Surat Al-Mulk Ayat 4

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

ثُمَّ ٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ ٱلْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ

Arab-Latin: ṡummarji'il-baṣara karrataini yangqalib ilaikal-baṣaru khāsi`aw wa huwa ḥasīr

Artinya: Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

« Al-Mulk 3Al-Mulk 5 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Terkait Dengan Surat Al-Mulk Ayat 4

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mulk Ayat 4 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Terdapat kumpulan penjabaran dari berbagai ulama mengenai kandungan surat Al-Mulk ayat 4, misalnya sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

4. Kemudian lihatlah kembali, niscaya pandanganmu kembali kepadamu dalam keadaan tertunduk dan hina karena tidak melihat kekurangan, dan ia lelah dan tumpul.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

4. Pada ayat ini Allah memerintahkan manusia untuk kembali melihat dan mengamati penciptaan langit dan betapa kokoh dan sempurnanya ia; dan Allah memerintahkan mereka untuk mencari kekurangan yang ada pada makhluk yang luar biasa ini.

Hasil dari pencermatan dan pencarian kekurangan dari makhuk ini adalah keyakinan bahwa makhluk ini sangat luar biasa dan sempurna, dan barangsiapa yang mencoba untuk mencari kekurangannya maka hanya akan mendapat kekecewaan dan ketidakmampuan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

4. Kemudian pandanglah berulang kali niscaya pandanganmu kembali kepadamu dengan menunduk tanpa mampu melihat aib atau cacat dalam penciptaan langit dan pandanganmu lemah tidak mampu memandang.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

4. ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ (Kemudian pandanglah sekali lagi)
Yakni berkali-kali, agar itu lebih menekankan hujjah dan menghilangkan alasan.

يَنقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا(niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat)
Yakni penglihatan kalian akan kembali kepadamu dalam keadaan kecewa karena tidak menemukan aib pada penciptaan langit.

وَهُوَ حَسِيرٌ(dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah)
Yakni terputus harapannya untuk menemukan kekurangan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Allah hanya mengatakan { ثُمَّ ٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ } "Kemudian pandanglah sekali lagi" Dia ﷻ tidak mengatakan (dua kali); Sebab kata (dua kali) membatasi pandangan hanya dua kali, sedangkan lafazh { كَرَّتَيْنِ } menunjukkan pengulangan berkali-kali.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

4. Kemudian mata berulang-ulang melihatnya lagi. Niscaya mata itu lemah dan tidak mampu melihat kecacatan (ciptaanNya). Mata itu lelah dan tidak mampu mengetahui sesuatu yang dicari setelah melakukan banyak pencarian yang berulang-ulang


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Kemudian lihatlah dua kali lagi} lihatlah lagi dan lagi {niscaya pandanganmu akan kembali} kembali {kepadamu dengan kecewa} hina dan rendah {dan letih} letih dan berhenti melihat aib


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

4. “Kemudian pandanglah sekali lagi,” maksudnya adalah dengan sering mengulang, “niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan suatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” Maksudnya, tidak berdaya melihat adanya ketimpangan dan ketidakseimbangan meski berusaha dengan sekuat tenaga.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-5
Allah SWT mengagungkan DzatNya yang Maha Mulia dan memberitahukan bahwa di tanganNyalah semua kerajaan, yaitu Dialah Dzat yang Mengatur semua makhluk sesuai dengan yang Dia kehendaki, tidak ada yang menghalangi apa yang Dia putuskan, dan tidak ada yang bertanya tentang apa yang Dia perbuat karena kekuasaan, kebijaksanaan, dan keadilanNya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Yang menjadikan mati dan hidup) ada yang mengambil dalil dari ayat ini, dia berkata bahwa kematian itu adalah hal yang nyata, karena itu adalah makhluk. Makna ayat ini adalah bahwa Allahlah yang menciptakan makhluk dari tidak ada menjadi ada untuk menguji mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya, sebagaimana Allah SWT berfirman (Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu) (Surah Al-Baqarah: 28) Keadaan yang pertama yaitu “al- 'adam” dinamakan mati, dan pertumbuhan ini dinamakan hidup. Oleh karena itu Allah berfirman: (kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali) (Surah Al-Baqarah: 28)
Firman Allah SWT: (supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya) yaitu yang terbaik amalnya.
Kemudian Allah berfirman: (Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun) yaitu Maha Perkasa, Maha Besar dan Maha Kokoh, selain itu Dia Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan kembali kepadaNya setelah berbuat durhaka terhadapNya dan menentang perintahNya. Sekalipun Dia Maha Perkasa, Dia mengampuni, menyayangi, memaafkan, dan menyantuni.
Kemudian Allah berfirman: (Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis) yaitu, bertingkat-tingkat. Apakah satu sama lain berhubungan, yakni satu sama lainnya berlapis satu sama lain, tanpa pemisah?
Ada dua pendapat tentangnya, yang paling benar adalah pendapat yang kedua, sebagaimana yang ditunjukkan hadits Isra’ dan lainnya.
Firman Allah: (Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang) yaitu bahkan rapi sempurna, tanpa ada perbedaan, pertentangan, kekurangan, kelemahan, dan cela. Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?) yaitu, pandanglah langit dan lihatlah, apakah kamu melihat padanya suatu cela, kekurangan, kelemahan atau keretakan?
Qatadah berkata tentang firmanNya: (adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?) yaitu apakah kamu melihat adanya cela?
Firman Allah: (Kemudian pandanglah sekali lagi) Qatadah berkata yaitu dua kali,
(niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah dalam keadaan terhina.
Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah dalam keadaan kecil.
(dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) Qatadah berkata bahwa “Al-Hasir” adalah maknanya kelelahan.
Makna ayat ini adalah bahwa sekiranya kamu mengulangi pandanganmu berapa kali pun, maka pandanganmu akan kembali kepadamu, karena tidak menemukan suatu cela atau suatu cacat pun padanya. (dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) yaitu lemah dan terputus karena kelelahan, karena terlalu banyak mengulang, tetapi tidak melihat adanya suatu kekurangan.
Setelah menafikan kekurangan dalam penciptaan langit, Dia menjelaskan kesempurnaannya dan perhiasannya. Lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang) yaitu bintang-bintang yang menghiasi langit, baik yang beredar dan yang tetap.
Firman Allah (dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan) Dhamir pada lafaz (waja'alnaha) kembali kepada jenis dari “Al-mashabih” bukan kepada bentuknya, karena bintang-bintang yang ada di langit tidak digunakan untuk melempari setan-setan, melainkan yang dipakai nyala api daripada bintang-bintang itu sendiri, atau barangkali nyala api itu bersumber darinya. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: (dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala) yaitu, Kami menjadikan kehinaan itu untuk setan-setan di dunia, dan Kami menyediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala di akhirat. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam permulaan surah Ash-Shaffat: (Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang (6) dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka (7) setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru (8) Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal (9) akan tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang (10)) (Surah Ash-Shaffat) Qatadah berkata bahwa sesungguhnya bintang-bintang ini diciptakan untuk tiga hal, yaitu Allah menciptakannya untuk perhiasan bagi langit, sebagai pelempar setan, dan sebagai tanda-tanda untuk petunjuk arah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Mulk ayat 4: Allah memerintahkan manusia untuk melihatnya bukan hanya cukup melihat sekali saja; Bahkan Allah memerintahkan untuk melihat berkali-kali, agar ia dapat mencari kekurangannya, akan tetapi penglihatannya akan terulang untuk menatap ke langit kembali (setelah ia mencari-cari cacatnya), sambil merasa bosan dan hampa karena sebab gagal (mencari cacat); Karena tidak mungkin akan didapati pertentangan apapun atau celah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Maksudnya adalah melihatnya berkali-kali.

Ternyata tidak ada cacat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mulk Ayat 4

3-4. Kuasa Allah menciptakan hidup dan mati dikaitkan dengan kuasa-Nya menciptakan alam raya. Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis sangat serasi dan harmonis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang aib atau tidak sempurna, pada ciptaan tuhan yang maha pengasih tuhan yang rahmat-Nya mencakup seluruh wujud, baik pada ciptaan-Nya yang kecil maupun yang besar. Maka lihatlah sekali lagi dan berulang-ulang disertai dengan berpikir yang keras, maka adakah kamu lihat atau menemukan padanya sesuatu yang cacat atau retak' kemudian setelah sekian lama kamu serius memperhatikannya, maka ulangi pandanganmu sekali lagi dan sekali lagi yaitu berkali-kali, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dalam keadaan kecewa karena tanpa menemukan cacat yang kamu usahakan untuk menemukannya, dan ia, pandanganmu, dalam keadaan letih dan ada batasnya. 5. Bukti kuasa Allah itu bukan hanya pada kesempurnaan penciptaan langit dan bumi. Dan kami bersumpah bahwa sungguh, telah kami hiasi langit yang dekat, yaitu yang dekat dengan bumi sehingga dapat dilihat dengan pandangan mata secara langsung. Kami menghiasinya dengan bintang-bintang dan kami jadikannya bintang-bintang itu sebagai alat-alat pelempar setan dari golongan jin, dan kami sediakan bagi mereka di akhirat nanti, azab neraka yang menyala-Nyala.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penjelasan dari banyak ulama terkait makna dan arti surat Al-Mulk ayat 4 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Bantu kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Banyak Dilihat

Tersedia ratusan topik yang paling banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Jumu’ah 10, Al-Ahzab 56, Al-Jatsiyah, Ali ‘Imran 110, Al-Insyirah 6, An-Nisa 29. Termasuk An-Nisa 146, Thaha, Al-Baqarah 152, Al-Baqarah 168, An-Nur 26, Al-Anfal.

  1. Al-Jumu’ah 10
  2. Al-Ahzab 56
  3. Al-Jatsiyah
  4. Ali ‘Imran 110
  5. Al-Insyirah 6
  6. An-Nisa 29
  7. An-Nisa 146
  8. Thaha
  9. Al-Baqarah 152
  10. Al-Baqarah 168
  11. An-Nur 26
  12. Al-Anfal

Pencarian: tuliskan surat al-hujurat ayat 13, surat ar rahman sampai selesai, surat saba ayat 10-11, al quran ayat 15, insana artinya

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: