Surat Ar-Rahman Ayat 1

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

ٱلرَّحْمَٰنُ

Arab-Latin: Ar-raḥmān

Artinya: (Tuhan) Yang Maha Pemurah,

« Al-Qamar 55Ar-Rahman 2 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Surat Ar-Rahman Ayat 1

Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rahman Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai pelajaran menarik dari ayat ini. Terdapat pelbagai penjabaran dari banyak ulama mengenai makna surat Ar-Rahman ayat 1, misalnya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-2. Allah Yang Maha Pengasih, Yang mengajari manusia al-Quran dengan memudahkan membaca dan menghafalnya serta memahami makna-maknanya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

1-2. Allah Maha Pengasih kepada jin dan manusia. Allah mengajarkan mereka al-Qur’an dengan memudahkan bacaan dan pemahamannya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

1. Ar-Raḥmān, yang memiliki rahmat yang luas.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

1-2. الرَّحْمٰنُ عَلَّمَ الْقُرْءَانَ (Yang Maha Pemurah Yang telah mengajarkan al Quran)
Karena surat ini menyebutkan berbagai kenikmatan yang diberikan Allah bagi hamba-hamba-Nya, maka Allah mendahulukan kenikmatan yang paling agung, yang paling bermanfaat, dan paling berguna yaitu kenikmatan pengajaran al-Qur’an; kerena al-Qur’an adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Perhatikan firman Allah ta'ala: { ٱلرَّحْمَٰنُ } [1] { عَلَّمَ ٱلْقُرْءَانَ } [2] { خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ } [3]

Bagaimana Allah menjadikan penciptaan dan pendidikan tumbuh dari sifat rahmat yang dikaitkan dengan nama (الرحمن) Yang Maha Pengasih, dan mengaitkan makna surah dengan nama tersebut, dan Dia menutup surah ini dengan firman-Nya: { تَبَٰرَكَ ٱسْمُ رَبِّكَ ذِى ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ } "Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia" [Q.S. Ar-Rahman : 76], Nama yang agung/berkah itu adalah nama yang mengawali surah ini. Karena segala keagungan/keberkahan itu datang dari-Nya, dan melalui Dia kenerkahan itu dilimpahkan kepada setiap orang yang diberkahi, maka segala sesuatu yang disebutkan di dalamnya diberkati, dan segala sesuatu yang tidak disebutkan di dalamnya, maka berkahnya dicabut.

{ ٱلرَّحْمَٰنُ } [1] { عَلَّمَ ٱلْقُرْءَانَ } [2] { خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ } [3]

1). Mendahulukan ajaran Al-Qur'an di atas penciptaan manusia merupakan tanda tingginya kedudukan, memberikan informasi tentangnya dan petunjuknya. Kalau bukan karena karunia Allah dalam mengajarkan Al-Qur'an, niscaya manusia akan menjadi tawanan dan seorang hamba bagi dunianya, maka biarlah Al-Qur'an menjadi prioritas dalam hidup kita. Sehingga kita bisa melihat kebaikan -atas petunjuk-Nya- semua urusan kita.

2). Kemarin, manusia hanyalah tetesan sperma, dan saat ini dia sangat pandai berbicara dan bertengkar hebat, berdebat tentang Tuhannya, dan mengingkari kemampuan-Nya untuk hari kebangkitan, adanya kontradiksi yang besar antara sperma dan kejelasan dalam perselisihan tersebut -padahal Allah menciptakannya dari tetesan sperma namun menjadikannya musuh yang nyata- sebagai ayat dari ayat-ayat-Nya, menujukkan bahwa satu-satunya sesembahan, dan bahwasanya kebangkitan dari kubur adalah kebenaran.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

1-2. Allah SWT adalah Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Pemberi Nikmat dengan keagungan-keagungan nikmat dunia dan akhirat. Dzat yang mengajarkan rasulNya Al-Qur’an dengan memberinya wahyu untuk disampaikan kepada manusia.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dzat Yang Maha Pengasih


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

1. Surat yang mulia nan agung ini Allah awali dengan (salah satu) NamaNya, yaitu ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), yang menunjukkan betapa luas rahmat dan pemberianNya, serta betapa melimpah kebaikan dan karuniaNya. Kemudian Allah menyebutkan apa yang menunjukkan rahmatNya serta pengaruh yang Allah berikan kepada para hamba berupa nikmat keduniaan, keagamaan, dan keakhiratan. Setelah Allah menyebutkan segala macam dan jenis kenikmatanNya, selanjutnya Dia memperingatkan jin dan manusia untuk bersyukur kepadaNYa, dengan berfirman, “Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-13
Allah SWT memberitahukan tentang karunia dan rahmatNya kepada makhlukNya, bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur’an kepada hamba-hambaNya, dan memudahkan untuk menghafalkan dan memahaminya bagi orang yang Dia rahmati. Jadi Allah SWT berfirman: ((Tuhan) Yang Maha Pengasih (1) Yang telah mengajarkan Al-Qur’an (2) Dia menciptakan manusia (3) Mengajarnya pandai berbicara. (4))
Al-Hasan berkata bahwa yang dimaksud adalah berbicara.
Qatadah dan selain keduanya berkata bahwa maknannya adalah kebaikan dan keburukan. Tetapi pendapat Al-Hasan di sini lebih baik dan lebih kuat karena konteks ayat membicarakan pengajaran Al-Qur'an, yaitu menunaikan bacaannya. Dan sesungguhnya hal itu dapat terwujud jika Allah memudahkan makhlukNya untuk berbicara, dan mengeluarkan bunyi huruf dari makhrajnya masing-masing, yaitu dari kerongkongan, lisan dan kedua bibir dengan berbagai macam makhrajnya.
Firman Allah SWT (Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan (5)) yaitu keduanya berjalan beriringan sesuai perhitungan yang tepat, tidak menyimpang dan tidak berbenturan, sebagaimana firmanNya: (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40)) (Surah Yasin) dan (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui 96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya (6)) Ibnu Jarir berkata bahwa para mufasir berbeda pendapat tentang makna (an-najm) setelah mereka sepakat bahwa yang dinamakan “Asy-Syajar” adalah tumbuhan yang tegak di atas batangnya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa an-najm adalah sesuatu yang digelar di atas permukaan bumi, berupa tumbuhan. Demikian juga dikatakan Sa'id bin Jubair, As-Suddi, dan Sufyan Ats-Tsauri. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah bintang-bintang yang ada di langit. Demikian juga yang dikatakan Al-Hasan dan Qatadah, dan pendapat inilah yang lebih jelas. Hanya Allah yang lebih Mengetahui, berdasarkan firman Allah SWT: (Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar dari manusia) (Surah Al-Hajj: 18).
Firman Allah: (Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) (7)) yaitu keadilan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan) (Surah Al-Hadid: 25) Demikian juga Allah berfirman di sini (Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu (8)) yaitu Dia menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya dan adil agar segala sesuatu berjalan dengan sebenar-benarnya dan adil. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu (9)) yaitu, janganlah mengurangi timbangan, tetapi timbanglah dengan benar dan adil. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan timbanglah dengan neraca yang benar) (Surah Al-Isra: 35)
Firman Allah SWT: (Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk-(Nya) (10)) yaitu sebagaimana Dia meninggikan langit, Dia telah menghamparkan bumi ini dan memancangkannya dengan gunung-gunung yang tinggi-tinggi agar stabil dan tidak mengguncangkan makhluk yang ada di atasnya yang beragam jenis, macam, warna, dan bahasa mereka di seluruh penjurunya.
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa “al-anam” adalah makhluk.
(di bumi itu ada buah-buahan) yaitu yang beragam warna, rasa, dan aromanya (dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang) disebutkan tersendiri karena manfaat yang ada padanya, baik dalam keadaan basah maupun kering. Dan “al-akmam” adalah kelopak mayang. Demikian juga dikatakan banyak mufasir; yaitu kelopak mayang yang terbelah mengeluarkan buah kurma, yang pada mulanya bernama “busr”, kemudian “ruthab”, kemudian menjadi masak dan sempurna kemasakannya.
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “al-akmam” adalah serabutnya yang berada di leher pohon kurma, ini adalah pendapat Al-Hasan dan Qatadah.
(Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya (12)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, terkait firmanNya (Dan biji-bijian yang berkulit) bahwa maknannya adalah biji-bijian yang ada daunnya.
Demikian juga dikatakan Qatadah
Mujahid, dan lainnya berkata bahwa yang dimaksud dengan “raihan” adalah daunnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “raihan” adalah tanaman yang hijau. Makna ini (hanya Allah yang lebih Mengetahui) adalah bahwa yang dimaksud dengan biji-bijian adalah seperti gandum, jawawut, dan yang serupa dengan keduanya yang mempunyai bulir dan daun-daunan yang melilit pada batangnya.
Firman Allah: (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (13)) yaitu nikmat Tuhan yang manakah yang kalian dustakan, wahai dua makhluk yang dibebani yaitu jin dan manusia? Pendapat ini dikatakan Mujahid dan lainnya, yang hal ini ditunjukkan pada konteks setelahnya. yaitu, bahwa nikmat-nikmat tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya sehingga kalian tidak dapat mengingkarinya. Dan kami hanya dapat mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh jin yang beriman kepadaNya,"Ya Allah, tidakmada sesuatu pun dari nikmat-nikmatMu yang kami ingkari, maka segala puji bagiMu" Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut,"Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" yaitu “Kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ar-Rahman ayat 1: Allah membuka surat ini dengan nama yang agung yaitu Ar Rahman, yang ia adalah nama Allah, pemilik rahmah (Yang Maha Pemurah) yang sempurna di dunia dan akhirat.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surah yang mulia ini dimulai dengan nama Allah Ar Rahman yang menunjukkan luasnya rahmat-Nya, meratanya ihsan-Nya, banyaknya kebaikan-Nya dan luasnya karunia-Nya. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sesuatu yang menunjukkan rahmat-Nya dan atsar(pengaruh)nya yang Allah sampaikan kepada hamba-hamba-Nya berupa nikmat-nikmat agama, dunia maupun akhirat, dan setelah itu Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan manusia dan jin yang mendapatkan nikmat itu agar bersyukur kepada-Nya dengan firman-Nya, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rahman Ayat 1

Uraian pada akhir surah al-qamar tentang keagungan kuasa Allah dan kesempurnaan kodrat-Nya disusul dengan penjelasan mengenai limpahan rahmat Allah kepada makhluk-Nya, yang disebutkan dalam surah ar-rahm'n. Surah ini diawali dengan nama-Nya yang indah. Dialah Allah yang maha pengasih kepada makhluk, baik jin, manusia, hewan, tumbuhan, dan lainnya dalam kehidupan mereka di dunia. 2. Allah menyebut rahmat-Nya yang paling agung. Dialah tuhan yang telah mengajarkan Al-Qur'an kepada siapa saja yang dia kehendaki.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah sekumpulan penjelasan dari kalangan mufassirin mengenai makna dan arti surat Ar-Rahman ayat 1 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita semua. Dukunglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Cukup Banyak Dilihat

Terdapat banyak topik yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat: An-Naba, Al-Falaq, Al-Isra 32, Al-Kafirun, Al-Fatihah, Al-A’la. Serta Do’a Setelah Adzan, Seribu Dinar, Adh-Dhuha, Yusuf 28, Al-Hujurat 13, Al-Qadr.

  1. An-Naba
  2. Al-Falaq
  3. Al-Isra 32
  4. Al-Kafirun
  5. Al-Fatihah
  6. Al-A’la
  7. Do’a Setelah Adzan
  8. Seribu Dinar
  9. Adh-Dhuha
  10. Yusuf 28
  11. Al-Hujurat 13
  12. Al-Qadr

Pencarian: al kahfi latin 1-10, surat luqman ayat 18, al falak, al jumuah, surah al-fatihah beserta artinya

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: