah


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.” Masing-masing bersusun rapi, di mana yang satu di atas yang lain dan bukan hanya satu lapis saja. Allah menciptakannya dengan amat baik dan sempurna. “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang..” yakni cela dan kekurangan. Karena terbebas dari kekurangan dari berbagai seginya, maka ciptaan tersebut menjadi baik, sempurna, dan serasi di berbagai halnya, baik dari segi warna, kondisi, ketinggian dan dengan adanya matahari, bulan, bintang yang bercahaya, bintang yang tetap berada di tempatnya dan yang berpindah.
Karena kesempurnaan penciptaan langit dan bumi bisa dilihat dan diketahui, maka Allah memerintahkan agar selalu dipandangi dan direnungkan seluruh penjurunya seraya berfirman, “Maka lihatlah berulang-ulang,” maksudnya, pandanglah berulang-ulang seraya memetik pelajaran. “Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang,” maksudnya, apakah ada kekurangan dan ketimpangan?


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-5
Allah SWT mengagungkan DzatNya yang Maha Mulia dan memberitahukan bahwa di tanganNyalah semua kerajaan, yaitu Dialah Dzat yang Mengatur semua makhluk sesuai dengan yang Dia kehendaki, tidak ada yang menghalangi apa yang Dia putuskan, dan tidak ada yang bertanya tentang apa yang Dia perbuat karena kekuasaan, kebijaksanaan, dan keadilanNya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Yang menjadikan mati dan hidup) ada yang mengambil dalil dari ayat ini, dia berkata bahwa kematian itu adalah hal yang nyata, karena itu adalah makhluk. Makna ayat ini adalah bahwa Allahlah yang menciptakan makhluk dari tidak ada menjadi ada untuk menguji mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya, sebagaimana Allah SWT berfirman (Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu) (Surah Al-Baqarah: 28) Keadaan yang pertama yaitu “al- 'adam” dinamakan mati, dan pertumbuhan ini dinamakan hidup. Oleh karena itu Allah berfirman: (kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali) (Surah Al-Baqarah: 28)
Firman Allah SWT: (supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya) yaitu yang terbaik amalnya.
Kemudian Allah berfirman: (Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun) yaitu Maha Perkasa, Maha Besar dan Maha Kokoh, selain itu Dia Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan kembali kepadaNya setelah berbuat durhaka terhadapNya dan menentang perintahNya. Sekalipun Dia Maha Perkasa, Dia mengampuni, menyayangi, memaafkan, dan menyantuni.
Kemudian Allah berfirman: (Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis) yaitu, bertingkat-tingkat. Apakah satu sama lain berhubungan, yakni satu sama lainnya berlapis satu sama lain, tanpa pemisah?
Ada dua pendapat tentangnya, yang paling benar adalah pendapat yang kedua, sebagaimana yang ditunjukkan hadits Isra’ dan lainnya.
Firman Allah: (Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang) yaitu bahkan rapi sempurna, tanpa ada perbedaan, pertentangan, kekurangan, kelemahan, dan cela. Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?) yaitu, pandanglah langit dan lihatlah, apakah kamu melihat padanya suatu cela, kekurangan, kelemahan atau keretakan?
Qatadah berkata tentang firmanNya: (adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?) yaitu apakah kamu melihat adanya cela?
Firman Allah: (Kemudian pandanglah sekali lagi) Qatadah berkata yaitu dua kali,
(niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah dalam keadaan terhina.
Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah dalam keadaan kecil.
(dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) Qatadah berkata bahwa “Al-Hasir” adalah maknanya kelelahan.
Makna ayat ini adalah bahwa sekiranya kamu mengulangi pandanganmu berapa kali pun, maka pandanganmu akan kembali kepadamu, karena tidak menemukan suatu cela atau suatu cacat pun padanya. (dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) yaitu lemah dan terputus karena kelelahan, karena terlalu banyak mengulang, tetapi tidak melihat adanya suatu kekurangan.
Setelah menafikan kekurangan dalam penciptaan langit, Dia menjelaskan kesempurnaannya dan perhiasannya. Lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang) yaitu bintang-bintang yang menghiasi langit, baik yang beredar dan yang tetap.
Firman Allah (dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan) Dhamir pada lafaz (waja'alnaha) kembali kepada jenis dari “Al-mashabih” bukan kepada bentuknya, karena bintang-bintang yang ada di langit tidak digunakan untuk melempari setan-setan, melainkan yang dipakai nyala api daripada bintang-bintang itu sendiri, atau barangkali nyala api itu bersumber darinya. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: (dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala) yaitu, Kami menjadikan kehinaan itu untuk setan-setan di dunia, dan Kami menyediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala di akhirat. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam permulaan surah Ash-Shaffat: (Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang (6) dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka (7) setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru (8) Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal (9) akan tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang (10)) (Surah Ash-Shaffat) Qatadah berkata bahwa sesungguhnya bintang-bintang ini diciptakan untuk tiga hal, yaitu Allah menciptakannya untuk perhiasan bagi langit, sebagai pelempar setan, dan sebagai tanda-tanda untuk petunjuk arah.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Mulk ayat 3: Allah menyebutkan dengan menampakkan kekuasaan-Nya yang lain. Allah menyebutkan bahwasanya Ia pencipta tujuh langit, Allah ciptakan dan jadikan bertingkat-tingkat, sebagiannya lebih tinggi daripada sebagian yang lain. Makhluk yang melihatnya, tidak akan mendapati keanehan atau pertentangan dan atau cacat (terbelah). Kemudian Allah memerintahkan untuk mengulangi penglihatannya, agar menjadikan pelajaran dan bertambah keyakinan, karena tidak akan didapati padanya retak atau memiliki celah atau adanya keanehan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Masing-masing lapisan di atas yang lain, Dia menciptakannya dalam keadaan yang sangat bagus dan rapi.

Bisa juga diartikan dengan kerusakan dan kekurangan. Jika pada langit tidak terdapat kerusakan, maka berarti langit itu sangat indah dan sempurna, seimbang dan sesuai baik warnanya, bentuknya maupun tingginya, demikian pula apa yang ada di sana seperti matahari, bulan, bintang, benda langit yang diam dan yang bergerak.

Oleh karena kesempurnaannya sudah dimaklumi, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan agar melihat sekali lagi dan memperhatikan segala penjurunya.

Sambil memikirkan dan mengambil pelajaran.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mulk Ayat 3

3-4. Kuasa Allah menciptakan hidup dan mati dikaitkan dengan kuasa-Nya menciptakan alam raya. Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis sangat serasi dan harmonis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang aib atau tidak sempurna, pada ciptaan tuhan yang maha pengasih tuhan yang rahmat-Nya mencakup seluruh wujud, baik pada ciptaan-Nya yang kecil maupun yang besar. Maka lihatlah sekali lagi dan berulang-ulang disertai dengan berpikir yang keras, maka adakah kamu lihat atau menemukan padanya sesuatu yang cacat atau retak' kemudian setelah sekian lama kamu serius memperhatikannya, maka ulangi pandanganmu sekali lagi dan sekali lagi yaitu berkali-kali, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dalam keadaan kecewa karena tanpa menemukan cacat yang kamu usahakan untuk menemukannya, dan ia, pandanganmu, dalam keadaan letih dan ada batasnya


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penjelasan dari para ahli ilmu mengenai makna dan arti surat Al-Mulk ayat 3 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita semua. Sokong perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Cukup Banyak Dikaji

Baca banyak konten yang cukup banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Ma’un, Alhamdulillah, Ali ‘Imran 159, Al-‘Alaq, Al-Fil, Al-Insyirah. Serta Al-Fath, Al-Bayyinah, At-Tin, Yusuf 4, Al-Baqarah 183, Inna Lillahi.

  1. Al-Ma’un
  2. Alhamdulillah
  3. Ali ‘Imran 159
  4. Al-‘Alaq
  5. Al-Fil
  6. Al-Insyirah
  7. Al-Fath
  8. Al-Bayyinah
  9. At-Tin
  10. Yusuf 4
  11. Al-Baqarah 183
  12. Inna Lillahi

Pencarian: doa sesudah adzan latin dan artinya, surat al-baqarah ayat terakhir, al maidah ayat 10, ali imran 104, ayat al ikhlas

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.