Surat As-Saffat Ayat 56

قَالَ تَٱللَّهِ إِن كِدتَّ لَتُرْدِينِ

Arab-Latin: Qāla tallāhi ing kitta laturdīn

Artinya: Ia berkata (pula): "Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku,

« As-Saffat 55As-Saffat 57 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Berkaitan Surat As-Saffat Ayat 56

Paragraf di atas merupakan Surat As-Saffat Ayat 56 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah penting dari ayat ini. Ditemukan aneka ragam penafsiran dari berbagai pakar tafsir berkaitan isi surat As-Saffat ayat 56, antara lain seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

56-57 Orang mukmin itu berkata kepada temannya yang mengingkari kebangkitan “hampir-hampir saja kamu mencelakakanku dengan menghalang-halangiku dari iman sekiranya aku patuh kepadamu. kalau tidak ada karunia dari tuhanku dengan memberiku hidayah kepada iman dan peneguhanNya terhadapku diatasnya, niscaya aku termasuk orang-orang yang dimasukkan ke dalam azab bersamamu.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

56-57. Maka orang beriman itu berkata kepadanya: “Sungguh kamu hampir saja membinasakanku dengan godaanmu dan ajakanmu untuk ingkar dan mendustakan hari kebangkitan. Kalaulah bukan karena karunia dan rahmat Tuhanku dengan memberiku hidayah dan meneguhkanku di atas keimanan, niscaya aku termasuk orang yang tinggal bersamamu di neraka dan merasakan siksaannya.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

56. Dia berkata, “Demi Allah, kamu wahai rekanku, kamu hampir mencelakakanku dengan masuk Neraka gara-gara kamu mengajakku kepada kekufuran dan pengingkaran terhadap Kebangkitan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

56. قَالَ تَاللهِ إِن كِدتَّ لَتُرْدِينِ (Ia berkata (pula): “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku)
Yakni hampir saja kamu membinasakanku dengan kesesatan.
Pendapat lain mengatakan yakni hampir saja kamu menjerumuskanku ke dalam neraka.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Banyak orang tua yang tidak menyadari bahaya teman dekat bagi anak-anaknya. Mereka tidak memastikan kebenaran pemikiran dan orientasi mereka, namun mereka mungkin puas dengan penampilan yang mungkin menipu mereka, atau alasan-alasan yang telah ditentukan sebelumnya untuk hubungan yang tidak menguntungkan mereka: seperti kekerabatan, persahabatan, dan lingkungan, dan mereka lupa bahwa ibu- mertua adalah kematian, maka perhatikanlah kisah sahabat ini: Allah ta'ala berfirman, { قَالَ تَاللَّهِ إِنْ كِدْتَ لَتُرْدِينِ } “Ia berkata (pula): “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku", dan pastikannlah siapa sahabat anakmu sebelum terlambat.”


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

56. Dengan mengejek, orang mukmin itu berkata kepada temannya atas apa yang dilihatnya: “Demi Allah, aku mengira bahwa kamu akan menghancurkanku dengan membujukku dan menempatkanku dalam neraka”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia berkata,“Demi Allah, kamu hampir} sungguh kamu hampir saja {mencelakakanku} membinasakanku jika aku menaatimu


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

50-59. Setelah Allah menjelaskan kenikmatan mereka dan puncak kebahagiaan mereka dengan berbagai makanan, minuman, istri-istri yang cantik jelita, dan tempat-tempat duduk yang baik, maka Allah menjelaskan percakapan dan dialog di antara mereka tentang masalah masalah yang sudah berlalu, dan bahwasanya mereka terus dalam perbincangan dan saling bercakap-cakap hingga hal itu menyebabkan salah seorang di antara mereka berkata, “sesungguhnya aku dahulu mempunyai seorang teman” di dunia, ia mengingkari kehidupan setelah mati, dan ia mencelaku karena aku membenarkannya.
dan ia mengatakan, “Apakah kamu sungguh sungguh termasuk orang orang yang membenarkan? apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar benar diberi pembalasan,?” maksudnya, apakah kita akan diberi balasan atas amal perbuatan kita?! Artinya, bagaimana kamu membenarkan perkara yang tidak mungkin ini, yang benar benar sangat aneh ini!? Yaitu, apabila kita telah tercabik cabik dan menjadi tanah dan tulang belulang kita akan dibangkitkan dan dihidukan kembali, lalu kita dihisab dan diberi pembalasan sesuai dengan amal perbuatan kita? seorang penghuni surge ini berkata kepada rekan rekannya, inilah kisah dan berita dariku dengan temanku, dan aku tetap dan terus beriman lagi meyakini, sedangkan dia tetap dan terus mendustakan lagi mengingkari kebangkitan, hingga kita mati lalu kita dibangkitkan, dan kemudian aku sampai kepada apa yang kalian lihat sekarang berupa berbagai kenikmatan yang telah diinformasikan oleh para rasul, sedangkan dia sudah tidak diragukan lagi telah sampai ada azab.
Maka apakah “kalian mau meninjau “ supaya kita bisa melihatnya hingga kita makin merasa senang dan bahagia dengan apa yang sedang rasakan ini, dan agar itu benar benar menjadi pandangan dengan kasat mata!? Nampaknya bahwa di antara perihal keadaan para penghuni surge dan kebahagiaan sebagian dengan sebagian yang lain, adalah bahwa mereka pun pergi mengikutinya untuk meninjau temannya. ”Maka ia meninjau” dan melihat temannya tersebut “di tengah tengah mereka yang menyala nyala.” Maksudnya, di tengah tengah azab dan siksaannya. Azab benar benar telah mengelilinginya. Lalu orang itu berkata seraya mencela temannya atas keadaannya dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya, Karena telah menyelamatkan dirinya dari tipu muslihat temannya, “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar benar hampir mencelakakanku.” Maksudnya, engkau hampir membinasakanku disebabkan kerancuan-kerancuan pemikiran yang kamu masukkan kepadaku berdasarkan anggapanmu.
“JIkalau tidak karena nikmat Rabbku,” kepadaku dengan meneguhkan pendirianku pada Islam, “pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret” di dalam azab bersamamu.
“Maka apakah kita tidak akan mati melainkan hanya kematian kita yang pertama saja, dan kita tidak akan disiksa?” maksudnya, orang yang beriman itu berkata kepadanya dengan membanggakan nikmat Allah kepada para penghuni surge dengan kekal abadi dan selamat dari azab. Ini adalah bentuk kalimat Tanya yang bermakna pengukuhan dan penetapan.
Dan FirmanNya, “Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap,” ma’mul (objek) dalam kalimat ini dihapus, sedangkan konteksnya adalah kelezatan dan kesenangan. Maka ini menunjukkan bahwa mereka bila membicarakannya dan juga tentang masalah-masalah yang diperselisihkan serta rumit. Sebagaimana sudah dimakhlumi bahwa kelezatan para ahli ilmu adalah dengan memperbincangkan ilmu dan membahasnya melebihi kelezatan-kelezatan yang terjadi dalam perbincangan masalah dunia. Di sisi ini, di dalam surge, mereka mempunyai bagian yang sangat besar, mereka dapat menyingkap berbagai kenyataan-kenyataan ilmiah di dalam surge yang tidak mungkin di ungkapkan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 50-61
Allah SWT memberitahukan tentang penghuni surga, bahwa sebagian dari mereka berhadapan dengan sebagian lain sambil saling bertanya yaitu tentang keadaan mereka, dan bagaimana kehidupan mereka di dunia serta penderitaan mereka di dunia. Demikian itu merupakan pembicaraan mereka di tempat mereka minum, berkumpul, dan bergaul dengan yang lain, sambil duduk di atas ranjang-ranjang mereka. Sedangkan para pelayan berada di sekitar mereka menyuguhkan kebaikan yang besar kepada mereka berupa berbagai macam makanan, minuman, pakaian, dan selain itu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbesit di hati seorang manusia pun.
(Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman" (51)) Mujahid berkata bahwa itu adalah setan.
Sesungguhnya setan itu adakalanya dari kalangan jin yang menggoda jiwa manusia, adakalanya dari kalangan manusia yang berbicara dengannya. Keduanya itu saling membantu. Allah SWT berfirman: (sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)) (Surah Al-An'am: 112) Masing-masing darikeduanya selalu menggoda, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia (1) Raja manusia (2) sembahan manusia (3) dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi (4) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5) dari (golongan) jin dan manusia" (6)) (Surah An-Nas) Oleh karena itu Allah berfirman: (Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman (51) yang berkata, “Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)'?" (52)) yaitu apakah kamu percaya dengan adanya hari kebangkitan, hari perhitungan dan hari pembalasan? Dia mengatakannya dengan maksud heran, tidak percaya, menganggap mustahil, dan mengingkarinya.
(Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan? (53)) Mujahid dan As-Suddi berkata, "Benar-benar dihisab"
Allah SWT berfirman: (Berkata pulalah ia, "Maukah kamu meninjau (temanku itu)?” (54)) yaitu menengok. Ini dikatakan seorang mukmin kepada teman-temannya dari kalangan penghuni surga (Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala (54))
Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Khulaid Al-Ashari, Qatadah, As-Suddi, dan ‘Atha’ Al-Khurasani berkata bahwa maknanya adalah di tengah-tengah neraka Jahim.
(Ia berkata (pula), "Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku” (56))
Orang mukmin berkata kepada orang kafir,"Demi Allah, kamu hampir saja mencelakakanku sekiranya aku menaatimu" (Jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka) (57)) yaitu sekiranya bukan karena karunia Allah, maka aku menjadi orang yang sepertimu di tengah-tengah neraka Jahim, tempat kamu berada dan diseret bersamamu ke dalam azab. Tetapi karena Dia memberi karunia dan rahmat kepadaku, maka Dia memberiku petunjuk kepada keimanan dan membimbingku untuk mengesakanNya (Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi petunjuk kepada kami) (Surah Al-A'raf: 43)
Firman Allah SWT: (Maka apakah kita tidak akan mati (58) melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)? (59)) Ini merupakan perkataan orang mukmin yang merasa kagum dengan apa yang diberikan Allah kepadanya berupa kehidupan yang kekal di dalam surga dan bertempat di tempat yang terhormat tanpa mati dan diazab. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar (60))
Firman Allah: (Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja (61)) Qatadah berkata bahwa ini merupakan perkataan penghuni surga.
Ibnu Jarir berkata bahwa ini adalah firman Allah SWT yang maknannya adalah untuk meraih kenikmatan dan kemenangan ini hendaklah orang-orang di dunia beramal agar mereka dapat meraihnya di akhirat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat As-Saffat ayat 56: 54-57. Dan di ujung pembicaraan mereka, ia meminta teman-temannya ketika di surga, untuk melihat temannya ketika bersamanya di dunia yang ia berada di pertengahan neraka, yang akirnya (temannya tersebut) terhina dan tercela atas sangkaan buruknya terhadap Allah, Ia berkata : Sungguh hampir-hampir aku celaka, kalau saja Allah tidak memberikan kepadaku kenikmatan dan karunia, serta kekokohan di atas kebenaran maka aku tidak akan bisa melewati kebathilan, yang aku diseru kepadanya saat itu; Dan sungguh aku akan mendapatkan adzab bersamanya dengan dimasukkannya ke dalam neraka yang pedih karena sebab kufurnya ia (temanku) dan pengingkarannya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Sambil mencela keadaan kawannya dan sambil bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang menyelelamatkannya dari tipu daya kawannya.

Dengan melemparkan berbagai syubhat kepadaku agar aku mengikutimu.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat As-Saffat Ayat 56

Dia pun berkata kepada temannya yang diazab itu, 'demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku dengan bujuk rayumu, 57. Dan sekiranya bukan karena rahmat dan nikmat tuhanku, yakni iman dan hidayah dari-Nya, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka bersamamu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beragam penafsiran dari kalangan ahli ilmu berkaitan makna dan arti surat As-Saffat ayat 56 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Bantu dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Terbanyak Dicari

Telaah ratusan topik yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat: At-Takwir, Ath-Thalaq 2-3, At-Taubah 122, At-Taubah 105, Al-Insyirah 8, Al-Isra 26-27. Ada pula Al-Baqarah 148, Al-Mu’minun, At-Tahrim 8, Al-Insyiqaq, Al-Alaq 1-5, Al-Hujurat 10-12.

  1. At-Takwir
  2. Ath-Thalaq 2-3
  3. At-Taubah 122
  4. At-Taubah 105
  5. Al-Insyirah 8
  6. Al-Isra 26-27
  7. Al-Baqarah 148
  8. Al-Mu’minun
  9. At-Tahrim 8
  10. Al-Insyiqaq
  11. Al-Alaq 1-5
  12. Al-Hujurat 10-12

Pencarian: al kahfi ayat 107-108, dalam surat an nahl ayat 43 kita diperintahkan untuk, surat al baqarah ayat 92, alladzi allama bil qalam, arti lafal huwa dalam surat al-kautsar yaitu

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.