Surat Al-Mu’min Ayat 82
أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوٓا۟ أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَءَاثَارًا فِى ٱلْأَرْضِ فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Arab-Latin: A fa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna 'āqibatullażīna ming qablihim, kānū akṡara min-hum wa asyadda quwwataw wa āṡāran fil-arḍi fa mā agnā 'an-hum mā kānụ yaksibụn
Artinya: Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.
« Al-Mu'min 81 ✵ Al-Mu'min 83 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Mu’min Ayat 82
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’min Ayat 82 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan menarik dari ayat ini. Tersedia beragam penjabaran dari para mufassir terhadap makna surat Al-Mu’min ayat 82, antara lain seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Apakah orang-orang yang mendustakan itu tidak berjalan di muka bumi lalu merenungkan akhir hidup umat-umat yang mendustakan sebelum mereka, bagaimana akibat yang menimpa mereka? Padahal umat-umat terdahulu itu lebih banyak jumlahnya, perlengkapannya dan karya peninggalannya di muka bumi berupa bangunan besar, bangunan menjulang, pertanian dan lainnya, namun apa yang mereka usahakan itu tidak membantu mereka saat azab Allah turun menimpa mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
82-85. Tidakkah orang-orang musyrik itu mendapat ibrah dari perjalanan yang mereka lakukan, karena telah menyaksikan sisa-sisa dari tempat tinggal orang-orang yang mendustakan. Sehingga mereka dapat menyaksikan kesudahan dan kebinasaan yang Allah tetapkan bagi umat-umat itu?
Dahulu umat-umat itu memiliki jumlah yang lebih banyak dan kekuatan yang lebih besar, serta istana dan benteng peninggalan adalah yang paling kuat di bumi; akan tetapi kejayaan mereka di dunia tidak bermanfaat bagi mereka.
Ketika para rasul datang kepada mereka dengan membawa syariat dan mukjizat, mereka merasa puas dan tertipu dengan ilmu duniawi yang telah mereka miliki, sehingga turunlah azab kepada mereka akibat kekafiran dan penghinaan yang mereka lakukan terhadap para rasul dan ayat-ayat Allah.
Saat mereka menyaksikan azab dan kengeriannya, mereka berkata: “Kami beriman kepada Allah, dan tidak percaya kepada tuhan-tuhan yang dahulu kami sembah selain Allah.” Akan tetapi keimanan itu tidak lagi dapat bermanfaat bagi mereka saat mereka telah menyaksikan kerasnya azab. Allah telah menetapkan ketetapan-Nya yang telah berlaku pada hamba-hamba-Nya bahwa keimanan dan taubat tidak dapat diterima ketika azab telah turun. Dan orang-orang yang mendustakan Allah itu telah merugikan diri sendiri saat azab telah turun.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
82. Apakah orang-orang yang mendustakan itu tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana akibat dari umat-umat yang mendustakan sebelum mereka sehingga mereka bisa memetik pelajaran darinya? Umat-umat tersebut lebih banyak hartanya daripada mereka, lebih besar kekuatannya, lebih berkuasa di muka bumi, namun semua itu tidak berguna apa pun bagi mereka manakala azab Allah yang membinasakan datang kepada mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
82. أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى الْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عٰقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ (Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka)
Yakni umat-umat yang bermaksiat kepada Allah dan mendustakan para rasul-Nya, sebab bangunan-bangunan peninggalan mereka menunjukkan siksaan yang telah menimpa mereka dan kesudahan mereka yang buruk.
كَانُوٓا۟ أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً(Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya)
Yakni lebih banyak jumlahnya, lebih kuat badannya, dan lebih banyak hartanya.
وَءَاثَارًا فِى الْأَرْضِ(dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi)
Yakni mereka lebih hebat dalam membangun bangunan dan melakukan pekerjaan dan pertanian.
فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ(maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka)
Yakni kemusyrikan dan tipu daya yang mereka lakukan di dunia tidak dapat menolong mereka, serta kekuatan dan bangunan yang mereka buat tidak bermanfaat bagi mereka untuk melawan perintah dan siksaan Allah atas kezaliman dan penyelisihan yang mereka lakukan dengan tangan mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
82. Apakah orang-orang musyrik yang berdebat dengan bathil itu belum pernah bepergian di bumi, sehingga dalam perjalanan mereka bisa melihat dan berangan-angan tentang apa yang menimpa umat-umat terdahulu , berupa azab akibat kekufuran mereka dan pendustaan mereka kepada para rasul?! Umat terdahulu itu lebih banyak, lebih kuat dan lebih memiliki pengaruh dalam memakmurkan, berkreasi dan bercocok tanam di bumi daripada mereka. Apa yang mereka kerjakan di dunia berupa kesyirikan dan tipu daya serta usaha mereka berupa warisan dan harta benda itu tidak bermanfaat bagi mereka dan tidak dapat mencegah mereka dari siksa.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatan serta peninggalannya di bumi. Apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka} tidak bisa melindungi mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
82. Allah menghimbau kepada orang-orang yang mendustakan rosul untuk melakukan perjalanan jauh di muka bumi ini dengan jiwa raga mereka dan bertanya kepada orang-orang “lalu memperhatikan” dengan renungan dan mencari bukti bukan pandangan lalai atau peremehan. “bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka” dari umat-umat terdahulu, seperti kaum’Ad, Tsamud dan lain-lain yang dahulu lebih kuat dan lebih banyak harta kekayaannya dan lebih dahsyat peniggalan-peninggalannya di bumi ini, seperti bangunan-bangunan benteng, tumbuh-tumbuhan yang unik dan pertanian yang sangat banyak, “tetapi apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka”. Saat keputusan Allah datang kepada mereka, kekuatan mereka sama sekali tidak berguna dan mereka pun tidak bisa menebus diri mereka dengan harta kekayaan mereka dan tidak pula dapat bertahan di dalam benteng-benteng mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 82-85
Allah SWT memberitahukan tentang umat-umat yang mendustakan para rasulNya di masa lalu, dan apa yang menimpa mereka berupa azab yang keras, padahal mereka adalah orang-orang yang kuat dan berpengaruh di bumi dan mengumpulkan harta. Namun semua itu tidak berguna sedikitpun kepada mereka dan tidak dapat menolak dari mereka bahkan sebesar dzarrah dari azab Allah. Demikian itu karena ketika datang kepada mereka para rasul dengan membawa keterangan-keterangan, hujjah-hujjah yang pasti, dan bukti-bukti yang jelas, mereka tidak mengindahkan seruan para rasul dan tidak mau menerimanya, bahkan mereka merasa cukup dengan pengetahuan yang ada pada mereka dengan anggapan bahwa itu lebih baik daripada apa yang disampaikan para rasul kepada mereka.
Mujahid berkata bahwa mereka berkata,"Kami lebih mengetahui daripada mereka, bahwa kami tidak akan dibangkitkan dan tidak akan diazab"
As-Suddi berkata bahwa mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka, karena kebodohan mereka, maka datanglah kepada mereka azab Allah yang belum pernah mereka alami sebelumnya (dan mereka dikepung) yaitu mereka diliputi (oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu) yaitu yang mereka dustakan dan mereka anggap mustahil akan terjadi (Maka tatkala mereka melihat azab Kami) yaitu mereka menyaksikan terjadinya azab atas mereka (mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah”) yaitu mereka mengesakan Allah SWT dan kafir kepada berhala-berhala, tetapi hal itu terjadinya setelah hal itu sudah terlanjur terjadi dan tidak ada gunanya lagi alasan. Sebagaimana Fir'aun berkata pada saat dia ditenggelamkan: (Saya percaya bahwa tiada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)) (Surah Yunus: 90) Allah SWT berfirman: (Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan (91)) (Surah Yunus) yaitu Allah tidak menerima imannya karena dia telah dikutuk oleh nabiNya, Musa, saat dia memohon kepada Allah SWT, ketika dia berkata: (dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih) (Surah Yunus: 88) Demikian juga dikatakan Allah SWT di sini: (Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya) Demikianlah hukum Allah terhadap semua orang yang bertaubat kepadaNya di saat iad menyaksikan azab, bahwa Allah tidak mau menerimanya. Oleh karena itu disebutkan di dalam hadits:”Sesungguhnya Allah senantiasa menerima taubat hamba selama dia belum sekarat” yaitu apabila dia sekarat dan ruhnya sampai di tenggorokan dan malaikat maut telah dilihat, maka taubat sudah tertutup baginya saat itu. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir).
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Mu’min ayat 82: (Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan -lebih banyak- bekas-bekas mereka di muka bumi) seperti gedung-gedung dan bangunan-bangunan lainnya sebagai peninggalan mereka (maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengajak orang-orang yang mendustakan rasul untuk mengadakan perjalanan di bumi baik dengan hati maupun badan serta bertanya kepada orang-orang yang mengetahui.
Sambil memikirkan, tidak sekedar melihat namun hatinya lalai.
Dari kalangan umat-umat yang terdahulu, seperti ‘Aad, Tsamud dan lainnya, dimana mereka lebih besar kekuatannya dan lebih banyak hartanya serta lebih banyak peninggalannya.
Seperti bangunan, alat perlengkapan, benteng-benteng dan istana-istana.
Ketika datang kepada mereka perintah Allah (untuk mengazab mereka). Ketika itu kekuatan mereka tidak berguna, mereka tidak mampu menebusnya dengan harta mereka serta tidak mampu berlindung di balik benteng mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’min Ayat 82
Adalah benar bahwa tanda-tanda kebesaran Allah itu terdapat dalam fenomena alam yang terkembang. Namun demikian, tanda-tanda kebesaran Allah itu juga ada dalam sejarah peradaban umat manusia. Ayat-ayat berikut mengajak manusia untuk mengembara di permukaan bumi menyaksikan jejak sejarah dari umat terdahulu yang berpaling dari jalan kebenaran. Allah berfirman, 'maka apakah mereka orang-orang musyrik mekah dan generasi mana saja yang membaca firman Allah ini, tidak mengadakan perjalanan dan mengembara di bumi, lalu mereka memperhatikan dengan mata kepala dan mata hati, bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu yang hidup sebelum mereka. Mereka umat terdahulu itu lebih banyak hasil pembangunannya dan juga lebih hebat kekuatannya serta lebih banyak peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi. Maka, ketahuilah bahwa seluruh apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka sedikit pun dari kehancuran yang menimpa mereka. 83. Mengapa peradaban umat-umat terdahulu itu hancur dan hanya tinggal sejarahnya saja berupa fosil atau tinggalan lainnya' itu semua tidak lain karena disebabkan oleh kedustaan dan olok-olokan mereka terhadap para rasul yang diutus dari kalangan mereka sendiri. 'maka ketika para rasul yang berasal dari kalangan mereka sendiri, datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata berupa petunjuk dari Allah, mereka membelakangi petunjuk Allah yang dibawa oleh para rasul itu, karena congkak dan sombong, merasa lebih senang dan lebih hebat dengan ilmu yang ada pada mereka, dan karena itu, mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beberapa penafsiran dari kalangan mufassirin terhadap kandungan dan arti surat Al-Mu’min ayat 82 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi ummat. Bantulah dakwah kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.