Surat Saba Ayat 17

ذَٰلِكَ جَزَيْنَٰهُم بِمَا كَفَرُوا۟ ۖ وَهَلْ نُجَٰزِىٓ إِلَّا ٱلْكَفُورَ

Arab-Latin: żālika jazaināhum bimā kafarụ, wa hal nujāzī illal-kafụr

Artinya: Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.

« Saba 16Saba 18 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Terkait Surat Saba Ayat 17

Paragraf di atas merupakan Surat Saba Ayat 17 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran penting dari ayat ini. Terdapat bermacam penjelasan dari berbagai pakar tafsir mengenai isi surat Saba ayat 17, sebagiannya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

16-17. Namun mereka berpaling dari perintah Allah, tidak bersyukur kepadaNya dan mendustakan utusan-utusan Allah, akibatnya kami mengirimkan banjir bandang yang dahsyat yang menghancurkan bendungan dan menenggelamkan kebun-kebun. Kami mengganti dua kebun mereka yang berbuah lebat itu dengan dua kebun buah-buahan yang buruk dan terasa pahit, yaitu buah yang pahit dan rasanya yang tidak enak, pohon Atsl, yaitu sejenis cemara yang tidak berbuah, dan sedikit pohon bidara yang berduri. Pergantian dari yang baik kepada yang buruk adalah karena kekafiran mereka dan tidak bersyukurnya mereka kepada nikmat-nikmat Allah. dan Kami tidak menimpakan hukuman yang keras ini kecuali kepada orang yang sangat ingkar lagi kafir dengan kekafiran yang mendalam. Dia membalas perbuatannya dengan balasan yang setimpal.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

17. Itulah balasan akibat kekafiran dan keingkaran mereka. Kami tidak mengirim siksaan melainkan kepada orang yang terus-menerus mengingkari kenikmatan. Oleh sebab itu, keadaan mereka berubah; dari negeri yang sejahtera dan makmur menjadi negeri yang kering, gersang, tumbuhannya rusak, dan hasil buah-buahan yang sedikit.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

17. Perubahan yang terjadi pada mereka, dari kenikmatan menjadi malapetaka, adalah karena kekufuran mereka dan pengingkaran mereka terhadap nikmat-nikmat Allah. Dan Kami tidak menghukum dengan azab yang berat ini kecuali orang yang mengingkari dan memungkiri nikmat Allah -Subḥānahu-.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

17. Penggantian dan balasan itu adalah ganjaran bagi mereka atas kekufuran mereka terhadap nikmat Allah, atas dusta mereka terhadap para rasul. Kami tidak akan memberikan balasan seperti itu kecuali karena mereka telah melewati batas kekufuran atas nikmat dan mendustakan para rasul.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Demikianlah, Kami membalas mereka atas apa yang mereka ingkari. Kami tidak menjatuhkan azab} Kami tidak menghukum {kecuali hanya kepada orang-orang yang ingkar


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

15-19. Saba’ adalah satu kabilah (suku bangsa) yang sangat populer yang terletak di pesisir negeri Yaman, dan daerah tempat tinggal mereka disebut Ma’rib. Di antara karunia Allah dan kemurahanNya kepada manusia secara umum dan kepada bangsa Arab khususnya adalah bahwasanya Allah menceritakan di dalam al-Quran sejarah-sejarah orang-orang yang dibinasakan dan di azab dari kalangan penduduk yang bertetangga dengan bangsa Arab, dan sisa-sisanya masih bisa disaksikan dan sejarahnya dipindah dari mulut ke mulut agar hal itu lebih mudah untuk membenarkan dan mudah untuk menerima nasihat, seraya berfirman, “Sungguh bagi kaum Saba’, di tempat kediaman mereka” maksudnya, di daerah tempat mereka tinggal “ada tanda.” Tanda di sini adalah nikmat yang berlimpah ruah yang Allah limpahkan kepada mereka, dan dijauhkannya mereka dari berbagai bencana, yang sebenarnya (hal ini) menuntut mereka untuk beribadah kepada Allah dan bersyukur kepadaNya.
Kemudian ayat ini dijelaskan dengan FirmanNYa, “Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.” Mereka memiliki lembah air yang sangat besar yang selalu di aliri air hujan, dan mereka membuat bendungan yang sangat kuat yang menjadi tempat penampungan air. Aliran air hujan selalu mengalir kepadanya hingga terbendunglah di sana air yang sangat besar. Dari bendungan itu mereka mengalirkannya ke kebun-kebun yang berada di sebelah kanan dan kiri bendungan itu; dan kebun-kebun itu mendatangkan buah-buahan yang mencukupi kebutuhan mereka sehingga mereka merasa senang dan bahagia. Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk mensyukuri nikmatNya yang telah Dia limpahkan kepada mereka dari berbagai sisi:
1. Kedua kebun itulah yang menjadi pokok mata pencaharian mereka.
2. Allah menjadikan negeri (daerah) mereka sebagai negeri yang baik karena cuacanya yang sangat baik, minimnya area perkebunan yang jelek dan berlimpah ruahnya rizki di dalamnya.
3. Allah menjanjikan kepada mereka jika mereka bersyukur kepadaNya, bahwa Dia akan mengampuni dan merahmati mereka; maka dari itu Allah berfirman, “(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun.”
4. Ketika Allah mengetahui kebutuhan mereka kepada tanah (negeri) yang diberkahi dalam perniagaan dan usaha mereka, (secara zhahir bahwa negeri ini adalah kota di Shan’a, sebagaimana dikatakan oleh banyak kaum salaf. Ada yang berpendapat bahwa negeri tersebut adalah negeri Syam), maka Allah menyediakan untuk mereka segala fasilitas yang dengannya mereka mudah untuk sampai kepadanya dengan sangat mudah, seperti adanya rasa aman, tidak ada rasa takut dan berentetannya perkampungan penghubung antara mereka dengan negeri tersebut sehingga mereka tidak merasakan adanya kesulitan dalam membawa bekal dan barang-barang perniagaan.
maka dari itu Allah berfirman, “Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan padanya perjalanan,” maksudnya, perjalanan yang bisa diprediksikan kadarnya, mereka mengenalnya dan menguasainya hingga mereka tidak tersesat darinya, siang dan malam hari.
“Dengan aman,” maksudnya dengan tenang dalam perjalanan pada malam dan siang hari tanpa ada rasa takut. Ini merupakan kesempurnaan nikmat Allah terhadap mereka, yaitu Allah memberikan rasa aman dari rasa takut. Namun kemudian mereka berpaling dari Sang Pemberi nikmat dan dari beribadah kepadaNya, mereka mengingkari nikmat dan merasa jemu hingga mereka menuntut dan berangan-angan agar perjalanan –perjalanan jauh (safar) mereka menjadi semakin jauh dari perkampungan yang di sana sebenarnya perjalanan sudah menjadi mudah; “dan mereka menganiaya diri mereka sendiri,” dengan mengingkari Allah dan nikmatNya.
Oleh karena itu, mereka disiksa oleh Allah karena nikmat yang telah membuat mereka congkak ini. Maka Allah membinasakan mereka dan menimpakan terhadap mereka “banjir bandang.” Maksudnya, banjir bandang yang sangat kuat yang memporak porandakan bendungan mereka dan merusak kebun-kebun yang penuh dengan tanaman yang sangat menakjubkan dan pohon-pohon yang berbuah, dan sebagai gantinya adalah pohon-pohon yang tidak ada gunanya. Maka dari itu Allah berfirman, “Dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi tumbuhan yang berbuah,” maksudnya, sesuatu yang sedikit dari makanan yang tidak menggembirakan mereka, yaitu “(tumbuhan yang berbuah) pahit, pohon Atsl (sejenis cemara), dan sedikit pohon Sidr (sejenis bidara).” Ini semua adalah pohon yang sudah dikenal; dan ini berasal dari salah satu jenis perbuatan mereka, sebagaimana mereka menukar kesyukuran yang baik dengan kekufuran yang busuk; maka mereka mengganti kenikmatan tersebut dengan apa yang disebutkan tadi.
Maka dari itu Allah berfirman, “Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, dan Kami tidak menjatuhkan azab, melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” Maksudnya, tidaklah Kami membalas dengan balasan siksaan –berdasarkan susunan kalimat- kecuali kepada orang yang kafir kepada Allah dan mengingkari nikmat. Setelah musibah melanda mereka, maka mereka tercerai-berai dan tercabik-cabik setelah dahulu mereka bersatu, dan Allah menjadikan mereka sebagai bahan pembicaraan yang dibicarakan manusia dan menjadi dongeng masyarakat di malam hari, dan mereka dijadikan pribahasa: “bercerai-berailah seperti tangan-tangan kaum Saba’.”
Jadi, setiap orang membicarakan apa yang terjadi terhadap mereka, akan tetapi tidaklah mengambil pelajarannya dari mereka “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur,” sabar dalam menghadapi hal-hal yang dibenci dan berbagai cobaan, ia mengembannnya untuk mendapat ridha Allah, tidak menggerutu karenanya, akan tetapi dia sabar menghadapinya; lagi bersyukur atas nikmat Allah dan mengakuinya, dan memuji Allah yang telah mengaruniakannya, serta menggunakannya dalam ketaatan kepadaNYa.
Orang seperti itu, apabila dia mendengar sejarah mereka dan apa yang mereka lakukan dan apa yang menimpa mereka, maka ia tahu bahwa siksaan (hukuman) itu adalah sebagai balasan atas kekafiran mereka terhadap nikmat Allah; dan siapa yang berbuat seperti perbuatan mereka, niscaya akan diperlakukan seperti apa yang diperlakukan terhadap mereka, dan bahwa bersyukur kepada Allah itu memelihara nikmat dan menolak bencana, serta bahwa para utusan Allah itu benar dalam apa yang mereka sampaikan, dan bahwa sesungguhnya balasan itu adalah haq sebagaimana dia telah melihat contohnya di dunia ini.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-17
Saba adalah raja-raja negeri Yaman dan penduduknya, dan Tababi'ah itu berasal dari mereka, dan Balqis teman wanita nabi Sulaiman termasuk salah seorang dari mereka. Dahulu mereka memiliki kenikmatan dan kesenangan di negeri dan kehidupan mereka, dan keluasan rezeki, tanam-tanaman dan buah-buahan mereka. Kemudian Allah SWT mengutus kepada mereka para rasul yang memerintahkan mereka untuk memakan rezeki Allah, bersyukur kepadaNya dengan mengesakan dan menyembahNya. Lalu mereka tetap demikian selama masa yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian mereka berpaling dari apa yang diperintahkan kepada mereka. Maka mereka diazab dengan didatangkan kepada mereka banjir besar yang memporak-porandakan seluruh negeri Saba’ sampai hancur lebur
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka) Kemudian Dia menjelaskannya dengan firmanNya: (yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri) yaitu dari di kedua sisi bukit itu, dan negeri itu di di antara itu ((kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”) yaitu Maha Pengampun kepada kalian jika kalian tetap mengesakanNya.
Firman Allah SWT: (Tetapi mereka berpaling) yaitu dari mengesakan Allah, menyembahNya, dan bersyukur kepadaNya atas nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepada mereka. Mereka berpaling kepada menyembah matahari, bukan Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh burung Hud-hud kepada nabi Sulaiman: (dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini (22) Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar (23) Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk (24)) (Surah An-Naml)
Firman Allah SWT: (maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar) yang dimaksud dengan “al-’arim” adalah air. Dikatakan bahwa itu adalah lembah. Dikatakan bahwa itu adalah tikus, Dikatakan juga bahwa itu adalah air bah. Jadi ini termasuk dalam Bab mengidhafahkan isim kepada sifatnya seperti “Masjid Al-Jami'” dan “Sa'id Kurzi. Demikianlah yang diriwayatkan As-Suhailiy.
Firman Allah SWT: (yang berbuah pahit) yaitu pohon siwak yang buahnya pahit, yaitu buah dari pohon siwak itu.
Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah,, Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah pohon siwak yang rasanya pahit
Firman Allah: (dan sedikit dari pohon sidr) Pohon pengganti yang terbaik dari pepohonan tersebut adalah pohon sidr (dan sedikit dari pohon sidr). Demikianlah perkara dari kedua kebun itu, setelah buah-buahan sangat subur, pemandangannya indah, rimbun, dan sungai yang mengalir, kemudian diganti dengan pohon siwak, tharfa’, dan sidr yang semuanya berduri dan berbuah sedikit. Demikian itu karena kekafiran dan tindakan syirik terhadap Allah serta mendustakan kebenaran, lalu memilih kebathilan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir (17)) yaitu Kami menghukum mereka karena kekafiran mereka.
Mujahid berkata bahwa dia tidak disiksa melainkan hanya orang-orang kafir.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Saba ayat 17: Ini semua adalah sebagai pengganti yang menimpa para penduduk saba dan kehancuran yang menimpa mereka karena sebab mereka menolak, meninggalkan rasa syukur sehingga Allah menimpakan adzab ini.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Saba Ayat 17

Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka dengan menjatuhkan hukuman tersebut karena kekafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab yang demikian itu melainkan hanya kepada orang yang sa-ngat kafir dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya. 18. Nikmat Allah kepada kaum saba' tidak hanya berupa sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga letak geografis yang strategis sehingga transportasi antarwilayah, bahkan antarnegara, berjalan lancar. Allah menegaskan, 'dan kami jadikan antara mereka di yaman dan negeri-negeri yang kami berkahi, yakni negeri syam, beberapa negeri yang berdekatan, dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu jarak-jarak perjalanan yang mudah dijangkau kapan saja. Berjalanlah kamu, yakni siapa pun yang berada di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman, tanpa perlu berhenti di padang pasir atau pun menghadapi kesulitan. Dari ayat ini diperoleh pesan tentang pentingnya pembangunan infrastruktur dan jaminan rasa aman guna mendukung tercapainya kesejahteraan rakyat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah bermacam penjelasan dari banyak ulama mengenai makna dan arti surat Saba ayat 17 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Sokong syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Banyak Dikunjungi

Telaah ratusan topik yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: At-Tahrim 8, Al-Insyirah 8, At-Taubah 105, Al-Alaq 1-5, At-Taubah 122, Ath-Thalaq 2-3. Ada juga Al-Hujurat 10-12, At-Takwir, Al-Insyiqaq, Al-Isra 26-27, Al-Mu’minun, Al-Baqarah 148.

  1. At-Tahrim 8
  2. Al-Insyirah 8
  3. At-Taubah 105
  4. Al-Alaq 1-5
  5. At-Taubah 122
  6. Ath-Thalaq 2-3
  7. Al-Hujurat 10-12
  8. At-Takwir
  9. Al-Insyiqaq
  10. Al-Isra 26-27
  11. Al-Mu’minun
  12. Al-Baqarah 148

Pencarian: teks ayat kursi, fabiayyi ala irobbikuma tukadziban tulisan arab, surah ke 8, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara, berlomba lomba dalam kebaikan diperintahkan allah swt di dalam salah satu firmannya yaitu

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.