Surat Ar-Rum Ayat 37

أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Arab-Latin: A wa lam yarau annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.

« Ar-Rum 36Ar-Rum 38 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Terkait Surat Ar-Rum Ayat 37

Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 37 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir mendalam dari ayat ini. Tersedia beberapa penjabaran dari banyak mufassirin berkaitan isi surat Ar-Rum ayat 37, sebagiannya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian, apakah dia bersyukur atau kafir, dan Dia juga menyempitkan rizki atas siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian, apakah dia bersabar atau meratap? Sesungguhnya dilapangkan dan disempitkannya harta merupakan tanda-tanda bagi kaum yang beriman kepada Allah dan mengetahui hikmah dan rahmat Allah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

37. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya sebagai bentuk ujian baginya, apakah ia akan bersyukur atau kufur? Dan Dia menyempitkan rezeki bagi yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya sebagai bentuk cobaan baginya apakah ia akan bersabar atau murka? Sesungguhnya di dalam perluasan rezeki untuk sebagian dan penyempitan rezeki untuk sebagian yang lain terdapat petunjuk-petunjuk bagi orang-orang yang beriman atas kelemahlembutan Allah dan rahmat-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

37. أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ اللهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya)
Yakni melapangkan rezeki bagi hamba-Nya yang Dia kehendaki.

وَيَقْدِرُ ۚ( dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu))
Yakni menyempitkan rezeki hamba-Nya yang Dia kehendaki.

إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman)
Hal ini mereka jadikan sebagai dalil menuju kebenaran karena ini menunjukkan kesempurnaan kuasa Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

37. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah membentangkan rejeki bagi hambaNya yang dikehendaki dan menyempitkannya bagi hamba yang dikehendaki sesuai kebijaksanaanNya sebagai ujian dan cobaan. Sesungguhnya dalam hal itu ada kecukupan dan keterbatasan untuk menunjukkan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah kepada kaum yang beriman kepada Tuhannya. Dengan hal itu, mereka akan diberi petunjuk tentang kesempurnaan Kuasa Allah dan hikmahNya.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan} melapangkan {rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan menyempitkannya} menyempitkan atas siapa saja yang Dia kehendaki {Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang beriman


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

36-37 Allah mengabarkan tentang tabi’at kebanyakan manusia di dalam kondisi lapang dan sempit, yaitu bahwasannya apabila Allah membuat mereka merasakan suatu rahmat, berupa kesehatan, kekayaan, pertolongan dan lain-lainnya, mereka sangat bergembira dengan penuh kebanggaan dan kesombongan dengan niikmat Allah, bukan dengan penuh rasa syukur. “dan apabila mereka ditimpa suatu keburukan,” maksudnya, kondisi yang menyengsarakan mereka, dan itu, “disebabkan apa yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri,” dari berbagai maksiat, “tiba-tiba mereka itu berputus asa,” mereka berputus asa dari terangkatnya kefakiran, penyakit dan yang serupa dengannya. Ini adalah suatu kebodohan mereka dan tidak adanya pengetahuan.
“dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendakiNya, dan Dia pula yang menyempitkan,” jadi putus asa setelah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan adalah dari Allah, rizki, kelapangan dan kesempitannya adalah berasal dari takdirNya itu menjadi sia-sia, tidak mempunyai tempat. Maka jangan hanya sekedar memperhatikan sebab kausalitas, wahai orang-orang yang berakal. Akan tetapi jadikanlah penglihatan (perhatian) mu kepada yang menciptakan sebabnya (yaitu Allah) maka drai itu Dia berfirman, ”sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang beriman,” merekalah orang-orang yang mengambil ibrah (pelajaran) dengan kelapangan Allah untuk memmberi kelapangan rizki) kepada siapa Dia dikendaki, dan menahannya; dan dengan itu mereka mengetahui hikmah (kebijaksanaan) Allah. Rahmat dan kemuraahanNya serta menarik hati untuk memohon hati untuk memohon kepadaNya dalam seluruh tuntunan rizki.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 33-37
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang manusia yang sesungguhnya mereka dalam keadaan darurat, mereka berdoa hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, yaitu apabila diberikan kepada mereka ke­nikmatan, tiba-tiba sebagian dari mereka dalam keadaan baik, mereka menyekutukan Allah dan menyembah tuhan lain bersamaNya.
Firman Allah SWT: (sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka) yaitu lam al 'aqibah menurut beberapa ulama’, dan menurut sebagian lain adalah lam ta’lil, tetapi ta'lil ini berdasarkan takdir Allah terhadap mereka. Kemudian Allah mengancam mereka dengan firmanNya: (kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu)) Sebagian ulama’ berkata,"Demi Allah, seandainya ada seorang tentara yang kejam mengancamku, maka aku takut kepadanya. Maka bagaimana jika yang mengancam itu adalah Dzat yang berfirman kepada sesuatu, “Jadilah” maka terjadilah hal itu?" Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingkari perbuatan orang-orang musyrik yang membuat-buat sesuatu berupa menyembah selain Dia tanpa dalil, tanpa hujjah, dan tanpa keterangan: (Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan) yaitu hujjah (lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran)) yaitu berbicara (apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?) Ini adalah istifham inkari, yaitu tidak ada sesuatu pun dari hal itu.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa (36))
Ini merupakan pengingkaran kepada manusia dari segi tabiatnya, kecuali orang yang dipelihara dan diberi taufik oleh Allah. Karena sesungguhnya manusia itu bangga apabila diberi nikmat. dan berkata: ("Telah hilang bencana-bencana itu dariku, sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga) (Surah Hud: 10) yaitu dia merasa gembira dan bangga terhadap dirinya dan kepada yang lainnya. Apabila dia ditimpa suatu kesengsaraan, maka dia putus asa dari mendapat kebaikan setelah itu. Allah SWT berfirman: (kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal saleh) (Surah Hud: 11) yaitu mereka bersabar dalam menghadapi kesengsaraan dan mengerjakan amal shalih dalam keadaan makmur, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih:”Sungguh menakjubkan orang mukmin itu, tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu takdir baginya melainkan hal itu baik baginya. Jika dia mendapat kesenangan, maka dia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Dan jika ditimpa kesusahan, maka dia bersabar; dan bersabar itu baik baginya”
Firman Allah SWT: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu)) yaitu, Dialah Dzat yang mengatur dan melakukan itu dengan ke­bijaksanaan dan keadilanNya. Dia melapangkan rezeki suatu kaum dan menyempitkan rezeki yang lainnya (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ar-Rum ayat 37: Allah berkata : Apakah mereka tidak mengetahui yaitu orang-orang musyrik, bahwasanya Allah Dialah yang meluaskan rezeki bagi siapa yang dikehendaki dengan ujian dan cobaan, dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki dengan ujiaan dan cobaan ?! Ketahuilah wahai manusia bahwa semuanya itu adalah tanggung jawab Allah dan Allah membagi-bagi rezeki sebagai tanda (ibrah) bagi orang yang beriman yang menunjukkan akan kasih sayang Allah dan hikmah dari-Nya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Sebagai ujian. Oleh karena itu, setelah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan ditetapkan oleh Allah, demikian pula rezeki, lapang dan sempitnya termasuk taqdir-Nya, maka berputus asa adalah hal sia-sia yang tidak ada kamusnya. Oleh karena itu, janganlah kamu wahai orang yang berakal melihat sebab saja, bahkan lihatlah siapa yang mengadakan sebab itu.

Mereka dapat mengambil pelajaran dari pelapangan rezeki yang diberikan Allah dan penyempitan-Nya, dan dengan begitu mereka dapat pula mengetahui kebijaksanaan Allah, rahmat-Nya, dan kepemurahan-Nya, sehingga menarik hati mereka untuk selalu meminta kepada-Nya dalam semua kebutuhannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 37

Allah memperingatkan mereka atas keputusasaan itu. Dan tidakkah mereka melihat dengan mata kepala beberapa fenomena yang terjadi, tidak terkecuali pada diri mereka sendiri, bahwa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, bukan semata hasil usaha mereka, dan dia pula yang membatasi rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, meski ia telah berusaha keras untuk meraih rezeki sebanyak-banyaknya' sungguh, pada yang demikian itu, yakni lapang dan sempitnya rezeki, benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang beriman yang meyakini keesaan dan kekuasaan-Nya yang sempurna sehingga mereka menyerahkan segala urusan kepada-Nya. 38. Usai menjelaskan bahwa lapang-sempitnya rezeki merupakan ketentuan Allah dan sarana untuk menguji keimanan hamba-Nya, kemudian pada ayat ini Allah meminta orang mukmin tidak hanya berinfak dan bersedekah, melainkan juga melakukan kebaikan apa pun bentuknya kepada siapa saja, khususnya kaum kerabat. Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat dengan menjaga hubungan silaturahmi, berbuat kebajikan, dan berkorban untuknya, juga kepada orang miskin dengan meringankan beban hidupnya dan orang-orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah melalui usaha-usaha baiknya. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Melalui pemberian dan pengorbanan, dalam lingkup terbatas, kerabat akan tercukupi kebutuhannya, dan dalam lingkup yang lebih luas, perbuatan itu akan melahirkan sikap tolong-menolong di antara sesama muslim.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penafsiran dari beragam ulama mengenai isi dan arti surat Ar-Rum ayat 37 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita bersama. Bantu usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Terbanyak Dilihat

Ada ratusan konten yang terbanyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Insyiqaq, At-Taubah 122, Al-Hujurat 10-12, At-Takwir, At-Taubah 105, Al-Mu’minun. Ada juga Al-Alaq 1-5, Al-Baqarah 148, Ath-Thalaq 2-3, At-Tahrim 8, Al-Isra 26-27, Al-Insyirah 8.

  1. Al-Insyiqaq
  2. At-Taubah 122
  3. Al-Hujurat 10-12
  4. At-Takwir
  5. At-Taubah 105
  6. Al-Mu’minun
  7. Al-Alaq 1-5
  8. Al-Baqarah 148
  9. Ath-Thalaq 2-3
  10. At-Tahrim 8
  11. Al-Isra 26-27
  12. Al-Insyirah 8

Pencarian: juz 11 surat yunus, ali imran 3 190, ayat tentang riba al baqarah 275, arti surat al hijr, surah alam taro kaifafa

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.