Surat As-Saffat Ayat 55
فَٱطَّلَعَ فَرَءَاهُ فِى سَوَآءِ ٱلْجَحِيمِ
Arab-Latin: Faṭṭala'a fa ra`āhu fī sawā`il-jaḥīm
Artinya: Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala.
« As-Saffat 54 ✵ As-Saffat 56 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Berkaitan Dengan Surat As-Saffat Ayat 55
Paragraf di atas merupakan Surat As-Saffat Ayat 55 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Diketemukan variasi penjabaran dari banyak ahli ilmu terhadap kandungan surat As-Saffat ayat 55, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
54-55 Orang mukmin yang masuk surga itu berkata kepada rekan-rekannya, ”apakah kalian berkenan untuk menengok sehingga kalian bisa melihat nasib rekan tersebut?” lalu dia melongok dan melihat rekannya berada di tengah-tengah api neraka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
55. Maka dia melongok, dia melihatnya berada di tengah api neraka Jahanam.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
55. فَاطَّلَعَ فَرَءَاهُ فِى سَوَآءِ الْجَحِيمِ (Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala)
Yakni berada di tengah-tengah Jahannam.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
55. Kemudian orang mukmin itu meninjau ke neraka dan melihat temannya berada di tengah-tengah neraka
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Maka dia menengoknya. Lalu dia melihatnya} lalu dia melihat temannya {di tengah-tengah} tengah-tengah {neraka Jahim
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
50-59. Setelah Allah menjelaskan kenikmatan mereka dan puncak kebahagiaan mereka dengan berbagai makanan, minuman, istri-istri yang cantik jelita, dan tempat-tempat duduk yang baik, maka Allah menjelaskan percakapan dan dialog di antara mereka tentang masalah masalah yang sudah berlalu, dan bahwasanya mereka terus dalam perbincangan dan saling bercakap-cakap hingga hal itu menyebabkan salah seorang di antara mereka berkata, “sesungguhnya aku dahulu mempunyai seorang teman” di dunia, ia mengingkari kehidupan setelah mati, dan ia mencelaku karena aku membenarkannya.
dan ia mengatakan, “Apakah kamu sungguh sungguh termasuk orang orang yang membenarkan? apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar benar diberi pembalasan,?” maksudnya, apakah kita akan diberi balasan atas amal perbuatan kita?! Artinya, bagaimana kamu membenarkan perkara yang tidak mungkin ini, yang benar benar sangat aneh ini!? Yaitu, apabila kita telah tercabik cabik dan menjadi tanah dan tulang belulang kita akan dibangkitkan dan dihidukan kembali, lalu kita dihisab dan diberi pembalasan sesuai dengan amal perbuatan kita? seorang penghuni surge ini berkata kepada rekan rekannya, inilah kisah dan berita dariku dengan temanku, dan aku tetap dan terus beriman lagi meyakini, sedangkan dia tetap dan terus mendustakan lagi mengingkari kebangkitan, hingga kita mati lalu kita dibangkitkan, dan kemudian aku sampai kepada apa yang kalian lihat sekarang berupa berbagai kenikmatan yang telah diinformasikan oleh para rasul, sedangkan dia sudah tidak diragukan lagi telah sampai ada azab.
Maka apakah “kalian mau meninjau “ supaya kita bisa melihatnya hingga kita makin merasa senang dan bahagia dengan apa yang sedang rasakan ini, dan agar itu benar benar menjadi pandangan dengan kasat mata!? Nampaknya bahwa di antara perihal keadaan para penghuni surge dan kebahagiaan sebagian dengan sebagian yang lain, adalah bahwa mereka pun pergi mengikutinya untuk meninjau temannya. ”Maka ia meninjau” dan melihat temannya tersebut “di tengah tengah mereka yang menyala nyala.” Maksudnya, di tengah tengah azab dan siksaannya. Azab benar benar telah mengelilinginya. Lalu orang itu berkata seraya mencela temannya atas keadaannya dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya, Karena telah menyelamatkan dirinya dari tipu muslihat temannya, “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar benar hampir mencelakakanku.” Maksudnya, engkau hampir membinasakanku disebabkan kerancuan-kerancuan pemikiran yang kamu masukkan kepadaku berdasarkan anggapanmu.
“JIkalau tidak karena nikmat Rabbku,” kepadaku dengan meneguhkan pendirianku pada Islam, “pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret” di dalam azab bersamamu.
“Maka apakah kita tidak akan mati melainkan hanya kematian kita yang pertama saja, dan kita tidak akan disiksa?” maksudnya, orang yang beriman itu berkata kepadanya dengan membanggakan nikmat Allah kepada para penghuni surge dengan kekal abadi dan selamat dari azab. Ini adalah bentuk kalimat Tanya yang bermakna pengukuhan dan penetapan.
Dan FirmanNya, “Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap,” ma’mul (objek) dalam kalimat ini dihapus, sedangkan konteksnya adalah kelezatan dan kesenangan. Maka ini menunjukkan bahwa mereka bila membicarakannya dan juga tentang masalah-masalah yang diperselisihkan serta rumit. Sebagaimana sudah dimakhlumi bahwa kelezatan para ahli ilmu adalah dengan memperbincangkan ilmu dan membahasnya melebihi kelezatan-kelezatan yang terjadi dalam perbincangan masalah dunia. Di sisi ini, di dalam surge, mereka mempunyai bagian yang sangat besar, mereka dapat menyingkap berbagai kenyataan-kenyataan ilmiah di dalam surge yang tidak mungkin di ungkapkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 50-61
Allah SWT memberitahukan tentang penghuni surga, bahwa sebagian dari mereka berhadapan dengan sebagian lain sambil saling bertanya yaitu tentang keadaan mereka, dan bagaimana kehidupan mereka di dunia serta penderitaan mereka di dunia. Demikian itu merupakan pembicaraan mereka di tempat mereka minum, berkumpul, dan bergaul dengan yang lain, sambil duduk di atas ranjang-ranjang mereka. Sedangkan para pelayan berada di sekitar mereka menyuguhkan kebaikan yang besar kepada mereka berupa berbagai macam makanan, minuman, pakaian, dan selain itu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbesit di hati seorang manusia pun.
(Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman" (51)) Mujahid berkata bahwa itu adalah setan.
Sesungguhnya setan itu adakalanya dari kalangan jin yang menggoda jiwa manusia, adakalanya dari kalangan manusia yang berbicara dengannya. Keduanya itu saling membantu. Allah SWT berfirman: (sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)) (Surah Al-An'am: 112) Masing-masing darikeduanya selalu menggoda, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia (1) Raja manusia (2) sembahan manusia (3) dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi (4) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5) dari (golongan) jin dan manusia" (6)) (Surah An-Nas) Oleh karena itu Allah berfirman: (Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman (51) yang berkata, “Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)'?" (52)) yaitu apakah kamu percaya dengan adanya hari kebangkitan, hari perhitungan dan hari pembalasan? Dia mengatakannya dengan maksud heran, tidak percaya, menganggap mustahil, dan mengingkarinya.
(Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan? (53)) Mujahid dan As-Suddi berkata, "Benar-benar dihisab"
Allah SWT berfirman: (Berkata pulalah ia, "Maukah kamu meninjau (temanku itu)?” (54)) yaitu menengok. Ini dikatakan seorang mukmin kepada teman-temannya dari kalangan penghuni surga (Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala (54))
Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Khulaid Al-Ashari, Qatadah, As-Suddi, dan ‘Atha’ Al-Khurasani berkata bahwa maknanya adalah di tengah-tengah neraka Jahim.
(Ia berkata (pula), "Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku” (56))
Orang mukmin berkata kepada orang kafir,"Demi Allah, kamu hampir saja mencelakakanku sekiranya aku menaatimu" (Jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka) (57)) yaitu sekiranya bukan karena karunia Allah, maka aku menjadi orang yang sepertimu di tengah-tengah neraka Jahim, tempat kamu berada dan diseret bersamamu ke dalam azab. Tetapi karena Dia memberi karunia dan rahmat kepadaku, maka Dia memberiku petunjuk kepada keimanan dan membimbingku untuk mengesakanNya (Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi petunjuk kepada kami) (Surah Al-A'raf: 43)
Firman Allah SWT: (Maka apakah kita tidak akan mati (58) melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)? (59)) Ini merupakan perkataan orang mukmin yang merasa kagum dengan apa yang diberikan Allah kepadanya berupa kehidupan yang kekal di dalam surga dan bertempat di tempat yang terhormat tanpa mati dan diazab. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar (60))
Firman Allah: (Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja (61)) Qatadah berkata bahwa ini merupakan perkataan penghuni surga.
Ibnu Jarir berkata bahwa ini adalah firman Allah SWT yang maknannya adalah untuk meraih kenikmatan dan kemenangan ini hendaklah orang-orang di dunia beramal agar mereka dapat meraihnya di akhirat.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat As-Saffat ayat 55: 54-57. Dan di ujung pembicaraan mereka, ia meminta teman-temannya ketika di surga, untuk melihat temannya ketika bersamanya di dunia yang ia berada di pertengahan neraka, yang akirnya (temannya tersebut) terhina dan tercela atas sangkaan buruknya terhadap Allah, Ia berkata : Sungguh hampir-hampir aku celaka, kalau saja Allah tidak memberikan kepadaku kenikmatan dan karunia, serta kekokohan di atas kebenaran maka aku tidak akan bisa melewati kebathilan, yang aku diseru kepadanya saat itu; Dan sungguh aku akan mendapatkan adzab bersamanya dengan dimasukkannya ke dalam neraka yang pedih karena sebab kufurnya ia (temanku) dan pengingkarannya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dan azab telah meliputinya. Ya Allah masukkanlah kami ke dalam surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah masukkanlah kami ke dalam surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah masukkanlah kami ke dalam surga dan jauhkanlah kami dari neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat As-Saffat Ayat 55
Maka dia bersama temannya meninjaunya, lalu dia melihat teman-Nya itu tersiksa di tengah-tengah neraka yang menyala-Nyala. 56. Dia pun berkata kepada temannya yang diazab itu, 'demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku dengan bujuk rayumu, .
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjelasan dari berbagai mufassirun berkaitan kandungan dan arti surat As-Saffat ayat 55 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita. Sokonglah usaha kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.