Surat As-Saffat Ayat 77
وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلْبَاقِينَ
Arab-Latin: Wa ja'alnā żurriyyatahụ humul-bāqīn
Artinya: Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.
« As-Saffat 76 ✵ As-Saffat 78 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Mendalam Mengenai Surat As-Saffat Ayat 77
Paragraf di atas merupakan Surat As-Saffat Ayat 77 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran mendalam dari ayat ini. Didapati beragam penjabaran dari beragam ahli tafsir terkait kandungan surat As-Saffat ayat 77, sebagiannya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan kami menjadikan anak keturunan nuh adalah orang-orang yang tersisa setelah tenggelamnya kaumnya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
77. Dan Kami jadikan keturunan Nabi Nuh menjadi orang-orang yang tersisa di muka bumi setelah kaumnya tenggelam.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
77. Kami menyelamatkan keluarganya dan para pengikutnya yang beriman saja. Selain mereka dari kaumnya yang kafir, Kami tenggelamkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
77. وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ الْبَاقِينَ (Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan)
Yakni hanya mereka yang tersisa, sebab Allah telah membinasakan orang-orang kafir setelah Nuh berdoa untuk itu sehingga tidak ada yang tersisa dari mereka. Sedangkan orang-orang yang beriman yang ikut bersama Nuh di kapal telah meninggal sehingga tidak tersisa kecuali anak keturunan Nuh.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
77. Kami menyisakan keturunan Nuh agar berketurunan sampai hari kiamat, yaitu 3 anak: Sem, Ham, dan Yafet. Maknanya orang-orang mukmin yang menaiki perahu berserta nabi Nuh itu mati, begitu juga keturunannya
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Tenggelam dengan banjir bandang {Kami menjadikan keturunannya} keturunan Nuh AS {orang-orang yang bertahan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
75-82. Allah mengabarkan tentang hamba dan RasulNya, yaitu Nuh rasul pertama, yaitu bahwasanya ketika beliau mengajak kaumnya kepada Allah dalam jangka waktu yang sangat panjang, namun seruan Nuh hanya makin menambah mereka makin jauh, dan Nuh pun telah berdoa kepada Rabbnya seraya mengatakan, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.“ (Nuh:26). Dan ia juga berkata, “Lut berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu". (Al-ankabut:30).
Lalu Allah mengabulkan doanya dan Allah memuji DiriNya seraya berfirman, “maka sesungguhnya (Kami adalah) sebaik-baik yang memperkenankan,” bagi orang-orang yang berdoa dan mendengarkan doa dan sikap merendahkan diri mereka kepadaNya. Allah mengabulkan doa Nabi Nuh sesuai dengan apa yang beliau mohon. Allah menyelamatkannya dan keluarganya dari bencana yang sangat besar dan menenggelamkan seluruh orang-orang kafir dan menyisakan anak keturunannya yang kemudian menjadi pengganti silih berganti, sehingga seluruh manusia (yang ada saat ini) berasal dari keturunan nabi Nuh. Dan Allah menjadikan pujian yang baik dan berlanjut bagi Nabi Nuh hingga zaman manusia-manusia yang terakhir datang. Yang demikian itu karena dia adalah orang yang ihsan dalam beribadah kepada Sang Pencipta dan muhsin (berbuat baik) kepada sesame manusia. Inilah Sunnah Allah pada orang-orang yang berbuat ihsan, yaitu menebarkan pujian baik bagi mereka menurut kadar ihsan (kebaikan) mereka.
Dan FirmanNya, “Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.,” menunjukkan bahwa iman merupakan kedudukan manusia yang tertinggi, ia mencakup seluruh syariat-syariat agama, prinsip-prinsip dan cabang-cabangnya, karena Allah memuji manusia-manusia pilihanNya karena imannya tersebut.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 75-82
Setelah Allah SWT menyebutkan bahwa kebanyakan orang-orang terdahulu tersesat dari jalan keselamatan, lalu Allah menjelaskan hal itu secara rinci. Maka Allah SWT menyebutkan tentang nabi Nuh dan apa yang dia dapati dari kaumnya berupa pendustaan, dan bahwa tidak ada yang beriman dari mereka kecuali hanya sedikit, padahal masa kerasulannya lama. Nabi Nuh tinggal di kalangan kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Dan dalam waktu yang lama itu dia menyeru mereka dan semakin keras kedustaan mereka. Setiap kali dia menyeru mereka, maka semakin bertambah keingkaran kaumnya (Maka Nuh berdoa kepada Tuhannya,"Bahwa sesungguhnya aku dalam keadaan terkalahkan, maka tolonglah aku" (10)) (Surah Al-Qamar) Maka Allah SWT murka dengan karena murkanya nabi Nuh terhadap mereka. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami, maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami) (75)) yaitu Kamilah sebaik-baik memperkenankan seruannya (Dan Kami telah menyelamatkannya dan keluarganya dari bencana yang besar (76)) yaitu pendustaan dan gangguan (Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan (77))
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa tidak ada seorangpun yang tersisa, melainkan dari keturunan nabi Nuh.
Sa'id bin Abi Arubah meriwayatkan dari Qatadah tentang firmanNya: (Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan (77)) dia berkata bahwa semua manusia berasal dari keturunan nabi Nuh.
Firman Allah: (Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (78)) Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah sebutan yang baik.
Mujahid berkata bahwa maknanya adalah sebutan yang baik kepada semua nabi.
Qatadah dan As-Suddi berkata bahwa Allah mengabadikan baginya pujian yang baik di kalangan orang-orang yang kemudian.
Firman Allah SWT: ("Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam" (79)) penjelasan terhadap keabadian sebutan dan pujian yang baik baginya adalah bahwa dia didoakan oleh semua golongan dan semua umat (Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (80)) yaitu demikianlah Kami membalas hamba yang berbuat kebaikan dalam ketaatannya kepada Allah SWT. Kami menjadikan baginya sebutan dan perkataan yang baik di kalangan orang-orang yang setelahnya sesuai tingkatannya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman (81)) yaitu, membenarkan, mengesakan, dan meyakini (Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain (82)) yaitu Kami membinasakan mereka sehingga tidak ada seorangpun dan mereka yang bisa dilihat, tidak disebutkan, tidak dilihat, dan tidak ada pula peninggalan-peninggalannya. Mereka tidak dikenal kecuali hanya sifat-sifat yang buruk
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat As-Saffat ayat 77: Allah mengabarkan, bahwasanya Dia menjadikan anak keturunan dari Nuh tersisa; Karena sebab kebinasaan tersebut secara umum adalah mereka yang ada di dataran, di kecualikan Nuh dan anak keturunannya (yang di atas bahtera), maka yang naik bersama Nuh dari orang-orang yang beriman (selamat), adapun yang tidak dikatakan bahwa mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak keturunan setelahnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Oleh karena itu, selanjutnya manusia berasal dari keturunannya, dan Beliau mempunyai tiga anak; Saam yang menjadi bapak bangsa Arab, Persia dan Romawi, Haam sebagai bapak orang-orang Sudan (hitam), dan Yafits sebagai bapak bangsa Turki, Khazar (bangsa yang bermata sipit), dan Ya’juj-Ma’juj.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat As-Saffat Ayat 77
Dan kami muliakan nabi nuh dengan men-jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan setelah peristiwa banjir itu surut. 78. Dan kami abadikan untuk nabi nuh pujian yang bagus dan buah tutur yang indah di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penafsiran dari banyak ahli ilmu mengenai isi dan arti surat As-Saffat ayat 77 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Dukunglah usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.