Surat Yasin Ayat 37

وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ

Arab-Latin: Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụn

Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.

« Yasin 36Yasin 38 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Terkait Dengan Surat Yasin Ayat 37

Paragraf di atas merupakan Surat Yasin Ayat 37 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan penting dari ayat ini. Tersedia beberapa penjabaran dari berbagai pakar tafsir mengenai isi surat Yasin ayat 37, di antaranya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Tanda yang menunjukan tauhid Allah dan kesempurnaan kuasanya adalah malam darinya kami mencabut siang sehingga manusia berada dalam kegelapan.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

37. Terdapat tanda bagi manusia yang menunjukkan kekuasaan Allah, yaitu malam ketika terlepas dari siang, ketika itu manusia akan berada dalam gelap gulita, agar mereka dapat tidur dan beristirahat.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

37. Bukti bagi manusia terkait keesaan Allah adalah bahwa Kami melenyapkan cahaya dengan perginya siang dan datangnya malam saat Kami menarik siang darinya, Kami mendatangkan kegelapan sesudah kepergian siang, dan kemudian manusia masuk ke dalam kegelapan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

37. وَءَايَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ (Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu)
Yakni itu merupakan tanda yang menunjukkan keesaan, kekuasaan, dan ketuhanan Allah.
Makna (السلخ) yakni cahaya yang mulai sirna dan datangnya kegelapan.

فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ (maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan)
Yakni mereka memasuki kegelapan dengan tiba-tiba.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

37. Dalil lain tentang kekuasaan dan keesaan Allah adalah bahwa sesungguhnya Kami menanggalkan cahaya siang dari malam. As-Salkhu adalah hilangnya cahaya dan munculnya kegelapan, maka saat itu mereka dengan seketika memasuki kegelapan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dan tanda bagi mereka yaitu malam. Kami memisahkan} Kami memisahkan dan membedakannya {siang dari malam. Maka seketika itu mereka (dalam) kegelapan} masuk dalam kegelapan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

37. maksudnya, “dan satu tanda bagi mereka” yang membuktikan terjadinya kehendak Allah, kesempurnaan kuasaNya dan bahwa Dia akan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati setelah kematian mereka, adalah “malam; dimana kami tinggalkan siang dan malam itu.” Artinya kami hapus cahaya besar yang telah meliputi bumi dan menggantikannya dengan kegelapan, dan menempatkan kegelapan itu pada tempat cahaya, “maka serta mereka dengan kegelapan,”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 37-40
Allah SWT berfirman bahwa di antara dalil-dalil mereka yang menunjukkan kekuasaanNya SWT yang agung, Dia menciptakan malam dan siang hari, malam hari dengan kegelapannya, dan siang hari dengan terangnya. Dia menjadikan keduanya silih berganti, jika yang ini datang maka yang itu pergi, dan jika yang ini pergi maka yang itu datang, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat) (Surah Al-A'raf: 54) Oleh karena itu Allah SWT berfirman di sini: (Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tinggalkan siang dari malam itu) yaitu Kami menyudahi siang dengan malam hari, maka siang hari pergi dan malam hari datang. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan) sebagaimana yang disebutkan dalam hadits: (Apabila malam hari tiba dari arah ini dan siang hari pergi dari arah ini, dan matahari terbenam, maka waktu berbuka bagi orang yang berpuasa tiba”
Demikianlah yang tampak dari ayat ini
Firman Allah: (dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (38)) tentang makna firmanNya (limustaqarril laha), ada dua pendapat.
Pendapat pertama bahwa yang dimaksud adalah tempat menetapnya matahari, yaitu di bawah 'Arsy yang letaknya berhadapan dengan letak bumi dari arah itu. yaitu, di mana pun matahari berada, ia tetap berada di bawah 'Arsy; demikian juga semua makhluk, karena 'Arsy merupakan atap bagi semuanya. Bentuknya bukan bulat, seperti yang disangka oleh para ahli ilmu mengukur dan bentuk. Sesungguhnya dia berbentuk seperti kubah yang mempunyai tiang-tiang, yang ditopang oleh para malaikat. letaknya di atas alam semesta, yaitu berada di atas manusia. Matahari itu apabila berada di tengah kubah edarnya di waktu zhuhur, maka saat itulah matahari berada paling dekat dengan 'Arsy, dan apabila berputar di garis edarnya sehingga letaknya berlawanan dengan kedudukan itu, yaitu jika berada di tengah malam, maka matahari berada di tempat yang paling jauh dengan 'Arsy. Pada saat itu matahari bersujud dan meminta izin untuk terbit, sebagaimana yang disebutkan di dalam banyak hadits.
Diriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata,”Aku sedang bersama Nabi SAW di dalam masjid saat waktu tenggelamnya matahari, maka Nabi SAW bertanya, "Wahai Abu Dzar, apakah kamu mengetahui ke manakah matahari itu terbenam?" aku menjawab.”Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya matahari itu pergi hingga sujud di bawah 'Arsy. Yang demikian itu dijelaskan dalam firmanNya, ("Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui” (38))
Pendapat yang kedua bahwa yang dimaksud dengan (mustaqarril laha) adalah batas terakhir perjalanannya, yaitu pada hari kiamat, yaitu perjalanannya terhenti, diam, dan tidak bergerak, serta digulung, maka alam semesta ini telah mencapai usianya. Ini adalah tempat berhenti yang berkaitan dengan waktu.
Qatadah berkata tentang firmanNya, (Limustaqarril laha) yaitu sampai batas waktunya yang telah ditentukan dan tidak dapat dilampaui
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah) yaitu Kami menjadikannya beredar pada garis edar yang lain, yang dengan itu dapat diketahui berlalunya bulan-bulan, sebagaimana bahwa matahari dapat diketahui berlalunya malam dan siang hari dengan itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji” (Surah Al-Baqarah: 189)
Allah SWT berfirman (Dialah Yang Menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)) (Surah Yunus: 5) dan (Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas (12)) (Surah Al-Isra’) Maka Allah menjadikan matahari mempunyai sinar yang khusus baginya dan bulan mempunyai cahaya yang khusus baginya, dan Dia membedakan perjalanan antara yang ini dan itu. Matahari terbit setiap hari dan tenggelam di penghujung harinya dengan cahaya yang sama. Akan tetapi tempat terbit dan tempat tenggelamnya berpindah-pindah dalam musim panas dan musim dingin, karena hal itu, maka siang menjadi panjang dan malam hari menjadi pendek, kemudian malam menjadi panjang dan siang hari menjadi pendek. Dan Allah menjadikan kemunculan matahari di siang hari, maka matahari adalah bintang siang. Adapun bulan, Allah menetapkan baginya tempat-tempat bagi perjalanannya. Pada permulaan bulan ia muncul dalam bentuk yang kecil dan cahayanya redup, kemudian cahayanya bertambah pada malam yang kedua, dan tempatnya semakin tinggi. Kemudian setiap kali tempatnya bertambah tinggi, maka cahayanya bertambah terang, sekalipun itu pantulan dari sinar matahari, sehingga cahayanya menjadi sempurna di malam yang keempat belas.Kemudian mulai berkurang hingga akhir bulan hingga bentuknya seperti tandan yang tua.
Ibnu Abbas berkata itu adalah asal mula tandan kurma.
Mujahid barkata bahwa “Al-’urjun Al-Qadim” adalah tandan yang kering.
Ibnu Abbas bermaksud bahwa “Al-’urjun Al-Qadim” adalah asal mula tandan buah kurma apabila terbuka dan kering serta melengkung.
Firman Allah SWT: (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan) Mujahid berkata bahwa masing-masing dari keduanya mempunyai batasan yang tidak dilampaui, dan tidak dapat dikurangi oleh selainnya. Apabila yang ini tiba, maka yang lainnya pergi, begitu juga ketika yang itu datang yang ini pergi.
Firman Allah SWT: (dan malam pun tidak dapat mendahului siang) yaitu tidak pantas jika malam hari, lalu berikutnya adalah malam hari, baru ada siang hari, maka kekuasaan matahari di siang hari, dan kekuasaan bulan di malam hari.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan malam pun tidak dapat mendahului siang) Keduanya saling mengejar satu sama lain dimana yang satu mengantikan yang lainnya. Makna yang dimaksud adalah bahwa tidak ada tenggang waktu antara malam dan siang hari, bahkan masing-masing dari keduanya menyusul kepergian yang lainnya tanpa tenggang waktu, karena keduanya ditundukkan untuk terus-menerus saling berganti dengan cepat.
Firman Allah SWT (Dan masing-masing beredar pada garis edarnya) yaitu malam, siang, matahari, dan bulan, semuanya beredar di cakrawala langit. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Adh-Dhahhak, dan Qatadah.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Yasin ayat 37: Allah menjelaskan tanda-tanda lain bagi manusia untuk menunjukkan keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dalam membangkitkan manusia : yaitu malam yang memisahkan antara siangnya yang telah berlalu darinya; maka jika telah datang gelap, maka akan datang pula terang. Maha suci Allah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni tanda yang menunjukkan berlakunya kehendak Allah, sempurnanya kekuasaan-Nya, dan Dia akan menghidupkan orang-orang yang telah mati.

Suasana terang yang mengena kepada sebagian bumi diganti oleh kegelapan. Demikian pula suasana gelap yang mengena sebagian bumi digantikan oleh terang dengan terbitnya matahari, lalu menyinari berbagai penjuru bumi, dan manusia dapat bertebaran untuk mencari penghidupan dan mengerjakan hal yang bermaslahat bagi mereka.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Yasin Ayat 37

Dan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah datangnya waktu malam. Ketika malam tiba, kami tanggalkan siang dari malam itu, maka seketika itu mereka berada dalam kegelapan malam. 38. Dan di antara tanda kuasa-Nya adalah bahwa matahari berjalan di tempat peredarannya yang telah ditentukan dengan tertib menurut kehendak Allah dan sedikit pun tidak menyimpang. Demikianlah ketetap-an Allah yang mahaperkasa, maha mengetahui dengan ilmu-Nya yang meliputi seluruh makhluk.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian pelbagai penjabaran dari beragam mufassirin terkait makna dan arti surat Yasin ayat 37 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita bersama. Bantu syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Sering Dikaji

Ada ratusan konten yang sering dikaji, seperti surat/ayat: An-Naba, Al-Hujurat 13, Seribu Dinar, Al-Fatihah, Al-Kafirun, Do’a Setelah Adzan. Juga Al-A’la, Al-Falaq, Al-Qadr, Yusuf 28, Al-Isra 32, Adh-Dhuha.

  1. An-Naba
  2. Al-Hujurat 13
  3. Seribu Dinar
  4. Al-Fatihah
  5. Al-Kafirun
  6. Do’a Setelah Adzan
  7. Al-A’la
  8. Al-Falaq
  9. Al-Qadr
  10. Yusuf 28
  11. Al-Isra 32
  12. Adh-Dhuha

Pencarian: al imran ayat 102, surat yunus ayat 40 41, inalilahi wainalilahi rojiun bahasa arab, surat al sajdah, ayat tentang dakwah

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.