Surat Ar-Rum Ayat 36
وَإِذَآ أَذَقْنَا ٱلنَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا۟ بِهَا ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ
Arab-Latin: Wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatan fariḥụ bihā, wa in tuṣib-hum sayyi`atum bimā qaddamat aidīhim iżā hum yaqnaṭụn
Artinya: Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Terkait Surat Ar-Rum Ayat 36
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 36 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjabaran dari banyak mufassirun berkaitan makna surat Ar-Rum ayat 36, di antaranya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Bila Kami melimpahkan kenikmatan kepada manusia dari Kami berupa kesehatan, keselamatan, dan kesenangan, mereka berbahagia karena itu dengan kebahagiaan yang mengandung keangkuhan dan kesombongan, bukan kebahagiaan yang mengandung syukur. Namun bila mereka ditimpa penyakit, kemiskinan, ketakutan, dan kesempitan hidup disebabkan oleh dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan mereka, ternyata mereka berputus asa dari lenyapnya semua itu. Ini adalah tabiat kebanyakan manusia dalam keadaan senang dan susah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
36-37. Jika Kami memberi kebaikan kepada manusia maka mereka akan merasa senang, namun jika mereka tertimpa musibah akibat kemaksiatan yang mereka lakukan maka mereka segera berputus asa dari rahmat Allah.
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah meluaskan atau menyempitkan rezeki bagi hamba-Nya yang Dia inginkan? Sungguh dalam pengaturan yang bijaksana itu terdapat tanda-tanda yang menunjukkan keesaan Allah bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
36. Dan jika Kami memberikan suatu nikmat dari kenikmatan-kenikmatan Kami seperti nikmat kesehatan dan kekayaan, mereka bergembira karenanya dengan kegembiraan yang dipenuhi kesombongan dan takabur. Dan jika mereka mendapatkan musibah yang tidak mereka suka seperti penyakit dan kemiskinan karena kemaksiatan yang mereka lakukan dengan tangan-tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka merasa putus asa dari rahmat Allah dan pesimis akan perginya musibah yang tidak mereka sukai itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
36. وَإِذَآ أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً (Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia)
Yakni berupa kemudahan, kenikmatan, kelapangan, dan kesehatan.
فَرِحُوا۟ بِهَا ۖ (niscaya mereka gembira dengan rahmat itu)
Yakni kegembiraan yang dibarengi dengan keangkuhan, bukan kegembiraan yang menunjukkan rasa syukur atas rahmat itu.
وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌۢ (Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah)
Yakni kesulitan dalam bentuk apapun.
بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ(disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri)
Yakni akibat dosa-dosa mereka.
إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ (tiba-tiba mereka itu berputus asa)
Yakni berputus asa dari rahmat Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
36. Ketika kami membuat manusia merasakan kenikmatan dari Kami seperti kesejahteraan dan kesehatan maka mereka akan bangga dan angkuh karena itu. Dan jika musibah dan penderitaan menimpa mereka akibat perbuatan buruk mereka, seketika mereka akan menyerah dari rahmat Tuhan
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Apabila Kami membuat manusia merasakan rahmat} nikmat berupa kesehatan dan kelapangan {mereka gembira karenanya} gembira dan bangga tanpa ada rasa syukur di dalamnya {Apabila mereka ditimpa suatu musibah} cobaan berupa sakit dan kesempitan {karena apa yang diperbuat tangan mereka, seketika itu mereka berputus asa} mereka putus asa dari rahmat Allah
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
36-37 Allah mengabarkan tentang tabi’at kebanyakan manusia di dalam kondisi lapang dan sempit, yaitu bahwasannya apabila Allah membuat mereka merasakan suatu rahmat, berupa kesehatan, kekayaan, pertolongan dan lain-lainnya, mereka sangat bergembira dengan penuh kebanggaan dan kesombongan dengan niikmat Allah, bukan dengan penuh rasa syukur. “dan apabila mereka ditimpa suatu keburukan,” maksudnya, kondisi yang menyengsarakan mereka, dan itu, “disebabkan apa yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri,” dari berbagai maksiat, “tiba-tiba mereka itu berputus asa,” mereka berputus asa dari terangkatnya kefakiran, penyakit dan yang serupa dengannya. Ini adalah suatu kebodohan mereka dan tidak adanya pengetahuan.
“dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendakiNya, dan Dia pula yang menyempitkan,” jadi putus asa setelah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan adalah dari Allah, rizki, kelapangan dan kesempitannya adalah berasal dari takdirNya itu menjadi sia-sia, tidak mempunyai tempat. Maka jangan hanya sekedar memperhatikan sebab kausalitas, wahai orang-orang yang berakal. Akan tetapi jadikanlah penglihatan (perhatian) mu kepada yang menciptakan sebabnya (yaitu Allah) maka drai itu Dia berfirman, ”sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang beriman,” merekalah orang-orang yang mengambil ibrah (pelajaran) dengan kelapangan Allah untuk memmberi kelapangan rizki) kepada siapa Dia dikendaki, dan menahannya; dan dengan itu mereka mengetahui hikmah (kebijaksanaan) Allah. Rahmat dan kemuraahanNya serta menarik hati untuk memohon hati untuk memohon kepadaNya dalam seluruh tuntunan rizki.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 33-37
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang manusia yang sesungguhnya mereka dalam keadaan darurat, mereka berdoa hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, yaitu apabila diberikan kepada mereka kenikmatan, tiba-tiba sebagian dari mereka dalam keadaan baik, mereka menyekutukan Allah dan menyembah tuhan lain bersamaNya.
Firman Allah SWT: (sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka) yaitu lam al 'aqibah menurut beberapa ulama’, dan menurut sebagian lain adalah lam ta’lil, tetapi ta'lil ini berdasarkan takdir Allah terhadap mereka. Kemudian Allah mengancam mereka dengan firmanNya: (kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu)) Sebagian ulama’ berkata,"Demi Allah, seandainya ada seorang tentara yang kejam mengancamku, maka aku takut kepadanya. Maka bagaimana jika yang mengancam itu adalah Dzat yang berfirman kepada sesuatu, “Jadilah” maka terjadilah hal itu?" Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingkari perbuatan orang-orang musyrik yang membuat-buat sesuatu berupa menyembah selain Dia tanpa dalil, tanpa hujjah, dan tanpa keterangan: (Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan) yaitu hujjah (lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran)) yaitu berbicara (apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?) Ini adalah istifham inkari, yaitu tidak ada sesuatu pun dari hal itu.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa (36))
Ini merupakan pengingkaran kepada manusia dari segi tabiatnya, kecuali orang yang dipelihara dan diberi taufik oleh Allah. Karena sesungguhnya manusia itu bangga apabila diberi nikmat. dan berkata: ("Telah hilang bencana-bencana itu dariku, sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga) (Surah Hud: 10) yaitu dia merasa gembira dan bangga terhadap dirinya dan kepada yang lainnya. Apabila dia ditimpa suatu kesengsaraan, maka dia putus asa dari mendapat kebaikan setelah itu. Allah SWT berfirman: (kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal saleh) (Surah Hud: 11) yaitu mereka bersabar dalam menghadapi kesengsaraan dan mengerjakan amal shalih dalam keadaan makmur, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih:”Sungguh menakjubkan orang mukmin itu, tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu takdir baginya melainkan hal itu baik baginya. Jika dia mendapat kesenangan, maka dia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Dan jika ditimpa kesusahan, maka dia bersabar; dan bersabar itu baik baginya”
Firman Allah SWT: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu)) yaitu, Dialah Dzat yang mengatur dan melakukan itu dengan kebijaksanaan dan keadilanNya. Dia melapangkan rezeki suatu kaum dan menyempitkan rezeki yang lainnya (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rum ayat 36: Maka ketika manusia betul-betul dalam kondisi penuh rahmah dan sehat, kaya dan penuh kecukupan; Mereka bergembira atas hal itu melampaui batas dan angkuh. Dan jika mereka ditimpa musibah keburukan karena sebab dosa-dosa mereka dan maksiat; Mereka berputus asa dari rahmah Allah dan dari hilangnya keburukan yang menimpa mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tabiat kebanyakan manusia ketika menghadapi kesenangan dan kesulitan, yaitu bahwa mereka ketika diberi Allah rahmat, seperti kesehatan, kekayaan, pertolongan, dsb. Mereka bergembira ria dengan sikap sombong, bukan bergembira dengan rasa syukur terhadap nikmat Allah. Tetapi ketika mereka mendapatkan musibah disebabkan kemaksiatan yang mereka lakukan, tiba-tiba mereka berputus asa dari harapan hilangnya sakit itu atau kefakiran itu. Hal ini merupakan kebodohan mereka dan tidak mengetahui.
Berbeda dengan orang mukmin, saat mendapatkan nikmat, ia bersyukur, dan saat mendapatkan musibah dia bersabar dan tidak berputus asa, bahkan tetap berharap kepada Tuhannya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 36
Dan di antara sifat buruk orang-orang musyrik itu adalah bahwa apabila kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, yakni kaum musy-rik, misalnya terbebas dari bencana atau musibah, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu, bahkan dengan congkak mereka menganggapnya sebagai hasil usaha mereka sendiri. Akan tetapi, apabila suatu saat mereka ditimpa sesuatu musibah karena kesalahan atau kemaksiatan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa dari rahmat Allah. 37. Allah memperingatkan mereka atas keputusasaan itu. Dan tidakkah mereka melihat dengan mata kepala beberapa fenomena yang terjadi, tidak terkecuali pada diri mereka sendiri, bahwa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, bukan semata hasil usaha mereka, dan dia pula yang membatasi rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, meski ia telah berusaha keras untuk meraih rezeki sebanyak-banyaknya' sungguh, pada yang demikian itu, yakni lapang dan sempitnya rezeki, benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang beriman yang meyakini keesaan dan kekuasaan-Nya yang sempurna sehingga mereka menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beragam penjabaran dari berbagai ulama tafsir mengenai makna dan arti surat Ar-Rum ayat 36 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita semua. Sokonglah syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.