Surat Saba Ayat 18

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ ٱلْقُرَى ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَٰهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا ٱلسَّيْرَ ۖ سِيرُوا۟ فِيهَا لَيَالِىَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ

Arab-Latin: Wa ja'alnā bainahum wa bainal-qurallatī bāraknā fīhā quran ẓāhirataw wa qaddarnā fīhas-saīr, sīrụ fīhā layāliya wa ayyāman āminīn

Artinya: Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.

« Saba 17Saba 19 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Surat Saba Ayat 18

Paragraf di atas merupakan Surat Saba Ayat 18 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran menarik dari ayat ini. Terdokumentasi aneka ragam penjabaran dari para mufassirun terhadap isi surat Saba ayat 18, antara lain seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan Kami menjadikan antara Saba’ yang di Yaman dengan bumi yang Kami berkahi, yaitu Syam, kota-kota yang sambung-menyambung, sebagian terlihat dari sebagian yang lain dan Kami menjadikan perjalanan padanya perjalanan yang ditentukan dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa ada kesusahan padanya, Kami berfirman kepada mereka, “Berjalanlah di kota-kota tersebut pada waktu kapan pun kalian ingin, siang atau malam, dalam keadaan aman, kalian tidak takut musuh, kelaparan dan kehausan.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

18. Dahulu mereka dalam kenikmatan, kesejahteraan, kemakmuran, dan keamanan. Kota-kota di negeri mereka saling berdekatan dan penuh dengan kekayaan, terbentang dari Yaman hingga ke Syam. Kami jadikan perjalanan antara kota-kota mereka dengan kota-kota yang Kami berkati itu perjalanan dari rumah ke rumah sebelahnya dan dari kota ke kota selanjutnya; hingga mereka dapat tidur siang di satu kota dan tidur malam di kota yang lain. Dan Kami serukan kepada mereka agar melakukan perjalanan karena mereka aman dari segala bahaya, baik itu di siang maupun malam hari, meskipun perjalanan mereka panjang.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

18. Dan Kami menjadikan antara penduduk Saba` di Yaman dengan negeri-negeri Syam yang Kami berkahi negeri-negeri yang berdekatan. Kami mengukur perjalanan di antaranya, di sana mereka berjalan dari satu negeri ke negeri lainnya tanpa beban berat sehingga mereka bisa tiba di Syam. Kami berkata kepada mereka, berjalanlah di sana sesuka kalian siang atau malam dalam keadaan aman dari musuh, rasa lapar dan rasa haus.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

18. وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِى بٰرَكْنَا فِيهَا (Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya)
Yakni negeri-negeri Syam.

قُرًى ظٰهِرَةً (beberapa negeri yang berdekatan)
Yakni negeri-negeri yang saling berdempetan. Tempat berdagang mereka adalah dari di kota Ma’rib sampai ke negeri Syam, mereka bermalam di suatu negeri dan beristirahat di siang hari di negeri yang lain, begitu sampai mereka dapat sampai di negeri mereka kembali.

وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ ۖ( dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan)
Para ahli tafsir mengatakan bahwa mereka beristirahat di siang hari pada suatu negeri dan bermalam di negeri yang lain sampai mereka dapat sampai negeri Syam.

سِيرُوا۟ فِيهَا(Berjalanlah kamu di kota-kota itu)
Yakni dan Kami firmankan kepada mereka: lakukanlah perjalanan di negeri-negeri yang berdempetan itu.

لَيَالِىَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ(pada malam hari dan siang hari dengan aman)
Yakni dengan rasa aman dari apa yang mereka takutkan.
Qatadah berkata: mereka melakukan perjalanan tanpa rasa takut, lapar, atau haus; namun mereka tidak mensyukuri nikmat itu, bahkan mereka malah meminta rasa capek dan lelah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

18. Kami jadikan di antara negeri Saba’ dan daerah Syam yang penuh keberkahan dengan limpahan air dan pepohonan yaitu tempat mereka berlalu lalang untuk berdagang bagi para pedagang dari Yaman hingga Syam dan negeri-negeri yang berdekatan, juga untuk bermalam dan istirahat. Hingga mereka dapat beristirahat di suatu tempat dan bermalam di tempat lainnya sampai pada akhir perjalanan mereka. Mereka tidak perlu lagi membawa bekal dan air. Kami katakan kepada mereka: Berjalanlah kalian di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman. Kalian tidak perlu atas keselamatan kalian dan harta kalian


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kami menjadikan di antara mereka dan negeri-negeri} negeri Syam {yang Kami berkahi beberapa negeri yang berdekatan} negeri yang berdekatan kalian bisa melihat satu sama lain {dan Kami menetapkan antara negeri-negeri itu perjalanan} Kami menjadikan jarak perjalanan antara negeri ini sejauh setengah hari {Berjalanlah di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

15-19. Saba’ adalah satu kabilah (suku bangsa) yang sangat populer yang terletak di pesisir negeri Yaman, dan daerah tempat tinggal mereka disebut Ma’rib. Di antara karunia Allah dan kemurahanNya kepada manusia secara umum dan kepada bangsa Arab khususnya adalah bahwasanya Allah menceritakan di dalam al-Quran sejarah-sejarah orang-orang yang dibinasakan dan di azab dari kalangan penduduk yang bertetangga dengan bangsa Arab, dan sisa-sisanya masih bisa disaksikan dan sejarahnya dipindah dari mulut ke mulut agar hal itu lebih mudah untuk membenarkan dan mudah untuk menerima nasihat, seraya berfirman, “Sungguh bagi kaum Saba’, di tempat kediaman mereka” maksudnya, di daerah tempat mereka tinggal “ada tanda.” Tanda di sini adalah nikmat yang berlimpah ruah yang Allah limpahkan kepada mereka, dan dijauhkannya mereka dari berbagai bencana, yang sebenarnya (hal ini) menuntut mereka untuk beribadah kepada Allah dan bersyukur kepadaNya.
Kemudian ayat ini dijelaskan dengan FirmanNYa, “Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.” Mereka memiliki lembah air yang sangat besar yang selalu di aliri air hujan, dan mereka membuat bendungan yang sangat kuat yang menjadi tempat penampungan air. Aliran air hujan selalu mengalir kepadanya hingga terbendunglah di sana air yang sangat besar. Dari bendungan itu mereka mengalirkannya ke kebun-kebun yang berada di sebelah kanan dan kiri bendungan itu; dan kebun-kebun itu mendatangkan buah-buahan yang mencukupi kebutuhan mereka sehingga mereka merasa senang dan bahagia. Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk mensyukuri nikmatNya yang telah Dia limpahkan kepada mereka dari berbagai sisi:
1. Kedua kebun itulah yang menjadi pokok mata pencaharian mereka.
2. Allah menjadikan negeri (daerah) mereka sebagai negeri yang baik karena cuacanya yang sangat baik, minimnya area perkebunan yang jelek dan berlimpah ruahnya rizki di dalamnya.
3. Allah menjanjikan kepada mereka jika mereka bersyukur kepadaNya, bahwa Dia akan mengampuni dan merahmati mereka; maka dari itu Allah berfirman, “(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun.”
4. Ketika Allah mengetahui kebutuhan mereka kepada tanah (negeri) yang diberkahi dalam perniagaan dan usaha mereka, (secara zhahir bahwa negeri ini adalah kota di Shan’a, sebagaimana dikatakan oleh banyak kaum salaf. Ada yang berpendapat bahwa negeri tersebut adalah negeri Syam), maka Allah menyediakan untuk mereka segala fasilitas yang dengannya mereka mudah untuk sampai kepadanya dengan sangat mudah, seperti adanya rasa aman, tidak ada rasa takut dan berentetannya perkampungan penghubung antara mereka dengan negeri tersebut sehingga mereka tidak merasakan adanya kesulitan dalam membawa bekal dan barang-barang perniagaan.
maka dari itu Allah berfirman, “Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan padanya perjalanan,” maksudnya, perjalanan yang bisa diprediksikan kadarnya, mereka mengenalnya dan menguasainya hingga mereka tidak tersesat darinya, siang dan malam hari.
“Dengan aman,” maksudnya dengan tenang dalam perjalanan pada malam dan siang hari tanpa ada rasa takut. Ini merupakan kesempurnaan nikmat Allah terhadap mereka, yaitu Allah memberikan rasa aman dari rasa takut. Namun kemudian mereka berpaling dari Sang Pemberi nikmat dan dari beribadah kepadaNya, mereka mengingkari nikmat dan merasa jemu hingga mereka menuntut dan berangan-angan agar perjalanan –perjalanan jauh (safar) mereka menjadi semakin jauh dari perkampungan yang di sana sebenarnya perjalanan sudah menjadi mudah; “dan mereka menganiaya diri mereka sendiri,” dengan mengingkari Allah dan nikmatNya.
Oleh karena itu, mereka disiksa oleh Allah karena nikmat yang telah membuat mereka congkak ini. Maka Allah membinasakan mereka dan menimpakan terhadap mereka “banjir bandang.” Maksudnya, banjir bandang yang sangat kuat yang memporak porandakan bendungan mereka dan merusak kebun-kebun yang penuh dengan tanaman yang sangat menakjubkan dan pohon-pohon yang berbuah, dan sebagai gantinya adalah pohon-pohon yang tidak ada gunanya. Maka dari itu Allah berfirman, “Dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi tumbuhan yang berbuah,” maksudnya, sesuatu yang sedikit dari makanan yang tidak menggembirakan mereka, yaitu “(tumbuhan yang berbuah) pahit, pohon Atsl (sejenis cemara), dan sedikit pohon Sidr (sejenis bidara).” Ini semua adalah pohon yang sudah dikenal; dan ini berasal dari salah satu jenis perbuatan mereka, sebagaimana mereka menukar kesyukuran yang baik dengan kekufuran yang busuk; maka mereka mengganti kenikmatan tersebut dengan apa yang disebutkan tadi.
Maka dari itu Allah berfirman, “Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, dan Kami tidak menjatuhkan azab, melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” Maksudnya, tidaklah Kami membalas dengan balasan siksaan –berdasarkan susunan kalimat- kecuali kepada orang yang kafir kepada Allah dan mengingkari nikmat. Setelah musibah melanda mereka, maka mereka tercerai-berai dan tercabik-cabik setelah dahulu mereka bersatu, dan Allah menjadikan mereka sebagai bahan pembicaraan yang dibicarakan manusia dan menjadi dongeng masyarakat di malam hari, dan mereka dijadikan pribahasa: “bercerai-berailah seperti tangan-tangan kaum Saba’.”
Jadi, setiap orang membicarakan apa yang terjadi terhadap mereka, akan tetapi tidaklah mengambil pelajarannya dari mereka “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur,” sabar dalam menghadapi hal-hal yang dibenci dan berbagai cobaan, ia mengembannnya untuk mendapat ridha Allah, tidak menggerutu karenanya, akan tetapi dia sabar menghadapinya; lagi bersyukur atas nikmat Allah dan mengakuinya, dan memuji Allah yang telah mengaruniakannya, serta menggunakannya dalam ketaatan kepadaNYa.
Orang seperti itu, apabila dia mendengar sejarah mereka dan apa yang mereka lakukan dan apa yang menimpa mereka, maka ia tahu bahwa siksaan (hukuman) itu adalah sebagai balasan atas kekafiran mereka terhadap nikmat Allah; dan siapa yang berbuat seperti perbuatan mereka, niscaya akan diperlakukan seperti apa yang diperlakukan terhadap mereka, dan bahwa bersyukur kepada Allah itu memelihara nikmat dan menolak bencana, serta bahwa para utusan Allah itu benar dalam apa yang mereka sampaikan, dan bahwa sesungguhnya balasan itu adalah haq sebagaimana dia telah melihat contohnya di dunia ini.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 18-19
Allah SWT menyebutkan apa yang mereka dapatkan berupa kenikmatan, kemewahan hidup, kesenangan, negeri yang makmur, tempat-tempat yang aman, dan kota-kota yang saling berdekatan satu sama lain yang penuh dengan pepohonan, tanaman, dan buah-buahan, sehingga orang yang mengadakan perjalanan di antara mereka tidak perlu membawa bekal dan air, bahkan di mana pun dia istirahat maka dia menjumpai air dan buah-buahan. dia dapat beristirahat siang hari di suatu kota, lalu menginap di kota lainnya sesuai keadaan yang mereka butuhkan dalam perjalanan mereka. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya)
(beberapa negeri yang berdekatan) yaitu jelas dan terang yang dikenal oleh semua musafir yang mana mereka beristirahat siang di suatu kota, lalu menginap di kota lain. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan) yaitu, Kami menjadikannya sesuai dengan yang diperlukan oleh para musafir itu (Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman) yaitu keamanan yang mereka dapatkan dalam perjalan mereka di malam dan siang hari (Maka mereka berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami.” dan mereka menganiaya diri mereka sendiri) ulama lain membacanya (ba’’id baina asfaarinaa), demikian itu karena mereka menjadi congkak karena nikmat itu, bahwa mereka lebih menyukai menempuh jalan padang pasir dan daerah-daerah yang tidak berpenghuni, yang untuk menempuhnya diperlukan membawa bekal dan unta kendaraan dalam keadaan panas dan di tempat-tempat yang menakutkan, sebagaimana yang diminta Bani Israil dari nabi Musa, yaitu hendaknya dia memohon kepada Allah untuk menumbuhkan untuk mereka tumbuhan yang berupa sayur-mayurnya, mentimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya. Padahal mereka berada dalam kehidupan yang makmur dengan Manna dan Salwa dan apa yang mencukupi kehidupan mereka berupa, makanan, minuman, dan pakaian. Oleh karena itu nabi Musa berkata kepada mereka: ("Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta." Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas) (Surah Al-Baqarah: 61) Allah SWT berfirman tentang tentang mereka(Maka mereka berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami, " dan mereka menganiaya diri mereka sendiri) yaitu karena kekafiran mereka (maka Kami jadikan mereka buah tutur dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya) yaitu, Kami menjadikan mereka sebagai cerita bagi manusia yang menceritakan kisah-kisah mereka, bagaimana Allah menimpakan azab­Nya kepada mereka dan mencerai-beraikan persatuan mereka setelah bersatu dalam naungan kehidupan yang makmur, mereka menyebar di berbagai negeri, di sini dan di sana. Oleh karena itu bangsa Arab berkata tentang tercerai-berainya suatu kaum,"Tercerai-berai seperti tercerai-berainya dan hancur berantakannya kaum Saba, mereka tercerai-berai kemana-mana"
Firman Allah: (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur) yaitu sesungguhnya pada peristiwa yang telah menimpa mereka berupa pembalasan dan azab Allah, pengubahan nikmat, dan pelenyapan kemakmuran itu sebagai siksaan karena apa yang mereka lakukan berupa kekafiran dan dosa-dosa, itu benar-benar terdapat pelajaran dan petunjuk bagi setiap orang yang bersabar dalam menghadapi musibah, dan bersyukur atas nikmat-nikmat.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Saba ayat 18: Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan di antara penduduk saba dan negeri yang diberikan keberkahan oleh Allah, negeri tersebut adalah Syam : Negeri yang mulia yang dapat dilalui dengan mudah oleh para musafir. Allah jadikan orang-orang yang melakukan perjalanan padanya (syam) penuh kemanan baik siang dan malam baik bagi diri mereka maupun perdagangan mereka serta harta-harta mereka, mereka yang safar padanya tidak takut akan musuh, tidak juga dengan rasa lapar dan haus.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni menyambung dari Yaman ke Syam.

Sehingga mereka tidak tersesat dalam perjalanan.

Yang dimaksud dengan negeri yang Allah limpahkan berkah kepadanya ialah negeri yang berada di Syam, karena kesuburannya; dan negeri- negeri yang berdekatan itu ialah negeri-negeri antara Yaman dan Syam, sehingga orang-orang dapat berjalan dengan aman siang dan malam tanpa terpaksa berhenti di padang pasir dan tanpa mendapat kesulitan. Ini termasuk sempurnanya nikmat yang Allah berikan kepada mereka, dan Dia mengamankan mereka dalam perjalanan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Saba Ayat 18

Nikmat Allah kepada kaum saba' tidak hanya berupa sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga letak geografis yang strategis sehingga transportasi antarwilayah, bahkan antarnegara, berjalan lancar. Allah menegaskan, 'dan kami jadikan antara mereka di yaman dan negeri-negeri yang kami berkahi, yakni negeri syam, beberapa negeri yang berdekatan, dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu jarak-jarak perjalanan yang mudah dijangkau kapan saja. Berjalanlah kamu, yakni siapa pun yang berada di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman, tanpa perlu berhenti di padang pasir atau pun menghadapi kesulitan. Dari ayat ini diperoleh pesan tentang pentingnya pembangunan infrastruktur dan jaminan rasa aman guna mendukung tercapainya kesejahteraan rakyat. 19. Maka sebagai bukti keingkaran mereka atas nikmat-nimat Allah itu, mereka berkata, 'ya tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami, yakni jarak antarwilayah dan antarnegara, agar perjalanan menjadi panjang sehingga tidak banyak orang yang masuk ke negara kami dan orang-orang miskin tidak mampu menempuh jarak tersebut karena keterbatasan kendaraan mereka. Dengan begitu kami dapat memonopoli hasil negeri kami dan perdagangan, sehingga keuntungan kami lebih besar. "dan tanpa mereka sadari, permintaan tersebut justru menjadikan mereka menzalimi diri mereka sendiri karena mengakibatkan tertutupnya akses perdagangan antarnegara. Maka akibat kedurhakaan itu kami jadikan mereka bahan pembicaraan bagi generasi sesudah mereka dan kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya sehingga mereka bertebaran ke berbagai daerah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar dan bersyukur.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian variasi penjabaran dari para mufassirun terhadap makna dan arti surat Saba ayat 18 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Dukung perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Tersering Dibaca

Kami memiliki banyak halaman yang tersering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Insyirah 8, At-Tahrim 8, Ath-Thalaq 2-3, Al-Alaq 1-5, Al-Mu’minun, Al-Baqarah 148. Juga Al-Isra 26-27, At-Taubah 105, Al-Insyiqaq, Al-Hujurat 10-12, At-Taubah 122, At-Takwir.

  1. Al-Insyirah 8
  2. At-Tahrim 8
  3. Ath-Thalaq 2-3
  4. Al-Alaq 1-5
  5. Al-Mu’minun
  6. Al-Baqarah 148
  7. Al-Isra 26-27
  8. At-Taubah 105
  9. Al-Insyiqaq
  10. Al-Hujurat 10-12
  11. At-Taubah 122
  12. At-Takwir

Pencarian: surat al-maidah ayat 8 beserta artinya, ayat mujadilah ayat 11, tafsir surat adz dzariyat ayat 56, al anfal ayat 5, qs al maidah ayat 32 beserta artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.