Surat Saba Ayat 36
قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Arab-Latin: Qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdiru wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Berkaitan Dengan Surat Saba Ayat 36
Paragraf di atas merupakan Surat Saba Ayat 36 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai pelajaran berharga dari ayat ini. Diketemukan pelbagai penafsiran dari banyak ulama tafsir terhadap makna surat Saba ayat 36, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
katakanlah kepada mereka (wahai rasul), “Sesungguhnya tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya, bukan karena cinta atau benci, namun Dia melakukan itu sebagai ujian, tetapi kebanyakan manusia tidak menyadari bahwa hal itu adalah ujian bagi hamba-hambaNya, karena mereka tidak memperhatikan.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
36. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang tertipu oleh kenikmatan yang mereka dapatkan, "Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian baginya, apakah dia bersyukur atau kufur, dan menyempitkan rezeki atas siapa yang Dia kehendaki untuk mengujinya apakah dia sabar atau tidak. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui bahwa Allah Maha Bijaksana, tidak menakdirkan sesuatu kecuali karena hikmah mendalam yang diketahui oleh siapa yang mengetahuinya dan tersembunyi bagi siapa yang tidak mengetahui."
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
36. قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ (Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya)
Yakni bagi siapa yang dikehendaki untuk dilapangkan.
وَيَقْدِرُ(dan menyempitkan)
Yakni menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya untuk disempitkan.
Dan kelapangan rezeki yang diberikan Allah bukanlah bukti bahwa Dia telah meridhainya dan meridhai amalannya, bukan pula kesempitan rezeki merupakan bukti bahwa Allah tidak meridhainya dan amalannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
36. Wahai nabi, katakanlah kepada mereka: “Sesungguhnya TuhanKu meluaskan rejeki sebagai suatu ujian untuk orang yang dikehendakiNya dan menyembitkannya sebagai cobaan, namun kebanyakan manusia tidak mengetahui hakikatnya sehingga mereka beranggapan bahwa harta dan anak banyak itu suatu kehormatan dan kemuliaan. Padahal itu untuk menggoda.”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Katakanlah,“Sesungguhnya Tuhanku melapangkan} melapangkan {rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyempitkan} menyempitkan atas siapa saja yang Dia kehendaki {Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
36. Mereka di jawab oleh Allah, bahwa dilapangkan atau disempitkannya rizki itu bukan bukti atas apa yang kalian klaim, sebab sesungguhnya rizki itu di bawah kendali masyi’ah (kehendak) Allah. Jika Dia berkehendak, maka Dia melapangkannya dan jika Dia berkehendak lain, maka Dia menyempitkannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 34-49
Allah SWT berfirma seraya menghibur NabiNya dan memerintahkan kepadanya untuk mengambil pelajaran dari para rasul sebelumnya, dan Allah memberitahukan kepadanya bahwa tidak sekali-sekali Dia mengutus seorang nabi ke suatu penduduk negeri, melainkan orang-orang makmurnya mendustakannya, dan orang-orang lemah mereka mengikutinya, sebagaimana yang dikatakan kaum nabi Nuh di sini: (Mereka berkata, "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?”) (Surah Asy-Syu'ara: 111) Allah SWT berfirman di sini: (Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun) yaitu seorang nabi atau seorang rasul (melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata) Mereka adalah orang-orang yang memiliki kenikmatan, terhormat, makmur, dan memiliki kekuasaan.
Qatadah berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang bertindak sewenang-wenang, dan pemimpin mereka dalam kejahatan (Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya) yaitu kami tidak akan beriman dan mengikutinya
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang yang hidup makmur dan mendustakan para rasul: (Dan mereka berkata, "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab” (35)) yaitu, mereka membanggakan dirinya dengan banyaknya dan anak-anak mereka, dan mereka yakin bahwa hal itu menunjukkan kepada kecintaan dan besarnya perhatian Allah kepada mereka. Tidaklah Allah memberi mereka semuanya itu di dunia, kemudian Allah mengazab mereka di akhirat. itu mustahil bagi mereka. Maka Allah berfirman: (Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) (55) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar (56)) (Surah Al-Mu'minun) Dan Allah SWT memberitahukan tentang orang yang memiliki dua kebun, bahwa dia adalah orang yang memiliki harta, buah-buahan, dan banyak anak. Kemudian semuanya itu tidak memberikan manfaat sedikit pun kepadanya, bahkan semuanya dicabut oleh Allah SWT ketika di dunia sebelum di akhirat. Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikendaki-Nya)) Allah memberikan harta kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai, laku Dia membuat fakir orang Dia kehendaki dan membuat kaya orang yang Dia kehendaki, dan hanya milikNyalah hikmah yang sempurna, dan hujjah yang pasti (tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sekali-sekali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun) Tidaklah hal ini merupakan dalil yang menunjukkan kecintaan Kami kepada kalian, bukan pula perhatian Kami kepada kalian
Oleh karena itu Allah berfirman: (tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh) yaitu sesungguhnya yang mendekatkan kalian kepada Kami hanyalah keimanan dan amal shalih (mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan) yaitu, amal kebaikan mereka dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat (dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)) yaitu di tempat-tempat tinggi di surga dalam keadaan aman dari siksaan, ketakutan, gangguan, dan semua kejahatan yang menakutinya.
(Dan orang-orang yang berusaha (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan untuk dapat melepaskan diri dari azab Kami) yaitu mereka berusaha menghalangi dari jalan Allah dan enggan mengikuti para rasulNya dan membenarkan ayat-ayatNya (mereka itu dimasukkan ke dalam azab) yaitu, mereka semuanya akan dibalas sesuai dengan amal perbuatan mereka.
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”)
yaitu sesuai dengan hikmahNya Dia melapangkan rezeki kepada seseorang dan memberinya harta yang banyak, dan menyempitkan rezeki yang lainnya sehingga hidupnya sangat miskin. Dalam hal itu ada hikmah yang terkandung di dalamnya dan hanya Dia sendirilah yang mengetahuinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya (21)) (Surah Al-Isra')
yaitu sebagaimana mereka berbeda-beda kehidupannya di dunia, yang ini ini fakir, dan yang itu kaya dan lapang. Maka demikian keadaan mereka di akhirat, yang ini berada di dalam ruangan-ruangan tertinggi di surga, dan yang itu berada di dalam siksaan di dasar neraka terbawah.
Firman Allah SWT: (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya)
yaitu, bagaimanapun kelian membelanjakan harta kalian kepada apa yang diperintahkan dan dihalalkan Allah kepada kalian, Dia pasti akan menggantinya kepada kalian di dunia dengan suatu ganti dan di akhirat dengan balasan dan pahala. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits: “Allah Swt. berfirman, "Berinfaklah, maka Aku akan menggantinya kepadamu”
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Saba ayat 36: Allah di dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya ﷺ agar berkata kepada mereka orang-orang yang sombong dan tertipu terhadap dirinya sendiri : Ketahuilah wahai orang-orang yang kafir, bahwa Allah adalah Tuhan atas segala urusan, yang membentangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya yang beriman dan kafir, dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki dari hamba-Nya yang beriman dan kafir; Sebagai ujian bagi mereka dengan sebab rasa syukur mereka ketika Allah memberikan rezeki kepada mereka, juga sebagai cobaan kesabaran bagi orang-orang yang diberikan kesempitan rezeki. Semua itu adalah di bawah kehendak Allah yang dibangun di atas hikmah yang terang, akan tetapi manusia tidak mengetahui siapa yang memberikan harta, kemuliaan dan tahta, yang mungkin saja menjadi istidraj atau sebagai ujian; Karena sebab mereka tidak mengetahui maksud dari keinginan Allah dan rahasia yang tersembunyi di balik ciptaan-Nya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Sebagai ujian.
Sebagai cobaan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Saba Ayat 36
Membantah dugaan tersebut, Allah berfirman, 'katakanlah kepada mereka, wahai nabi Muhammad, 'sungguh, tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki dan membatasinya bagi siapa yang dia kehendaki, tidak peduli dia mukmin ataupun kafir. Tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui hikmah dari ketetapan Allah itu. Ba-Nyak atau sedikitnya rezeki tidak berbanding lurus dengan kecintaan Allah kepada seseorang atau kedudukannya di sisi Allah (lihat juga: al-Mu'min'n/23: 55'56 dan at-tag'bun/64: 15). '37. Allah membantah keyakinan orang kafir tersebu. Kedudukan seseorang di sisi Allah tidak ditentukan oleh harta dan keturunannya, melainkan iman dan takwanya. Harta dan anak akan bermanfaat bila ia membantu seseorang untuk meningkatkan keimanan dan amal salehnya. Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada kami; melainkan keimanan dan ketakwaanmu. Karena itu, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang dekat dengan kami dan memperoleh balasan yang berlipat ganda, sepuluh kali, tujuh ratus kali, bahkan tidak terbatas, atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka dalam keadaan aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi dalam surga.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beraneka penafsiran dari banyak mufassirun mengenai makna dan arti surat Saba ayat 36 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi ummat. Dukung usaha kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.