Surat Al-Qamar Ayat 24
فَقَالُوٓا۟ أَبَشَرًا مِّنَّا وَٰحِدًا نَّتَّبِعُهُۥٓ إِنَّآ إِذًا لَّفِى ضَلَٰلٍ وَسُعُرٍ
Arab-Latin: Fa qālū abasyaram minnā wāḥidan nattabi'uhū innā iżal lafī ḍalāliw wa su'ur
Artinya: Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Berkaitan Surat Al-Qamar Ayat 24
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qamar Ayat 24 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran berharga dari ayat ini. Ditemukan bermacam penjelasan dari para ulama terhadap makna surat Al-Qamar ayat 24, misalnya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
23-24. Kaum Tsamud (yaitu kaum Shaleh) mendustakan ayat-ayat yang dengannya mereka diperingatkan. Mereka berkata, “Apakah kami mengikuti seorang manusia sedangkan kami adalah jamaah yang berjumlah besar? Bila demikian, maka sesungguhnya kami benar-benar jauh dari kebenaran dan kami benar-benar dalam kegilaan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
24. Mereka berkata dengan sombong, “Apakah kita akan mengikuti satu orang biasa dari jenis kita sendiri? Sesungguhnya bila kita mengikutinya dalam kondisi ini pastilah kita berada dalam kesesatan dari kebenaran dan dalam kesusahan
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
24. فَقَالُوٓا۟ أَبَشَرًا مِّنَّا وٰحِدًا نَّتَّبِعُهُۥٓ (Maka mereka berkata: “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?”)
Yakni bagaimana kami akan mengikuti manusia seperti kami, yang hanya sendirian dan tidak memiliki pengikut.
إِنَّآ إِذًا لَّفِى ضَلٰلٍ(Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat)
Yakni jika kami mengikutinya maka kami sungguh telah melakukan kesalahan dan menjauh dari kebenaran.
وَسُعُرٍ(dan gila”)
Yakni dalam siksaan dan kesusahan. Pendapat lain mengatakan, yakni dalam keadaan gila.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
24. {Mereka berkata}: “Apakah kita akan mengikuti seorang laki-laki lemah dari jenis dan golongan kita sendiri yang tidak lebih istimewa dari kita? Sesungguhnya jika kita mengikutinya, kita akan berada dalam kesalahan dan semakin jauh dari kebenaran serta berada dalam kegilaan”. Ucapan mereka {waahidan} maknanya adalah lemah dan kekuatannya tidak perlu dikhawatirkan
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka berkata,“Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia di antara kita. Sesungguhnya jika begitu kita benar-benar dalam kesesatan} setelah dari kebenaran {dan gila} sakit
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
24. Mereka mendustakannya dan bersikap tinggi hati terhadap beliau seraya menyombongkan diri dan sesat, “Bagaimanakah kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita?” artinya, bagaimana kita bisa mengikuti seorang manusia dan bukan malaikat, seorang manusia dari kalangan kita sendiri, bukan dari kalangan orang lain yang paling banyak memiliki karunia di antara sesama, sudah demikian dia juga hanya satu orang saja, “Sesungguhnya kalau kita begitu,” artinya, jika kita mengikutinya dalam kondisi seperti ini, “benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila.” Artinya, tentu kami adalah orang-orang sesat dan sengsara. Ucapan mereka ini dikarenakan kesesatan dan kesengsaraan mereka, mereka enggan mengikuti rasul dari kalangan manusia, namun mereka tidak enggan menjadi pemuja pohon, batu, dan lukisan-lukisan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 23-32
Ini merupakan pemberitahuan tentang kaum Tsamud, bahwa mereka mendustakan rasul mereka, yaitu nabi Shalih. (Maka mereka berkata, "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila” (24)) Mereka berkata bahwa kita benar-benar akan kecewa dan merugi jika kita menyerahkan kepemimpinan kita kepada seseorang dari kita. Kemudian mereka heran terhadap wahyu yang hanya diturunkan kepada nabi Shalih, bukan mereka. Kemudian mereka menuduhnya sebagai seorang pendusta, dan berkata: (Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong) yaitu orang yang melampaui batas kedustaannya. Maka Allah SWT berfirman: (Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong (26)) Ini merupakan ancaman keras dan peringatan tegas bagi mereka.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka) yaitu sebagai ujian bagi mereka. Allah SWT mengeluarkan bagi mereka seekor unta betina yang besar dan anaknya dari sebuah batu besar, sesuai dengan apa yang mereka minta, agar hal itu dijadikan sebagai hujjah yang membenarkan kerasulan nabi Shalih dalam menyampaikan risalahNya kepada mereka. Kemudian Allah SWT berfirman sraya memerintahkan kepada hambaNya nabi Shalih: (maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah) yaitu, tunggulah apa yang akan dilakukan oleh mereka dan bersabarlah karena akibat yang baik serta pertolongan Allah itu bagimu di dunia dan akhirat (Dan beritahukanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka) yaitu sehari untuk mereka dan satu hari untuk unta betina itu. Sebagaimana firmanNya: (Saleh menjawab, 'Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu” (155)) (Surah Asy-Syu’ara’)
Firman Allah SWT: (tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran)) Mujahid berkata bahwa, apabila unta itu pergi, mereka mendatangi air itu; dan apabila unta itu datang, maka mereka memerah air susunya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya (29)) Para mufasir berkata bahwa dia adalah orang yang menyembelih unta betina itu, dan merupakan orang paling celaka di antara kaumnya. berdasarkan firmanNya: (ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka (12)) (Surah Asy-Syams) Firman Allah: (lalu kawannya itu menangkap (unta itu)) yaitu menangkapnya (dan menyembelihnya (29) Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku (30)) yaitu, Maka Kami menghukum mereka, dan betapa dahsyatnya azabKu atas mereka sebagai pembalasan atas kekufuran mereka kepadaKu dan kedustaan mereka kepada rasulKu (Kami kirimkan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti batang-batang kering yang lapuk (31)) yaitu mereka dibinasakan sampai tiada seorang pun dari mereka yang tersisa; mereka mati dan kaku seperti rerumputan dan dedaunan yang kering. Pendapat ini dikatakan oleh banyak mufasir. Kata “Al-muhtazhar” menurut As-Suddi adalah padang rumput jika telah mengering dan terbakar, lalu dihembuskan oleh angin.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Qamar ayat 24: Allah mengabarkan bahwa kaum Tsamud berkata dengan sombong : Bagaimana mungkin kami mengikuti manusia semisal dengan kami yang raja juga bukan, bahkan dia sama seperti kami, dia satu sedangkan kami adalah kaum yang besar?! Kalau saja kami turuti dia, sungguh kami adalah orang-orang gila setelah kami di atas kebenaran.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni bagaimana kita akan mengikuti manusia yang bukan raja kita, bukan selain kita yang dianggap besar oleh kita, dan lagi dia hanya seorang diri?
Maksudnya, jika kita mengikutinya sedangkan dia seperti itu keadaannya, maka kita benar-benar telah sesat dan gila. Ucapan mereka ini tidak lain karena kebodohan mereka, mereka enggan dengan sombong untuk mengikuti Rasul mereka dari kalangan manusia, tetapi mereka tidak enggan menjadi penyembah makhluk yang lebih lemah dari mereka, yaitu pohon, batu dan rupaka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qamar Ayat 24
23-24. Seperti kaum nabi nuh dan kaum 'ad, kaum samud pun mengingkari dakwah nabi mereka, nabi saleh. Kaum samud pun telah mendustakan rasul Allah dan peringatan itu. Maka mereka berkata, 'bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia biasa di antara kita yang tidak memiliki keistimewaan dan pengikut, sedang dia mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan nenek moyang kita' sungguh, kalau begitu kita benar-benar telah sesat dan gila. 25-26. Apakah wahyu itu justru diturunkan kepadanya, bukan kepada orang lain di antara kita yang lebih istimewa dan berpengaruh' pastilah dia seorang pendusta besar lagi sombong. ' Allah membantah, 'kelak, saat bukti-bukti yang menguatkan kenabiannya ditampakkan, mereka akan mengetahui siapa yang sebenarnya layak disebut sangat pendusta dan sombong itu. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjelasan dari banyak mufassirun terkait kandungan dan arti surat Al-Qamar ayat 24 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita semua. Sokong perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.